Simbol Sains pada Ayat-Ayat Sumpah di Dalam Alquran
(Rotasi Bintang-Bintang)
By: Med HATTA
Allah berfirman:
فَلا أُقْسِمُ بِمَوَاقِعِ النُّجُومِ
Terjemah Arti: "Maka Aku bersumpah demi rotasi bintang-bintang" (QS. 56: 75).
Al-Qur'an merupakan
Kitab suci pertama memberikan perhatian khusus pada bintang-bintang untuk
kepentingan perjalanan, sebagai pentunjuk atau kompas didaratan dan lautan,
Allah berfirman:
وَعَلامَاتٍ
وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ (١٦)
Artinya: "Dan
(Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan) dan dengan bintang-bintang itulah
mereka mendapat petunjuk" (QS: 16: 16).
Salah satu kemukjizatan
al-Qur’an adalah mudah dipahami oleh setiap orang - sesuai dengan tingkat
kecerdasan – yang membacanya. Bangsa Arab yang menerima al-Qur’an pada periode
pertama atau sesudahnya sedikit, mengetahui bahwa tempat peredaran
bintang-bintang yang kita saksikan sangatlah besar, karena manusia tidak mampu
mencapainya. Karena saking besarnya fenomena-fenomena cosmos tersebut Allah SWT
bersumpah dengannya, sebagaimana pada ayat kajian (QS: 056 : 75) di atas. Inilah
penafsiran sederhana mereka terhadap ayat ini.
Namun, sekarang
- khusunya - setelah perkembangan sains dan teknologi mengalami kemajuan yang
sangat pesat, terutama setelah era observasi besar-besaran ke angkasan luar ditahun 60-an, timbullah pemahaman baru yang sungguh menakjubkan, yang memberikan
pencerahan kenapa Allah SWT bersumpah demi rotasi bintang-bintang tersebut, dan
mendeklarasikan sumpah ini dengan peristiwa yang sangat dahsyat.
Keterangan Pakar Tafsir Dunia Tentang Rotasi Bintang:
Menurut Qatadah
dan koleganya: "Tempat peredaran bintang-bintang", adalah tempat
terbit dan terbenamnya, Athaa Ibnu Abi Rabah: Rotasinya, al-Hasan: gugur dan
runtuhannya dihari kiamat[1].
Sedangkan
menurut Ibnu Abbas: Artinya bintang al-Qur'an, karena al-Qur'an itu diturunkan
secara keseluruhan pada malam al-Qadr dari langit paling atas ke langit bumi,
kemudian diturunkan secara berkala kepada nabi Muhammad SAW selama 23 tahun
(sepanjang tahun kenabian), kemudian Ibnu Abbas membacakan ayat sumpah ini.
Adapun pendapat
Mujahid: Tempat peredaran bintang-bintang di langit, dikatakan juga tempat
terbit dan terbenamnya, yaitu pendapat Ibnu Jarir dan Qatadah juga. Tempat
peredarannya: adalah rotasinya. Menurut al-Hasan: Yang dimaksud ayat adalah
runtuhannya di hari kiamat[2].
Fakta Ilmiah Rotasi Bintang:
Alam semesta
ini sangat luas dan dahsyat pada strukturnya, di dalamnya terdapat milyaran
bintang-bintang yang jaraknya dari bumi berbeda-beda satu sama lain, di
antaranya ada yang sangat jauh sekali hingga tidak terjangkau oleh hitungan
sederhana. Ahli astronomi telah menetapkan suatu hitungan tertentu untuk
mengukur jarak bintang-bintang tersebut dikenal dengan "tahun
cahaya".
Ukuran tahun
cahaya ini hanya satuan pengukur jarak saja, bukan pengukur waktu sebagaimana dipercayai
sebagian orang, yaitu ukuran jarak yang ditempuh cahaya dalam setahun.
Konkritnya, ukuran kecepatan cahaya mencapai 300.000 Km per-detik, jadi dalam
satu menit mencapai 18.000.000 Km, satu jamnya mencapai 1.080.000.000 Km (satu
milyar delapan puluh juta kilometer).
Maka jika
dihitung berapa jauh yang ditempuh cahaya dalam setahun, pasti kita akan
menemukan angka yang cukup pantastis, yaitu: 300.000 x 365 (hari dalam setahun)
x 24 (jam dalam sehari) x 60 (menit dalam satu jam) x 60 (detik dalam satu
menit). Total: 9.460.800.000.000 Km (sembilan trilliun empat ratus enam puluh
milyar delapan ratus juta kilometer).
Jika dikatakan
bahwa di antara bintang-bintang di angkasa luar itu jaraknya dari bumi ada yang
mencapai ribuan bahkan jutaan tahun cahaya, maka berapa kilometer-kah jauhnya
itu???
Ilmu
pengetahuan telah membuktikan bahwa manusia sama sekali tidak dapat melihat
bintang-bintang, sungguh ini merupakan hal yang luar biasa, yaitu hakikatnya
adalah tanda-tanda kekuasaan Allah. Apa yang kita saksikan di atas langit sana
hanyalah rotasi bintang-bintang saja, yang sebelumnya di tempati
bintang-bintang kemudian berpindah keposisi yang lain pada peredarannya.
Jagad raya yang
sedemikian luas, dan bintang-bintang yang jauhnya tak terkirakan dari kita penghuni
bumi, membuat sinarnya tidak akan sampai ke kita kecuali setelah tenggang waktu
yang sangat lama, dimana bintang-bintang tersebut sudah tidak diposisi kita
lihat, dia sudah bergeser jauh meneruskan peredarannya dalam galaksi. Atau
mungkin saja sudah jatuh menjadi katai putih atau ke lubang hitam karena
kehabisan energi, tetapi sinarnya masih menyala-nyala di kegelapan malam dan
sampai ke kita.
Matahari
misalnya, bintang yang paling dekat ke bumi, jaraknya kira-kira mencapai 150
juta kilometer, cahayanya akan sampai ke bumi setelah kira-kira 8 menit.
Kecepatan cahaya adalah 300 ribu kilometer per-detik, bayangkan kalau matahari
berputar pada porosnya dengan kecepatan 19 kilometer per-detik, ini berarti
selama 8 menit jarak tempuh cahaya sampai ke bumi itu, matahari telah bergerak
meninggalkan sumber cahaya yang kita lihat tersebut sepanjang 10 ribu
kilometer, itulah jarak yang telah ditempuh matahari meninggalkan jejak cahaya
yang baru kita lihat.
Kalau saja
matahari, bintang yang paling dekat dengan kita, meninggalkan jejak cahaya
sedemikian jauh, berapa jauh lagi jarak tempuh bintang-bintang lain yang lebih
jauh sekali dari kita, dengan massanya terkadang lebih besar ribuan kali lipat
dari matahari kita, hanya kemampuan penglihatan kita-lah yang terbatas
menjangkaunya.
Contoh lain
bintang yang paling dekat dengan bumi setelah matahari adalah Alpha Centauri,
dengan jarak 4,4 tahun cahaya atau sekitar 42 juta juta kilometer. Itu artinya
bahwa cahaya yang nampak pada pengamat bintang adalah sinarnya yang telah
terpancar semenjak 4,4 tahun lalu dan bintangnya telah menempuh jarak sekitar
42 juta juta kilometer meninggalkan cahaya itu.
Atau bintang
yang disaksikan sekarang ini, tidak lain adalah keberadaan bintang tersebut 4,4
tahun lalu. Jadi masa sekarang di bumi adalah masa lalu di sana, karena selisih
jarak yang terlampau sangat jauh dengan bintang, memang nampak tidak masuk akal
tetapi itulah fakta ilmiah yang harus diterima.
Dan tentu tidak
dapat dibayangkan lagi dengan bintang-bintang lain yang jaraknya mencapai
milyaran tahun, akan nampak seperti kunang-kunang saja dibelantara jagat raya
nan luas. Seperti kasus bintang "syi'raa" (Sirius) - kita
ada kajian khusus tentang bintang Sirius ini pada saatnya nanti di My Buku Kuning ini -, yaitu bintang yang paling bersinar terang di langit tapi
bukan terdekat ke bumi. Jaraknya 2,6 parsec[3]
atau 8,6 tahun cahaya[4].
Ketika
penglihata terbatas tidak dapat melihat sesuatu di langit, maka harus
mempergunakan teleskop yang dilengkapi dengan kamera fotografi digital dan
mampu melihat cahaya yang terpancar dari galaksi-galaksi berjarak billion tahun
cahaya.
Teropong
angkasa yang super canggih telah berhasil menemukan bintang-bintang,
galaksi-galaksi dan quasar yang benar-benar telah terbentuk semenjak billion-an
tahun lalu. Hanya Allah-lah Yang Maha Tahu keberadaannya sekarang, manusia baru
dapat menemukan jejaknya dari bumi ketika cahaya itu muncul semenjak sepuluh
billion tahun cahaya.
Dan semakin
mencengankan lagi ketika diketahui bahwa bintang-bintang itu bergerak
sedemikian cepatnya, manusia tidak bisa mengetahui karena jaraknya sangat jauh
sekali. Matahari misalnya, beredar dengan kecepatan 19 Km per-detik, berputar
pada orbitnya sekali setiap 27 hari dan matahari bersama anggota-angota tata
surya dengan kecepatan 220 Km per-detik.
Matahari
bersama grup lokal galaksi bima sakti beredar pada pusat galaksinya sekali 250
juta tahun cahaya. Setiap bintang-bintang beredar pada orbitnya dan
mengelilingi grup lokal klaster galaksi yang menaunginya, grup-grup lokal
klaster galaksi saling mengambil jarak satu sama lain dalam alam semesta.
Namun, masih saja manusia terbatas untuk mengungkap rahasia-rahasia alam
semesta ini, terutama yang disumpahkan Allah Sang Pencipta:
(فَلا أُقْسِمُ
بِمَوَاقِعِ النُّجُومِ (٧٥) وَإِنَّهُ لَقَسَمٌ لَوْ تَعْلَمُونَ عَظِيمٌ (٧٦))
Artinya: "Demi
rotasi bintang-bintang. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang dahsyat
kalau kamu mengetahui" (QS: 056:
75-76).
Ini hanya salah
satu sebab kenapa bintang-bintang tidak dapat dilihat oleh kita kecuali hanya
jejaknya saja, disana masih ada sebab-sebab lain yang penulis tidak ingin
memperpanjang disini, pada kesempatan lain kita akan membahasnya, Insya Allah.
-------- BERSAMBUNG -------------
- Al-Qurthubi: Al-Jami' li ahkamil Qur'an, Jilid: 9, Juz: 17, Halaman: 145, Tahun 1996.
- Ash-Shabuni: Jilid 3, Halaman: 439, Tahun 1981.
- Satuan panjang astronomi berdasarkan jarak dari Bumi di mana paralaks bintang adalah 1 detik busur; setara dengan 3,262 tahun cahaya.
- Henry, Dr. Todd J. The One Hundred Nearest Star Systems. RECONS. Diakses pada 4 Agustus 2006.
BACA JUGA :
|
|||
1
|
2
|
||
3
|
4
|
||
5
|
6
|
||
7
|
8
|
||
9
|
10
|
||
11
|
12
|
||
13
|
14
|
||
15
|
16
|
||
17
|
18
|
||
19
|
20
|
||
21
|
22
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar