Kamis, Februari 20, 2020

GURUTTA AMBO DALLE DAN NAMA-NAMA ASHABUL KAHFI:


Kisah-Kisah Sejarah Alquran (1) :: Ashabul Kahfi
My: Buku Kuning
Salah satu kemukjizatan Alquran adalah merekap rentetan peristiwa-peristiwa sejarah peradaban bangsa/umat masa lalu, untuk memperkaya kazanah, wawasan dan hujjah-hujjah kebenaran ajaran agama Islam, sehingga tiada suatu peristiwa sejarah penting yang terjadi pada masa-masa gelap dan jauh sebelum Islam kecuali terekap tuntas dan rapih di dalam Alquran. Keberadaan ayat-ayat Alquran yang fenomenal tentang sejarah peradaban umat masa lalu dapat dirangkum ke dalam 3 kategori pokok:

  • Pertama, kisah-kisah para nabi dan rasul, respon kaumnya, dan pembalasan Allah terhadap pengikut serta yang mengingkari ajaran yang dibawanya;
  • Kedua, khusus meliput peristiwa-peristiwa sejarah yang dahsyat dan kisah-kisah inspiratif yang besar, seperti sejarah Qarun, Ashabul Kahfi, dan Ashabul Fil;
  • Ketiga, Khusus mengabadikan peristiwa-peristiwa dahsyat, mulai dari perutusan rasullah Muhammad SAW, tantangan dakwahnya, pertempuran-pertempuran yang dilakoninya dalam menegakkan dakwah, seperti peperang Badar yang agung, Hunain, dan lain-lain; serta mencatat sejarah-sejarah pelatakan hokum syariat, seperti kisah “Al-Mujadah”.


Metode Alquran dalam menyajikan kisah-kisah tersebut didasarkan pada obyektifitas kisah yang tinggi dan membawanya dari hakikat sejarah untuk mengesankan keautentikannya yang murni dari distorsi dan perubahan, sehingga dirasakan oleh setiap pembacanya seakan-akan menyaksikan kejadian peristiwa sejarah secara live, dan bisa mengambil inspirasi dan hikmah di dalamnya, serta membuktikan kebenaran nabi Muhammad SAW dan sekaligus mengetahui kemukjizatan Alquran. Oleh sebab itu, terkadang ayat-ayat Alquran yang turun tentang kisah-kisah umat masa lalu lazimnya untuk menjawab pertanyaan – biasanya – dilontarkan oleh umat Yahudi atau kafir Quraisy, tujuannya ingin menguji kebenaran rasul Muhammad SAW.

Kisah Ashabul Kahfi:
Peristiwa sejarah ini dikisahkan di dalam Alquran secara tuntas dan meyakinkan pada ayat 9-26 dari surah Al-Kahfi; Ayat kisah ini turun berawal dari seorang kafir Quraisy yang datang kepada pakar Taurat Yahudi meminta saran tentang apa yang dapat membuat nabi Muhammad bungkam, alias tidak dapat menjawabnya jika ditanyakan padanya? Kata pakar Yahudi tanyakanlah padanya 3 perkara, yaitu; pertama, tentang kaum yang menghilang berabad-abad, tidak diketahui jejaknya; kedua, tanya tentang seseorang dari bangsa masa lalu yang berpetualang mengelilingi bumi; dan ketiga, tanyakan juga padanya tentang “ruh”. Maka turunlah ayat-ayat Alquran yang membawa tiga cerita dari ketiga pertanyaan tersbut:
  1. Ayat 85 surah Al-Israa, tentang ruh: (وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ)
  2. Ayat 83-98 surah Al-Kahfi, tentang kisah Zulqarnain: (وَيَسْأَلُونَكَ عَنْ ذِي الْقَرْنَيْنِ)
  3. Ayat 9-18 surah Al-Kahfi, yaitu tentang kisah yang diceritakan sekarang. Allah berfirman:

(أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ آَيَاتِنَا عَجَبًا، إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آَتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا، فَضَرَبْنَا عَلَى آَذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا، ثُمَّ بَعَثْنَاهُمْ لِنَعْلَمَ أَيُّ الْحِزْبَيْنِ أَحْصَى لِمَا لَبِثُوا أَمَدًا، نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آَمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى، وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا، هَؤُلَاءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آَلِهَةً لَوْلَا يَأْتُونَ عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا، وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مِرفَقًا، وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِنْهُ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا، وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبً) الكهف

Alquran tidak menyebutkan nama-nama pemuda Ashabul Kahfi, dimana lokasi dan/atau kapan peristiwanya terjadi, yang pasti bahwa peristiwa sejarah besar itu benar-benar terjadi dan semua kitab suci samawi (Taurat, Injil, dan Alquran) mengamini kebenarannya. Bahkan hingga kini para pakar sejarah tidak pernah berhenti mendalami dan makna simbol yang terkandung di dalam kisar Alquran tersebut. 

Ashabul Kahfi adalah kisah live tujuh orang pemuda dan seekor anjing yang menyertai mereka, atas izin Allah SWT, tidur di dalam gua selama ratusan tahun, atau 300 tahun hitungan syamsiah atau 309 tahun hitungan kamariah. Nuansa kisahnya adalah pertentangan antara kebenaran dan kebatilan; antara keteguhan bertauhid dan kezaliman penguasa yang musyrik.

Raja zalim yang berkuasa pada masa itu adalah Gaius Messius Quintus Decius. Ia menjadi Kaisar Romawi pada 249-251. Sejak zaman Kaisar Nero (54-58), orang-orang yang meyakini kebenaran risalah Nabi Isa as kerap menjadi sasaran kekerasan. Bahkan, banyak yang dipaksa menjadi umpan singa di arena gladiator, yang dibuat semata-mata untuk hiburan penguasa dan warga Roma. Pada masa kekuasaan Decius, persekusi atas kaum Nasrani mulai berlangsung terstruktur dan sistematis.

Bahkan pada Januari 250, kaisar yang lahir di Budalia (kini Serbia) itu menginstruksikan setiap warga agar menyembah berhala. Peribadatan harus disaksikan aparat negara, sehingga rakyat dibayang-bayangi ketakutan. Siapapun yang menentang aturan itu diperintahkannya untuk ditangkap dan, bila perlu, dibunuh.

Namun bagaimanapun, tidak sedikit orang beriman yang menolaknya, meski intimidasi terus digencarkan Decius dan jajarannya, mereka tidak gentar sedikit pun dan semakin solid melawan. Dan di antara yang melawan itu adalah 6 pemuda bangsawan dan 1 orang pengembala yang hijrah meninggalkan negeri dan segela kemegahan hidupnya menuju sebuah gua gelap demi menyelamatkan imannya. Maka Allah menviralkan status mereka dengan mengabadikan kisahnya di dalam Alquran, Allah berfirman:
(نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آَمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى).
Artinya: “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk”. (QS. Al-Kahfi: 13).

Mengenai lokasi sejarahnya, kalangan sejarawan cenderung merujuk pada konteks sejarah penduduk Upsus (Ephesus), nama kota kuno di pesisir Turki Barat – sekitar 3 Km – Distrik Selçuk, Provinsi Izmir, Turki. Hanya saja daerah atau gua yang menjadi tempat tinggal Ashabul kahfi itu masih menjadi kontroversi hingga kini. Selain di sekitar Selçuk, ada pula nama Gua Eshab-ı Kehf, yang kini sebuah destinasi wisata di wilayah utara Kota Tarsus, Provinsi Mersin. Kemudian, Gua Eshab-ı Kehf Kulliye (Kompleks Utsmaniyyah-Islam) di Distrik Afsin, Provinsi Kahramanmaras. Pemerintah setempat pada 2015 lalu sudah mendaftarkan kompleks di Afsin tersebut ke UNESCO untuk menjadi kandidat Warisan Peradaban Dunia.

Gurutta Ambo Dalle dan Nama-Nama Ashbul Kahfi:
Adalah AGKH. Abdurrahman Ambo Dalle (Panggil: Gurutta Ambo Dalle), tergolong salah seorang ulama yang menaru perhatian banyak terhadap nama-nama Ashabul kahfi, bahkan ia membuat sebuah karya kaligrafi yang indah dan menuliskan di dalamnya ketujuh nama Ashabul Kahfi lengkap dengan nama anjing yang menyertai mereka tertidur panjang selama 309 tahun di dalam gua.

Gambar kaligrafi nama-nama Ashabul Kafi karya Gurutta Ambo Dalle itu sudah menjadi popular dan tersebar luas dikalangan santri dan pengikut-pengikutnya, bahkan oleh sebahagian santri Gurutta menganggap hal itu sebagai “jimat”, ditempal dibelakang pintu-pintu rumah serta digantung di dalam mobil mereka.

Hal ini dapat dimaklumi karena di dalam gambar itu Gurutta Ambo Dalle menuliskan sebuah “primbon” tentang khasiat yang terkandung dibalik nama-nama Ashabul Kahfi tersebut, yang dikutif dari kitab “Tafsir Asshawi”, Juz: 3 Hal: 9, yaitu sebuah Atsar dari Ibn Abbas ra berkata:
قال ابن عباس رضي الله عنه: "خواص أسماء أهل الكهف تنفع لتسعة أشياء للطلب و الهرب و لطفء الحريق تكتب على حرقة و ترمى في وسط النار تطفأ بإذن الله و لبكاء الأطفال و الحمى المثلة و للصداع تشد على العضد الأيمن و لإم الصبيان و للركوب في البر و البحر و لحفظ المال و لنماء العقل و نجاة الآثمين". أهـ. (مرجع: حاشية الصاوي على تفسير الجلالين، ج: 3، ص: 9، مطبعة دار الفكر).
Artinya: Ibnu Abbas ra berkata: “Khasiat nama-nama Ashabul kahfi itu bisa memberi manfaat pada 9 perkara: untuk mencari; menyelamatkan diri dari malapetaka; memadamkan kebakaran (ditulis dilembaran kertas/kain lalu lemparkan di tengah-tengah api maka padam kebakaran, dengan izin Allah; mengatasi bayi yang menangis terus dan panas badan; pereda sakit kepala (ditulis lalu diikatkan pada lengan bagian kanan); mengatasi gangguan jin terhadap bayi; keselamatan berkendaraan (di darat maupun laut); menjaga harta benda; dan untuk mencerdaskan otak serta selamat dan tidak terjerumus dari orang-orang yang sering melakukan dosa besar”.

Adapun nama-nama Ashabul Kahfi versi AGKH. Abdurrahman Ambo Dalle, sbb:
1.    MUKSALMINA
2.    TAMLIKHA
3.    MARTHUNIS
4.    NAINUNIS
5.    SARIYULIS
6.    ZUNAWANIS
7.    FALISTATHIUNIS (Pengembala)
8.    QITHMIR (Anjing)
 

1 komentar:

  1. tasir al ahlam, There is no shielding law through after which we can verify ourselves completely against mix-ups. That is the motivation behind why the thinkers, who encircled the principles of the rationale and created the methods for exchange and assembled the contentions of theory, fell persistently into mix-ups and left as the inheritance of their numbness many false thoughts and mixed up ways of thinking and vain talks.

    I have to say that it was very good and valuable information tafsir al ahlam

    Thanks a lot, guys for the help.

    BalasHapus

Salam!