Serial Bulan Ramadhan: Tafsir Ayat-Ayat Puasa (BAGIAN TERAKHIR)
Festival Bulan Suci Ramadhan 1433 H. (Akhir Ramadhan)
“وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ”
(Dan
Cukupkanlah Bilangannya Dan Bertakbirlah Mengagungkan Allah Atas Petunjuk-Nya Yang
Diberikan Kepadamu Supaya Kamu Bersyukur)
Oleh: Med HATTA
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله
أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر كبيرا، والحمد لله كثيرا، وسبحان الله بكرة
وأصيلا، لا إله إلا الله وحده، صدق وعده، ونصر عبده، وأعز جنده، وحزم الأحزاب وحده،
لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر، ولله الحمد.
الحمد لله الذي وفقنا لإتمام
العدة، وأمرنا بتكبيره وتمجيده في نهاية عدة هذا الصيام، فقال: "وَلِتُكْمِلُوا
الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ"، فالله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، والله
أكبر، الله أكبر، ولله الحمد.
الحمد لله الذي جعل التقوى غاية
الصوم، فقال: "يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ
كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ"،
والصلاة والسلام على صفوة خلقه، وخاتم أنبيائه، نبي الهدى، ومصباح الدجى، محمد بن
عبد الله، وآله وصحبه أجمعين، أما بعد:
Takbir Syukur Mengagungkan Allah:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (١٨٥)
Artinya: “dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu bertakbir (mengagungkan) Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS: 02: 185)
Takbir yang
dikumandangkan oleh orang-orang mu’min pada hari besar ini adalah syi’ar agung yang
merefleksikan ke-Maha sucian Allah SWT dan mengagungkan-Nya, kita bertakbir
mengagungkan Allah karena kita telah sukses besar meraih penghargaan mulia, dan
kita telah mendapatkan pengampunan Allah, setidaknya Itulah harapan kita semua dan
pemberian Tuhan jauh lebih agung dan utama dari yang kita harapkan itu.
Takbir adalah slogan
hari raya, takbir menunjukkan atas keagungan Allah yang maha pencipta, kalimat
ini senantiasa dikumandankan oleh orang-orang beriman setiap melihat sesuatu
yang menyenangkan hatinya, atau mendapatkan berita gembira yang diharapkannya. Maka masih adakah yang lebih dahsyat dari meraih kemuliaan Lailatul Qadr dan
Ramadhan, mendapatkan keridhaan oleh Allah yang maha pengasih, dan memperoleh
ampunan dari Yang Maha Pengampun?
Oleh karena
itu, seorang mu'min yang cerdas pastilah dapat menakar berapa banyak keutamaan yang ia peroleh pada hari ini, berapa banyak kemuliaan yang ia telah dapatkan, dan
berapa pula kebaikan yang telah ia kumpulkan, maka pantaslah jika ia bertakbir mengagungkan
Allah pada hari ini, karena besarnya hadiah yang telah ia peroleh.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر، ولله الحمد.
Sebagaimana
takbir ini diucapkan ketika mengawali setiap shalat, yaitu pembuka shalat, maka
demikian pula adanya pada akhir Ramadhan, yaitu ditutup dengannya. Karena
shalat merupakan media menghadap kepada Allah, maka password-nya adalah takbir
untuk mengagungkan-Nya. Adapun puasa, karena waktunya cukup panjang, ia juga merupakan
ni’mat terbesar kepada umat manusia, maka ia ditutup dengan takbir yang sama
sebagai rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah, dan merefleksikan rasa
senang atas kemenangan karena telah meraih ridha-Nya.
Rahasia Dibalik kalimat Takbir:
Sesungguhnya takbir yang diperintahkan kepada kita pada ayat tema di atas, sebagai penutup dari hari-hari puasa yang telah ditentukan bilangannya itu, dan untuk melaksanakan hari raya kemenangan, ia mempunyai rahasia yang harus kita cermati. Bahwasanya seorang mu'min apabila ia telah meyakini keagungan Tuhannya, dan mampu merenungkan ciptaan-Nya secara cermat, niscaya ia tidak akan pernah merasa terlepas dari kewajiban dan tidak akan pernah sengaja melakukan dosa. Sebaliknya kesalahan itu bisa terjadi jika ia tidak mampu merenungkan Sang Maha Pecipta dengan sebenar-benarnya.
Oleh sebab itu takbir di sini menjadi salah satu media mengingatkan seorang mu'min pada Sang Pencipta yang maha besar itu, mereka mengumandankan takbir pada hari raya untuk mengakui bahwa sesungguhnya Allah Maha Besar dari segala yang besar, Maha Tinggi dari segala yang tinggi. Pada saat itulah ia akan menganggap enteng kehidupan dunia dan segala fasilitasnya, maka mereka akan berusaha keras mencapai keridhaan Allah dengan berbagai amal shaleh, menghindari segala jenis kemungkaran, pemaaf dan toleran, berbuat kebajikan dan segala perbuatan yang dapat mendekatkannya kepada Allah, karena Allah menyukai hal yang demikian itu dan Dia memberikan pahala besar bagi pelakunya.
Sebaliknya jika prinsif ini tidak dimiliki oleh seseorang, niscaya kamu akan melihat segala jenis dosa menari-nari di atas kepalanya bermula dari awal hari raya, maka apa yang telah diharamkan pada bulan Ramadhan, akan menjadi halal baginya pada hari raya. Dan hari raya yang semestinya menjadi wahana meluangkan rasa syukur, mengagungkan, dan bertakbir kepada Allah, berubah drastis menjadi musim melakukan dosa dan pelanggaran. Ini adalah kekeliruan yang harus menjadi perhatian besar untuk diantisipasi oleh seorang mu'min pada hari raya ini.
Seorang mu'min tidak dilarang untuk bersenang-senang, kamu boleh melampiaskan segala kebahagianmu, akan tetapi hendaklah kamu sadar bahwa tidak ada kebahagian untuk berbuat durhaka kepada Sang maha pencipta, sebaliknya kesenangan itu semuanya untuk mencapai ridha Allah, dan jika kamu ingin merasakan itu selamanya maka hendaklah kamu senantiasa mengingat Allah dan mengagungkan-Nya.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر، ولله الحمد
Motifasi Takbir:
Allah berfirman:
وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ
Artinya: “dan hendaklah kamu bertakbir (mengagungkan) Allah";
Salah satu misi pokok yang dibawah ayat puasa ini adalah "Hidayah", oleh karena itu hidayah ini motifasi utama takbir, sebab kebahagian besar pada hari raya adalah hidayah Allah yang telah diberikan kepada orang mu'min. Maka tiada lagi yang lebih besar yang dapat membuat setiap jiwa berbahagia ketika keluar dari bulan suci Ramadhan melebihi hidayah Allah SWT ditinjau dari dimensi manapun. Alangkah meruginya orang yang keluar dari bulan suci Ramadhan dengan tangan kosong, tidak ada yang berubah sesuatu apapun dari dirinya.
Padahal Allah SWT telah memberi hidayah kepada kita seperti gemar membaca al-Qur'an dan merenungkannya, patut disyukuri itu, Dia juga telah memberi hidayah kita mendirikan qiyamul lail, kitapun syukuri, hidayah memanjatkan do'a dan munajat, hidayah berakhlak mulia, hidayah bermurah-murahan dan memberikan shadaqah, dan hidayah memperbanyak amal shaleh, semuanya itu patut kita syukuri pada hari raya ini.
Bukankah ini semua merupakan keberuntungan besar yang patut kita berbahagia dengannya, lalu mendengungkan takbir dengan latang; Allah Akbar! atas petunjuk-Nya, Allahu Akbar! atas ni'mat-Nya, Allahu Akbar! atas maaf dan pengampunan-Nya,,,, Oleh karena itu maka bergembiralah wahai orang-orang yang beriman atas segala keberuntungan yang telah kamu peroleh selama hari-hari puasa itu, dan kamu pada hari raya ini keluar dari bulan puasa dengan penuh kemenangan...
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر، ولله الحمد
Firman Allah:
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: “supaya kamu bersyukur.”
Benar, ini adalah hari bersyukur besar, yang dikumandankan oleh orang-orang yang beriman dengan lafadz takbirnya:
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر، ولله الحمد
Kemudian disertakan perbuatan dengan melaksanakan shalat Idul Fitri, berpakaian baru, mudik, silaturahim, halal bihalal, bermaaf-maafan, melakukan amal-amal kebajikan dan berbuat baik.
Sungguh benar-benar merupakan festival syukur akbar, maka jadilah bagian dari orang-orang yang bersyukur ini, karena merekalah bagiaan dari golangan yang disebut al-Qur'an sebagai kelompok pilihan kecil, Allah berfirman:
اعْمَلُوا آلَ دَاوُدَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ (١٣)
Artinya: “Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.” (QS: 34: 13)
Perhatikanlah ayat di atas: Al-Qur'an tidak mengatakan "ucapkanlah" (kata syukur) tetapi "berkerjalah" (untuk bersyukur).
Maka bergabunglah wahai saudara-saudara mu'min pada kelompok kecil tersebut, dengan ikrar dan perbuatan, dan ingatlah sesungguhnya kamu telah memperoleh pengampunan dari Allah di dalam bulan suci Ramadhan, Allah juga telah menunjuki kamu jalan yang mulia, sebagaimana sabda rasulullah SAW:
"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan iman dan perhitungan, maka telah diampunkan baginya dari dosanya yang telah lalu"; dan bersabda: "Barangsiapa melaksanakan qiyamul lail pada bulan Ramadhan, maka telah diampunkan baginya dari dosanya yang telah lalu"; dan bersabda: "Barangsiapa yang melaksanakan qiyamu lailatul qadr dengan iman dan perhitungan, maka telah diampunkan baginya dari dosanya yang telah lalu".
Maka bukankah selayaknya Tuhan Sang pemberi ni'mat bersar itu; yang telah memberikan kepada kamu semua kemulian itu, patut kamu syukuri pada hari raya ini? Yaitu dengan membukakan hatimu selebar-lebarnya kepada saudara-saudaramu, membukakan pintu maaf kepada mereka, mengirimkan kartu ucapan selamat Idul Fitri, hari ini adalah hari syukur akbar, maka Allah tidak akan menerima syukur dari orang-orang yang saling membenci, dendam, dan memutuskan tali silaturahim? Ketahuilah sesungguhnya: "Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan" (QS: 03: 134).
Marilah kita sama-sama berdo'a kepada Allah; semoga menerima segala amal kebajikan kita, menerima segala do'a dan munajat kita, mempersatukan hati kita. Amin:
اللهم تقبّل منّا أعمالنا، واستجب دعاءنا، وألِّفْ على الحقّ قلوبنا، برحمتك يا أرحم الراحمين.
عباد الله، أقول ما سمعتم، وأستغفر الله العظيم لي ولكم، فاستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم.
Kajian yang Lalu:
- Lailatul Qadr Tahun ini Jatuh Padamalam Selasa 25 Ramadhan 1433 H. (14/08/2012)
- Al-Qur’an MultiInterpretasi Bergema Menggetarkan Sensasi Ilmuan
- Al-Qur’an PetunjukYang Universal (Manusia dan Jin)
- Al-Qur’an Petunjuk Pergaulan Sosial dan Moral
- Al-Qur’an PenawarMujarab dan Rahmat Yang Amat Tinggi
- Al-Qur’an PeetunjukKepada Jalan Yang Lebih Lurus (Tauhid)
- Qur’an Dalamal-Qur’an (Al-Qur’an Petunjuk Kepada Hukum Syariat)
- Bulan Ramadhan Bulan Al-Qur’an
- I’tikaf Dalam Mesjid Di Bulan Ramadhan
- Kasus-Kasus Pelanggaran Dalam Menjalankan Ibadah Puasa
- Imsak Benang Putih dan Benang Hitam Waktu Fajar
- Ibadah Puasa Syariat Rahmatan Lil-'Alamin
- Takbir Idul Fitri Sarana Mempersatukan Umat
- Ru'yatul Hilal & Mencukupkan Bilangan Asli Puasa ramadhan
- Sejarah Hisab Dalam Tradisi Ibadah Puasa Umat Islam
- Bulan Ramadhan Di Tetapkan Dengan Menyaksikan Hilal Secara Langsung
- Puasa Ramadhan Membatalkan Hukum Puasa Sebelumnya
- Awal Ramadhan 1433 H Akan Masuk Pada Malam Sabtu (21/07/'12)
Artikel yang berhubungan:
- Menyambut Pestival Amal shaleh
- Menghidupkan Bulan Sya'ban
- Isra' - Mi'raj Ke Elle SalewoE Bersama H. Jamalu
- Isra'-Mi'raj Melumpuhkan Sistem Digital
- Kelahiran Nabi SAW Menciptakan Peradaban Baru Umat Manusia
- Maulid Nabi SAW dan Sejarah Perjuangan
- Al-Qur'an Kampanye Anti-Miras
- Silsilah Para Nabi, Rasul dan Bangsa-Bangsa Dunia
- Bumi Allah Amat-lah Luas Berhijrah-lah
- 1 Jam Dimurka Gurutta Ambo Dalle
- Seorang Muhajir Fakir
Karya Terbaru Penulis:
Beli Buku: Di Sini! |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!