Sabtu, Juni 02, 2012

ISRAA - MIIRAJ KE ELLE SALEWOE BERSAMA GURUTTA H. JAMALU

PERISTIWA LUAR BIASA: 
Perjalanan "Isra' - Mi'raj" Ke Elle SalewoE Bersama Gurutta H. Jamalu
Oleh: Med HATTA

Mukjizat Isra’ dan Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW:
Allah berfirman:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (١)
Artinya: “Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha yang telah Kami sterilkan sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui(QS: 17: 1).
Ayat muhkam mufasshal di atas Allah SWT mengkisahkan bahwa pada suatu malam super agung tertentu dari malam-malam alam semesta, Dia Yang Maha agung telah merekayasa sebuah peristiwa spektakuler dengan memperjalankan dan meluncurkan hamba-Nya Muhammad SAW ke tempat yang sangat tinggi, belum pernah di capai oleh makhluk apapun jua – sebelum dan sesudahnya – termasuk malaikat Jibril as.  Malam agung tertentu yang fenomenal itu di kenal kemudian dengan "Malam Isra' dan Mi'raj".

Setidaknya ada empat malam istimewa yang disebutkan di dalam al-Qur'an dengan nama tertentu beserta peristiwanya masing-masing, yaitu: Lailatul Qadr, Lailatun Mubarakah, Lailatus Shiyam dan Lailatul Isra' wal-Mi'raj, seperti telah di sebutkan di atas. Keempat malam agung ini telah mencatatkan peristiwa sejarah dan kandungan mukjizatnya masing-masing, misalnya Lailatul Qadr dengan mukjizatnya al-Qur'an.   

Peristiwa Isra' - Mi'raj merupakan mukjizat sangat dahsyat, tidak dikenal oleh hukum alam semesta secara keseluruhan - sebelum dan sesudahnya. Telah memadukan bumi dan langit, yang telah mati dan yang masih hidup, jarak dan waktu, manusia dan malaikat, masa sekarang, masa lalu dan masa yang akan datang. Bahkan peristiwa itu telah menyatukan antara dunia dan akhirat, semuanya dalam satu malam saja. 
Mengukur kecepatan Perjalanan Isra' - Mi'raj Dengan Angka Digital Tradisional:  
Penulis sangat sadar bahwa pekerjaan mengukur ini sudah dapat dipastikan  akan sia-sia saja, karena angka digital tradisional yang akan kita pergunakan sama sekali tidak ada banding-bandingnya dengan kecepatan super dahsyat seperti perjalanan mukjizat yang di alami oleh nabi Muhammad SAW pada malam Isra' dan Mi'raj itu. Tetapi penulis nekat melakukannya sekedar untuk mempradiksi suatu kecepatan spektakuler yang terjadi pada malam tersebut.

Sebagai perbandingan spekulasi,  jarak antara Makkah dan Kota Quds - Palestina sekitar 1000 Km, atau dapat ditempuh manusia dengan sarana tradisional yang ada, seperti berikut:
  1. Jalan kaki: Tempo tempuh yang dibutuhkan adalah 200 jam (non-stop), dengan asumsi kecepatan jalan 5 Km/ jam. 
  2. Sepeda angin:  Membutuhkan waktu 50 jam, dengan asumsi kecepatan gayung mencapai rata-rata 20 Km/ jam. 
  3. Mobil atau Motor: Keduanya bisa menempuhnya hanya 10 jam saja,  dengan asumsi laju kecepatan 100 Km/ jam.  
  4. Kereta api: Bisa mencapai 3.3 jam, dengan kecepatan 300 Km/ jam.  
  5. Pesawat terbang: Membutuhkan 1 jam, dengan kecepatan 1000 Km/ jam  
  6. Pesawat "Mirage": Pesawat kebanggaan Eropa tercepat saat ini, lajunya menyamai kecepatan suara maka untuk menempuhnya hanya membutuhkan estimasi waktu 50 menit, dengan kecepatan 1.200 Km/ jam.  
  7. Pesawat ulang-alik (pesawat luar angkasa), yang mempunyai kecepatan 26.000 Km/j am, maka jarak antara Makkah dan Kota al-Quds itu dapat ditempuh hanya dengan 2 detik saja. 
  8. Pesawat luar angkasa tercepat dikenal manusia hingga saat ini, yaitu berkecepatan 54.400 Km/ jam, maka untuk menempuh jarak antara dua kota tersebut adalah 1 detik. 
Itulah kira-kira beberapa sarana cepat traditional yang mampu dihasilkan sains modern hingga abad ke-21 ini. Tentu sangat  mustahil untuk melakukan perjalanan Isra' - Mi'raj seperti yang telah terjadi pada diri penghulu umat manusia, nabi Muhammad SAW dengan modal sarana tradisional di atas. 
Peristiwa Isra' - Mi'raj Dengan Kecepatan Cahaya: 
Sekarang juga penulis akan meninggalkan ukuran kecepatan tradisional dunia tersebut, saya mengajak berhitung bersama dengan ukuran kecepatan alam semesta, yaitu ukuran cahaya. Sebagaimana diketahui bahwa ukuran kecepatan cahaya adalah 300.000 Km/ derik, atau sekitar 1.079.252.848 Km/ jam.   

Jika ukuran kecepatan cahaya ini dipergunakan menempuh perjalanan antara Makkah dan Kota Quds, maka waktunya adalah 0,0000006 detik, atau lebih cepat dari ukuran "kedipan mata".  

Konon, kecepatan inilah yang pergunakan oleh seorang Insyur ahli "teleportasi" sahabat nabi Sulaiman as, ketika memindahkan istana Ratu Balqis dari Yemen ke Palestine dalam waktu lebih cepat dari "sekejap mata", sedangkan waktu yang dijanjikan oleh Ifrit (jin) adalah secepat "sekali gerakan". (Lihat: QS: 027: 38-40). Maka, Subhanal-Lah, Yang digenggaman-Nya berada semua makhluk langit dan bumi, dari-Nya lah kita mengetahui Fakta kecepatan cahaya itu. 

Mari – sekarang – kita berandai-andai dengan mempergunakan ukuran kecepatan cahaya tersebut. Jika manusia – misalnya – menempuh perjalanan antara Makkah dan New York - US, yang jaraknya sekitar 10.000 Km, dengan ukuran kecepatan cahaya, akan menempuh waktu 0,000006 detik, atau lebih cepat dari "sekejap mata".  

Kalau ukuran kecepatan cahaya di atas dipergunakan untuk menempuh perjalanan keluar angkasa, mulai dari yang lebih dekat ke bumi sampai ke yang lebih jauh, sebagai berikut: 
  • Bulan: Dengan asumsi jarak antara bumi dan bulan sekitar 381.706 Km, maka akan membutuhkan waktu 0,0002 (sekitar 2 menit). 
  • Matahari: Estimasi jarak dari bumi sekitar 149.600.000 Km, waktu tempuh dengan kecepatan cahaya adalah 0.08 (8 menit)
  • Pluto, planet yang terjauh dari grup lokal Tata Surya, jarak dari bumi mencapai sekitar 5.900.000.000 Km, dapat ditempuh dengan ukuran cahaya selama 3.28 jam (3 jam + 28 detik). Bayangkan betapa jauh jarak yang membentang antara planet bumi dan Pluto, bandingkan jarak antara Makkah dan New York yang bisa ditempuh dengan kecepatan cahaya hanya ukuran "sekejap mata saja", sedangkan Pluto harus menempuh waktu 3.28 jam. Coba bandingkan juga dengan kapasitas dan kemampuan kita manusia penduduk bumi, jika kita, misalnya, berjalan menuju Pluto dengan kecepatan pesawat luar angkasa tercepat kita, yaitu 54.400 Km/ jam, maka kita akan menghabiskan waktu selama 65.074 jam atau 2.711 hari (tujuh tahun setengah) baru bisa sampai ke Pluto. 
  • Alpha Centauri, adalah bintang terdekat dari kita, di luar galaksi bima sakti kita, jarak dari bumi sekitar 4.24 tahun cahaya. Kalau kita masih memakai ukuran traditional dengan Kilometer, maka jarak ini dihitung sebagai 40.110.100.000.000.000.000 Km (40 trillion Km). Tentu angka digital yang sangat panjang ini akan merepotkan kita karena jarak bintang-bintang yang bertebaran di alam semesta ini sangat jauh dari kita dan akan sulit mengukurnya dengan sarana traditional bumi tersebut. Oleh karena itu penulis tadi memutuskan meninggalkan ukuran traditional ini dan memakai ukuran alam semesta sekarang yaitu kecepatan cahaya. 
  • Bintang "Syi'raa" (Sirius), bintang yang terang benderang di langit, satu-satunya bintang disebutkan secara langsung dalam al-Qur'an (selain matahari), jarak dari bumi sekitar 8.6 tahun cahaya. Dengan kata lain, jika kita berwisata ke bintang ini maka kita akan menempuhnya dengan kecepatan cahaya yang sangat tinggi selama 8.6 tahun. Jadi kita akan sampai ke bintang dekat dengan kita jaraknya 81.356.000.000.000.000.000 Km (81 Trillion Km). Bayangkan jika kita menempuh perjalanan ini dengan mempergunakan pesawat ruang angkasa tercepat kita, maka akan membutuhkan waktu selama 102.432.514.102 tahun (102 Milyar tahun). Jika seandainya bangsa manusia berinisiatif melakukan tour ini, maka dari manusia pertama Adam as yang diperkirakan telah berusia sekarang sekitar 18 Milyar tahun, ia belum mencapai 2/ 10 Perjalanan.  Atau masih membutuhkan sekitar 80 Milyar tahun lagi baru bisa sampai ke bintang Syi'raa.. 
  • Pleiades (gugus bintang), adalah sebuah gugus bintang terbuka di Rasi Taurus, merupakan gugus bintang paling jelas dilihat dengan mata telanjang, dan salah satu yang terdekat dengan bumi. Jaraknya sekitar 440 tahun cahaya, gugus tersebut didominasi oleh bintang-bintang biru panas yang terbentuk kurang dari 100 juta tahun yang lalu. Tentu saja kita semua dapat melihat gugus bintang Pleiades yang memancarkan sinar indah di langit, tetapi tidak semua kita mengetahui bahwa sinar yang kita saksikan itu adalah pancaran telah tersorot 440 tahun lalu. Sedangkan bintang yang memancarkan sinar itu sudah berlalu jauh meninggalkan sinarnya itu dengan kecepatan cahaya diangkasa raya, telah menempuh jarak sekitar 4.162.400.000.000.000.000.000 Km. (4.162 Trillion Km), Apakah ini..? Jarak apa pula itu..? dimanakah kita ini..? Makhluk apakah langit yang menaungi kita ini? Maka, Subhanallah, Tuhan pencipta langit dan bumi. 
  • Galaksi Andromeda, dengan nama lain Messier 31, M31, atau NGC 224 adalah salah satu galaksi di luar galaksi Bima Sakti yang dapat dilihat dengan mata telanjang, asalkan dilihat pada malam yang cerah, tanpa bulan dan tanpa polusi cahaya. Strukturnya mirip dengan galaksi Bima Sakti yang berbentuk spiral. Jaraknya sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Dengan kata lain, sinarnya yang anda lihat sekarang di langit adalah ibarat sedang menyaksikan peristiwa masa lampau yang sangat jauh sekali, terjadi sekitar 2.5 juta tahun lalu. Sedangkan Andromedanya sendiri sudah berlalu sangat jauh sekali dengan kecepatan cahaya menempuh jarak sekitar 23.650.000.000.000.000.000.000.000 Km, atau 23 Quatrelliun Km. (Milyar juta Milyar Km).
Angka-angka digital dan jarak-jarak fantastis yang telah melumpuhkan otak di atas, itu hanya mewakili galaksi tetangga terdekat dengan galaksi bima sakti kita, bagaimana dengan galaksi-galaksi yang jauh dari kita dengan Biliun tahun cahaya, sebagaimana yang telah diamati oleh "The Gemini South Telescope" di Cili, bahwa sinar galaksi tersebut akan menempuh waktu Biliun tahun cahaya untuk sampai ke kita di bumi. Galaksinya sendiri sudah beranjak jauh menempuh jarak sekitar 9.460.000.000.000.000.000.000.000.000 Km atau 1000 Quatrellion Km. (seribu Milyar juta Milyar Km). Subhanallah, Maha Suci Allah Yang "kursinya meliputi langit dan bumi".  

Dimensi ini hanya mewakili aspek astronomi dari jarak antara kita dan galaksi yang memenuhi langit dunia, dengan perkiraan astronom jumlahnya sekitar 100 Milyar galaksi berenang di lautan "langit bumi". Allah berfirman:
Artinya: "Dan langit itu Kami konstruksi dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa" (QS: 051: 47)
Kembali kepada Peristiwa Mukjizat Isra' - Mi'raj yang terjadi pada malam dahsyat itu, maka seperti apakah kecepatan peristiwa Isra' - Mi'raj tersebut? Mari kita sama-sama merenungkan mukjizat Ilahi ini berdasarkan Fakta-fakta di atas. Jika peristiwa perjalanan Mi'raj diukur dengan kecepatan tertingi dikenal manusia, yaitu kecepatan cahaya, maka perjalanan Isra' - Mi'raj akan menempuh 440 tahun untuk mencapai gugus Pleiades yang berada di rasi Taurus saja. Kalau mau mencapai galaksi Andromeda, akan membutuhkan waktu 2.5 juta tahun. 

Lalu bagaimana jika ingin sampai kebatas terjauh yang dapat dijangkau teleskop modern dari galaksi-galaksi jauh, akan membutuhkan waktu Biliun tahun. Kemudian bagaimana lagi jika ingin mengarungi galaksi-galaksi diluar jangkauan teleskop mana pun? Sains dan astronom kawakan tidak mengetahui batasan langit dunia dan ujung pangkalnya, apalagi langit-langit yang lain. 

Dapat dipasti tidak akan mengetahui jarak "langit kedua", bagaimana jauhnya? Jika para astronom berpangku tangan dan bingung pada hal-hal yang mereka lihat dicakrawala yang lebih rendah, bagaimana halnya dengan yang tidak dapat dilihatnya di "langit kedua, ketiga" dan yang lebih atas lagi... Seberapa jauhkah objek Isra' - Mi'raj itu? Berapa tahunkah dibutuhkan cahaya untuk sampai kepada kita? 

Tanda tanya besar yang patut kita pikirkan, refleksikan dan renungkan pada ciptaan Allah SWT, adalah berapakah kecepatan perjalanan Isra' - Mi'raj nabi Muhammad SAW itu? Hingga dapat menerobos langit dunia beserta dengan satelit-satelitnya, planet-planet, bintang-bintang, galaksi-galaksi dan neubela-neubelanya, serta apa yang diketahui dan tidak diketahui dari ciptaan Allah yang ada di dalamnya. 

Kecepatan dahsyat yang luar biasa seperti apakah yang dapat meringkas perjalanan Bilyunan tahun itu. Beberapa saat dalam sekejap nabi Muhammad SAW sudah bersama bapak manusia Adam as di langit pertama, dalam sekejap kemudian beliau SAW sudah tiba di langit kedua menemui saudaranya Isa dan Yahya as, beberapa saat selanjutnya menempuh jarak langit kedua menuju langit ketiga bertemu saudaranya Yusuf as. Demikian seterusnya hingga beliau SAW sudah sampai ke langit ketujuh bertemu bapak para nabi dan rasul Ibrahim as. 

Sungguh, nabi besar Muhammad SAW telah sampai kebatas cakrawala yang tidak pernah digapai umat manusia sebelumnya... Beliau SAW diperjalankan dengan kecepatan yang supertinggi dan menempuh jarak yang tidak mampu diserap oleh pikiran manusia, bahkan mekanisme seperti computer super canggih sekali pun. Tidak level dengan institut-institut dan unit pengukuran jarak dan kecepatan, karena hal itu merupakan privasi Allah SWT. 

Lalu, secepat apakah Mi'raj nabi kita Muhammad SAW; Kecepatan cahaya tidak ada gunanya, tiada juga kecepatan jarak antara galaksi-galaksi satu sama lain dapat diperhitungkan. Akan tetapi ini menyangkut kecepatan Allah, Yang apabila mengatakan sesuatu terjadi maka harus terjadi, kecepatan dari Pencipta langit dan bumi. Ini adalah kecepatan menghentikan semua hukum alam yang berlaku dan memudarkan semua perbandingan matematika dengan angka digital dihadapannya...  
Kasus "Isra' - Mi'raj" ke Elle SalewoE Bersama Alm. Gurutta H. Jamalu:
Sebenarnya, tulisan ini adalah coretan untuk makalah penulis yang akan disampaikan  pada Seminar dan Bedah Buku dalam rangka memperingati Peristiwa Isra' - Mi'raj di sebuah tempat - luar Jakarta nanti. Tentu saja judul di atas agak melenceng dari materi,  penulis hanya ingin bernoslagia DDI Kaballangang bersama sang guru tercinta (Almarhum) Drs. KH. Jamaluddin Semmang, BA. da'i kondang Sulawesi yang ikhlas itu.  Kata pameo mengenang orang yang dicintai maka minimal yang dapat kita lakukan adalah mengingatnya dan membacakan al-Faatihah kepada roh-nya yang suci: 


Ceritanya, ketika memulai mempersiapkan coretan ini, penulis membuka-buka kembali "My Buku Kuning" (Diary lama), penulis tiba-tiba tertuju pada catatan peristiwa  sangat berkesan di hati penulis, kembali pada sekitar 25 tahun lalu (Kelas II Aliyah DDI Kaballangang), bulan Rajab persis seperti bulan ini di tahun 1987.  


Penulis mencatat waktu itu Gurutta H. Jamalu mengajak penulis mendapinginya untuk menghadiri undangan peringatan Isra' dan Mi'raj yang diprakarsai oleh Mahasiswa KKN dari IAIN Alauddin - Makassar (tidak tahu angkatannya) tahun 1987, yang kebetulan berlokasi di Lise dan Elle Salewo-E.  Ini bukan yang pertama kalinya penulis mendampingi beliau, yang saya ingat hampir setiap undangan ceramah beliau untuk peringatan serupa di wilayah-wilayah Sidrap dan sekitarnya pasti beliau mengajak saya. 

Karena disamping penulis sangat dekat dengan beliau, moment seperti ini juga dipergunakannya untuk mendekatkan DDI dengan masyarakat setempat dengan menyertakan putra daerahnya. Hanya Allah SWT mengetahui betapa mulia pengabdian beliau ...... 


Kami berangkat dari Kaballangang sekitar jam 09.00, sebelumnya kami sarapan di kediaman beliau yang terletak persis di rumah paling pertama dari pintu utama pesantren, berhadapan (terpisah dengan halaman terbuka) kediaman masing-masing: Gurutta DR. KH. Abdurrahim Arsyad, MA, Gurutta DR. KH. Andi Syamsul Bahri Galigo, MA dan dijejeran itu juga ada rumah seorang Syeikh Ali berkebangsaan Mesir, guru honor dari Univ. al-Azar Cairo untuk DDI Kaballangang. 

Kemudian kesamping dari rumah beliau berjejer menelusuri jalan protokoler masuk pesantren, masing-masing rumah Bapak Sultan (Saudara kandung beliau), rumah Gurutta Drs. KH. M. Yunus Shamad, Lc. dan  setelahnya ada sebuah jalan masuk ke kanan menuju rumah: (Mr. Robert King Ham, MA (Australia), M. Amin Appa, MA, Drs. H. Imran Daniel, M. Yahya Ahmad, Lc, Drs. H. Saparuddin Sappe (Keamanan serem waktu itu), Gurutta H. Fatahuddin Malla (semoga Allah SWT melapangkan kuburnya), Gurutta M. Ilyas ApalaE pole ri Bone, Drs. Ja'far (apalaE), Drs. H. Bunyamin Amin, Lc, Drs. Ahmad Sa'ad Hamdani, Drs. Sultan, Drs Bakri Haming (guru Addariyah), Drs. Yunus Total omnya La Bali, Drs. Bustan Toli-Toli, Ismail ApalaE dan La Sapareng (paddare temmanging-ngiE), serta beberapa asrama santri di sektor elit ini. 


Kembali ke jalan protokoler setelah jalan tadi ada kediaman Gurutta Drs. KH. Lukmanul Hakim, Lc, rumah terakhir ini menghadap langsung ke Mesjid al-Washilah, termegah di Kecamatan Duampanua - waktu itu - dan terunik di Indonesia, kubahnya berbentuk labu raksasa yang indah, yang segi empat penyanggahnya berwarna merah menyala yang kontras. 


Warna merah terakhir ini perna suatu saat diprotes di depan Gurutta Ambo Dalle oleh salah seorang putra beliau sendiri yang berpikiran moderat (sambil bercanda) mengatakan warna komonis, Gurutta Ambo Dalle mendengar itu langsung panas dan dengan agak "gagap" menjelaskan bahwa warna tersebut tidaklah sembarangan dipadukan begitu saja melainkan ilham dari Allah, karena Allah itu indah menyukai sesuatu yang indah. 

Memang Gurutta selain seorang ulama besar beliau juga dikenal sebagai seorang seniman kawakan di zamannya. Di usia mudanya beliau dikenal juga sebagai ujung tombak di rumput hijau dijuluki "Bonna Sengkang", kalau di kelas Champion Eropa mungkin kurang-lebih setarap-lah dengan Zenuddin Zidan atau Ronaldo pada masa jayanya Real Madrid. 


Kemudian paling ujung dijejeran jalan protokoler ini, di lokasi paling strategi di dalam komplek pesantren, berdiri kediaman Gurutta al-Mukarram AGH. Abdurrahman Ambo Dalle (1900 - 1996), dari tempat ini kita bisa melihat ke seluruh penjuru pesantren. Dan di sampingnya setelah jalan menuju ke berbagai arah, terbentang area kosong memanjang sampai ke sumurnya DR. HM. Amin Shamad Kamba dan Drs. Abdul Gani (Ka. TU Mts dan MAS DDI Kaballangang). 


Di ujung barat area terbuka ini, antara kediaman Gurutta Ambo Dalle dan komplek area sekolahan, berdiri gardu Drs. Abdur Rachim (La Beddu), gardu ini berfungsi sebagai pusat penerangan yang siap menerangi seluruh komplek pesantren setiap malam. Pada pinggiran lain area terbuka ini di penuhi asrama para santri junior dan ujung paling timur diisi puluhan pondok-pondok kecil yang dibangun oleh wali-wali santri, antara lain pondok Amin Kadir - Amir Wajeng - Muhaimin H. Titare (Teteaji), Drs. Saiful Jihad, MA - Drs. Minhajuddin dan cs (Polmas), Pondok M. Ridwan dan anak-anak Bone, pondok Muhdin - Basman cs (Polmas), Amir - La Salihu cs (Ponnia), Mansur cs (Beru). Dll......


Adapun rumah penulis sendiri berada pada komplek terbaru di pesantren ini, yang di bangun atas prakarsa Pemda-Pemda TK. II se Sulsel. Penulis menempati rumah baru yang di wakafkan oleh Bapak DR. H. Aswasmarmo dari Jakarta, di sini penulis tinggal bersama teman-teman dekat penulis (Mustamin Maddu (Barru), Aswadi Ponde (Siwa-Wajo) dan beberapa anak Teteaji pendukung-pendukung setia penulis). 


Demikian secara singkat nostalgia penulis tentang Pondok Pesantren Manahilil Ulum lil-Banin DDI Kaballangang, yang penulis masih hafal seluk beluknya sampai sekarang. Pondok Pesantren ini menempati area seluas 50 Ha, jadi terlalu panjang kalau mau diceritakan semua di sini. Penulis pernah menjabat sebagai Ketua Umum OSIS Mts dan MAS periode 1987-1988, dan Ketua Umum Koperasi at-Ta'awuniyah PP. DDI Kaballangang tahun 1988 sampai berangkat ke Cairo, Agustus 1989. 


Kembali kepada kasus Isra' - Mi'raj bersama Gurutta H. Jamalu, setelah melakukan perjalanan panjang naik motor Vesva warna birunya Gurutta H. Jamalu, kami tiba di Elle SalewoE melalui pintu Lise persis menjelang shalat Jum'at, bertindak sebagai Khatib Jum'at Gurutta H. Jamalu, sendiri kemudian lepas Shalat dan makan kepala sapi berdua sama beliau saja, kerena budaya kepala sapi di sana khusus diberikan kepada undangan kehormatan. Maka di langsungkanlah uraian hikmah peringatan Isra' dan Mi'raj oleh Gurutta H. Jamalu dengan sangat memukau dan bahasa yang amat lugas khas beliau.


Yang masih meng-inspirasi penulis sampai sekarang dari mengikuti ceramah-ceramah beliau adalah penyampaiannya sangat indah dengan analogi-analogi lucu yang masuk akal. Dan beliau di mata penulis, ia bukan hanya sekedar seorang penceramah tradisional, tetapi beliau memiliki wawasan yang sangat luas dan seni penyampaian yang memukau. Inilah yang membuat beliau menjadi incaran para panitia peringatan hari-hari besar Islam di kawasan Ajang Tappareng (Pinrang, Pare-pare, sidrap dan Enrekang), Takkalasi, Barru, Maros, Polmas, Majene, Mamuju, Teteaji dll .........


Selain itu, beliau juga selalu up-todate dalam setiap ceramahnya, penulis tidak pernah melihat beliau mengulang satu ceramah pada acara yang sama di tempat lain dan setiap ceramah-ceramahnya pasti ada saja hal-hal yang baru dari beliau. Contoh, pernah dalam satu ceramahnya mengulas bahwa nabi SAW melakukan Mi'raj bersama Jibril as menunggangi Buraq, yaitu sejenis hewan yang bukan kuda dan bukan juga himar,,,,,,, 

Kemudian pada kesempatan lain beliau meng-update penjelasan pertama tadi mengatakan bahwa Buraq itu bukanlah jenis hewan yang di kendarai tetapi sebuah icon atau simbol kecepatan. Dari bahasa Arab "al-barq" artinya sangat cepat laksana kilat menyambar, mengesankan betapa cepatnya perjalanan Mi'raj nabi itu. Ini menunjukkan bahwa beliau disamping mengajar halaqah ba'da magrib dan subuh, mengajar formal di lokal-lokal sekolah setiap pagi, beliau juga tidak pernah berhenti membaca menambah ilmu dan memperluas wawasan. Beliau waktu itu menjabat Kepala Sekolah Aliyah dan Kepala Sekolah Tsanawiyah-nya di jabat oleh Gurutta Drs. KH. Lukmanul Hakim, Lc. Mereka berdua yang terakhir ini adalah panutan-panutan penulis di Tsanawiyah dan Aliyah DDI Kaballangang .......


Kini Gurutta Drs. KH. Jamaluddin Semmang, BA telah tiada, namun semangat pengabdian dan perjuangan beliau tetap mengalir hangat-segar di darah kita semua para santri beliau. Selamat jalan sang guru kami yang tercinta semangatmu masih hidup di dalam jiwa kami, semoga Allah SWT senantiasa melapangkan, melimpahkan rahmat dan cahaya di istana kubur VIP. Amin,,,,, al-Faatihah..........

Jakarta, 2 Juni 2012 M/ 12 Rajab 1433 H.
Med HATTA
Artikel yang berhubungan:
  1. Buku Di Jual
  2. Bukit Thuur Sinai dan Segitiga Bermuda
  3. Galaksi Bima Sakti versi Al-Qur'an
  4. Haul Gurutta Ambo Dalle
  5. Isra' - Mi'raj Melumpuhkan Sistem Digital Traditional
  6. Seorang Muhajir Fakir
  7. Bahtera Nuh dan TITANIC
  8. Khasiat Medical Buah Tin dan Zaitun Dalam al-Qur'an
  9. Black Hole dalam Al-Qur'an 
  10. Struktur Langit Dalam al-Qur'an 
  11. Cosmic Web Dalam al-Qur'an  
  12. Rotasi Bintang-Bintang Dalam al-Qur'an 
  13. Cahaya Senja dan Kiamat 2012
  14. Rasi Bintang Dalam al-Qur'an  
  15. Bintang Sirius Dalam al-Qur'an
Karya Terbaru Penulis:
Beli Bukunya Sekarang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!