Selasa, Oktober 23, 2012

MUSUH UTAMA IBRAHIM AS ADALAH BERHALA:

Serial Tafsir Ayat-ayat Haji dan Umrah (18/20)
Menyambut Hari Raya Qurban 1433 H/ 2012 M.


اجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ
(Jauhkanlah Aku Dan Anak Cucuku Dari Berhala)
Oleh: Med HATTA
Mukaddimah:
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات، وبعد!
Berhala dan Patung:
Berhala adalah jenis patung atau simbol tertentu menggambarkan manusia, jin atau malaikat, dibuat oleh manusia untuk disembah dan dijadikannya tuhan. Para pakar tafsir dunia membedakan antara berhala dan patung, menurut mereka: Patung adalah simbol tertentu yang terbuat dari batu, sedangkan berhala dibuat dari materi lain seperti kayu, emas, perak, dan materi-materi lain sejenisnya. Dan ada pula yang mengatakan; berhala adalah yang mempunyai bentuk hidup sedangkan patung tidak ada bentuknya atau abstrak.


Penyembahan berhala pertama kali dikenal dalam sejarah dunia, berawal dari sejarah yang sangat panjang semenjak dari jaman umat Nuh as, sekitar 6000 tahun lalu. Sebagaimana telah dijelaskan pada serial kita sebelumnya, adalah jarak antara Nuh as dan nabi Adam as terbentang periode masa yang amat jauh yaitu sekitar 36.000 tahun, dengan estimasi Adam as pertama kali menduduki bumi pada tahun 40.000 SM, adapun Nuh as hidup pada tahun 3900 – 2900 SM. 

Di antara periode masa yang membentang sangat jauh tersebut, Allah SWT hanya pernah mengutus seorang rasul saja yaitu Idris as, maka dapat dipastikan bahwa umat yang dihadapi Nuh pada masanya adalah manusia-manusia yang sudah kelewat sesat dikuasai oleh iblis dan benda-benda materi. Oleh karena itu betapa pun usaha yang dilakukan oleh Nuh as menyampaikan dakwah langit yang dibawah Adam as kepada manusia, niscaya tidak akan berhasil hingga Allah memusnahkan semua generasi manusia pada masa itu dengan bancana banjir besar, kecuali hanya tinggal beberapa pasang saja yang beriman bersama Nuh as. 

Umat sebelum nabi Nuh as diutus menjadi rasul, terkenal sangat memuja dan meng-kramatkan tokoh-tokoh yang berpengaruh dari nenek moyang mereka, maka setelah tokoh-tokoh teladan itu sudah meninggal satu persatu, lalu mulailah mereka memperingati kepergian mereka dan setelah berganti generasi demi generasi selanjutnya maka mulailah mereka menyembahnya dengan membuatkan patung wajah-wajah mereka dijadikannya sebagai tuhan. Patung-patung itu diceritakan kembali di dalam al-Quran sebagai: Wadd, suwwa’, yaguts, ya’uq dan nasr. (Lihat: QS: 71: 23).

Setelah itu, beberapa ratus tahun kemudian manusia pra banjir besar mulai berkembang lagi dari keturunan bapak kedua manusia Nuh as, maka muncul bangsa-bangsa: Kan’an, Achor, Babilon, Mesir kuno, dan bangsa-bangsa timur tengah kuno lainnya; manusia-manusia baru ini mulai kabur lagi dengan ajaran langit yang dibawa oleh Nuh as, maka bangsa-bangsa terakhir itu pun tersesat dan kembali menyembah berhala lagi. 


Hal ini dapat dilihat dari peninggalan dan patung-patung bangsa Mesir kuno, mereka diketahui telah menyembah berbagai jenis tuhan-tuhan, bahkan mereka meyakini bahwa sapi, buaya, ikan, burung elang atau pohon dan seterusnya dapat dimasuki oleh ruh tuhan, lalu dijadikan sembahan. Bangsa Kan’an lebih suka memahat tokoh “hubby” (papi) dalam berbagai posenya dijadikan tuhan, melambangkan keperkasaan maka mereka dikenal sebagai bangsa yang melegalkan kebebasan seksual, dan patung serupa disembah juga oleh bangsa Achor dan Babilon disebut “Echter”, tuhan atau dewi seksual dan reproduksi, dan tuhan-tuhan lain....
Tafsir Ayat-ayat Haji dan Umrah:
Allah berfirman (Surah: Ibrahim: 35-41):
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ (٣٥) رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣٦) رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ (٣٧) رَبَّنَا إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِي وَمَا نُعْلِنُ وَمَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ فِي الأرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ (٣٨) الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ الدُّعَاءِ (٣٩) رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ (٤٠) رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ (٤١)
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala; Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang; Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami tampakkan, dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit; Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha mendengar (memperkenankan) do’a; Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah do’aku; Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” (QS: 14: 35-41);
Kumpulan ayat-ayat ini adalah bagian dari rangkaian doa-doa Ibrahim as yang dipanjatkan kepada Allah SWT untuk keamanan dan kesejahteraan kota Makkah dan penghuni-penghuninya dari keturunannya melalu putranya Ismail as, sebagaian doa-doa itu termasuk memohon diberi keamanan untuk kota Makkah seperti pada awal ayat di atas, sudah kita bahas pada serial-serial kita yang lalu ketika mengkaji ayat-ayat haji dan umrah dari surah al-Baqarah. (Baca: Makkah Negeri Aman Sentosa danSejahtera).
Sejarah Panjang Ibrahim AS Memerangi Berhala:
Allah berfirman:
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ (٣٥)
Artinya: “dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala”;
Ibrahim as bin Azar bin Nahur bin Saru’ bin Rau’ bin Falikh bin Abir bin Shalikh bin Arfakhshad bin Nuh as; lahir pada tahun 1861 SM, di wilayah kerajaan Babilon – Irak. Adalah berkuasa pada masa itu seorang raja yang menguasai dunia secara keseluruhan di sebut Namrud, yang juga merupakan paman jauh dari Ibrahim as, bertemu pada kakeknya yang keempat bernama Falikh (ayah Namrud), Ibrahim lahir dari saudara Namrud. Raja Namrud berkuasa selama 400 tahun dengan tangan besi dan api.  

Namrud terkenal sangat zalim dan kafir, penyembah berhala sampai menobatkan dirinya sendiri sebagai tuhan yang disembah bangsa Babilon bersama berhala-berhala. Kata sebagian pakar tafsir dunia; ada empat raja yang pernah menguasai dunia sepanjang sejarah, dua di antaranya muslim dan dua yang lain kafir, yang muslim adalah Zul-Karnain dan Sulaiman as, sedangkan kafir adalah Namrud dan Bakhtanshar (Fira’un periode Musa as).  

Pada tahun kelahiran Ibrahim as, Raja Namrud bermimpi melihat sebuah bintang tampak terang di langit sehingga menutupi cahaya matahari, yang menurut penafsiran dukunnya bahwa tahun ini akan lahir seorang bayi laki-laki yang akan menyebabkan berakhirnya kekuasaan Namrud, maka diperintahkan-lah untuk membunug semua bayi laki-laki yang lahir dari hari itu sampai satu tahun kedepan. 

Lalu atas kekuasaan Allah SWT maka ibunda Ibrahim yang sedang hamil besar pergi menyingkir jauh keluar kota, lalu melahirkan Ibrahim di dalam sebuah gua yang tidak pernah dimasuki oleh manusia sebelumnya. Bayi Ibrahim tumbuh sangat pesat atas pemeliharaan Allah, sehingga pada usia satu minggu ibunya sudah membawanya pulang kerumah, dan orang yang melihatnya menyangka bayi Ibrahim sudah berumur di atasu dua tahun sehingga terlepas dari pembunuhan Namrud.  

Kemudian setelah menginjak usia belia, pemuda Ibrahim mulai terusik jiwanya melihat kaumnya menyembah kepada manusia si raja Namrud dan berhala-berhala, yang menurutnya tidak dapat memberikan manfaat dan tidak mendatangkan mudarat, lalu ia mengajak mereka menyembah kepada Allah yang maha kuasa atas segala-galanya, serta meninggalkan menyembah Namrud dan berhala-berhala tersebut. 

Sampai tiba pada suatu hari di musim karnaval besar ditempat penyembahan berhala di luar kota, maka setelah keluar semua penduduk kerajaan kelokasi perayaan tersebut, Ibrahim tinggal sendiri leluasa memasuki tempat berhala-berhala di dalam ibukota dan menghancurkannya satu persatu kecuali disisi yang paling besarnya, dan dilimpahkan tuduhan kepadanya sebagai pelaku pembantaian terhadap anak-anaknya, agar supaya Namrud dan pengikut-pengikutnya sadar kalau berhala besar itu tidak kuasa melakukan sesuatu. 

Selanjutnya Ibrahim as dipengadilankan oleh Namrud dan di vonis pidana mati di dalam kobaran api raksasa, tetapi Allah menyelamatkan Ibrahim dan api itu menjadi dingin menyelamatkan Ibrahim, kisah ini ini sengaja penulis ringkas-ringkas saja karena sudah pernah diceritakan juga sebelumnya di dalam serial-serial tafsir kita yang lalu dari surah al-Baqarah. (Lihat kembali untuk lebih jelas). 

Maka semenjak dari saat Itulah Ibrahim as membenci penyembahan berhala, oleh karena itu setiap kesempatan dia selalu berdoa kepada Allah SWT agar senantiasa dijauhkan dirinya dan keturunannya dari menyembah berhala itu. Karena Ibrahim sadar bahwa hanya dengan membenci saja tidak menjadi jaminan kita bisa terhindar dari perbuatan najis tersebut, bahkan sebaliknya terkadang manusia justru keasyikan mengerjakan sesuatu yang dibencinya. 

Dengan demikian, ayat di atas menjadi syariat kepada umat Islam agar senantiasa berdoa agar dijauhkan dari segala perbuatan keji terutama syirik atau mempersekutukan Allah dengan selain-Nya. Dan ini juga suatu bukti bahwa hidayah itu hanya datangnya dari Allah SWT.

Berhala Telah Menyesatkan Kebanyakan Manusia:
Allah berfirman:
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣٦)
Artinya: “Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”;
Pengalaman panjang yang di alami Ibrahim as membuatnya despreate dengan patung dan berhala-berhala, Beliau telah menyaksikan langsung bagaimana tersesatnya raja Namrud dan bangsanya diakibatkan oleh penyembaha berhala tersebut, dan Beliau sangat sadar bahwa bagaimana pun usaha untuk mengembalikan manusia dari kesesatan menyembah berhala, kalau Allah tidak membukakan pintu petunjuk-Nya maka manusia tetap akan tersesat selama-lamanya. Oleh karena itu Ibrahim as selalu menyertakan usaha dakwahnya dengan doa memohon dukungan dari Allah SWT agar memberikan petunjuk kepada umatnya. 

Berhala-berhala tersebut benar-benar telah menyesatkan banyak manusia, maka Ibrahim as membersihkan diri dari para penyembah berhala, tidak pandang dari keturunannya langsung sekalipun: “maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. 

Dengan demikian, ajaran tauhid yang dibawah Ibrahim langgeng terus sampai sekarang, meskipun beberapa kali pernah ternodai juga oleh penyembahan berhala yang dibencinya itu, tetapi akhirnya diluruskan kembali oleh anak cucunya. Dan keturunan langsung Ibrahim tidak ada satu pun yang pernah ternodai oleh berhala, hal ini nampak jelas dari peristiwa cucunya langsung Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim as, ketika sakit menjelang kematiaannya Beliau mengumpulkan anak-anaknya sebanyak 12 orang, lalu dimintai kesaksian mereka, sebagai mana diceritakan di dalam al-Quran:
أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ (١٣٣)
Artinya: “Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya” (QS: 02: 133).
Abdullah Bin Luhay Salah Satu Cucu Jauh Ibrahim Yang Sesat dan Menyesatkan:
Ajaran tauhid yang dibawah Ibrahim berlangsung lama dan terus dilestarikan oleh anak cucunya dari masa kemasa diseluruh penjuru dunia, sehingga datang seorang cicit jauh Ibrahim yang membangkang dan disesatkan oleh iblis bernama Abdullah bin Luhay al-Jurhumi. Yang terakhir inilah yang bertanggung jawab memasukkan budaya lama penyembahan berhala ke seluruh wilayah Jazirah Arab pada sekitar tahun ke-4 SM. 
Abdullah bin Luhay adalah keturunan ke-47 dari Ismail bin Ibrahim as, dan bertumu silsilah dengan nabi Muhammd SAW pada kakek Beliau yang ke-16 bernama Elias, terakhir ini mempunyai tiga orang putra dan dua di antaranya adalah Khuzza’ah yang menurunkan penjahat tauhid Abdullah bin Luhay di atas; dan anak keduanya adalah Mudrikah yang kelak menurunkan nabi Muhammad SAW.  (Lihat: Gambar Silsilah).

Konon, Abdullah bin Luhay ini terkenal bisa berkomunikasi langsung dengan jin maka ditunjukinya-lah tempat terkuburnya pusaka kaum nabi Nuh as sebelum terjadi banjir besar melanda bumi sekitar 5000 tahun lalu, dan pusaka-pusaka itu terkubur di Jeddah maka digalinya oleh Abdullah bin Luhay, yaitu terdiri dari berhala-berhala yang pernah disembah dan menyesatkan umat nabi Nuh, yaitu: Wadd, suwwa, yaghuts, ya’uq, dan nasr. (Lihat: QS: 71: 23). 

Maka atas saran iblis, berhala-berhala tersebut di bawah ke Ka’bah untuk disembah dan ketika datang musim haji berhala-berhala tersebut dibagi-bagikan kepada kabilah-kabilah besar di seluruh wilaya jazirah Arab, kemudian menyebarlah penyembahan berhala diseluruh jazirah Arab dan sekitarnya. Berhala-berhala inilah kemudian diberantas lagi oleh nabi Muhammad SAW setelah pembebasan kota Makkah pada tahun ke-9 H. Kemudian satu tahun kemudian nabi SAW membawa rombongan besar dari umat Islam untuk menunaikan haji Akbar beliau.
Tafsir Ayat-ayat Haji dan Umrah Selanjutnya:
Allah berfirman:
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ (٣٧) رَبَّنَا إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِي وَمَا نُعْلِنُ وَمَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ فِي الأرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ (٣٨) الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ الدُّعَاءِ (٣٩) رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ (٤٠) رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ (٤١)
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala; Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan darangsiapa yang mendurhakai Aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang; Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami tampakkan, dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit; Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha mendengar (memperkenankan) do’a; Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah do’aku; Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).(QS: 14: 35-41).
Sudah dijelaskan dengan cukup memadai pada serial-serial kita yang lalu ketika mengkaji ayat-ayat haji di surah al-Baqarah. (Lihat: Kembali).
Bersambung ke: TafsirAyat-Ayat Haji dan Umrah selanjutnya-- >>>
Materi Sebelumnya:
  1. Pengantar Tafsir Ayat-Ayat Hajidan Umrah
  2. Teladan Dari Kepemimpinan Ibrahim Kepada Tokoh-Tokoh Dunia
  3. Baitullah Magnet Jiwa Manusia & Zona Paling Aman Dimuka Bumi
  4. Ritual Ibadah Ketaatan Ajaran Ibrahim Haji & Shalat
  5. Makkah Negeri Yang Aman Sentosa & Sejahtera
  6. Mukjizat al-QuranTentang Sejarah Peradaban Masa silam
  7. Islam Adalah Warisan DariNabi Ibrahin dan Ismail AS
  8. Ibrahim AS Filosof dan Bapak AjaranTauhid
  9. Tawaf Haji Di Baitullah Ritual Agama Tertua Di Muka Bumi 
  10. Amanat Penyerahan Kepemimpinan Ibrahim Kepada Muhammad SAW 
  11. Hukum-hukum Penting Dalam Melaksanakan Haji & Umrah 
  12. Manasik Haji & Umrah Praktis (Tamattu')  
  13. Haji Akbar dan Haji Muhammad SAW 
  14. Haji dan Bisnis Di Tanah Haram  
  15. Wukuf Di Arafah dan Masy'aril Haram  
  16. Zikir & Doa Sapu Jagat Di Masy'aril Haram  
  17. Baitullah Bangunan Tertua Dipermukaan Bumi 
Materi Yang Berhubungan:
Karya Terakhir Penulis:
Beli: Di Sini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!