Selasa, Juni 05, 2012

BULAN PURNAMA MEMICU BENCANA ALAM

Simbol Sains pada Ayat-Ayat Sumpah di Dalam Alquran {3/3}
(Bulan Purnama)
By: Med Hatta 

Allah berfiman: 
وَالْقَمَرِ إِذَا اتَّسَقَ (١٨)
Terjemah Arti: "Demi Bulan Apabila Purnama" (QS. Al-Insyiqaq: 18)
Catatan Purnama Bulan Rajab 1433 H: 




Hari ini Senin, 15 Rajab 1433 H. bertepatan 04 Juni 2012 M. - antara Magrib dan Isya - baru saja kita dikejutkan oleh reaksi tidak wajar tiga gejala alam berkecamuk secara beruntun dalam satu waktu:

Pertama, pada pukul 18.13 WIB, terjadi gempa bumi berkekuatan 6,1 SR mengguncang Sukabumi, Jawa Barat. Ibukota DKI Jakarta pun merasakan guncangan gempa tersebut. 

Kedua, pada saat hampir bersamaan, gerhana bulan pun terjadi yang puncaknya kira-kira pukul 18.15 WIB. Gerhana ini di saksikan oleh Sumardi La Moha dan Ahmad Care dari Kalimantan Selatan, berkementar dalam status FB-nya: "Subhanallah, ini salah satu bukti kekuasaan Allah dengan adanya gerhana bulan". Dan Abu Syakkar dari Kalimantan Timur mengomentari statusnya pula: "Subhanallah: Gerhana bulan....!"
Ketiga, masih saja gerhana berlangsung dan ibu-ibu rumah tangga berkomentar tentang gempa baru saja berlalu, hujan pun mengguyur Harapan Mulia, Kemayoran - Jakarta Pusat, hingga tulisan ini di turunkan hujan belum juga berhenti. Tidak tahu di tempat lain apakah ada hujan juga atau tidak, karena tidak ada satu komentar pun yang saya lihat di status Facebook dari friend saya tentang hujan terakhir ini.... 

Pertanyaan kemudian terlontar, apakah ini semua terjadi karena murni kebetulan saja?  Apa hubungan antara bulan purnama dengan gempa bumi yang terjadi di banyak tempat pada hari ini dan 2 hari belakangan termasuk gempa Nabire dan yang paling parah di Italia (29/5) sampai membawa korban 15 jiwa.  Dan banyak kejadian serupa yang terjadi saat bulan purnama seperti sekarang. (Lihat: Catatan statistik di bawah)? 

Lalu, apa pula yang dimaksudkan oleh Allah SWT dengan sumpah-Nya: "Demi bulan apabila purnama" (QS: 84: 18), ayat kajian di atas? 
Fakta Ilmiah Tentang Bulan Purnama: 
Bulan purnama adalah keadaan di mana bulan nampak bulat sempurna dari bumi. Pada saat itu, bumi berada hampir segaris di antara matahari dan bulan, sehingga seluruh permukaan bulan yang di terangi matahari terlihat jelas dari arah bumi.  

Kebalikannya adalah saat bulan mati, yaitu di mana bulan terletak pada hampir segaris di antara matahari dan bumi, sehingga yang "terlihat" dari bumi adalah sisi belakang bulan yang gelap, yaitu tidak nampak apa-apa. 

Di antara kedua fase itu terdapat keadaan bulan separuh dan bulan sabit, adalah pada saat posisi bulan terhadap bumi membentuk sudut tertentu terhadap garis bumi - matahari. Pada saat itu, hanya sebagian permukaan bulan yang disinari matahari yang terlihat dari Bumi. 

Bulan Purnama Memicu Bencana Alam:
Ayat ke-18 surah al-Insyiqaq (terbelah), Allah bersumpah "Demi bulan apabila purnama". Allah SWT apabila bersumpah di dalam al-Qur’an atas nama makhluknya, sesungguhnya dalam sumpah tersebut mengandung warning akan adanya sebuah peristiwa besar dari gejala alam yang di sumpahkan-Nya, agar manusia selalu berpikir dan kembali mengingat-Nya. 
Fakta sains mengungkapkan bahwa bulan mempunyai peranan sangat besar terhadap terjadinya berbagai bencana alam di bumi terutama gempa, bahkan gempa sering terjadi pada bulan purnama atau bulan mati. Sungguh Maha Suci Allah dari segala yang disumpahkan. 

Sederhananya, gempa, tsunami dan juga letusan gunung berapi merupakan kegiatan yg bersifat "seketika" atau tiba-tiba dan dipicu oleh sebuah "trigger" berupa perubahan kecil. Gunung berapi misalnya mungkin didahului dengan gejala-gejala lain sebelum benar-benar erupsi (meletus), baik erupsi effusive (seperti aktifitas gunung merapi) maupun eksplosif (meletusnya Pinatubo, atau Krakatau dan Tambora).  

Namun gempa dan tsunami sangat sulit diprediksi dan keduanya bersifat lebih mendadak ketimbang gunung berapi. Semuanya sangat dipengaruhi oleh kondisi grafitasi bumi pada saat itu. 

Sudah cukup banyak riset yang membuktikan adanya hubungan antara terjadinya gempa-gempa besar dengan pasang surut (tide). Memang tidak selalu kondisi pasang-surut maksimum menyebabkan terjadinya gempa. hanya saja pada saat bulan purnama atau bulan mati peluang terjadinya gempa sangat besar. 

Berikut ini beberapa catatan statistik tentang peristiwa-peristiwa bencana alam ditanah air sehubungan dengan bulan purnama dan bulan mati: 
  1. Gempa Alor (12/11 2004 terjadi menjelang bulan baru (28 Ramadhan 1425).
  2. Gempa Nabire (26/11 2004 terjadi menjelang purnama 13 Syawal 1425.
  3. Gempa dan Tsunami Aceh (26/12 2004 terjadi saat purnama 14 Dzulqaidah 1425.
  4. Gempa Simeulue (26/2 2005) terjadi setelah purnama (16 Muharam 1426.
  5. Gempa Nias (28/3 2005) setelah purnama (17 Safar 1426).
  6. Gempa Mentawai (10/4 2005) terjadi pada bulan baru (1 Rabiul Awal 1426.
  7. Gempa Yogya (27/5/2006) terjadi menjelang bulan baru (29 Rabiuts Tsaniah 1427), persis enam tahun lalu. (Lihat: ANTARA NEWS: 23/05/2007).
Apa pengaruh bulan terhadap aktifitas bencana alam?
Bulan sangat mempengaruhi pasang surut, pasang surut ini tentu saja mempengaruhi gaya gravitasi bumi dan merubah berat benda. Teori terjadinya gempa, misalnya, sering disebut "elastic rebound" atau proses pelentingan. Seperti ketapel bila dilepas maka karet akan melentingkan batu didalamnya. Demikian juga dengan gempa akibat tekanan pergeseran lempeng tektonik yang tertahan maka efeknya seperi karet yang tertahan. 
Nah, penahan ini sangat dipengaruhi oleh beratnya sendiri, dimana berat benda tentunya tergantung dari grafitasinya. Astronot bias melanyang diangkasa karena grafitasi sangat kecil, sebenarnya grafitasi di bumi juga berfluktuasi sesuai dengan adanya bulan (daya tarik bulan) dan juga tentunya matahari. (Lihat: Gambar di atas). 

LALU, apa maksud peringatan Allah dari sumpah: "demi bulan apabila purnama" ini? 

Pada zaman dahulu setiap bulan purnama sering diadakan upacara khusus diikuti dengan sesajian untuk menolak bala (bencana), namun dengan al-Qur’an kita tahu bahwa dengan sesajian-pun tidak akan menolong dari terjadinya gempa. Justru mungkin dengan kewaspadaan di bulan purnama ini yang menjadi hikmah mengapa di bulan purnama manusia harus memberikan perhatian khusus. 

Sebagai umat Islam, setiap melihat fenomena alam, terutama yang didahului warning berupa sumpah dari Allah SWT seperti di ayat yang kita kaji ini, yaitu dampak pengaruhnya sangat besar, kita diharuskan waspada dan selalu berpikir tentang kekuasaan Allah. Sesungguhnya pada setiap fenomena terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah. 

Kalau kita sudah mengetahui rahasia peringatan Allah yang ada pada sumpah "demi bulan apabila purnama" ini, maka langkah yang harus dilakukan adalah: 
  • Selalu memikirkan ciptaan Allah (dilangit maupun di bumi) dan mengagumi kekuasaannya, seraya menyebutkan firman-Nya: "Tuhan kami, Engkau tidak-lah menciptakan hal ini sia-sia, Maha Suci Engkau maka hindarkanlah kami dari api neraka(bencana)"
  • Meneliti dan mengetahui di mana daerah-daerah ‘matang’ (rawang) yang menunjukkan gejala bencana alam, dan mengadakan penanggulangan dini serta tidak merusak lingkungan.
  • Memperhatikan kondisi pasang surut.
  • Dan tidak perlu takut bahkan fobia terhadap bulan purnama, tapi perlu waspada pada saat bulan purnama seraya mendekatkan diri di sisi Allah.
"Katakan-lah bahwa kita tidak akan ditimpakan (bencana) kecuali hal itu sudah ditentukan oleh Allah." (Wallahua'lam).

BACA JUGA :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

  Karya Terbaru Penulis:
Beli Bukunya Sekarang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!