Simbol Sains pada Ayat-Ayat Sumpah di Dalam Alquran
(Bintang Sirius)
Autor: Med HATTA
Allah berfirman:
وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَىTerjemah Arti: "Demi bintang ketika jatuh" (QS. An-Najm: 1).
Menurut kamus al-Muhith, kalimat (هَوَى)
"hawaa", pada ayat ke-1 dari surah an-Najm (QS: 53: 1) ini artinya
"jatuh", yang kalau dirujuk pada kitab-kitab tafsir semuanya berkisah
tentang bintang yang jatuh.
Allah SWT tidak menjelaskan nama
bintang yang jatuh pada ayat ini, para pakar tafsir dunia berbeda pendapat
dalam mengidentifikasikan nama bintang tersebut. Namun, hal yang dapat
mencerahkan kita adanya ayat ke-49 dari surah yang sama menyebutkan bintang (الشعري)"Syi'raa" (Sirius)[1]:
“dan bahwasanya Dia-lah Tuhan (yang memiliki) bintang syi`ra”.
Fakta Ilmiah Bintang Syi'raa (Sirius):
Sirius
(α CMa/ α Canis Majoris/ Alpha Canis Majoris), adalah bintang paling terang di
langit malam, dengan magnitudo tampak −1.47. Bintang ini terletak di
rasi Canis Major dan merupakan sistem bintang ganda dengan komponen primer
bintang deret utama kelas A dan komponen sekunder sebuah katai putih.
Sirius dapat dilihat hampir disemua tempat dipermukaan bumi kecuali oleh orang-orang yang tinggal pada
lintang di atas 73,284° utara. Saat terbaik untuk dapat menyaksikan bintang ini
adalah sekitar tanggal 1 Januari, dimana ia mencapai meridian pada tengah
malam. Pada kondisi yang kondisif, Sirius dapat dilihat dengan mata telanjang
saat matahari masih berada di atas horison. Ketika berada di atas kepala,
bintang ini dapat dilihat pada kondisi cuaca sangat bersih, asalkan pengamat
berada di tempat yang tinggi, dan posisi Matahari cukup rendah[2].
Sirius adalah salah satu sistem
bintang terdekat dengan bumi pada jarak 2,6 parsec[3]
atau 8,6 tahun cahaya[4].
Tetangga terdekatnya adalah sistem bintang Procyon, pada jarak 1,61 parsec atau
5,24 tahun cahaya[5].
Sirius A adalah sebuah bintang
deret utama dengan kelas spektrum A0 atau A1 dan memiliki massa sekitar 2,1
Matahari[6]/[7].
Pasangannya, Sirius B, adalah bintang yang sudah berevolusi dari deret utama
menjadi katai putih. Kedua bintang ini mengorbit satu sama lain pada jarak
sekitar 20 AU (hampir sama dengan jarak Matahari dan Uranus) dengan periode
orbit mendekati 50 tahun. Orbit tersebut dapat membuat Sirius B kadang berada
di depan Sirius A sehingga luminositas total keduanya menurun sebentar. Karena
alasan ini, sistem Sirius diperhitungkan sebagai bintang ganda gerhana.
Katai putih tipikal memiliki massa
0.5 – 0.6 massa matahari. Dengan massa hampir sama dengan Matahari, Sirus B
adalah salah satu katai putih termasif yang diketahui. Massa tersebut
terkandung hanya dalam volume yang sebanding dengan bumi. Katai putih hanya
terbentuk setelah bintang melewati tahap deret utama dan raksasa merah. Dua
tahap tersebut telah dilalui Sirius B kurang dari setengah usianya sekarang, sekitar
120 juta tahun yang lalu. Bintang awalnya diperkirakan memiliki massa 5 massa
matahari[8]
dengan kelas spektrum B7V ketika berada di deret utama.
Ketika berada pada tahap raksasa
merah, Sirius B boleh jadi memperkaya metalisitas Sirius A. Inilah yang menjadi
sebab kelimpahan logam Sirius A lebih tinggi dari harga normal (metalisitas
dikatakan normal jika sama dengan harga yang dimiliki Matahari)[9].
Sirius A diperkirakan akan kehabisan bahan bakar hidrogen diintinya dalam satu
miliar tahun lagi. Setelah itu ia akan menempuh tahap raksasa merah sebelum
akhirnya akan menjadi katai putih juga[10].
Astronomi al-Qur’an Tentang Bintang Syi’raa (Sirius):
Banyak sekali riwayat yang
berbeda-beda dari fakar tafsir dunia tentang bintang yang dimaksud ayat kajian di atas,
penulis cenderung menyebutnya sebagai bintang "Syi’raa" (Sirius)
dengan beberapa pencerahan yang meyakinkan hati, seperti:
- Pertama, surah yang menceritakan peristiwa ini dinamakan surah an-Najm (Bintang), di dalam surah yang terdiri dari 62 ayat tersebut tidak menceritakan bintang kecuali hanya pada dua tempat saja, yaitu:
- Pada ayat kajian ini disebutkan dalam bentuk sumpah "demi bintang ketika jatuh" (tidak dijelaskan namanya).
- Dan pada ayat ke-49 disebutkan sebagai bintang sirius, dalam firman Allah:
وَأَنَّهُ هُوَ رَبُّ الشِّعْرَى (٤٩)Artinya: "dan bahwasanya Dia-lah Tuhan (yang memiliki) bintang Syi'raa" (QS: 53: 49)
- Kedua, Allah tidak akan bersumpah di dalam al-Qur’an kecuali hanya pada hal-hal yang sangat dahsyat dan besar pengaruhnya terhadap manusia, kenyataan bahwa kata Arab "Syi’raa" yang merupakan padanan kata bintang Sirius adalah bintang paling terang di langit malam hari.
Sirius sesungguhnya adalah sepasang dua bintang, yang dikenal sebagai Sirius A dan Sirius B. Yang lebih besar adalah Sirius A, yang juga lebih dekat ke Bumi dan bintang paling terang yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Tapi Sirus B tidak dapat dilihat tanpa teropong.
Bintang ganda Sirius beredar dengan lintasan berbentuk bulat telur mengelilingi satu sama lain. Masa edar Sirius A dan B mengelilingi titik pusat gravitasi mereka yang sama adalah 49,9 tahun. Angka ilmiah ini kini diterima secara bulat oleh jurusan astronomi di universitas Harvard, Ottawa dan Leicester.
- Ketiga, Bintang Sirius telah mengambil perhatian besar bangsa-bangsa terdahulu, sebagaimana dicatat sejarah bahwa bangsa Mesir kuno menjadwalkan banjir sungai Nil dengan lewatnya bintang Sirius di atas angkasa, mereka memantaunya dengan tujuan tersebut dan mengawasi setiap gerakannya. Dan bintang Sirius ini juga punya peranan penting pada legenda-legenda bangsa Persia dan Arab pada umumnya.
Syi’raa adalah bintang raksasa dan paling terang di langit malam hari, bintang yang nyaris dijadikan Tuhan oleh nabi Ibrahim kalau-lah tidak meperoleh hidayah dari Allah SWT. Syi’raa salah satu sembahan bangsa Arab jaman jahiliyah, yaitu kasus yang dicela dan diberantas oleh surah an-Najm ini. Maka yang dimaksud ayat sumpah pada awal surah an-Najm "Demi bintang ketika jatuh", adalah bintang "Sirius".
Dengan demikian, pemilihan fenomena
"Demi bintang ketika jatuh", sesuai karakter bintang Sirius. Dengan
kata lain Allah memperingatkan dalam sumpah-Nya bahwa bintang sebesar apapun
adanya termasuk Sirius yang kalian puja itu pasti akan jatuh dan berubah
bentuknya menjadi bintang katai putih, maka tidak layak untuk disemabah. Yang
wajib disembah adalah Allah Yang Maha Perkasa, Tinggi dan Kekal.(Wallahua'lam).
- Bintang Syi’ra (Sirius) ialah bintang yang disembah oleh orang-orang Arab pada masa Jahiliyah.
- C. Henshaw (1984). "On the Visibility of Sirius in Daylight". Journal of the British Astronomical Association 94 (5): 221-222.
- Satuan panjang astronomi berdasarkan jarak dari Bumi di mana paralaks bintang adalah 1 detik busur; setara dengan 3,262 tahun cahaya.
- Henry, Dr. Todd J. The One Hundred Nearest Star Systems. RECONS. Diakses pada 4 Agustus 2006.
- Sirius 2. SolStation. Diakses pada 4 Agustus 2006.
- Pedro, Braganca The 10 Brightest Stars. SPACE.com. Diakses pada 4 Agustus 2006.
- Sirius 2. SolStation. Diakses pada 4 Agustus 2006.
- J. Liebert, P.A. Young, D. Arnett, J.B. Holberg, K. A. Williams (2005). "The Age and Progenitor Mass of Sirius B". The Astrophysical Journal 630: L69–L72.
- Sirius 2. SolStation. Diakses pada 4 Agustus 2006.
- Idem.
BACA JUGA :
|
|||
1
|
2
|
||
3
|
4
|
||
5
|
6
|
||
7
|
8
|
||
9
|
10
|
||
11
|
12
|
||
13
|
14
|
||
15
|
16
|
||
17
|
18
|
||
19
|
20
|
||
21
|
22
|
Karya Terbaru Penulis:
Beli Bukunya Sekarang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar