Serial Bulan Sya'ban: Tafsir Ayat-Ayat Puasa (01/ 01):
Menyambut Nishfus Sya'ban 1433 H. (H: -24)
Menyambut Nishfus Sya'ban 1433 H. (H: -24)
Oleh: Med HATTA
Allah Berfirman:
حم (١) وَالْكِتَابِ
الْمُبِينِ (٢) إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (٣) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (٤) أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ
(٥) رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ (٦)
Artinya: "Haa-miim; Demi Kitab (al-Quran) yang menjelaskan;
sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan; Pada malam itu dijelaskan segala
urusan yang penuh hikmah; suatu urusan yang besar dari sisi Kami, sesungguhnya
Kami adalah yang mengutus rasul-rasul; sebagai rahmat dari Tuhanmu,
sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha mengetahui" (QS:
044: 1-6)
Sumber asli: Tulisan ini |
Malam
al-Mubarakah, yang disebutkan pada ayat ke-3 dari surah ad-Dukhan di atas,
diyakini sebagian ahli tafsir sebagai Malam Nishfusy Sya'ban (Malam 15
dari bulan Sya'ban al-Mubarak), dimana pada ayat selanjutnya dijelaskan bahwa:
"Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah". Maksudnya pada malam "Nishfusy Sya'ban" itu dijelaskan segala
urusan dari Lauhil Mahfudz pada "Kitab Urusan" segala
peristiwa untuk setahun kedepan.
Semua
dicatat dari kehidupan dan kematian, peperangan dan perdamaian, Fertilitas dan
kemandulan serta kebaikan dan keburukan. Kemudian kitab urusan tersebut diserahkan
kepada pelaksana tugas dari malaikat-malaikat, maka mereka akan melaksanakannya
dengan sangat sempurna dan teliti sesuai ketentuan Allah, tidak ditambah dan tidak dikurangi, tidak
diganti dan tidak pula dirubah, semuanya akan berjalan sesuai dengan
situasinya, waktu dan tempatnya.
Demikian-lah
setiap tahun pada malam al-Mubarakah (15 Sya'ban) ini, diperincikan pada kitab
urusan umum semua peristiwa yang ditentukan Allah yang akan terjadi selama
setahun kedepan, termasuk rezki, umur dan lain-lain dari peristiwa-peristiwa
alam semesta dan gejala-gejala cosmos raya, bahkan sesorang telah merencanakan
pernikahan dan menunggu bayi barunya, padahal ajalnya sudah diruliskan pada saat itu.
Namun,
sebagian ahli tafsir yang lain meyakini bahwa "Malam al-Mubarakah"
itu adalah "Lailatul Qadr", bukan "Nishfusy Sya'ban",
dengan dalail firman Allah:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ
الْقَدْرِ (١) وَمَا أَدْرَاكَ
مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (٢) لَيْلَةُ الْقَدْرِ
خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (٣) تَنَزَّلُ
الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤) سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (٥)
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an)
pada malam kemuliaan; dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?; malam
kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan; Pada malam itu turun malaikat-malaikat
dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan; Malam
itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar" (QS: 097: 1-5).
Menurut
pendukung pendapat ini menegaskan bahwa firman Allah {من كل أمر}, (segala urusan) pada ayat ke-4 dari surah
al-Qadr di atas adalah pengaturan segala urusan pada malam "Lailatul
Qadr", mengagendakannya di "Lauhil Mahfudz", kemudian
menyerahkannya kepada pelaksana tugas dari malaikat-malaikat: Mikail, Israfil
dan Ezrail...
Malam Al-Mubarakah dan Nishfu as-Sya'ban:
Terlapas
dari perbedaan persepsi di atas, kita tetap tidak bisa mengabaikan kemulian bulan
Sya'ban dan malam "Nishfusy Sya'ban" di dalam Islam. Oleh karena itu,
Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthi, tokoh besar Islam masa kini, menekankan
bahwa: "Sya'ban keseluruhannya adalah bulan sangat istimawa dari
bulan-bulan dalam setahun. Oleh sebab itu, rasulullah SAW menghidupkannya
selain bulan Ramadhan, beliau tidak menghidupkan bulan mana-pun selain dua
bulan ini. Karena di bulan Sya'ban ini semua amal perbuatan diangkat kehadirat
Allah SWT, sebagaimana sabda rasulullah SAW:
"Bulan Sya'ban adalah bulan dimana
Allah mencurahkan rahmat kepada orang-orang yang lembut, mengampuni dosa-dosa
hamba-Nya yang bertobat dan pada bulan ini Allah membebaskan jumlah tidak
terbatas dari penghuni neraka, hanya Allah yang mengetahui jumlahnya".
Sebuah
riwayat lain dari Usamah bin Zaid, dari rasulullah SAW ketika beliau ditanya
oleh Usamah: Ya rasulullah, saya tidak pernah melihat anda berpuasa bulanan
dari bulan-bulan lain seperti anda puasa di bulan Sya'ban! Maka rasulullah SAW
bersabda:
"Karena bulan itu banyak dilupakan
oleh banyak orang dijepit bulan Rajab dan Ramadhan, pada bulan Sya'ban ini
diangkat di dalamnya semua amalan perbuatan ke sisi Allah, maka saya senang
amal saya diangkat ke sisi-Nya dalam keadaan saya puasa".[2]
Hadits
lain diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi dan an-Nasaai dari
hadits 'Aisyah ra. Berkata: "Tiada satu bulan-pun dimana rasulullah SAW
memperbanyak puasanya selain di bulan Sya'ban". Sebabnya sudah dijelaskan
pada hadits riwayat Usamah bin Zaid di atas.
Fadilah Malam Nishfusy Sya'ban:
Adapun
khusus keistimewaan "Malam Nishfusy Sya'ban", malam tanggal 15
Sya'ban (Malam al-Mubarakah), penulis cukup merujuk pada hadits riwayat
al-Baihaqi dengan sanad hasan, bersumber dari 'Aisyah ra berkata: "Pada
suatu malam rasulullah SAW melaksanakan shalat dan berlama-lama dalam sujudnya
hingga saya menyangka dia telah tiada, ketika saya mengamati dan mencoba
menggerakan, beliau masih bergerak, maka saya mundur menunggu dan mendengarkan
beliau berdo'a:
"Yaa Allah! Saya memohon perlindungan
dengan ridha-Mu dari kebencian-Mu, saya memohon perlindungan dengan ampunan-Mu
dari siksaan-Mu..."
Ketika nabi selesai shalat, beliau bertanya
kepada saya ('Aisyah): "Wahai 'Aisyah! Tahukah kamu malam apakah sekarang?". 'Aisyah menjawab: Allah dan rasul-Nya lah yang tahu, nabi bersabda:
"Ini adalah malam Nishfusy Sya'ban,
pada malam ini Allah SWT mencurahkan kasih kepada hamba-Nya seraya menstimulus:
"Siapa yang bertobat malam ini Aku akan ampuni, siapa yang memohon sesuatu
Aku akan berikan dan siapa yang berdo'a pada malam ini Aku akan
kabulkan..."
Catatan: Tentang hadits-hadits di atas, kata Dr.
Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthi: "Pada umumnya hadits-hadits yang
membicarakan tentang kemuliaan bulan Sya'ban, khususnya Malam Nishfusy Sya'ban,
adalah pada semuanya Shahih, kuat dan tidak perlu diragukan..." Wallahua'lam!
Artikel yang berhubungan:Karya Terbaru Penulis:
Kelahiran Muhammad SAW Menciptakan Peradaban Baru Bagi Umat Manusia Modern (Bagian 2)
ISRAA - MIIRAJ KE ELLE SALEWOE BERSAMA GURUTTA H. JAMALU
- Memperingati 14 Abad Kelahiran Peradaban Manusia Modern
- Maulid Nabi dan Semangat Perjuangan
- Israa dan Mi'raj Melumpuhkan Sistem Digital
- Sains, Riset dan Observasi Ilmiah Sendi Utama Kebudayaan Islam
- Al-Qur'an Kampanye Anti Miras
- Silsila Para Rasu, Nabi dan Bangsa-Bangsa Dunia
- Seorang Mohajer Fakir
- Sendi-Sendi Kebudayaan dalam Islam
- Bumi Allah Amat Luas Maka Berhijrah-lah
- Sejarah Peringatan Maulid Nabi di Maroko
- 1 Jam Dimurka Gurutta Ambo Dalle
Beli Bukunya Sekarang! |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar