Serial Bulan Ramadhan: Tafsir Ayat-Ayat Petuntuk Al-Qur’an (03/
20)
Festival Bulan Suci Ramadhan 1433 H. (H: 19)
Festival Bulan Suci Ramadhan 1433 H. (H: 19)
AL-QUR’AN DITURUNKAN PADA MALAM LAILATUL QADR
Oleh: Med HATTA
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (١) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (٢) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (٣) تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤) سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (٥)
Terjemah Arti: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'an) pada malam al-Qadr; dan tahukah kamu apakah malam al-Qadr itu?; malam al-Qadr itu lebih baik daripada seribu bulan; Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan; Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar" (QS: 097: 1-5).
Malam Al-Qadr Malam Al-Qur'an:
Memperhatikan dari konteks lima ayat dari surah al-Qadr
diatas, diketahui bahwa peristiwa malam al-Qadr (Lailatul qadr) itu hanya
terjadi sekali dalam setahun, dari sejak malam diturunkannya al-Qur’an kepada nabi
Muhammad SAW sampai hari kiamat.
Bahwa semalam saja pada peristiwa malam itu,
nilai kebaikannya melebihi dari 1000 bulan, atau sekitar 30.416 malam bumi,
atau lebih dari 83 tahun bumi. Sebabnya, antara lain dan yang paling
istimewa adalah:
- Pertama, pada malam yang dahsyat itu al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT ke Lauhil Mahfudz secara keseluruhan, kemudian ke Baitul ‘Izzah, dan selanjutnya diantarkan secara bertahap selama sekitar 23 tahun oleh Jibril AS kepada nabi Muhammad SAW. Dan pada malam Lailatul Qadr nabi Muhammad SAW dinobatkan oleh Allah SWT menjadi Nabi dan Rasul penutup kepada seluruh alam, serta beliau SAW pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT melalui Jibril, yaitu ayat ke-(1-5) dari surah al-Alaq.
- Kedua, pada peristiwa malam istimewa itu Allah mengizinkan semua malaikat yang mengurusi persoalan umat manusia dan bagian kesejahteraan alam semesta turun ke bumi, dibawah pimpinan malaikat Jibril AS untuk melaksanakan segala tugasnya. Maka sepanjang malam itu diliputi oleh kedamaian dan kesejahteraan sampai dengan terbit fajar. Bilakah Peristiwa Lailatul Qadr Yang Super Dahsyat Itu?
Peristiwa Ajaib Lailatul Qadr Bukan Fenomena Ghaib:Demi menyingkap kapan persisnya peristiwa Lailatul qadr, penulis akan berusaha semaksimal mungkin menelusuri semua hadits-hadits shahih dan pengalaman-pengalaman para shahabat senior tentang peristiwa luar biasa tersebut, serta akan melengkapi dengan pengalaman seorang hamba Allah yang cukup menakjubkan, sebagai berikut:
- Hadits-Hadits al-Syarif Tentang Lailatul Qadr:
- Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya: Dari Ebadah bin as-Shamit berkata: Nabi Muhammad SAW keluar untuk memberitahukan kepada kita tentang lailatul qadr tiba-tiba terhalang oleh dua orang sahabat yang sedang bertikai, maka Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya tadinya saya keluar untuk memberitahukan kalian dengan lailatul qadr….” (Hadist).
- Ibn Hajar mengomentari hadits riwayat Imam Bukhari ini: Sabda Nabi SAW “untuk memberitahukan kalian”: yaitu memastikan lailatul qadr.
- Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shahihnya: Dari Ebadah bin as-Shamit mengatakan, Rasulullah SAW bersabda: “… (faltamisuuha) maka identifikasikan-lah pada malam-malam kesembilan, ketujuh dan kelima (dari sepuluh terakhir)”. (Hadits).
- Menurut Ibn Manzdur dalam kamus-nya Lisanul Arab: Kalimat (faltamisuuha) pada konteks hadits adalah kata kerja dari (lamasa, al-iltimaas) yaitu (reka, meraba-raba); yakni “ath-thalabu” (mencari), “at-talammus” (mencari terus menerus atau berusaha keras untuk meng-identifikasikan-nya).
- Hadits dalam Kitab Shahih Bukhari dari Aisyah ra; bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Pantaulah lailatul qadr pada malam-malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan”. (Hadits).
- Menurut kamus Lisanul Arab lagi: Kata dasar “at-taharri” (memantau) pada konteks hadits; yaitu berharap dan bersunggu-sungguh dalam pencarian, serta tekun melakukan sesuatu dengan tindakan dan perbuatan.
- Sabda Rasulullah SAW: “Carilah lailatul qadr pada malam dua puluh tiga”. (Kitab Shahih Ibn Khuzeimah dari Abdullah bin Unais ra)
- Imam Bukhari membuat bab khusus dalam kitab Shahihnya: “Pengetahuan Lailatul Qadr Terhalang Oleh Cegatan Orang”, lalu Imam berkata: Telah diberitakan kepada kami oleh Muhammad bin al-Mutsanna, oleh Khalid bin al-Harits, oleh Hamid, oleh Anas, dari Ebadah bin as-Shamit ra berkata: Nabi Muhammad SAW keluar untuk memberitahukan kepada kita tentang lailatul qadr tiba-tiba dicegat oleh dua orang muslim, maka Nabi SAW bersaabda: “Sengguh tadinya saya keluar untuk memberitahukan kepada kalian tentang lailatul qadr tiba-tiba dicegat oleh (fulan dan fulan), maka tergantung (lupa), semoga itu lebih baik bagi kalian maka carilah itu pada sembilan, tujuh dan lima (dari sepuluh terakhir)” (Hadist).
Dari
hadits-hadits diatas, dan masih banyak serupa, diketahui bahwa lailatul
qadr bukan-lah peristiwa yang
ghaib, tetapi bisa dipantau dan diidentifikasika oleh manusia yang menginginkan
kemuliaanya.
- Pengetahuan Shahabat-shahabat Senior Tentang Lailatul Qadr:
Imam Muslim
meriwayatkan dalam kitab Shahihnya: Muhammad bin Abdela’laa telah menceritakan
kepada saya mengatakan kami diceritakan oleh al-Mu’tamar, oleh Emarah bin
Ghaziyah al-Anshari berkata: Saya telah mendengarkan Muhammad bin Ibrahim
menceritakan dari Abu Salamah dari Abu Said al-Khudri ra berkata: Bahwasanya
rasulullah SAW melakukan i’tikaf pada 10 pertama Ramadhan kemudian i’tikaf
(lagi) 10 pertengahan disebuah qubah yang
beratap anyaman, lalu rasulullah SAW menyingkap anyaman tersebut dengan
tangannya yang mulia dan melongokkan kepala di atas qubah
seraya berseru kepada orang-orang dan mereka mendengarkannya, bersabda:
“Sesungguhnya saya telah i’tikaf pada 10 pertama (Ramadhan) mencari malam itu (Lailatul qadr) dan i’tikaf (lagi) pada 10 pertengahan kemudian saya didatangi (Jibri atau ilham-Red) mengatakan bahwa (Lailatul qadr) datang pada 10 terakhir, maka barangsiapa diantara kalian ingin i’tikaf maka ber-i’tikaf-lah”.
Lanjut Abu Said al-Khudri: Maka orang-orang
pada i’tikaf
bersama rasulullah SAW, dan saya menyaksikan lailatul qadr
pada malam ganjil serta saya bersujud pada paginya di atas lumpur dan genangan
air. Kejadian itu pada malam ke-21, rasulullah SAW Shalat sampai subuh dalam
suasana hujan bercucuran menggenangi mesjid, maka nampak lumpur dan genangan
air. Nabi keluar dari mesjid setelah shalat subuh dengan bekas lumpur dan basah
pada dahi dan ujung hidung beliau. Maka lailatul qadr adalah malam ke-21
dari 10 terakhir (Ramadhan).
Riwayat dari Imam Muslim, berkata: Said bin
Amr bin Sahl bin Ishaq bin Muhammad bin al-Asy’ats bin Qais al-Kindi dan Ali
bin Khasyram keduanya bercerita kepada kami mengatakan: Kami telah diceritakan
oleh Abu Dhamrah ia diceritakan oleh ad-Dhahhak bin Otsman, berkata Ibn
Khasyram dari ad-Dhahhak bin Otsman dari Abu an-Nadheer - Maula – Omar bin
Obeidillah dari Basr bin Said dari Abdellah bin Unais: Bahwa rasulullah SAW
bersabda:
“Tahukah kamu, saya telah mengetahul lailatul qadr kemudian lupa (menyampaikan), dan saya baru teringat subuhnya saya bersujud di atas air dan lumpur”.Lanjut (Abdellah bin Unais): Pada waktu itu kami diguyur hujan malam ke-23, maka rasulullah SAW meng-imami kami shalat jama’ah setelah selasai beliau keluar dengan bercak basah dan lumpur pada dahi dan hidung beliau. (Abdellah bin Unais berpendapat: Malam ke-23).
Riwayat Muslim dalam kitab Shahihnya
berkata: Muhammad bin Hatem dan Ibn Abu Omar telah bercerita kepada kami,
keduanya dari sumber Oyainah, Ibn Hatem menceritakan kami dari Sofyan bin
Oyainah dari Abdah dan Ashem bin Abu an-Nujuud, kami mendengarkan Zarr bin
Hubaisy berkata: Saya telah tanya Ubay bin Ka’ab ra bahwa: Adalah saudaramu Ibn
Mas’ud telah berkata barang siapa mendapatkan tahun depan hendaklah mencari lailatul
qadr, dia (Ubay bin Ka’ab) menjawab: Semoga Allah merahmatinya (Ibn
Mas’ud), dia sebenarnya tidak ingin mengatakannya kepada orang lain padahal dia
sudah tahu kalau itu di bulan ramadhan, pada 10 terakhir tepatnya malam
ke-27...
Mengidentifikasikan Nama dan Waktu Peristiwa Lailatul Qadr:
Ayat
kajian di atas telah memastikan bahwa peristiwa lailatul qadr terjadi
pada suatu malam, dan nama malam itu tentunya tidak lepas dari salah satu dari
ketujuh malam-malam yang kita kenal, yaitu: (Sabtu - Ahad – Senin – Selasa –
Rabu – Kamis dan Juma’at).
Dari
keterangan hadits-hadits as-syarif di atas semakin menambah pencerahan kita
terhadap peristiwa malam mulia itu dan menggugah hati untuk
meng-identifisikan-nya, serta mengungkap initial nama malamnya. Kemudian dari
berbagai riwayat hadits nabi mengisyaratkan pada 10 terakhir bulan Ramadhan.
Maka semakin jelas-lah bahwa peristiwa lailatul
qadr terjadi pada suatu malam
tertentu, satu nama malam tertentu; dan terjadi diantara hitungan ganjil pada
10 terakhir bulan suci Ramadhan. Dengan demikian, lailatul qadr
terjadi pada malam-malam ke: (21 – 23 – 25 – 27 atau 29)...
Selanjutnya,
pengalaman-pengalaman para shahabat senior, sebagaimana pada beberapa keterangan di
atas, diperoleh penjelasan lebih rinci bahwa mereka pada umumnya telah
mengetahui peristiwa lailatul qadr dengan pengalaman yang berbeda-beda
setiap tahun di antara mereka setiap tahun selama bersama rasulullah SAW,
seperti:
- Abu Said al-Khudri ra, mengetahui malam ke-21 (HR. Muslim)
- Abdellah ibn Unais ra, mengetahui malam ke-23 (HR. Muslim)
- Abdellah ibn Abbas ra, mengetahui malam ke-23 (HR. Ahmad)
- Abu Zar ra, mengetahui malam ke-27 (HR. Ibn Khuzaimah)
- Ubay ibn Ka’ab ra, mengetahui malam ke-27 (HR. Muslim)
Ciri-ciri Lailatul Qadr Berdasarkan Pengidentifikasian Para Sahabat Senior:
Keterangan-keterangan
di atas lebih jauh merinci lailatul qadr terjadi pada malam hari,
memiliki satu nama tertentu, peristiwanya pada malam-malam ganjil di 10
terakhir Ramadhan. Dan berpindah-pindah di antara malam-malam ganjil. Nah,
bagaimana meng-identifikasikan peristiwa lailatul qadr itu…?
Ciri-ciri
lailatul qadr
telah digambarkan oleh rasulullah SAW secara rinci, sebagai berikut:
- “Lailatul qadr: Malamnya amat damai, tenang, tiada panas dan tiada dingin, matahari pada pagi harinya lemah merekah”. (HR: Abu Daud dan al-Baihaqi, dikuatkan oleh Syeikh al-Albani sebagai hadits shahih dalam kitabnya Shahih al-Jaami’, Nomor: 5475).
- “Lailatul qadr: Malam ke-27 dan 29, malaikat-malaikat pada malam itu berkumpul dibumi dalam jumlah tidak terjangkau banyaknya”. (HR: Ahmad dari Abu Hurairah dan riwayat Abu Daud dan Ibn Khuzaimah, disebutkan oleh Syeikh al-Albani sebagai hadits “Hasan”, kitab Shahihul Jaami’, Nomor: 5473).
- “Lailatul qadr: Malam yang agung, tiada panas dan tiada dingin, tidak ada bintang jatuh; dan ciri-ciri siang harinya matahari tidak bersinar terang”, dikategorikan oleh Syeikh al-Albani sebagai hadits “Hasan”, Kitab Shahih al-Jaami’, Nomor: 5472).
Catatan Penting Dari Seorang Hamba:
Sumber Asli: Beli Di Sini! |
Metode
pendekatan ini adalah mendeteksi peristiwa lailatul
qadr pada malam-malam ganjil
dari 10 terakhir bulan suci ramadhan, dengan merujuk kepada ciri-ciri yang telah
digambarkan oleh rasulullah SAW, karena penulis sangat yakin bahwa
hadits-hadits tersebut adalah faktual – tanpa ada meragukan – yaitu
mengindentifikasikan peristiwa malam itu dengan mengetahui suasana malam dan
cuaca pagi dari lailatul qadr.
Dengan
mengetahui suasana pagi dari malam al-qadr, membantu mengidentifikasi lailatul qadr
itu sendiri dan memudahkan merinci tanggal peristiwanya di antara malam-malam
ganjil 10 terakhir ramadhan tersebut.
Dan,
Alhamdulillah Rabbil'alamin - secara tidak sengaja - penulis menemukan sebuah catatan
penting dari seorang hamba Allah, ia mencatatkan pengalamannya semenjak dari
tahun 1419 H/ 1998 M, ia merekap suasana terbitnya matahari pada setiap
sepuluh terakhir ramadhan.
Dalam catatan tersebut nampak jelas hanya ada satu pagi saja yang mataharinya bersinar lemah secara fenomenal, yaitu paginya "malam Selasa" pada setiap hitungan ganjil dari 10 terakhir ramadhan, dan itu berulang-ulang setiap tahun. Tidak pernah bergeser suasana pagi seperti ini dari paginya malam Selasa selamanya. Tetapi yang berubah bukan nama malam itu melainkan tanggalnya saja.
Dalam catatan tersebut nampak jelas hanya ada satu pagi saja yang mataharinya bersinar lemah secara fenomenal, yaitu paginya "malam Selasa" pada setiap hitungan ganjil dari 10 terakhir ramadhan, dan itu berulang-ulang setiap tahun. Tidak pernah bergeser suasana pagi seperti ini dari paginya malam Selasa selamanya. Tetapi yang berubah bukan nama malam itu melainkan tanggalnya saja.
Pagi
dari malam Selasa yang mataharinya tidak bercahaya tersebut tetap tidak pernah
berubah setiap tahunnya semenjak dari: (1419, 1420, 1421, 1422, 1423, 1424,
1425, 1426, 1427, 1428, 1429, 1430, 1431, dan Tahun 1432 Hijriah yang baru
lalu). Matahari terbit dengan cahaya lemah secara fenomenal hanya pada setiap
pagi dari malam Selasa saja, dan berpindah dari hitungan ganjil ke ganjil lain
pada sepuluh terakhir Ramadhan (21 – 23 – 25 – 27 dan 29). Dengan perpindahan
tanggal-tanggal tersebut, telah menyempurnakan 5 kali perpindahan pada 5
malam-malam ganjil.
Lailatul Qadr Hanya Terjadi Pada Malam Selasa Saja Sampai Hari Kiamat:
Berdasarkan
dari semua pencerahan di atas, penulis menyimpulkan - Wallahua’alam –
bahwa: “Lailatul Qadr
Hanya Terjadi Pada Malam Selasa Saja Sampai Hari Kiamat”. Berikut ini penulis gambarkan Tabel
Perpindahan Lailatul Qadr Pada 15 tahun terakhir; dan menjadi pedoman untukt
tahun-tahun berikutnya. Nampak jelas bahwa lailatul qadr hanya terjadi
pada malam Selasa saja setiap 10 terakhir bulan suci Ramadhan, Lihat Tabel:
Maka
dari keterangan tabel di atas didapatkan sebuah kesimpulan baru dan pengetahuan
baru untuk sebuah Pemikiran Baru Islam, sebagai berikut:
- PERTAMA: Matahari tidak terbit tanpa sinar dan redup secara fenomenal kecuali hanya pada pagi hari dari malam Selasa saja setiap hitungan ganjil dari 10 terakhir bulan suci Ramadhan.
- KEDUA: Lailatul qadr terjadi pada malam Selasa saja dan tidak akan berubah sampai hari kiamat.
- KETIGA: Bulan suci Ramadhan tidak akan jatuh (berawal) diplanet bumi pada malam Jum’at dan tidak juga pada malam Ahad sampai kiamat.
Dua Malam Tidak Akan Jatuh (Diawali) Masuknya Bulan Suci Ramadhan Sampai Hari Kiamat:
Lalu, dari hadits-hadits
rasulullah SAW diketahui bahwa lailatul qadr tidak akan
terjadi kecuali pada malam-malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan suci
Ramadhan. Bahwa Lailatul qadr hanya bisa terjadi pada malam Selasa saja sampai hari kiamat. Jika diasumsikan
bulan suci ramadhan jatuh (masuk) pada malam Jum’at, maka lailatul qadr
terjadi pada malam Selasa tanggal 26 (= genap dari sepuluh terakhir). Hal ini
bertentangan dengan hadits-hadits rasulullah SAW bahwa lailatul
qadr terjadi pada malam ganjil dari 10 terakhir. Dengan demikian
bulan ramadhan tidak akan Jatuh (diawali) dengan malam Jum’at sampai hari
kiamat.
Begitu juga jika
diasumsikan bulan suci ramadhan jatuh (masuk) pada malam Ahad, maka lailatul qadr terjadi pada
malam Selasa tanggal 24 (= genap dari sepuluh terakhir). Hal ini bertentangan
dengan hadits-hadits rasulullah SAW bahwa lailatul qadr terjadi pada
malam ganjil dari 10 terakhir. Dengan demikian bulan ramadhan tidak akan jatuh
(diawali) dengan malam Ahad sampai hari kiamat, seperti di atas.
Berikut ini penulis
sertakan Tabel Identifikasi Lailatul Qadr
berdasarkan dari malam yang dimulai masuknya ramadhan; dan sekaligus menafikan
awal ramadhan jatuh (dimulai) pada malam Jum’at dan Ahad, sebagai berikut:
Tabel I: Bulan Ramadhan Jatuh (Masuk) Pada Malam Sabtu:
Jika Bulan Suci Ramadhan
Masuk pada malam Sabtu, maka lailatul
qadr jatuh pada Malam Selasa tanggal 25 (= ganjil dari sepuluh
terakhir):
Jika
bulan suci Ramadhan jatuh (masuk) pada malam Ahad,
maka lailatul
qadr malam Selasa tanggal 24 (= Genap dari sepuluh
terakhir).Hal ini bertentangan dengan Hadits Rasulullah SAW bahwa Lailatul qadr
terjadi pada malam ganjil dari 10 terakhir. Dengan demikian bulan Ramadhan
tidak akan diawali dengan malam Ahad sampai hari kiamat:
Tabel 3: Bulan Ramadhan Jatuh (Masuk) Pada Malam Senin:
Jika
Bulan Suci Ramadhan Jatuh (Masuk) pada malam Senin,
maka lailatulqadr jatuh pada Malam
Selasa tanggal 23 (= ganjil dari sepuluh terakhir):
Tabel 4: Bulan Ramadhan Jatuh (masuk) pada malam Selasa:
Jika
Bulan Suci Ramadhan (Jatuh) Masuk pada malam Selasa,
maka lailatul
qadr jatuh pada Malam Selasa tanggal 29 (ganjil dari sepuluh
terakhir):
Tabel 5: Bulan Ramadhan Jatuh (masuk) pada malam Rabu:
Jika
Bulan Suci Ramadhan Jatuh (Masuk) pada malam Rabu,
maka lailatul
qadr jatuh pada Malam Selasa tanggal 21(ganjil dari sepuluh terakhir):
Tabel 6: Bulan Ramadhan Jatuh (Masuk) pada malam Kamis:
Jika
Bulan Suci Ramadhan Masuk pada malam Kamis, maka lailatul qadr jatuh
pada Malam Selasa tanggal 27 (ganjil dari sepuluh terakhir):
Tabel 7: Bulan Ramadhan jatuh (masuk) pada malam Jum'at:
Jika
bulan suci Ramadhan masuk pada malam Jum'at, maka lailatul
qadr jatuh pada malam Selasa
tanggal 26 (= Genap dari sepuluh terakhir). Hal ini bertentangan dengan Hadits
Rasulullah SAW bahwa Lailatulqadr terjadi pada malam ganjil dari 10 terakhir.
Dengan demikian bulan Ramadhan tidak akan diawali dengan malam Ahad sampai hari
kiamat:
KESIMPULAN: Berdasarkan kesepakatan "Itsbat Ru'yatul Hilal" Tahun ini (1433 H), telah diputuskan awal Ramadhan Jatuh pada Malam Sabtu (21/07/'12). Maka Lailatul Qadr dipastika akan jatuh, Insya Allah Ta'ala, pada Malam Selasa, 25 Ramadhan 1433 H/ atau bertepatan pada tanggal 14 Agustus 2012 M. (Lihat: Tabel I). WALLAHUA’LAM.....!
=======================================================================
UPDATE NOTE PENTING!
Catatan: Malam-Malam Ganjil (10 Terakhir) Ramadhan 1433 H:
- Malam Jumat, 21 Ramadhan 1433 H:
- Maghrib JKT (17: 57): Udara panas gerah - banyak sekali nyamuk
- Dini hari terjadi kebakaran besar melanda Kab. Tangerang Banten
- Gempa 5,2 SR di Nias Utara
- Imsak/ Fajar (04: 33/ 43)
- Sampai terbit Fajar tidak ada sesuatu gejala alam yang istimewa
- Pagi hari sinar matahari terang menyengat.
- Malam Ahad, 23 Ramadhan 1433 H:
- Maghrib JKT (17: 57): Udara panas gerah - banyak sekali nyamuk
- Gempa Bumi di Iran menewaskan ratusan orang dan banyak lagi yang luka-luka
- Imsak/ Fajar (04: 33/ 43)
- Sampai terbit Fajar tidak ada sesuatu gejala alam yang istimewa
- Pagi hari sinar matahari terang menyengat.
- Malam Selasa, 25 Ramadhan 1433 H:
- Maghrib JKT (17: 57): Malam ke-25 di mulai dari (pkl: 17: 57 (13/8) - pkl: 04: 43 (14/8) - Udara enak sejuk – Cuaca 27 C – suasana tenang tidak bising
- Pukul 02 lewat dini hari udara mulai dingin – angin kadang-kadang bertiup pelan
- Langit secara umum diselimutu awan putih penuh dan relatif mendeng
- Menurut BMKG: Umumnya kota-kota di Indonesia berawan, di antaranya ada hujan ringan seperti: Jayapura, Ambon, Medan, Padang, dan di Aceh hujan lebat
- Warna langit di ufuk timur Jakarta berubah-rubah antara hitam tidak gelap, kadang kemerah-merahan, dan terkadang juga agak putih-putihan - bintang-bintang nampak samar-samar dibalik awan
- Menjelang Imsak/ Fajar cuaca JKT turun menjadi 26 C, awan sudah mulai berkurang tidak menutupi semua langit JKT
- Pukul 04: 12: 30 WIB, ada gempa ringan (5, 0 SR) di perairan pulau Sumatera, lokasi: 2.97 LU - 92: 12 BT, kedalaman 10 Km, 443 Km Barat Daya Kab. Aceh Jaya (tidak berpotensi Tsunami)
- Imsak/ Fajar (04: 33/ 43) - Lepas shalat Fajar (05: 19) langit cerah, awan yang menutupi langit sudah bergesar
- Bintang-bintang di langit mulai mengeluarkan sinar seakan-akan baru keluar dari persembunyiannya, dan bintang Fajar nampak indah persis berada di atas bulan sabit seperi paku sedang menggantung kedua belah ujung bulan sabit di dinding langit
- Cuaca pagi relatif cerah walaupun masih berawan seperti tadi malam, matahari terbit sempurna tanpa tertup awan, kecuali awan putih menghiasi sisi singgasananya
- Fenomena menarik adalah bola matahari nampak sangat putih dan terang sekali, namun sinarnya tidak menyilaukan mata dan tidak menyengat di kulit. Ia laksana senter sorot raksasa yang ditutupi didepannya oleh sebuah biji kerambol berwarna putih gading yang hampir seukuran, setiap bias sinar matahari itu mau keluar maka biji krambol raksasa pun bergerak terus berusaha menutupinya, sehingga yang nampak kelihatan adalah biji krambol yang seakan menari-nari di depan matahari; dan bias tipis sinar matahari seperti cincin sinar yang amat tipis. Keadaan seperti itu berlangsung sampai jam 08: 00 WIB. Setelah matahari semakin tinggi jam 08: 17, bias tersebut semakin banyak lepas dari biji krambol tapi tidak menyorot ke depan sebagaimana biasanya tapi melebar ke samping seakan-akan tidak bisa menembus biji krambol raksasa tersebut. Subhanallah!
- Sampai sekarang persis jam 09: 44 WIB, langit masih berawan dan cenderung mendung. Sinar matahari secara drastis meredup seakan-akan segan membakar bumi lagi seperti kebiasaannya.
- Jam 11: 03, cuaca semakin mendung suhu udara 30 C, awan sangat putih bergerak pelan-pelan secara massal dari timur ke barat dan kini nyaris mengisi semua penjuru langit. Matahari lebih dari 3/4 sudah tertutup awan putih tebal dan praktis sinar/ cahayanya sangat lemah menyentuh bumi.
- Adzan Dhuhur (11: 59) - langit masih saja tertutup oleh awan tebal - matahari tidak maksimal memancarkan sinarnya - suhu udara 32 C. Allahumma Innaka 'Afuwun Tuhibbul 'Afwa Fa'afu Annii.
- Malam Kamis, 27 Ramadhan 1433 H:
- Magrib JKT (17: 56): Malam ke-27 di mulai dari (pkl: 17: 56 (15/8) - pkl: 04: 42 (16/8) - Langit berawan - angin bertiup spoi-spoi - Cuaca JKT 28 C - Malam ke-26 sebelumnya tidak ada sesuatu istimewa yang bisa disebutkan.
- Pukul 22: 19 WIR, gempa berkekuatan 5,0 SR mengguncang Iran.
- Pukul 01: 22, langit berawan gelap - angin bertiup semiris - banyak sekali nyamuk - cuaca 26 C.
- Fajar dan Adzan Subuh (04: 42) - Langit JKT berawan - Cuaca 25 C.
- Jam 07: 45, matahari bersinar terik seperti biasa.
- Malam Sabtu, 29 Ramadhan 1433 H:
- Magrib JKT (17: 56): Malam ke-29 di mulai dari (pkl: 17: 56 (17/8) - pkl: 04: 42 (18/8) - Langit cerah - Cuaca JKT 26 C
- Sampai terbit Fajar (04: 42) tidak menunjukkan tanda-tanda yang istimewa.
- Pagi Matahari cerah seperti biasanya.
- HARI-HARI RAMADHAN TAHUN INI BERAKHIR PADA HARI AHAD, TANGGAL 29 RAMADHAN 1433 H, BERTEPATAN TANGGAL 19 AGUSTUS 2012 M.
Bersambung ke: Tafsir Ayat-Ayat Petunjuk Al-Qur'an -----
Kajian yang Lalu:
- Al-Qur’an MultiInterpretasi Bergema Menggetarkan Sensasi Ilmuan
- Al-Qur’an PetunjukYang Universal (Manusia dan Jin)
- Al-Qur’an Petunjuk Pergaulan Sosial dan Moral
- Al-Qur’an PenawarMujarab dan Rahmat Yang Amat Tinggi
- Al-Qur’an PeetunjukKepada Jalan Yang Lebih Lurus (Tauhid)
- Qur’an Dalamal-Qur’an (Al-Qur’an Petunjuk Kepada Hukum Syariat)
- Bulan Ramadhan Bulan Al-Qur’an
- I’tikaf Dalam Mesjid Di Bulan Ramadhan
- Kasus-Kasus Pelanggaran Dalam Menjalankan Ibadah Puasa
- Imsak Benang Putih dan Benang Hitam Waktu Fajar
- Ibadah Puasa Syariat Rahmatan Lil-'Alamin
- Takbir Idul Fitri Sarana Mempersatukan Umat
- Ru'yatul Hilal & Mencukupkan Bilangan Asli Puasa ramadhan
- Sejarah Hisab Dalam Tradisi Ibadah Puasa Umat Islam
- Bulan Ramadhan Di Tetapkan Dengan Menyaksikan Hilal Secara Langsung
- Puasa Ramadhan Membatalkan Hukum Puasa Sebelumnya
- Awal Ramadhan 1433 H Akan Masuk Pada Malam Sabtu (21/07/'12)
Artikel yang berhubungan:
- Menyambut Pestival Amal shaleh
- Menghidupkan Bulan Sya'ban
- Isra' - Mi'raj Ke Elle SalewoE Bersama H. Jamalu
- Isra'-Mi'raj Melumpuhkan Sistem Digital
- Kelahiran Nabi SAW Menciptakan Peradaban Baru Umat Manusia
- Maulid Nabi SAW dan Sejarah Perjuangan
- Al-Qur'an Kampanye Anti-Miras
- Silsilah Para Nabi, Rasul dan Bangsa-Bangsa Dunia
- Bumi Allah Amat-lah Luas Berhijrah-lah
- 1 Jam Dimurka Gurutta Ambo Dalle
- Seorang Muhajir Fakir
Karya Terbaru Penulis:
Beli Buku: Di Sini! |
Bagaimana pula dengan ramadhan di makkah? 1 ramadhannya hari jumat, jadi malam 1 ramadhan adalah malam jumat, jd malam selasa 10 malm terakhir adalah genapkan?
BalasHapusAssalam! Terima kasih atas komentarnya,,,, Penentuan awal Ramadhan itu adalah “relatif” karena terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, paling populer dan masyru’ adalah foktor rukyatul hilal. Jadi sangat ditentukan oleh kondisi hilal (bulan sabit) di akhir bulan Sya’ban dan yang melihatnya, kenyataannya bahwa dibeberapa tempat orang bisa melihat hilal sedangkan ditempat lain tidak dapat dilihat. Hukum telah menetapkan apabila tidak nampak bulan sabit menunjukkan lahirnya bulan baru Ramadhan, maka menyempurnakan 30 hari bulan Sya’ban (Hadits Bukhari), dan besoknya terhitung awal Ramadhan.
BalasHapusSebagaimana diketahui beberapa hari sebelum bulan Ramadhan 1433 H lalu, para pakar ilmu falak dunia telah menegaskan kemungkinan tidak akan nampak hilal pada akhir Sya’ban dibelahan bagian utara planet bumi dan bagian tengah, termasuk Iraq, negeri-negeri Syam dan negara-negara Timteng lainnya, karena terhalang oleh mega matahari, dan itu terjadi di Indonesia sehingga rapat itsbat rukyatul hilal Depag RI memutuskan awal Ramadhan jatuh pada hari Sabtu, 21 Juli 2012, sebagai hukum menyempurnakan 30 hari Bulan Sya’ban. Kemudian Saudi berpuasa (awal Ramadhan) hari Jumat (20/07), tentu ada pertimbangan lain.
Tulisan saya di atas adalah khusus mengamati gejala Lailatul Qadr sepanjang masa dari fenomena hadits-hadits shahih nabi dan pengalaman-pengalaman para sahabat senior dari tahun ketahun sepanjang kebersamaan mereka bersama nabi. Dengan menentukan rumus Lailatul Qadr setiap tahun, maka bisa memastikan awal Ramadhan setiap tahunnya. Pengalaman ini sudah lebih dari 15 tahun terakhir ini penulis amati, dan – Alhamdulillah wa Lillahil Hamd – sampai sekarang belum pernah meleset dari memprediksikan awal Ramadhan setiap tahun sepanjang tahun-tahun yang telah diamati tersebut. Wallahua’lam!
Oo..gitu. Kalau memang berdasarkan hilal, kita juga tidak bisa memastikan apakah benar kedepannya 1 ramadhan tidak pernah dimulai dari hari jumat atau minggu. Kecuali ada hadits atau dalil yang mengatakannya. Wallahu alam
BalasHapusKebenaran mutlak hanya dari Allah SWT! Pemikiran 01 Ramadhan tidak akan di mulai pada setiap hari Jum'at dan Minggu sampai hari kiamat, itu murni hasil pengalaman panjang mengamati fenomena Lailatul Qadr selama 15 tahun terakhir ini, tentu saja berdasarkan ayat-ayat al-Quran, hadits-hadits shahih, atsar dan pengalaman sahabat-sahabat senior nabi SAW tentang gejala dan ciri-ciri fenomenal lailatul qadr yang dapat mereka identifikasikan tersebut. Maka dari semua keterangan yang ada, penulis menyimpulkan bahwa lailatul qadr itu selalu terjadi pada malam SELASA saja setiap tahunnya, adapun tanggalnya berpindah-pindah di antara malam-malam ganjil di 10 terakhir Ramadhan. Nah, jika asumsi ini benar maka dipastikan bahwa malam SELASA itu tidak akan pernah berada pada posisi ganjil di 10 terakhir Ramadhan apabila bulan Ramadhan itu di awali dengan dua hari yang disebutkan di atas (Jumat dan Minggu). Wallahua'lam!
BalasHapussaya tidak menemukan objektivitas disini..
BalasHapus@Mr Anonim terakhir! Terima kasih Anda telah membaca tulisan saya dan terima kasih juga komentarnya,,, "Walikulli qaulin maqaal,,,,"
BalasHapusDengan demikian bulan ramadhan tidak akan Jatuh (diawali) dengan malam Jum’at sampai hari kiamat...tahun ini 1441 ramadhan pada hari jumat
BalasHapus