Memperingati Nuzulul Quran
1441 H.
By: Med Hatta
ALQURAN adalah kalamullah
(firman Allah) yang mengandung nilai kemukjizatan yang agung, membacanya
merupakan ibadah kepada Allah SWT. Di antara kemukjizatan Alquran yaitu lirik
bahasanya yang tinggi dimana bangsa manusia dan bangsa jin tidak mampu
menggubah satu bait-pun yang dapat menandingi nilai sastra ayat-ayat Alquran. Kemukjizatan
Alquran yang lain ialah Apabila seorang muslim membacanya ia akan mendaparkan
kehormatan dan pahala yang besar dari Allah SWT. Alquran diturunkan oleh Allah
SWT kepada nabi Muhammad SAW., penutup para nabi dan rasul. Dan sebagaimana
kemukjizatan Alquran (juga) adalah janji Allah untuk melindunginya dari distorsi
dan rekayasa dari orang-orang tidak bertangngung jawab sampai hari kiamat.
Peringatan Nuzulul Quran
Allah berfirman:
﴿شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ...)
Terjemah Arti: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (QS. Al-Baqarah: 185).
﴿إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ﴾
Terjemah Arti: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan (Laitulqadr)” (QS. Al-Qadr: 1).
Dari dua ayat di atas diketahui bahwa waktu turunnya
Alquran adalah pada bulan Ramadhan, tepatnya yaitu pada Malam Kemuliaan atau Lailatulqadr.
Namun, terdapat beberapa perbedaan pendapat para pakar tentang penentuan
tanggal permulaan diturunkannya Alquran, tapi para ulama tafsir menyepakati bahwa
ia pertama kali diturunkan kepada nabi Muhammad SAW pada malam Lailatulqadr
tepatnya tanggal 25 Ramadhan tahun 610 M.
Akan tetapi, hal ini tidak berarti harus serta-merta
mengklaim bahwa peristiwa Lailatulqadar dan peringatan Nuzulul Quran
adalah setiap tanggal 25 Ramadhan tersebut. Karena Lalaitulqadr sendiri merupakan
sebuah peristiwa agung yang “semi” dirahasiakan oleh Allah kepada umat Islam,
dan tanggalnya pun berubah-ubah dari tahun ke tahun, hanya rasulullah SAW telah
memberikan acuan kepada umat Islam untuk mencari Lailatulqadr itu pada
malam-malam yang ganjil dari 10 terakhir bulan Ramadhan atau antara tanggal:
(21, 23, 25, 27, dan 29) di bulan Ramadhan setiap tahun. Sebagaimana di dalam
sebuah hadits:
عن عائشةَ رضِيَ اللهُ عنها أنَّ رسولَ الله صلَّى الله عليه وسلَّمَ قال: (تَحرُّوا لَيلةَ القَدْرِ في الوَتْر من العَشرِ الأواخِرِ من رمضانَ) رواه البخاريُّ (2017).
Artinya: Dari Ibunda Aisyah ra. bahwa rasulullah SAW bersabda: “Carilah Lailatulqadr pada malam-malam ganjil dari 10 terakhir Ramadhan” (HR. Bukhari 2017).
Hari Kesaktian Alquran
Allah SWT tidak merincikan tanggal tertentu peristiwa Lailatulqadr,
yang juga merupakan hari awal mula diturunkannya Alquran, dan nabi Muhammad SAW
hanya memberikan sinyal antara tanggal: 21 – 23 – 25 – 27 dan 29 Ramadhan atau
pada malam-malam ganjil 10 terakhir bulan Ramadhan. Maka umat Islam sulit
menentukan suatu tanggal prasasti sejarah untuk memperingati sebuah peristiwa
besar dalam sejarah peradaban umat manusia sepanjang masa, yaitu hari
peringatan nuzulul quran. Negara Kerajaan Maroko dan negara-negara Barat
Islam yang bermazhab Maliki mengambil kebijakan menghidupkan Lailatulqadr
dan sekaligus memperingati hari nuzulul quran pada tanggal 29 Ramadhan
setiap tahun.
Sebagian negara Islam yang lain termasuk Indonesia
memperingati peristiwa turunnya Alquran (Nuzulul Quran) pada tanggal 17
Ramadhan setiap tahun, meskipun sebenarnya tidak relevan dengan konteks ayat
Alquran dan hadits nabi Muhammad SAW tentang Alquran dan Lailatulqadr di
atas. Mereka menetapkan tanggal 17 Ramadhan tersebut berdasarkan catatan
sejarah dalam sebuah peristiwa besar yang – konon – telah menjadi penentu
strategis dalam keberlangsungan dakwah Islam hingga kini, yaitu peristiwa
perang Badar yang agung.
Perang Badar adalah gerakan bersenjata pertama dalam
sejarah kemiliteran umat Islam, secara mutlak, yaitu sebuah pertempuran yang
dahsyat antara pasukan umat Islam – yang masih sedikit jumlahnya saat itu – melawan
pasukan besar dan raksasa perang dari tantara kualisi kaum musyrik Quraisy
Makkah, kelompok munafiq dan Yahudi Madinah. Kedua pasukan, secara kuantitas
dan kualitas, sangat tidak seimbang tetapi karena izin dan pertolongan Allah
SWT, maka perang Badar berhasil dimenangkan oleh pihak umat Islam. Jalannya
peperangan hebat ini di zoom secara Live oleh Allah di dalam surah
al-Anfal, berfirman:
Terjemah Arti: “Ingatlah ketika kamu (Muhammad) memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, “Sungguh, Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu (tantara) malaikat yang datang berturut-turut; Dan tidaklah Allah menjadikannya sebagai kabar gembira agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana; Ingatlah ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi ketenteraman dari-Nya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu (teguh pendirian); (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang beriman. “Kelak akan Aku berikan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka pukullah di atas leher mereka dan pukullah tiap-tiap ujung jari mereka” (QS. Al-Anfat: 9-12).
Kedahsyatan dan pengaruh pengaruh perang Badar, para
sejarahwan dunia telah mencatatkan dengan tinta emas bahwa perang Badar Agung
yang terjadi pada tanggal 17-18 Ramadhan 02 H. atau bertepatang dengan tanggal
15-16 Maret 624 H., adalah titik awal dari berdirinya kedaulatan negara Islam
pertama yang dibangun oleh nabi Muhammad SAW di Madinah, dan sekaligus penuntu
strategis dari keberlangsungan dakwah Islam dan kesinambungan turunnya Wahyu
sebagai tuntunan dan petunjuk bagi umat manusia sampai hari kiamat. Karena
tidak dapat dibayangkan seandainya umat Islam kalah dan bahkan – Na’udzu
Billah – jika nabi Mumammad terbunuh pada saat itu, maka dipastikan sejarah
akan berwujud lain dan mungkin agama islam dan Alquran sudah terkubur dalam
perang Badar tersebut, yang kini tertinggal hanya nama.
Oleh karena itu, ditetapkan tanggal 17 Ramadhan adalah “Hari
Kesaktian Alquran”. Dan kesimpulan ini ditegaskan oleh Allah SWT di dalam
Alquran pada rentetan ayat-ayat kisah perang Badar dari surah al-Anfal, Allah
berfirman:
(وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ )
Terjemah Arti: “dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan” (QS. Al-Anfal: 41).
Hari Al-Furqan atau hari kesaktian Alquran yaitu hari
bertemunya dua pasukan di dalam Perang Badar yang agung.
Wallahua’lam!
BACA JUGA:
Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan hari yang pasti awal turunnya wahyu, akan tetapi mereka sepakat bahwa peristiwa itu terjadi pada pertengahan terakhir dari bulan Ramadhan. Ayat yang pertama turun adalah dari surah al-'Alaq (1-5):
BalasHapusLihat: https://my-bukukuning.blogspot.com/2012/07/bulan-ramadhan-bulan-al-quran.html#.XrfAfTkRUl0