Selasa, Oktober 16, 2012

WUKUF DI ARAFAH DAN MASY’ARIL HARAM:


Serial Tafsir Ayat-ayat Haji dan Umrah (15/20)
Menyambut Hari Raya Qurban 1433 H/ 2012 M.
إِذَا أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ
(Apabila Kamu Telah Bertolak Dari Arafah)
Oleh: Med HATTA
Mukaddimah:
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات، وبعد!
Jabal Arafah:
Arafah adalah nama sebuah bukit terletak sekitar 20 Km di sebelah timur kota Makkah, tempat melaksanakan salah satu manasik yang paling penting dalam ibadah haji, yaitu “wukuf di Arafah” pada hari ke-9 bulan Zul-Hijjah, sehari sebelum Idul Adha. Wukuf di Arafah merupakan puncak pelaksanaan manasik haji, sebagaimana sabda rasulullah SAW: “Puncak manasik haji adalah wukuf di Arafah”.

Nama Arafah berasal dari Bahasa Arab “عَــــــــرَفـَـــــــةُ (mengetahui), sejarah penamaannya kembali kepada peristiwa ribuan tahun yang lalu, yaitu ketika nabi Ibrahim as memohon kepada Allah diberitahukan manasik ibadahnya (Lihat: QS: 02: 128), maka Allah mengutus malaikat Jibril as memperagakan manasik kepadanya, sebagaimana telah dijelaskan pada beberapa serial kita yang lalu (lihat kembali); Mula-mula Jibril membawa Ibrahim tawaf di Baitullah, lalu ke bukit Shafa, bukit Marwah, Mina, Muzdalifah, dan terakhir ke jabal Arafah; setelah rampung semua peragaan manasiknya, maka Jibril bertanya kepada Ibrahim: “أَعَرَفْتَ؟ أَعَرَفْتَ؟” (Apakah kamu sudah mengetahui? 2x), kemudian Ibrahim menjawab: “عَرَفْتُ... عَرَفْتُ” (saya sudah mengetahui... saya sudah mengerti). 

Ada juga versi riwayat menceritakan: Ketika Adam as dan bunda Hawa turun dari surga, mereka mendarat di bumi secara terpisah satu sama lain, dan akhirnya keduanya bertemu di lokasi jabal Arafah maka mereka saling mengetahui keberadaannya di tempat itu. Dan bagi umat Islam jabal Arafah – sekarang – telah menjadi ajang pertemuan besar; setiap tahun berkumpul di sana jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia untuk saling mengetahui dan mengenal satu sama lain dalam satu tujuan bersama yaitu menunaikan ibadah haji sebagai bukti ketaatan kepada Allah SWT.
Lanjutan Tafsir Ayat-ayat Haji dan Umrah:
Allah berfirman:
فَإِذَا أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللَّهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ وَاذْكُرُوهُ كَمَا هَدَاكُمْ وَإِنْ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الضَّالِّينَ (١٩٨) ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (١٩٩)
Artinya: “Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafah, berdzikirlah kepada Allah di Masy'aril Haram. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat; Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: 02: 196 – 199)

Puncak Manasik Haji Wukuf Di Arafah:

Allah berfirman:

فَإِذَا أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ

Artinya: “Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafat,,,;

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa puncak prosesi manasik haji adalah wukuf di padang Arafah, seperti sabda rasulullah SAW: “Haji adalah wukuf di Arafah”, oleh karena itu bagaimana pun kondisi calon haji - selama masih bernafas - maka dia tetap wajib berada dan wukuf di Arafah pada hari ke-9 Zil-Hijjah, tempo antara mulai tergelincir matahari (siang) sampai terbenamnya menjelang maghrib, tidak boleh di wakili oleh siapa pun. 


Jika calan haji tidak melakukan wukuf atau tidak memasuki wilayah Arafah pada tempo-tempo di sebutkan di atas, maka dia terhitung tidak menunaikan ibadah haji. Tidak boleh mengikuti wukuf dari Makkah, karena Arafah berada di luar garis batas tanah haram, yaitu salah satu garis batas tanah haram dari arah timur, luasnya secara keseluruhan sekitar 10,4 Km2.

Selama wukuf di Arafah para jamaah haji berzikir menyebut nama Allah dan memperbanyak doa; melaksanakan shalat Dhuhur dan Ashar dengan (qashar dan  jama’ taqdim) secara berjamaah dan mendengarkan khutbah wukuf, sambil tetap memanjatkan doa dan zikir.

Berzikir Di Masy’aril Haram:

Allah berfirman:

أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللَّهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ وَاذْكُرُوهُ كَمَا هَدَاكُمْ وَإِنْ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الضَّالِّينَ (١٩٨)

Artinya: “kamu telah bertolak dari Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'aril Haram. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat;

Yaitu, berangkat meninggalkan Arafah setelah terbenam matahari, memasuki malam kurban (10 Zul-Hijjah), menuju ke Masy’aril Haram yaitu Muzdalifah. Mabit (bermalam) di Muzdalifah; melaksanakan shalat Maghreb dan Isya (qashar shalat Isya dan jama’ ta’khir); memperbanyak zikir dan do’a; mengambil minimal 7 butir batu kerikil untuk melontar Jamrah Aqabah; dan shalat Subuh di Muzdalifah.

Bertolak Menuju Mina:

Allah berfirman:

ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (١٩٩)

Artinya: “Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (Arafah-Muzdalifah) dan mohonlah ampun kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: 02: 199)

Manasik selanjutnya, setelah mabit di Muzdalifah dengan memperbanyak zikir dan doa di Masy’aril Haram tersebut, maka - setelah matahari terbit dan mulai terang - lalu bertolaklah dari Muzdalifah, yaitu tempat orang-orang bertolak itu dari semenjak nabi ibrahim as sampai sekarang, menuju ke Mina; langsung menuju Jamrah Aqabah dan melontar 7 butir batu secara berturut sambil membaca “Allahu Akbar” setiap lemparan. 


Kemudian berangkat menuju ke tempat penyebelihan memotong “hadyu” (binatang kurban); pergi tawaf di Baitullah; Sa’i di Shafa dan Marwah. Dan kembali bermalam di Mina selama hari-hari tasyriq (11-12-13 Zul-Hijjah); melontar tiga Jumrah (ulaa, wusthaa dan aqabah) sekali tiap hari selama hari-hari tasyriq tersebut, maka selesailah semua manasik haji sebagaimana telah di contohkan nabi Muhammad SAW yang di warisi dari buyutnya Ibrahim as.

Bersambung ke: TafsirAyat-Ayat Haji dan Umrah selanjutnya ----- >>>
Materi Sebelumnya:
  1. Pengantar Tafsir Ayat-Ayat Hajidan Umrah
  2. Teladan Dari Kepemimpinan Ibrahim Kepada Tokoh-Tokoh Dunia
  3. Baitullah Magnet Jiwa Manusia & Zona Paling Aman Dimuka Bumi
  4. Ritual Ibadah Ketaatan Ajaran Ibrahim Haji & Shalat
  5. Makkah Negeri Yang Aman Sentosa & Sejahtera
  6. Mukjizat al-QuranTentang Sejarah Peradaban Masa silam
  7. Islam Adalah Warisan DariNabi Ibrahin dan Ismail AS
  8. Ibrahim AS Filosof dan Bapak AjaranTauhid
  9. Tawaf Haji Di Baitullah Ritual Agama Tertua Di Muka Bumi 
  10. Amanat Penyerahan Kepemimpinan Ibrahim Kepada Muhammad SAW 
  11. Hukum-hukum Penting Dalam Melaksanakan Haji & Umrah 
  12. Manasik Haji & Umrah Praktis (Tamattu')  
  13. Haji Akbar dan Haji Muhammad SAW 
  14. Haji dan Bisnis Di Tanah Haram 
Materi Yang Berhubungan:
Karya Terakhir Penulis:
Beli: Di Sini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!