Rabu, Juli 04, 2012

GEOSCIENCE AL-QUR’AN: AS-SHADA’ (LEMPENGAN BUMI)

Simbol Sains pada Ayat-Ayat Sumpah di Dalam Alquran {3/5}
(Bumi Yang Mempunyai Lempengan)
By: Med Hatta


Allah berfirman: 
وَالأرْضِ ذَاتِ الصَّدْعِ (١٢)
Terjemah Arti: "Dan demi bumi yang punyai lempengan” (QS. Az-Zariyat: 12).



Tema di atas tentu saja bukan sekedar isapan jempol belaka, tetapi adalah ayat Allah yang sangat agung, diwahyukan kepada nabi pilihan Muhammad SAW pada 14 abad lalu dalam sebuah sumpah keagungan: “Demi bumi yang mempunyai  ‘as-shada’ (lempengan) .” (QS: 086: 12).


Ayat ini turun sekaligus mengkonfirmasikan kepada segenap pakar dan pemerhati geoscience dunia tentang sebuah gejala alam semesta yang sangat dahsyat disebut "as-shada’", yaitu retakan-retakan atau lempengan yang ada di atas permukaan bumi hunian kita ini. Agar mereka sadar akan keagungan dan kekuasaan Allah SWT Pencipta alam semesta.
Fakta Geoscience as-Shada’ dan Pacific Ring of Fire:
Semenjak awal abad ke-20 ahli Geoscience telah mengamati bahwa kerak bumi dan lapisan-lapisan dibawahnya tidak-lah terdiri dari satu lempeng saja, tetapi terdiri dari lempengan-lempengan cukup banyak. Dan lempengan-lempengan tersebut dipisahkan satu sama lain dengan retakan besar yang kadang panjangnya mencapai ribuan kilometer. Maka mulailah meletakkan peta khusus dengan jaringan lempengan atau retakan-retakan menggambarkan lempengan-lempengan tersebut. 

Namun, yang menakjubkan mereka menemukan retakan raksasa, pengamat Geoscience telah menemukan retakan di bumi yang panjangnya lebih dari 40.000 Km, dan menamakan dengan rantai api (Pacific Ring of Fire). 

Ratai ini terdapat di dasar perairan samudera Pasifik terbentang sepanjang pantai barat Amerika melewati Alaska kemudian Jepang, Filipina, Indonesia seterusnya melalui samudera Pasifik bagian selatan-barat daya dan New Sealand. 

Bahwa aktifitas gempa pada jalur ini terjadi akibat benturan lempengan-lempengan bumi satu sama lain. Ahli geologi menegaskan bahwa 90 % dari gunung berapi dunia terpusat pada rantai ini, sebagaimana 90 % aktifitas gempa bumi dunia terpusat di rantai tersebut (menurut Pusat Geologi Amerika USGS). Rantai ini merupakan retakan bumi terpanjang di dunia, yaitu merupakan kawasan-kawasan paling berbahaya atau dalam istilah Geoscience "Fenomena Geologi" yang aneh dan langkah di permukaan bumi. 
Oleh karena itu, Allah SWT pada ayat kajian di atas menceritakan retakan ini kepada kita semua, bahkan bersumpah demi gejala alam yang tidak diketahui oleh manusia waktu dan sebelum turunnya al-Qur’an. Maha Benar Allah dalam Firman-NYA: 
وَالأرْضِ ذَاتِ الصَّدْعِ (١٢)
Terjemah Arti: "Dan bumi yang mempunyai lempengan" (QS. Az-Zariyat: 12).

Lempengan-Lempengan Bumi Membentuk Benua
:
Akibat proses pelepasan, perapatan dan pemisahan yang terjadi pada lempengan-lempengan lithosphere (kerak bumi) pada dasar samudera yang selalu berkesinambungan, bahkan terjadi juga pengikisan pada pinggiran, spasi dan tengah benua-benua, misalnya: Laut merah di Timur Tengah melebar 3 Cm per-tahun, belahan teluk California sekitar 6 Cm per-tahun. Dan akibat benturan lempengan India dan Eropa-Asia setelah terjadi kerapuhan lempengan kedua samudera tersebut maka terbentuklah pegunungan Himalaya yang merupakan puncak paling tinggi dipermukaan bumi. 

Adalah lempengan-lempengan yang memecah lapisan bumi bagian dasar perairan panjangnya mencapai ribuan Km dari semua sisi, dan yang bagian paling dalam mencapai 65-150 Km, merupakan ciri khas yang paling menonjol bagi bola bumi. Lempengan-lempengan ini belum ditemukan kecuali setelah perang dunia II, dan disosialisasikan sebagai teori lempengan bumi yang mulai di peta-kan pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an dari abad ke-20. 

Lempengan-lempengan ini menciptakan jaringan dari kawasan-kawasan retakan tersebut meliputi bola bumi. Sepanjang retakan ini terjadi proses (pelepasan, pendempetan dan pemisahan) antara lempengan-lempengan lithosphere satu sama lain. Sebagaimana juga retakan-retakan tersebut merupakan saluran pembuangan panas yang tersimpan dibawah lapisan lithosphere (secara berkesinambungan dan pelan) untuk menetralisir terjadinya penumpukan lumpur panas. 

Cairan panas terakhir ini meningkat disebabkan oleh kurangnya ketebalan pada beberapa tempat panas pada kedalaman lapisan luar bumi, kemudian menurun lagi setelah pendinginan yang menyebabkan terjadi pembentukan aliran pembawa panas (connection currents). Dan tegangan ini mengakibatkan pada gerakan lempengan-lempengan lithosphere dan pergerakan tersebut menciptakan proses (pelepasan, pendempetan dan pemisahan) tadi, yaitu terjadi pelepasan pada bagian yang tinggi aliran pembawa panas dan terjadi pendempetan pada bagian yang rendah. 

Dahulu kala dalam perut bumi jauh lebih panas dari pada sekarang karena adanya penumpukan materi-materi sejenis kobaran api, seperti U235 dan K40 dalam skala sangat besar dan ditambah aliran pembawa panas yang super cepat sehingga menyebabkan percepatan aktifitas semua fenomena yang menyertainya dari aktifitas gunung berapi, gempa, pergerakan lempengan-lempengan lithosphere, gerakan yang menyebabkan pembentukan pegunungan dan benua atau dikenal dengan (ocean-continent cycle) atau (geosynclinal/ mountain-building cycle) pada fase ini terjadi penyerapan gas (outgassing) dari lapisan udara dan air. 

Benua-benua pada sekitar 500 juta tahun lalu berada pada tempat yang berbeda dengan posisinya sekarang, adalah aliran pembawa panas yang menggerakkan benua-benua baru ini sehingga terpecah satu sama lain pada sekitar 200 juta tahun lalu; Tadinya hanya ada satu benua raksasa saja disebut para ahli dengan Pangea dan satu samudera raksasa disebut Panthalassa

Lapisan lithosphere mencegah pengendapan panas di dalam perut bumi, dan aliran panas yang tertahan menyebabkan terjadinya retakan-retakan besar pada belahan benua induk dan semakin membesar dengan perjalanan waktu sehingga terpisah antara bagian utara Amerika dan utara Afrika sejak 180 juta tahun lalu, dan diantaranya dan Eropa pada 150 tahun juta lalu, kemudian terpisah Amerika Selatan dari Afrika sejak 110 tahun juta lalu, serta memisahkan Greenland dari Norwegia sekitar 65 juta tahun lalu ketika itu mulai terbentuk Iceland. 

Kemudian pada awal pemisahan ini, perairan mulai berbentuk seperti teluk yang disebut para ahli dengan Tethys yang mengalir perlahan-lahan di atas Benua Pengea membelahnya menjadi dua benua besar, satu dibagian utara disebut Luarasia dan disatunya lagi di selatan disebut Gondwana. Dari rentetan pemisah dari retakan-retakan bumi ini maka terjadilah benua-benua yang kita kenal sekarang ini.

Fungsi Lempengan-lempengan Bumi
:
Dari Penjelasan diatas diketahui bahwa jaringan raksasa dari sistem retakan-retakan yang meliputi bola bumi berkisar puluhan ribu kilometer dari seluruh penjuru menyebabkan pemecahan lithosphere kepada lempengan-lempengan (besar - sedang dan kecil) adalah merupakan ciri khas bumi yang paling istimewa, dan manfaat yang sangat besar bagi kelangsungan kehidupan, tanpa proses tersebut tidak mungkin tersedia kehidupan di bumi kita. 

Kongkritnya, lempengan-lempengan bumi semenjak dahulu kala, dan masih berfungsi sampai sekarang, sebagai penyerap atau kedap gas dari lapisan udara dan air bagi ke-steril-an bola bumi, sebagaima juga bekerja pada pembentukan atau pemisahan benua dan pegunungan. 

Lebuh jauh, lempengan-lempengan ini pula membantu memperkaya lapisan bumi kita dengan kandungan besi baru secara berkala (teratur) dan bekerja sistematis menggerakkan lithosphere. Kemudia selanjutnya melepaskan panas di dalam perut bumi secara berkala. 

Ini sebuah kenyataan ilmiah yang pasti – yang menggambarkan suatu keserasian sempurna tentang eksestensi kelangsungan bola bumi dan selanjutnya keberadaan kita diatas permukaannya – tentu sangat pantas diabadikan di dalam al-Qur’an sebagai suatu tanda-tanda bagi Pencipta-NYA. 

Fenomena langkah ini tidak menjadi perhatian para ahli geologi kecuali setelah perang dunia II, dan belum banyak diketahui hingga akhir tahun 60-an dan awal 70-an abad ke-20. Tetapi jauh sebelumnya semenjak 14 abad lalu al-Qur’an telah mengkomfimasikannya dan menjadikan sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan Pencipta alam semesta, serta kebenaran risalah penghulu kita nabi besar Muhammad SAW. 

Wallahua'lam....! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!