Kamis, April 23, 2020

ISTIGHFAR GARANTI BEBAS COVID-19:


COVID-19 RAHMAT MENYAMBUT RAMADHAN 1441 H
By: Med Hatta
Gambar By: IslamKaffah.id
Bulan suci Ramadhan tahun ini terbilang unik dan istimewa karena kehadirannya disambut oleh rahmat besar, terlepas dari Corona Virus Disease (Covid-19) telah menjadi monster yang menghantui seluruh masyarakat dunia saat ini tetapi yang harus kita ketahui bahwa ia adalah rahmat dari Allah untuk orang-orang yang beriman. Sebagaimana dalam sebuah hadits, nabi SAW bersabda:



عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الطَّاعُونِ؟ فَأَخْبَرَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ، فَجَعَلَهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ، فَلَيْسَ مِنْ رَجُلٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ، فَيَمْكُثُ فِي بَيْتِهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيبُهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ"

Artinya, “Dari Siti Aisyah ra, ia berkata: aku bertanya kepada rasulullah SAW perihal wabah virus yang mematikan, lalu rasulullah SAW memberitahukanku: “Zaman dulu wabah virus semacam itu adalah azab yang dikirimkan Allah kepada siapa saja yang dikehendaki oleh-Nya, tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang beriman. Tiada seseorang yang sedang terpapar wabah virus, kemudian menahan diri di rumahnya dengan bersabar serta mengharapkan ridha ilahi seraya menyadari bahwa wabah virus tidak akan mengenainya selain karena telah menjadi ketentuan Allah untuknya, niscaya ia akan memperoleh ganjaran seperti pahala orang yang mati syahid’” (HR Ahmad).

Oleh karena itu, antara Ramadhan 1441 H tahun ini dengan Covid-19 telah memposisikan orang-orang yang beriman pada dua kebaikan (rahmat) yang saling menguntungkan; pertama, Covid-19 telah menyadarkan orang-orang yang beriman bahwa betapa rapuh dan tidak berdayanya manusia menghadapi makhluk ciptaan Allah yang amat kecil bahkan tidak nampak dengan mata telanjang kecuali memakai mikroskop. Mereka menyadari bahwa itu adalah ujian dan Allah tidak mungkin menciptakan sesuatu yang sia-sia. Maka semakin kokohlah keimanan mereka.  Dan tiada lagi yang akan tercetus dari lisannnya kecuali ungkapan seperti firman Allah:

Terjemahannya: “Tuhanku, Engkau tidak menciptakan ini sia-sia, Maha Suci Engkau maka jauhkanlah kami dari api neraka” (QS. Ali Imran: 191)

Kedua, ketika orang-orang yang beriman memasuki bulan suci Ramadhan, dengan bekal iman yang kokoh, mereka dapat menjalankan ibadah kepada Allah dengan khusu’ dan menunaikan segala ritus Ramadhan dengan sesempurna-sumpurna mungkin. Karena mereka mengetahui balan Ramadhan adalah bulan dimana kebaikan pahalanya dilipat gandakan, maka mereka memanfaatkan semaksimal mungkin terutama memperbanyak doa-doa yang baik, zikir dan istighfar. Bahkan doa orang-orang yang berpuasa adalah mustajab.

Khusus menghadapi pandemic penyebaran virus corona Covid-19 yang semakin meningkat yang melanda dunia saat ini, yang hingga berita sore kemarin (21/04/’20) telah menyebabkan 171.240 kasus kematian, 2.496.660 orang yang terkomfirmasi postif virus corona di seluruh dunia. Dan secara nasional telah tercatat 616 kasus kematian dan 7.135 orang yang terkomfirmasi postif virus corona.

Maka pada situasi mencekam yang mengancam maslahat kemanusiaan secara umum seperti ini, umat islam dituntut bersikap bijaksana dan selalu mengutamakan keselamatan jiwa dari pada mencari kemulian ritus agama, karena segala ritus agama tidak akan tercapai tanpa adanya jaminan keselamatan jiwa. Sebaliknya menjaga keselamatan jiwa tidak akan meruntuhkan semua ritus agama, seperti dengan adanya physical/sosial distencing atau lockdown masjid untuk memutuskan mata rantai penyebaran corona virus yang mengancam keselamatan jiwa, tidak agama menghilangkan ritus agama karena shalat berjama’ah 5 waktu atau tarawih Ramadhan bisa dilakukan di rumah, dan shalat jumat bisa digantikan dengan shalat dhuhur di rumah.

Yang lebih utama dilakukan umat islam saat sekarang ini, khususnya di dalam bulan suci Ramadhan dimana segala amal/ibadah dilipat gandakan nilai pahalanya, mustajab do’a-do’a, zikir, dan dikabulkannya pengampunan dosa-dosa dengan istighfar, maka saatnya lah sekarang memperbanyak do’a, zikir dan istighfar tersebut. Maksimalkan ibadah di dalam bulan suci Ramadhan dan tinggalkan segala sesuatu yang dapat menciderai pahala puasa, atau semua hal yang sia-sia, atau bahkan yang bisa menimbulkan dosa-dosa baru di bulan suci Ramadhan, na’udzubillah.

Perbanyak berdoa, untuk kebaikan diri sendiri, umat Islam yang lain, dan untuk kemanusian pada umumnya, khususnya dalam menghadapi pandemi penyebaran virus corona Covid-19 saat ini. Jika seluruh umat islam seluruh dunia – secara massal – berdo’a kepada Allah SWT agar supaya virus corona di angkat dari permukaan bumi, Insya Allah, pasti akan didengarkan oleh Allah. Dan kehidupan dunia akan kembali berjalan normal.

Terutama jika umat islam meyakini bahwa azab atau musibah diturunkan oleh Allah ke bumi akibat perbuatan dosa manusia, maka penangkal dan pengusir pandemic Covid-19 yang paling ampuh sekarang adalah dengan memperbanyak istighfar. Umat islam jangan canggung-canggung untuk istighfar dan bertaubat kepada Allah, karena nabi Besar Muhammad SAW sendiri yang dikenal sebagai kekasih Allah yang “Ma’shum”, telah diampunkan dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang, di dalam hidupnya tidak pernah luput dari istighfar dan beraubat kepada Tuhannya setiap hari, sebagaimana dalam haditsnya, bersabda:

Artinya: Dari Abu Hurairah berkata: Aku telah mendengar rasulullah bersabda: “Demi Allah, Aku beristighfar pada Allah dan bertaubat kepada-Nya setiap hari lebih dari 70 kali” (HR. Bukhari)

Ketahuilah, istighfar merupakan satu dari dua garanti atau jaminan Allah SWT kepada umat nabi Muhammad SAW, dan berlaku sampai hari kiamat. Allah berfirman:
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Terjemahannya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka istighfar (meminta ampun)”. (QS. Al-Anfal: 33).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!