My Buku Kuning Center : WADI HUNAIN DAN HEGEMONI MILITER ISLAM DI JAZIRAH ARABIAH :

DROP MENU

Kamis, September 23, 2021

WADI HUNAIN DAN HEGEMONI MILITER ISLAM DI JAZIRAH ARABIAH :

*Mukjizat Dimensi Geografi AlQuran (13)

Perang Hunain

By: Med Hatta 

"Hunain adalah sebuah wadi yang terletak di sekitar kawasan Zul Majaz, salah satu pasar besar tradisional Arab jahiliyah - tempo doeloe. Wadi Hunain terpisah dari Makkah sekitar 27 Km ke arah Thaif. Lembah ini bersejarah karena telah menjadi ajang pertempuran yang dahsyat antara umat Islam dan kaum musyrik dari bangsa Hawazin, Tsaqif dan sekutu-sekutu keduanya dari negeri Thaif dan sekitarnya. Yang dimenangkan - dengan susah payah - oleh pihak Islam. Pertempuran itu terjadi pada bulan Syawal tahun ke 8 Hijriah, atau bertepatan dengan tahun 630 M. Yang kemudian dikenal dalam sejarah sebagai "Perang Hunain", diambil dari nama Wadi Hunain, yang disebutkan dalam AlQuran pada ayat kajian...!"

*Baca: Versi Seluler

Allah berfirman :

لَقَدْ نَصَرَكُمُ ٱللَّهُ فِى مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ ۙ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ ۙ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنكُمْ شَيْـًٔا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ ٱلْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُم مُّدْبِرِينَ

Terjemah Arti: "Sungguh, Allah telah menolong kamu (mukminin) di banyak medan perang, dan (ingatlah) Perang Hunain, ketika jumlahmu yang besar itu membanggakan kamu, tetapi (jumlah yang banyak itu) sama sekali tidak berguna bagimu, dan Bumi yang luas itu terasa sempit bagimu, kemudian kamu berbalik ke belakang dan lari tunggang-langgang." (QS. At-Taubah: 25).

Diketahui, setelah umat Islam menaklukkan Makkah (Fathu Makkah) dengan damai tanpa terjadi pertumpahan darah, maka nabi Muhammad SAW dan umat Islam secara resmi menguasai Makkah, dan penduduk Quraisy Makkah serta suku-suku Badui Arab yang merupakan sekutu-sekutu tradisional bangsa Quraisy dari luar Makkah berbondong-bondong memeluk agama Islam. Dengan demikian mereka tunduk kepada kepemimpinan nabi Muhammad SAW tanpa paksaan. 

Namun bangsa Bani Hawazin dan para sekutunya sebagai saingan tradisional Makkah memandang kejadian itu sebagai timbulnya kepemimpinan baru bagi Bangsa Quraisy yang kuat, dan akan menjadi penghalang hagemoni mereka atas jazirah Arabia. Bani Hawazin segera melakukan mobilisasi dengan para sekutunya untuk berperang melawan tentara Islam dan bangsa Quraisy, sehingga di antara kedua pihak terjadilah perang Hunain, disusul perang Authas, dan pengepungan Thaif. Semuanya dimenangkan umat Islam. 

Bani Hawazin adalah salah satu kabilah Arab keturunan Qais bin 'Ailan, yaitu suku bangsa Arab yang menetap di wilayah Thaif di jazirah Arabia. Bani Hawazin adalah merujuk pada tokoh bernama Hawazin bin Mansyur bin Ikrimah bin Khashafah bin Qais bin 'Ailan. Yang - sejatinya - mereka bertemu dengan silsilah keluarga nabi Muhammad SAW pada kakek nabi yang ke 17, Mudar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan, (keturunan) dari Ismail bin Ibrahim as.

Menurut para ahli sejarah bahwa Bani Hawazin penguasa Thaif dan Bani Quraisy penguasa Makkah adalah dua bangsa yang dominan di jazirah Arab, dan keduanya saling berebut pengaruh dan kekuasaan di kawasan Hijaz, serta tidak jarang mereka terlibat dalam peperangan panjang karena oleh hal-hal yang sepele saja, dan terakhir pertempuran dahsyat yang terjadi di antara keduanya adalah "Perang Fijar", yang berlangsung selama 10 tahun (43 SH. / 580 M. s/d 33 SH. / 590 M). Perang itu sempat disaksikan oleh nabi Muhammad SAW ketika masih usia remaja. 

Kembali ke Perang Hunain; penggerak dan pemicu peperangan ini adalah seorang raja dari Bani Hawazin, Malik bin Auf An-Nashari. Ia mengumpulkan 30 ribu pasukan dari sekutu-sekutunya (Bani Tsaqif, Bani Mudhar, Bani Jasyim, Sa'ad bin Bakar dan Bani Hilal), untuk menyerang pasukan nabi Muhammad SAW, pemimpin baru Bangsa Quraisy. Bukan itu saja, bahkan Malik bin Auf memerintahkan semua tentaranya membawa serta istri dan anak-anak, harta dan ternak-ternak mereka, alasannya agar tidak ada satupun yang lari dari medan pertempuran. 

Seorang sepuh ahli strategi perang, Darid bin Shamah (106 thn) yang tergabung dalam pasukan Malik bin Auf itu memprotes kebijakan membawa serta perempuan, anak-anak dan harta benda ke medan perang itu, karena menurutnya tidak menguntungkan dalam strategi, tapi Malik bin Auf tetap pada keputusannya. Maka Darid bin Shamah memperingatkan bahwa jika pasukan Hawazin berhadapan langsung dengan pasukan Muhammad, Hawazin pasti akan kalah. 

Karenanya, orang tua itu mengusulkan agar pasukan Hawazin harus lebih dulu sampai di Hunain; membuat jebakan dan bersembunyi di semak-semak, maka begitu pasukan Muhammad lewat langsung mereka serang dari berbagai arah tanpa diperhitungkan. Alasan penyerangan ini adalah perebutan wilayah kekuasaan, karena penguasa Bani Hawazin dan Bani Tsaqif menganggap adanya kepemimpinan baru Bangsa Quraisy, yang kuat akan menjadi penghalang hagemoni mereka atas jazirah Arabia.

Setelah nabi Muhammad SAW mengetahui berita keluarnya pasukan besar dari Taif untuk menyerang umat Islam di Makkah, maka nabi memutuskan untuk menghadapi mereka di luar kota Makkah, karena pertimbangan jika nabi dan umat Islam diserang oleh pasukan Malik bin Auf di dalam kota Makkah, maka ada kemungkinan kaum musyrik Makkah yang masih menyimpan dendam akan bergabung dengan pasukan musuh dan merepotkan pasukan Islam mengahadapi dua musuh yang bersamaan.

Karenanya, pada tanggal 10 Syawal tahun ke 8 Hijeriah, nabi Muhammad SAW membawa 12 ribu pasukan umat Islam, sebagian di antaranya adalah para muallaf dari Bangsa Quraisy setelah penaklukan Makkah. Mereka keluar dari Makkah menuju ke perbatasan antara Makkah dan Thaif untuk menghadapi pasukan Bani Hawazin di bawah pimpin Malik bin Auf tersebut. Pasukan Islam - khususnya para muallaf Quraisy - begitu melihat jumlah tentaranya banyak maka mereka langsung senang, bahkan ada di antaranya - semi sombong - mengatakan: Bahwa pasukan Islam sedikit saja selalu menang apalagi kalau jumlah seperti ini...!

Perang Hunain yang dihadapi umat Islam ini adalah kelanjutan dari rangkaian peperangan yang telah dimenangkannya sebelumnya, pasca perjanjian damai Hudaibiyyah seperti perang Khaibar, Mu'tah dan penaklukan Makkah. Semua peperangan yang disebut terakhir ini berlangsung pada masa-masa perkembangan dan penyebaran pesat agama Islam di kawasan Jazirah Arabia dan di luarnya. Allah berfirman :

لَقَدْ نَصَرَكُمُ ٱللَّهُ فِى مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ ۙ 

Terjemah Arti: "Sungguh, Allah telah menolong kamu (mukminin) di banyak medan perang."

Ketika nabi SAW dan pasukan Islam telah memasuki Wadi Hunain, nabi melihat banyak keganjalan-keganjalan disekitar pegunungan, banyak dahan-dahan pohon hijau yang tersebar di berbagai pojok-pojok yang tidak seperti biasanya, maka nabi langsung mengetahui bahwa pasukan Hawazin sudah mendahului mereka di tempat itu, dan mereka telah memasang jebakan dan bersembunyi tidak jauh dari tempat itu. 

Lalu, nabi memerintah ketiga kelompok militer (1 pimpinan Khalid bin Walid, 2 pimpinan Az-Zubair bin Awwam, 3 pimpinan Ali bin Abi Thalib); untuk bergerak pelan dan waspada, tapi baru saja kelompok pimpinan Khalid bin Walid memulai bergerak sedikit tiba-tiba serangan musuh datang bertubi-tubi dari berbagai arah, bahkan batu-batu dan anak panah dihujankan mereka dari atas gunung, maka seketika membuat panik dan kacau-balau pasukan Islam. Dalam keadaan kritis itu banyak pasukan Islam berbalik ke belakang dan lari tunggang-langgang pulang ke Makkah. Allah berfirman :

وَيَوْمَ حُنَيْنٍ ۙ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنكُمْ شَيْـًٔا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ ٱلْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُم مُّدْبِرِينَ

Terjemah Arti: "dan (ingatlah) Perang Hunain, ketika jumlahmu yang besar itu membanggakan kamu, tetapi (jumlah yang banyak itu) sama sekali tidak berguna bagimu, dan Bumi yang luas itu terasa sempit bagimu, kemudian kamu berbalik ke belakang dan lari tunggang-langgang."

Tidak ada yang bertahan bersama nabi Muhammad SAW, kecuali sedikit saja dari sahabat-sahabat setia dari Muhajirin dan Anshar, para alumni-alumni Perang Badar, maka nabi memulai menyusun kembali pasukan yang ada dibantu oleh pamannya Al-Abbas bin Abdul Mutthalib, dan terjadilah pertempuran yang sengit, dan dari segi jumlah pasukan mereka sangat tidak seimbang, tapi para sahabat nabi yang tangguh luar biasa itu maju terus pantang mundur sambil mengharapkan pertolongan dari Allah. Allah berfirman :

ثُمَّ أَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَعَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ وَأَنزَلَ جُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ۚ وَذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلْكَٰفِرِينَ

Terjemah Arti: "Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Dia menurunkan bala tentara (para malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menimpakan azab kepada orang-orang kafir. Itulah balasan bagi orang-orang kafir." (QS. At-Taubah: 26).

Yaitu, Allah menurunkan malaikat Jibril dan membawa kelompok-kelompok pasukan malaikat dari langit, para pasukan Islam menyaksikan bantuan dari Allah itu seperti semut-semut hitam yang menyerang musuh, dan sebalikanya pasukan musuh melihat kedatangan bala tentara bantuan untuk umat Islam berupa ribuan pasukan berkuda putih yang sangat menakutkan.

Selanjutnya, pasukan Hawazin dan sekutu-sekutunya mundur melarikan diri dan meninggalkan puluhan ribu sapi, kambing, unta dan harta-harta lainnya. Maka peperangan berakhir atas kemenangan telak umat Islam. Selain mendapatkan keuntungan banyak ghanimah, mereka pun menahab 6.000 tentara Hawazin. Kemudian, atas permohonan utusan dari Bani Hawazin, seluruh tawanan dari pihak mereka sejumlah 6.000 orang tersebut dibebaskan, dan setelahnya masyarakat Bani Hawazin masuk Islam. Wallahul Musta'an ! 


Kajian Berhubungan : 

Tidak ada komentar:

歓迎 | Bienvenue | 환영 | Welcome | أهلا وسهلا | добро пожаловать | Bonvenon | 歡迎

{} Thanks For Visiting {}
{} شكرا للزيارة {}
{} Trims Tamu Budiman {}


MyBukuKuning Global Group


KLIK GAMBAR!
Super-Bee
Pop up my Cbox
Optimize for higher ranking FREE – DIY Meta Tags! Brought to you by ineedhits!
Website Traffic