Kamis, Oktober 04, 2012

AMANAT PENYERAHAN KEPEMIMPINAN DARI IBRAHIM AS KEPADA MUHAMMAD SAW:

Serial Tafsir Ayat-ayat Haji dan Umrah (10/20)
Menyambut Hari Raya Qurban 1433 H/ 2012 M.


ابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولا مِنْهُمْ
(Utuslah Untuk Mereka Sesorang Rasul Dari Kalangan Mereka)
Oleh: Med HATTA
Mukaddimah:
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات، وبعد!
Selayang Pandang Kepempinan Ibrahim Al-Khalil AS:
Setelah Allah SWT menobatkan secara resmi Ibrahim as (1861-1686 SM) menjadi pemimpin dunia lewat titah agung, lihat: (QS: 02: 124), Ibrahim kemudian seakan tidak pernah berhenti lagi mengadakan berbagai pembaharuan di semua lini untuk kemajuan dakwah agama tauhid; menyebarkan kemakmuran dan kesejahteraan di muka bumi; dan membangun Baitullah di tempatnya semula setelah hilang dilupakan oleh generasi demi generasi selama kurung waktu 38.000 tahun lamanya, yaitu semenjak diletakkan pertama kali oleh manusia pertama di bumi Adam as tahun 40.000 SM lalu.


Kemudian keputusan yang paling fundamental dilakukan Ibrahim as, adalah meninggal isterinya Hajar dan putranya Ismail as pada satu tempat yang sangat jauh dari jangkauan manusia, di sebuah lembah kosong tidak berpenghuni, gersang, tandus, kering kerontong, tidak ada tanaman, tidak ada mata air, dan sangat menakutkan (QS: 14: 37). Dan kini tempat itu sudah menjelma jadi zona teraman di dunia; makmur; sejahtera dan telah menjadi kota penting dari kota-kota besar dunia, setidaknya ia merupakan kota yang paling penting bagi umat Islam seluruh dunia, yaitu kota Makkah al-Mukarramah. 

Semenjak Ibrahim as membuka kota Makkah dan membangung pondasi Baitullah di permukaannya, dia tidak pernah berhenti berharap banyak pada negeri itu dan kepada penduduknya dari keturunannya. Pada suatu kesempatan Ibrahim secara khusus memohon kepada Allah SWT agar kelak dijadikan negeri tersebut menjadi kota yang aman sentosa dan sejahtera (QS: 02: 126), lalu memohon dijadikan hati sebagian manusia condong kepada penduduknya dari keturunan Ismail bin Ibrahim as (QS: 14: 37

Selanjutnya, setelah Ibrahim as merasa bahwa masa tugas kepemimpinannya di dunia ini sudah mendekati habis, maka dia pun harus mempersiapkan seorang calon pengganti yang tangguh, minimal setangguh dirinya atau lebih kaliber lagi, lalu yang pertama dia lakukan adalah memohon kepada Allah agar dijadikan keturunannya sebagai umat muslim yang tangguh, patuh dan tunduk kepada Allah (QS: 02: 128)

Terakhir adalah permohonan pemungkas Ibrahim, yaitu meminta kepada Allah SWT agar dijadikan dari keturanannya seorang pemimpin yang sekaliber dirinya atau lebih berpengaruh lagi (QS: 02: 124), lalu setelah mengetahui manasiknya sudah disempurnakan oleh Allah dan telah mendekati ajalnya, Ibrahim pun kembali memohon sekali lagi diutus seorang rasul penutup dari anak cucunya, yang akan mengawal keberlangsungan hidup manusia selanjutnya hingga dunia berhenti berputar, sebagaimana ayat tema di atas yang akan kita kaji sekarang ini.
Harapan Ibrahim al-Khalil as Kepada Muhammad al-Habib SAW:

Allah berfirman:

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١٢٩) وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (١٣٠)

Artinya: “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Quran) dan al-Hikmah (as-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”; Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh”. (QS: 02: 124-130)

Sebagaimana telah dijelaskan di atas dan pada seri-seri sebelumnya, bahwa setelah Ibrahim al-Khalil sukses besar melewati berbagai ujian berat (profer test) yang sengaja diujikan Allah kepadanya secara beruntun, dan oleh Ibrahim dilaksanakannya dengan sesempurna mungkin, oleh karena itu Allah memberinya gelar kehormatan yang sangat tinggi yang tidak pernah diberikan kepada makhluk mana pun sebelumnya yaitu “Al-Khalil” (teman sejati). 


Selain itu, Allah juga mengangkatnya secara resmi menjadi imam (pemimpin) tertinggi umat manusia, lalu Allah mengabulkan semua doa-doa yang dipanjatkan Ibrahim khususnya yang berhubungan dengan kota Makkah dan para penduduk yang memakmurkannya dari keturunannya melalui putranya Ismail as, dengan penerimaan secara pasti dan melalui tahapan-tahapan yang telah dikondisikan oleh Allah SWT. 



Maka doa pemungkas Ibrahim pun yang memohon untuk diutuskan seorang rasul penutup yang mengambil pusat penyebaran dakwahnya di Baitullah (rumah ibadah pertama diletakkan di bumi) dan dari keturunnya, dikabulkan oleh Allah SWT setelah sekitar 2500 tahun setelah kepergiannya, yaitu dengan diutusnya cucu terbaiknya Muhammad al-Habib SAW sebagai rasul untuk semesta alam, sebagaimana disebutkan di dalam al-Quran mengisahkan doa Ibrahim tersebut, Allah berfirman:

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولا مِنْهُمْ

Artinya: “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang rasul dari kalangan mereka,,,”;

Nabi Muhammad SAW mengomentari ayat ini bersabda: “Aku di sisi Allah sudah ditetapkan sebagai penutup para nabi, dan Adam tersentak ketika diciptakan dari tanahnya; hal itu mulai tersingkap dengan doa moyangku Ibrahim as dan pemberitaan yang dibawa oleh nabi Isa as, serta mimpi ibuku melihat cahaya keluar dari rahimnya yang menerangi istana Syam” (Lihat: Ibn Hiban: 14/ 313, No: 6404). 


Kemudian Allah SWT menegaskan penerimaan doa Ibrahim tersebut di dalam al-Quran, Allah berfirman:

كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ (١٥١)

Artinya: “Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al-kitab dan al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS: 02: 151)

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ

Artinya: “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-kitab dan al-hikmah” (QS: 03: 164)

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأمِّيِّينَ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ

Artinya: “Dia-lah yang mengutus kepada kaum ummi seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (as-Sunnah)” (QS: 62: 2).

Adapun amanat Ibrahim, atau juga merupakan harapan besarnya kepada rasul penutup Muhammad SAW ini, dapat disimpulkan pada tiga poin penting, sebagai berikut:

  • Membacakan Ayat-ayat Allah:


Allah berfirman:

يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ

Artinya: “yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau”;

Harapan pertama, agar nabi Muhammad SAW memulai dakwahnya dengan tahap pendidikan pertama yaitu membacakan al-Quran kepada umatnya, dengan bacaan yang runtun untuk menyampaikan pesan-pesan yang terkadung di dalamnya dan mengajarkan inti sarinya. Agar supaya bacaan mukjizat itu menjadi bukti yang autentik bagi mereka, dan sekaligus merupakan media yang epesien untuk melestarikan al-kitab dan ayat-ayatnya, di samping menjadi sarana beribadah kepada Allah dengan membacanya. 

Dan tujuan yang paling penting dari membacakan al-Quran itu adalah meraih simpati di antara orang-orang yang membaca al-Quran tersebut, secara aqidah dan moral, karena seandainya orang-orang Quraisy Makkah pada awal Islam sempat saja mendengarkan bacaan al-Quran, maka bisa dipastikan bahwa Abu Jahal dan Abu Lahab pun akan tertarik masuk Islam.

  • Mentransfer Ilmu al-Quran dan Hikmah:


Allah berfirman:

وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ

Artinya: “dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Quran) dan al-Hikmah”;

Harapan kedua, adalah mentransfer ilmu al-Quran kepada mereka, dengan cara mengajarkan isi kandungannya dari perintah, larangan dan hukum-hukum syariat yang fleksibel lainnya; begitu juga mengajarkan sisi kemukjizatannya yang mencengangkan dari berbagai fenomena yang tidak pernah terpikirkan oleh manusia sebelumnya yang banyak terdapat di dalam al-Quran. Oleh karena mengajarkan pengetahuan al-Quran itu memerlukan referensi lain yang standard untuk memahami semua maksudnya, maka dibutuhkan pelajaran tambahan yaitu al-Hikmah, karena hanya dengan hikmah kita dapat mengetahui sesuatu lebih jelas, dengan demikian maka hadits-hadits nabi SAW disebut juga al-Hikmah.

  • Mensucikan Umat Manusia:


Allah berfirman:

وَيُزَكِّيهِمْ

Artinya: “serta mensucikan mereka”;

Harapan selanjutnya, adalah mensucikan mereka yaitu kalimat yang sinonim dari pada mengajarkan, hanya istilah mensucikan lebih luas cakupannya, yaitu meliputi pendidikan Islam secara menyeluruh termasuk di dalamnya mengevaluasi diri dan berusaha memperbaikinya, serta berusaha mengembangkan diri dari berbagi dimensi, secara rohani, fisik dan akal sampai kepada derajat yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu mensucikan konotasinya lebih cenderung kepada pendidikan moral, dan orang yang selalu mensucikan diri selalu dijanjikan oleh Allah keberuntunga: 
Artinya: "Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman)" (QS: 87: 14); dan firman Allah: 
Artinya: "Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu" (QS: 91: 9).
Maka harapan ketiga dari nabi Ibrahim ini lebih difokuskan kepada penyucian diri dari dan lingkungan kemusyrikan dan berhala-berhala, sebagaimana salah satu misi dakwah Ibrahim dan Ismail as adalah diperintahkan oleh Allah mensucikan Baitullah dari kemusyrikan, berhala-berhala, dosa-dosa dan kesesatan untuk orang-orang tawaf, i'tikaf dan shalat seperti sudah dijelaskan sebelumnya. 

Ketiga harapan Ibrahim di atas yang di amanatkan kepada Muhammad SAW, secara keseluruhan sebenarnya adalah metodelogi dakwah yang tepat guna, praktis dan mengenai sasaran. Makanya tidak heran kalau dakwah Islam sekarang ini telah diakui oleh berbagai agen intelejen dan statistik dunia sebagai dakwah yang paling cepat dan pesat penyebarannya ke berbagai pelosok dunia. 

Allah berfirman:
إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١٢٩)
Artinya: “Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana

Bersambung ke: TafsirAyat-Ayat Haji dan Umrah selanjutnya ----- >>>
Materi Sebelumnya:
  1. Pengantar Tafsir Ayat-Ayat Hajidan Umrah
  2. Teladan Dari Kepemimpinan Ibrahim Kepada Tokoh-Tokoh Dunia
  3. Baitullah Magnet Jiwa Manusia & Zona Paling Aman Dimuka Bumi
  4. Ritual Ibadah Ketaatan Ajaran Ibrahim Haji & Shalat
  5. Makkah Negeri Yang Aman Sentosa & Sejahtera
  6. Mukjizat al-QuranTentang Sejarah Peradaban Masa silam
  7. Islam Adalah Warisan DariNabi Ibrahin dan Ismail AS
  8. Ibrahim AS Filosof dan Bapak AjaranTauhid
  9. Tawaf Haji Di Baitullah Ritual Agama Tertua Di Muka Bumi
Materi Yang Berhubungan:
Karya Terakhir Penulis:
Beli: Di Sini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!