Jumat, September 14, 2012

PENGANTAR: KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP AGAMA

Materi Sirah Nabawiyah Pertemuan Ke-1 & 2: Semester III (2012/ 2013)

Fakultas Syari’ah Prodi Fiqh dan Ushul Fiqh - Jakarta. 
Apakah Manusia Membutuhkan Panutan Seorang Nabi?
Dosen Med HATTA
Mukaddimah:
بسم الله الرحمن الرحيم 
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات، وبعد!
قال تعالى:
مَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا
Artinya: “Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (QS: 17: 15)
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا * وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا
Artinya: “Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan; Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” (QS: 33: 45-46)
Prolog:
Jika jaman dahulu kala manusia menantang para nabi yang diutus kepada kaum mereka, menolak ajaran yang dibawanya, menghina da'wahnya, bahkan ada yang membunuh nabi mereka. Maka manusia saat sekarang di era abad ke-21 – ditengah-tengah kemajuan materi, manusia pun telah mampu menyelami kedalaman samudera, observasi jauh ke angkasa luar, meledakkan atom dan telah banyak mengungkap sumber daya dan kekayaan yang terkandung dalam alam semesta ini – justru lebih seru menantang kenabian, lebih getol menolak ajaran nabi dan meremehkan agama. 

Manusia saat sekarang ini memandang agama dan ajaran-ajarannya, diibaratkan oleh al-Qur'an sebagai seekor keledai yang lari terbirit-birit karena takut pada singa, sebagaimana firman Allah:
فما لهم عن التَّذكرة معرضين * كأنَّهم حمرٌ مُّستنفرةٌ * فرَّت من قسورة
Artinya: Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah)?, seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut, lari daripada singa.” (QS: 74: 49-51).
Manusia sekarang banyak menolak agama dan ajaran-ajaranya, karena kesombongan dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang mereka capai dan enggan mengikuti ajaran orang-orang yang hidup dimasa lampau, jauh dari jaman yang mereka hidup sekarang, seperti dalam firman Allah:
ذلك بأنَّه كانت تَّأتيهم رسلهم بالبينات فقالوا أبشر يهدوننا فكفروا وتولَّوا واستغنى الله والله غنيٌّ حميد
Artinya: Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka membawa keterangan-keterangan lalu mereka berkata: "Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami?" lalu mereka ingkar dan berpaling; dan Allah tidak memerlukan (mereka). dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS: 64: 6).
Para musuh-musuh agama kini senantiasa mempengaruhi masyarakat untuk membangkan kepada Allah dan ajaran yang diturunkan-Nya, serta menolak da'wah para rasul utusan Allah. Karena menurut anggapan mereka bahwa agama adalah candu masyarakat, penghambat kemajuan dan mematikan budaya serta melarang kemewahan. 

Minggu ini saja dunia terutama umat Islam dihebohkan kembali oleh sebuah film dibuat di US "Innoncence of Islam", yang menghina nabi besar Muhammad SAW. Kontan saja memicu pergolakan hebat  di sebagian besar negara Islam dan negara-negara Timur Tengah terutama Mesir dan Lybia. Film yang berdurasi 2 jam ini mengisahkan tentang kehidupan pribadi nabi besar Muhammad SAW yang dicemari oleh tema-tema yang tidak pantas seperti (maaf) pedofil dan homaseksual. Film ini tentu saja membuat geram umat Islam karena dianggap sebagai penghinaan terhadap junjungan rasulullah SAW.

Salah satu bentuk protes terekstrim adalah mengadakan unjuk rasa besar-besaran, paling heboh di Kota Cairo - Mesir dan Benghazy - Lybia. Ribuan demonstran yang sudah geram itu menyerang kantor kedutaan dan konsulat US di dua wilayah tersebut, sehingga menewaskan Duta Besar US Cristopher Stevens beserta tiga orang stafnya akibat dari serangan roket yang mengenai mobil mereka tumpangi menuju ke tempat pengungsian lebih aman pada 11 September 2012 lalu. 

Adapun sutradara film "Innoncence of Islam" yang menghina rasul itu, dikenal bernama Sam Bacile, berkebangsaan Israil yang kini tinggal di California - US. Melalaui telpon di tempat persembunyiannya, penulis scenario sekaligus sutradara itu terang-terangan mengungkapkan dendamnya terhadap Islam dan menganggap ajaran ini sebagai kanker. Di usianya yang menginjak 56 tahun, ia sengaja membuat film yang dimaksudkan sebagai provokasi politik untuk mengutuk agama, kata Bacile "ini adalah film politik". 

Bacile yakin film itu akan membantu tanah airnya Israil untuk mengekspos kelemahan Islam kepada dunia, "Islam adalah sebuah kanker" ujarnya. Bacile juga menjelaskan bahwa film itu telah menghabiskan biaya produksi US$ 5.000.000 (Rp. 48 Milyar), seluruh dana tersebut ditanggung patungan oleh sekitar 100 donatur Yahudi. 

Penghinaan terhadap nabi Muhammad SAW tidak hanya sekali ini saja, sebelumnya koran Danmark pada edisi 2005 lalu, menerbitkan 12 karikatur tentang nabi Muhammad SAW sehingga memicu kerusuhan di negara-negara Islam. Dan negara-negara sekuler menganggap itu semua sebagai kebebasan berkereasi dan berekspresi, padahal sebenarnya mereka telah melalaikan kebebasan yang paling esinsial bagi manusia yaitu bebas menghormati apa yang mereka miliki.

Banyak negara dewasa ini telah menyusun undang-undang dan dasar negaranya menolak ajaran agama,  bahkan ada di antaranya menetapkan ateis (anti agama) sebagai asas tunggal negara, atau yang dikenal dengan negara sekuler. Beberapa negara yang mayoritas umat islam mengadopsi paham sekularism ini sebagai asas negara. 

Nah, benarkah diera modern sekarang manusia tidak membutuhkan panutan dan ajaran nabi? Apakah manusia jaman sekarang telah mampu mengatur hidupnya tanpa petunjuk agama? 

Tentu saja kita akan menjawab, bahwa bagaimana pun manusia pasti membutuhkan panutan seorang nabi dan ajaran yang dibawanya untuk menenangkan hati, menerangi jiwa dan mengarahkan pemikiran... Manusia sangat memerlukan nabi untuk mengarahkan tujuan hidupnya, hubungannya dengan kehidupan dan Pencipta kehidupan ini, yaitu Allah SWT...
Kecenderungan Beragama Adalah Naluri Manusia:
Kebutuhan manusia terhadap agama muncul karena naluri kemanusiannya, kebutuhan ini ada disebabkan oleh kecamuk perasaan manusia yang sangat dalam, seperti stress, ketakutan dan meresa lemah... 

Para nabi dan rasul diutus kepada manusia semenjak dari awal untuk memberikan keyakinan dan memenuhi kebutuhan spiritual umat manusia, serta membangun sosio masyarakat yang berasaskan pada keseimbangan antara tuntutan jasmani dan rohani. Oleh karena itu, Allah tidak akan menyikasa siapa pun makhluknya kecuali ada alasan dan setelah mengutuskan kepadanya seorang rasul untuk membimbingnya. 

Rasul-rasul yang telah diutus oleh Allah adalah saksi-saksi terhadap kaumnya di hari kiamat, mereka telah mengajaknya ke jalan Allah, tidak mengada-ada dan tidak berbohong dalam da'wahnya, setiap rasul menyampaikan ajarannya kepada kaumnya dengan Bahasa yang sangat lugas dan mereka mengerti. 

Lalu setiap rasul disertakan dengan mu'jizat untuk menunjukkan kebenarannya. Kalau semua mu'jizat nabi terdahulu telah lewat dan kadaluarsa, tidak disaksikan kecuali yang hidup pada masanya, maka berbeda dengan umat Islam yang menyaksikan mu'jizat yang diberikan kepada nabi Muhammad SAW, merupakan mu'jizat yang kekal abadi, menantang segala kemungkaran sepanjang masa, yaitu mu'jizat al-Qur'an al-Karim. 

Kitab-kitab samawi adalah merupakan salah satu dukungan yang paling agung diberikan kepada umat manusia, karena pertama dapat menguatkan keyakinan dan membangkitkan semangat membangun masyarakat serta lingkungan. Dan di samping itu pula, dengan kitab suci dapat menuntun memperbanyak bekal ke akhirat kelak. Sebagaimana para rasul merupakan makhluk-makhluk terbaik dan pilihan, mereka memiliki nilai-nilai yang sangat tinggi dan sempurna. 

Berikut ini beberapa faktor menyebabkan naluri manusia cenderung beragama, seperti:
Kesadaranan Manusia Tentang Kehidupan Akhirat:
Manusia sebagaimana tabiatnya, adalah sadar dan berpikir melakukan segala sesuatu dengan akal, dan tidak hidup dengan naluri semata seperti hewan-hewan lainnya. Manusia akan bernyanyi karena kesenangan dan merasa puas bila menemukan apa yang diinginkan. Jika menemukan sesuatu lewat pikirannya atau mendapatkan pemahaman ke dalam hatinya, ia akan menari kegirangan. Manusia senantiasa bertanya-tanya pada dirinya sendiri dan mencari jawabannya sendiri serta berusaha menyelesaikan masalah yang mengganjal pikirannya. 

Maka ganjalan pikiran yang paling pertama dihadapi manusia adalah masalah keberadaan dirinya sendiri, dari mana dia ada? Apa tujuan hidup ini? Lalu bagaimana setelah mati? Apakah ada kehidupan akhirat? 

Kemudian mulailah akal manusia memikirkan adanya kehidupan setelah mati yang disebut kehidupan akhirat, disanalah nanti akan dibalas segala kebaikan dengan pahala dan keburukan dengan siksaan. Karena alam semesta ini teratur dengan sistem yang sangat cermat dan sempurna, sangat tidak mungkin ada dengan sendirinya, pasti ada yang menciptakannya yaitu Allah SWT. 

Maka pastilah Allah Pencipta alam semesta ini senantiasa mengontrol amal perbuatan kita dan akan membalasnya dengan setimpal pada kehidupan yang kekal abadi. Allah berfirman:
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ * فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
Artinya: “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?; Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.” (QS: 23: 115-116)
Akan tetapi pemikiran dasar yang dihasilkan akal manusia tentang adanya kebangkitan ini, tentu masih kurang jelas, perlu adanya pencerahan yang memperkuatnya, pencerahan inilah yang dibawa oleh rasul untuk meyakinkannya.
Manusia Makhluk Sosial:
Manusia tergantung pada sesamanya sebagaimana tabiatnya untuk mencapai kebutuhan sosialnya. Oleh karena itu, manusia bukan saja membutuhkan kenabian hanya untuk mensucikan aqidah mereka, memberikan berita gembira tentang kehidupan akhirat, dan ....................................
-------BERSAMBUNG-----
Bersambung ke Mater Berikutnya ---------->>>

Materi Yang Berhubungan:
  1. Pengantar Umum Tafsir Ayat-Ayat Hukum Jinayat (Kriminal)
  2. Pidana Menuduh Wanita Baik-baikBerzina
  3. Pidana Berbuat Zina
  4. Pengantar Umum Tafsir ayat-Ayat Ahkam (Ibadah)
  5. Tafsir Ayat-Ayat Ahkam 02 (At-Thaharah)
  6. Tafsir Ayat-Ayat Ahkam (Hukum Shalat Lima Waktu)
  7. Tafsir Ayat-Ayat Ahkam (Zakat)
  8. Tafsir Ayat-Ayat Ahkam (HukumPuasa) 
  9. Tafsir Ayat-Ayat Ahkam (Haji) 
  10. Perkembangan Tafsir Di Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!