Islam Memiliki Dua Kalender Universe
Oleh: Med HATTA
Semua bangsa besar dunia dari seluruh peradaban umat manusia memiliki Kalender
tertentu untuk mencatatkan peristiwa sejarahnya dan menjadwalkan hari perayaan-perayaan
penting yang menjadi tradisi istimewa bangsanya, baik
dalam hal ritual keagamaan maupun pestival-pestival musiman lainnya. Oleh karena itu umat Islam pada periode pertama sepakat menetapkan kalender hijriyah sebagai penanggalan resmi dalam Islam, yaitu awal pencatatan peristiwa-peristiwa
sejarah umat Islam.
Dua Kalender Dalam Islam:
Kalender adalah sebuah sistem
untuk memberi nama pada sebuah periode waktu, seperti
hari: (Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jum’at).
Nama-nama ini dikenal sebagai tanggal kalender. Dan
tanggal ini bisa didasarkan dari gerakan-gerakan benda
angkasa seperti matahari (solar) dan
bulan (lunar).
Maka adalah keutamaan Islam memiliki dua kalender popular
tersebut secara bersamaan, masing-masing saling mendukung satu sama lain;
Kalende Matahari (solar) mengatur musim; dan kalender Bulan (lunar) mengatur
jadwal-jadwal beribadah, seperti haji, puasa dan lain-lain. Allah berfirman:
فَالِقُ الإصْبَاحِ
وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ
الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (٩٦)
Terjemah Arti: “Dia
menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan)
matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa
lagi Maha mengetahui.” (QS: 06: 96)
هُوَ الَّذِي جَعَلَ
الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ
السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ
الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (٥)
Terjemah Arti: “Dia-lah
yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang
demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)
kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS: 10: 5)
وَسَخَّرَ لَكُمُ
الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ (٣٣)
Terjemah Arti: “dan
Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus
beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.”
(QS: 14: 33)
وَهُوَ الَّذِي
خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ
يَسْبَحُونَ (٣٣)
Terjemah Arti: “dan
Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing
dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS: 21: 33)
أَلَمْ تَرَ أَنَّ
اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ
وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَأَنَّ
اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (٢٩)
Terjemah Arti: “tidakkah
kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang
dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan
masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS: 31: 29)
يُولِجُ اللَّيْلَ
فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأجَلٍ مُسَمًّى ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ
الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ
(١٣)
Terjemah Arti: “Dia
memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang
ditentukan. yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah
kerajaan, dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai
apa-apa walaupun setipis kulit ari.” (QS: 35: 13)
وَالشَّمْسُ تَجْرِي
لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (٣٨) وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ
(٣٩) لا الشَّمْسُ يَنْبَغِي
لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي
فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (٤٠)
Terjemah Arti: “dan
matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha
Perkasa lagi Maha mengetahui; dan telah Kami tetapkan bagi bulan
manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah
dia sebagai bentuk tandan yang tua; tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan
bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada
garis edarnya.” (QS: 36: 38-40)
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ
وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ
يَجْرِي لأجَلٍ مُسَمًّى أَلا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ (٥)
Terjemah Arti: “Dia
menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar. Dia menutupkan malam
atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan,
masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah Dia-lah yang
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS: 39: 5)
الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ (٥)
Terjemah Arti: “Matahari
dan Bulan (beredar) menurut perhitungan.” (QS: 55: 5).
Semua ayat-ayat al-Quran di atas memerintahkan umat Islam untuk mempergunakan dua kalender popular dunia, yaitu “Solar” (Syamsiyah/ Matahari) dan “Lunar” (Qamariyah/ Bulan = Hijriyah) secara bersamaan tanpa memisahkan di antara keduanya. Kalender Solar adalah yang menggunakan musim dan Revolusi Bumi mengitari Matahari, dan kalender Lunar adalah penanggalan yang berpedoman pada revolusi Bulan terhadap Bumi.
* Fakta Kalender Solar:
Kalender Solar (Matahari) atau lumrah dikenal sekarang dengan Kalender Masehi; adalah mengambil perhitungan tanggal dan bulannya dari kalender bangsa Romawi disebut Kalender Julian (yang tidak akurat), yang telah dipakai sejak 47 SM, mereka hanya menetapkan tahun 1 untuk permulaan era ini. Perhitungan tanggal dan bulan pada Kalender Julian lalu disempurnakan kembali pada tahun 1582, maka kalender baru hasil koreksi tersebut berubah nama menjadi Kalender Gregorian. Penanggalan ini kemudian digunakan secara luas di dunia untuk mempermudah komunikasi.
Kemudian penetapan permulaan
tahun satu (1) kalender ini merujuk kepada tahun yang dianggap sebagai tahun
kelahiran Nabi Isa Al-Masih karena itu kalender ini dinamakan juga Kalender Masehi
(M). Kebalikannya, istilah Sebelum Masehi (SM) merujuk pada masa sebelum tahun
tersebut. Sebagian besar orang non-Kristen biasanya mempergunakan singkatan M
dan SM ini tanpa merujuk kepada konotasi Kristen tersebut.
Sistem penanggalan yang merujuk
pada awal tahun Masehi ini mulai diadopsi di Eropa Barat selama abad ke-8, penghitungan
kalender ini dimulai oleh seorang biarawan bernama Dionysius Exiguus (Denis
Pendek), dan mula-mula dipergunakan untuk menghitung tanggal Paskah (Computus)
berdasarkan tahun pendirian Roma.
* Kalender Lunar (Bulan):
Bulan merupakan satuan waktu,
digunakan dalam kalender, yang diperkirakan sama lamanya dengan periode alam
yang berhubungan dengan pergerakan bulan. Konsep tradisional ini berawal dengan
putaran fase bulan; bulan tersebut adalah bulan sinodik dan lamanya 29, 53 hari.
Dari penggalian batang-batang penanggalan, para pakar telah menyimpulkan bahwa
orang menghitung hari berhubungan dengan fase bulan sejak zaman Paleolitik.
Bulan hilal masih merupakan dasar dari banyak kalender.
Penanggalan ini dikenal juga
dengan Kalender Hijriyah, ia dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan
kalender lunar (qamariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan
menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12
x 29, 53059 hari = 354, 36708 hari). Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun
Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1 tahun Kalender
Masehi.
Faktanya, siklus sinodik bulan
bervariasi, jumlah hari dalam satu bulan dalam Kalender Hijriah bergantung pada
posisi bulan, bumi dan matahari. Usia bulan yang mencapai 30 hari identik
dengan terjadinya bulan baru (hilal) di titik apooge, yaitu jarak
terjauh antara bulan dan bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi berada pada
jarak terdekatnya dengan matahari (perihelion). Sementara itu, satu
bulan yang berlangsung 29 hari bertepatan dengan saat terjadinya bulan baru di perige
(jarak terdekat bulan dengan bumi), berada di titik terjauhnya dari matahari (aphelion).
Dari sini terlihat bahwa usia bulan tidak tetap melainkan berubah-ubah (29 - 30
hari) sesuai dengan kedudukan ketiga benda langit tersebut (Bulan, Bumi dan Matahari).
Penentuan awal bulan (hilal)
ditandai dengan munculnya penampakan (visibilitas) Bulan Sabit pertama
kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak). Pada
fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga posisi
hilal berada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29,
maka jumlah hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada
aturan khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang
memiliki 30 hari, semuanya tergantung pada penampakan hilal.
Penetapan kalender Hijriyah
dilakukan pada jaman Khalifah Umar bin Khatab, yang menetapkan peristiwa
hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Kalender Hijriyah juga terdiri
dari 12 bulan, dengan jumlah hari berkisar 29-30 hari, dan penetapan 12 bulan
ini sesuai dengan firman Allah:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا
عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ
مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ
أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ
كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ (٣٦)
Terjemah Arti: “Sesungguhnya
bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam
bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana
mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta
orang-orang yang bertakwa.” (QS: 9 :36).
Sebelumnya, bangsa Arab
pra-kerasulan Rasulullah Muhammad SAW telah menggunakan bulan-bulan dalam Kalender
Hijriyah ini, hanya saja mereka tidak menetapkan tahun berapa tetapi tahun apa,
misalnya kita mengetahui bahwa kelahiran Rasulullah SAW adalah pada tahun gajah,
dimana pada saat itu bertepatan dengan peristiwa kedatangan Raja Abrahah ingin
menghacurkan Ka’bah di Makkah.
Adalah Abu Musa al-Asyári (Gubernur
Basrah) di zaman Khalifah Umar bin al-Kahattab ra menulis surat kepada Amirul
Mukminin yang isinya mempertanyakan surat-surat dari khalifah yang tidak ada
tahunnya, hanya tanggal dan bulan saja, sehingga membingungkan. Maka Khalifah
Umar lalu mengumpulkan beberapa sahabat senior waktu itu, mereka adalah Utsman
bin Affan ra, Ali bin Abi Thalib ra, Abdurrahman bin Auf ra, Sa’ad bin Abi
Waqqash ra, Zubair bin Awwam ra, dan Thalhan bin Ubaidillah ra.
Mereka bermusyawarah mengenai
kalender Islam, ada yang mengusulkan berdasarkan milad Rasulullah SAW, ada juga
yang mengusulkan berdasarkan pengangkatan Muhammad SAW menjadi Rasul, dan yang
diterima adalah usul dari Ali bin Abi Thalib ra yaitu berdasarkan momentum
hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Yatstrib (Madinah).
Maka semuanya setuju dengan
usulan Ali ra dan ditetapkan bahwa tahun pertama dalam Kalender Islam adalah
pada masa hijrahnya Rasulullah SAW. Sedangkan nama-nama bulan dalam Kalender Hijriyah
ini diambil dari nama-nama bulan yang telah ada dan berlaku pada masa itu di
wilayah Arab.
Kalender Hijriyah
berdasarkan pada pergerakan bulan (lunar), yang telah diperintahkan
kepada kita untuk mengikutinya. Sebagaiman Allah SWT menjadikan bulan sabit (al-ahillah)
sebagai tanda-tanda waktu bagi manusia dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban
agama seperti ibadah haji, Allah berfiman:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الأهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ
Terjemah Arti: “Mereka bertanya kepadamu
tentang bulan sabit, katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi
manusia dan (bagi ibadat) haji.” (QS: 02: 189).
* Kalender Hijriyah 12 bulan:
Jadwal Hari-Hari Besar Islam:
Artikel yang berhubungan:
- Ucapan Selamat dan Natal Dalam Islam
- Dirgahayu Kemerdekaan (HUT) RI Ke-67
- Kelahiran Muhammad SAW Menciptakan Pradaban Baru Umat Manusia
- Memperingati 14 Abad Kelahiran Pradaban Modern
- Memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW
- Silsilah Para Nabi, Rasul dan Bangsa-Bangsa Dunia
- Sejarah Singkat Peringatan Maulid Nabi
- Mengenang 543 Tahun Jatuhnya Grenada
- Haul Ke-12 Anregurutta Ambo Dalle
- Selamat Tahun Baru 1428 H.
mantap sekali kanda....
BalasHapus