Simbol Sains Di Dalam Alquran V.a | (Keunggulan Sains Pada Ayat-Ayat Sumpah Di Dalam Alquran) :
Thur Sinai dan Segitiga Bermuda
By: Med Hatta
وَطُوْرِ سِيْنِيْنَۙ
Terjemah Arti: "Demi Bukit Thur Sinai" (QS. At-Tin: 2)
وَالطُّوْرِۙ؛ وَكِتٰبٍ مَّسْطُوْرٍۙ؛ فِيْ رَقٍّ مَّنْشُوْرٍۙ؛ وَّالْبَيْتِ الْمَعْمُوْرِۙ؛ وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوْعِۙ؛ وَالْبَحْرِ الْمَسْجُوْرِۙ
Terjemah Arti: "Demi gunung (Sinai), dan demi Kitab yang ditulis, pada lembaran yang terbuka, demi Baitulma'mur (Ka'bah), demi atap yang ditinggikan (langit), demi lautan yang penuh gelombang" (QS. At-Thur: 1-6)
Alquran apabila menceritakan peristiwa masa lalu kita harus percaya, karena itu adalah kalam Allah
yang tidak dapat di ragukan kebenarannya, sekalipun peristiwa itu tidak
dapat di saksikan. Tetapi kalau Allah memberitakannya, maka tidak ada
interpertasi lain, misalnya mengatakan Dia telah menenggelamkan bukit
Thur di dalam bumi, sesungguhnya bukit tersebut benar-benar telah
ditenggelamkan dalam perut bumi sebagaimana di katakan-NYA.
Yang harus kita cermati dari berita Al Qur’an mengetahui maksud dibalik pengertian yang terkandung dalam bahasa arab, kemudian mengetahui urgensi berita dan peristiwa tersebut. Serta mengamati dampaknya lewat gejala alam dan lingkungan.
Inilah yang ingin penulis kaji dari peristiwa yang di ceritakan oleh surah Ath Thur tersebut:
BUKIT THUR SINAI BERGUNCANG :
Allah berfirman :
وَطُوْرِ سِيْنِيْنَۙ
Terjemah Arti: "Demi bukit Thur sinai" (QS. At-Tin: 2)
وَالطُّوْرِۙ؛
Terjemah Arti: "Demi gunung (Sinai)" (QS. At-Thur: 1)
Al-Qur’an
menceritakan bahwa bukit Thur benar-benar telah ditenggelamkan dalam
perut bumi, kemudian setelah itu di angkat mengambang di antara langit
dan bumi seakan-akan memayungi bangsa Israel. Setelah itu dikembalikan
ketempat semula sebagaimana kita saksikan di Sinai – Mesir sekarang.
Allah berfirman :
- “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat (bukit Thur) di atasmu...” (QS: 02: 63).
- “Dan (ingatlah), ketika Kami mengangkat bukit ke atas mereka seakan-akan bukit itu naungan awan dan mereka yakin bahwa bukit itu akan jatuh menimpa mereka …” (QS: 07: 171).
Adapun peristiwa bukit Thur Sinai berguncang, Allah berfirman: “…
Tatkala Tuhannya menampakan kekuasaan-Nya kepada gunung itu,
dijadikannya gunung itu "dakkan" (hancur luluh) dan Musa-pun jatuh
pingsan” (QS: 07: 143).
Kata kunci dari ayat ke-143 surah al-A’raf (07) di atas adalah «dakkan» (bukit tenggelam dalam perut bumi), berasal dari kata dasar bahasa arab «dakka», yaitu sesuatu yang dihantam dari ketinggian terus tenggelam hingga rata dengan tanah.
Gunung merupakan pasak bumi, akarnya tertancap dalam perut bumi sekitar dua-pertiga dari ketinggiannya (menurut teori sains), yaitu jika sesuatu di hantam dari ketinggian yang tak terjangkau, maka sepertiga yang nampak dari semua permukaannya masuk dalam perut bumi, atau gunung tersebut terguncang dahsyat hingga tenggelam semua dalam perut bumi dan hancur luluh rata dengan tanah.
Kita tidak ada pradiksi lain dari peristiwa ini, bahkan yakin bahwa peristiwa yang diceritakan al-Qur’an tersebut benar-benar telah terjadi. Bukit Thur benar-benar telah tenggelam dan berguncang dahsyat dalam perut bumi sedalam tinggi bukit (dari akar sampai ke puncak), nabi Musa tidak cedera apa-apa berkat perlindungan Allah, akan tetapi pengaruh guncangan dahsyat dari bukit tersebut membuat dia pingsan selama 10 hari, yang mengakibatkan terlambat pulang menemui kaumnya. Sedianya nabi Musa pergi munajat ke bukit Thur memenuhi undangan Tuhannya untuk menerima al-Kitab selama 30 hari, tetapi karena pingsan selama 10 hari, maka genaplah 40 hari dia meninggalkan kaumnya. (Lihat: QS: Al-A‘raf: 142). Wallahua'lam.
Allah Maha Perkasa tiada kekuatan apa-pun yang mampu menandingi keperkasaan-NYA. Secara teoritis, akibat tenggelam dan terguncangnya bukit Thur segala sesuatu yang berada di dalam perut bumi, yaitu di bawah bukit Thur bergerak dan berhamburan keluar menjulang ke atas, mengeluarkan isi perut bumi sebanyak besarnya bukit yang masuk.
Gunung merupakan pasak bumi, akarnya tertancap dalam perut bumi sekitar dua-pertiga dari ketinggiannya (menurut teori sains), yaitu jika sesuatu di hantam dari ketinggian yang tak terjangkau, maka sepertiga yang nampak dari semua permukaannya masuk dalam perut bumi, atau gunung tersebut terguncang dahsyat hingga tenggelam semua dalam perut bumi dan hancur luluh rata dengan tanah.
Kita tidak ada pradiksi lain dari peristiwa ini, bahkan yakin bahwa peristiwa yang diceritakan al-Qur’an tersebut benar-benar telah terjadi. Bukit Thur benar-benar telah tenggelam dan berguncang dahsyat dalam perut bumi sedalam tinggi bukit (dari akar sampai ke puncak), nabi Musa tidak cedera apa-apa berkat perlindungan Allah, akan tetapi pengaruh guncangan dahsyat dari bukit tersebut membuat dia pingsan selama 10 hari, yang mengakibatkan terlambat pulang menemui kaumnya. Sedianya nabi Musa pergi munajat ke bukit Thur memenuhi undangan Tuhannya untuk menerima al-Kitab selama 30 hari, tetapi karena pingsan selama 10 hari, maka genaplah 40 hari dia meninggalkan kaumnya. (Lihat: QS: Al-A‘raf: 142). Wallahua'lam.
Allah Maha Perkasa tiada kekuatan apa-pun yang mampu menandingi keperkasaan-NYA. Secara teoritis, akibat tenggelam dan terguncangnya bukit Thur segala sesuatu yang berada di dalam perut bumi, yaitu di bawah bukit Thur bergerak dan berhamburan keluar menjulang ke atas, mengeluarkan isi perut bumi sebanyak besarnya bukit yang masuk.
Fakta Gunung Berapi:
Fakta ilmiyah membuktikan apabila bukit atau gunung berguncang, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di
bawah gunung meletus keluar sebagai lahar atau lava. Karena guncangan
bukit Thur sangat dahsyat, maka semburannya berupa gas metana mengalir
keras membentuk "tambang metana". Tambang ini terbentuk kalau gas metana
menumpuk di bawah dasar laut yang tak dapat ditembusnya. Gas ini dapat
lolos tiba-tiba kalau dasar laut retak. Lolosnya tidak kepalang
tanggung. Dengan kekuatan yang luar biasa, tumpukan gas itu menyembur ke
permukaan sambil merebus air, membentuk senyawaan metanahidrat. (Lihat: teori Bill Dillon dari U.S. Geological Survey, Woods Hole Field Center).
Kita masih akan kembali kepada dampak dari peristiwa bukit Thur ini pada lanjutan ayat-ayat sumpah yang terdapat pada surah Ath-Thur, di mana peristiwa-peristiwa yang di ceritakan oleh ayat-ayat sumpah di surah ini saling terkait satu sama lain, yaitu: “Demi Bukit Thur, dan Kitab yang tuliskan, pada lembaran yang terbuka, dan demi Baitul Ma’mur (Ka’bah), dan atap yang diangkat, dan laut yang di dalam lapisannya mengandung api”.
Kajian ini sengaja penulis batasi, tidak mengulas secara detail ayat-ayat sumpah nomor: (2, 3 dan 4), yaitu tentang "Kitab" dan "Baitul Ma’mur", karena sebenarnya keduanya lebih kaya dari segala definisi manusia. Al-Qur’an misalnya merupakan bacaan, petunjuk, sumber hukum utama, aqidah dan kajian yang paling di minati dan berpengaruh besar dalam peradaban manusia sejak di turunkan 14 abad yang lalu hingga kini, bahkan sampai hari kiamat besar kelak.
Sedangkan Ka’bah merupakan kiblat seluruh umat Islam sedunia, dan rumah ibadah yang paling banyak di kunjungi/ di rindukan umat manusia dan bangsa jin dari berbagai penjuru dunia sepanjang tahun terutama di musim haji. Kedua pusaka ini punya pembahasan tersendiri, bagi yang ingin memperluas silahkan buka Tafsir dan dan buku-buku aqidah serta sejarah.
Kita masih akan kembali kepada dampak dari peristiwa bukit Thur ini pada lanjutan ayat-ayat sumpah yang terdapat pada surah Ath-Thur, di mana peristiwa-peristiwa yang di ceritakan oleh ayat-ayat sumpah di surah ini saling terkait satu sama lain, yaitu: “Demi Bukit Thur, dan Kitab yang tuliskan, pada lembaran yang terbuka, dan demi Baitul Ma’mur (Ka’bah), dan atap yang diangkat, dan laut yang di dalam lapisannya mengandung api”.
Kajian ini sengaja penulis batasi, tidak mengulas secara detail ayat-ayat sumpah nomor: (2, 3 dan 4), yaitu tentang "Kitab" dan "Baitul Ma’mur", karena sebenarnya keduanya lebih kaya dari segala definisi manusia. Al-Qur’an misalnya merupakan bacaan, petunjuk, sumber hukum utama, aqidah dan kajian yang paling di minati dan berpengaruh besar dalam peradaban manusia sejak di turunkan 14 abad yang lalu hingga kini, bahkan sampai hari kiamat besar kelak.
Sedangkan Ka’bah merupakan kiblat seluruh umat Islam sedunia, dan rumah ibadah yang paling banyak di kunjungi/ di rindukan umat manusia dan bangsa jin dari berbagai penjuru dunia sepanjang tahun terutama di musim haji. Kedua pusaka ini punya pembahasan tersendiri, bagi yang ingin memperluas silahkan buka Tafsir dan dan buku-buku aqidah serta sejarah.
ATAP YANG DI ANGKAT (KERAK BUMI)
Allah berfirman :
وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوْعِۙ؛
Terjemah Arti: "demi atap yang ditinggikan (langit)" (QS. At-Thur: 5)
Alquran bersumpah pada ayat ke-5 surah At-Thur: "Was-Saqfi al-marfu'i"
(Demi atap yang di angkat), kebanyakan ahli Tafsir menafsirkan sebagai
langit. Tetapi di sini penulis cenderung menafsirkan kalimat “as-saqfi”– Wallahua’lam - sebagai (kerak bumi [1]). Mengingat hal yang di sumpahkan “as-saqfi” ini bukan bentuk “nakirah”,
yaitu istilah dalam bahasa arab sesuatu yang bisa multi interpertasi,
dan bukan plural menunjukkan sesuatu yang banyak. Kalimat “as-saqfi” di sini berbentuk single dan “ma'rifah” dengan “alif dan lam”,
menunjukkan bahwa dia adalah satu kesatuan tertentu, tiada duanya,
khusus di maksudkan oleh Allah SWT sebagai suatu hal atau nama tertentu,
yaitu kerak bumi.
Dan juga tidak ada dalil menjelaska bahwa “was-saqfi al-marfu’i” di sini di tafsirkan langit, yang ada hanyalah interpertasi perorongan saja dari kalangan ulama tafsir, dan tidak ada juga hadits dari nabi SAW serta dari al-Qur’an menunjukkan hal itu. Kecuali hanya ada satu ayat saja, yaitu:
Dan juga tidak ada dalil menjelaska bahwa “was-saqfi al-marfu’i” di sini di tafsirkan langit, yang ada hanyalah interpertasi perorongan saja dari kalangan ulama tafsir, dan tidak ada juga hadits dari nabi SAW serta dari al-Qur’an menunjukkan hal itu. Kecuali hanya ada satu ayat saja, yaitu:
وَجَعَلْنَا السَّمَاءَ سَقْفًا مَحْفُوظًا
Aritinya: "Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara…" (QS: 21: 32).Tetapi “saqfan” (atap) di sini nakirah dan “mahfudzan” (terpelihara) juga nakirah: yaitu memungkinkan adanya beberapa jumlah atap, misalnya atap perisai atau atap yang tinggi dan atap-atap yang lain…dan seterusnya, yang oleh ahli tafsir di tafsirkan langit.
Penyusun Tafsir “Fi dzilali al-Qur’an”, Sayyid Quthub lebih melegakan dan menjelaskan bahwa “was-saqfi al-marfu’i”
di sini mungkin di maksudkan suatu atap tertentu bukan langit. Dari
segi bahasa bahwa setiap sesuatu berada di atas sesuatu di katakan
sebagai tutup atau atapnya. Allah tidak mengatakan Kami jadikan langit
sebagai atap yang di tinggikan, dan kalimat “was-saqfi al-marfu’i” tidak berulang di dalam al-Qur’an kecuali hanya sekali saja, yaitu pada tema yang kita kaji ini.
Artinya yang di maksudkan adalah satu penutup tertentu, yaitu «kerak bumi» - sebagaimana di tafsirkan di atas - berada di bawa dasar laut Atlantik sekitar bukit Thur, yang membendung isi bumi berupa gas metana dan jenis-jenis gas berbahaya lainnya yang menumpuk layaknya "tambang metana".
Karena dahsyatnya guncangan Bukit Thur, pada awal kenabian Musa as, akibat hantaman kuat dari atas, maka isi perut bumi berhamburan keluar tiada sesuatu kekuatan apapun yang dapat membendungnya. Akibatnya «kerak bumi», yang istilah al-Qur’an-nya “was saqfi al-marfu’i” yang sangat kokoh itupun retak atau di angkat, seakan-akan Allah ingin menyelamatkan kawasan bukit Thur dan memindahkan bahayanya ke bagian bumi yang lain di perairan Atlantik “Segitiga Bermuda?”.
Dengan demikian gas metana dapat lolos mengalir tidak kepalang tanggung, dengan kekuatan yang luar biasa tumpukan gas itu menyembur ke permukaan sambil merebus air, membentuk senyawaan metanahidrat.
Artinya yang di maksudkan adalah satu penutup tertentu, yaitu «kerak bumi» - sebagaimana di tafsirkan di atas - berada di bawa dasar laut Atlantik sekitar bukit Thur, yang membendung isi bumi berupa gas metana dan jenis-jenis gas berbahaya lainnya yang menumpuk layaknya "tambang metana".
Karena dahsyatnya guncangan Bukit Thur, pada awal kenabian Musa as, akibat hantaman kuat dari atas, maka isi perut bumi berhamburan keluar tiada sesuatu kekuatan apapun yang dapat membendungnya. Akibatnya «kerak bumi», yang istilah al-Qur’an-nya “was saqfi al-marfu’i” yang sangat kokoh itupun retak atau di angkat, seakan-akan Allah ingin menyelamatkan kawasan bukit Thur dan memindahkan bahayanya ke bagian bumi yang lain di perairan Atlantik “Segitiga Bermuda?”.
Dengan demikian gas metana dapat lolos mengalir tidak kepalang tanggung, dengan kekuatan yang luar biasa tumpukan gas itu menyembur ke permukaan sambil merebus air, membentuk senyawaan metanahidrat.
SEGITIGA BERMUDA
Allah berfirman :
وَالْبَحْرِ الْمَسْجُوْرِۙ
Terjemah Arti: "demi lautan yang penuh gelombang" (QS. At-Thur: 6).
Alquran bersumpah pada ayat ke-6 surah ath-Thur “Laut yang di bawah tanahnya mengandung api”, yang dimaksud – Wallahua’lam
– adalah wilayah lautan di Samudera Atlantik kawasan Bermuda, atau
sering disebut (Segitiga Bermuda). Seperti apakah Segitiga Bermuda
tersebut?
Fakta Segitiga Bermuda: Pada masa pelayaran Christopher Colombus [2], ketika melintasi area segitiga Bermuda, salah satu awak kapalnya mengatakan melihat “cahaya aneh berkemilau di cakrawala”. Beberapa orang mengatakan telah mengamati sesuatu seperti meteor. Dalam catatannya ia menulis bahwa peralatan navigasi tidak berfungsi dengan baik selama berada di area.
Konon, dulu ketika samudera masih diarungi para pelaut pemberani dengan kapal kayu, sudah ada yang menuturkan tentang suatu wilayah di Samudera Atlantik yang tidak beres. Yaitu Laut Sargaso yang kadang-kadang tidak ada angin yang bertiup sedikit pun sampai lama sekali, sehingga kapal layar zaman itu tidak bisa jalan. Padahal laut penuh dengan ganggang raksasa yang daunnya mengapung seperti tangan-tangan ribuan ular naga. Tamatlah riwayat kapal yang terlalu lama tertahan, karena dindingnya dirambati tumbuhan raksasa berdaun seperti tangan-tangan ular naga. Akhirnya awak kapal kayu tersebut kelaparan dan mati pelan-pelan... Bersambung... >>>[•Baca: Disini•]
Referensi Utama:
- Al-Qur'an al-Karim dan Hadits
- Kitab-kitab tafsir populer
- Catatan pribadi penulis dari (skripsi s1, Tesis s2 dan Disertasi s3) semuany tentang Tafsir dan Ilmu-ilmu al-Qur'an.
- Wikipedia Indonesia - Kamus bebas berbahasa Indonesia".
- Dan Berbagai sumber-sumber lain yang terkait.
BACA JUGA :
|
|||
1
|
2
|
||
3
|
4
|
||
5
|
6
|
||
7
|
8
|
||
9
|
10
|
||
11
|
12
|
||
13
|
14
|
||
15
|
16
|
||
17
|
18
|
||
19
|
20
|
||
21
|
22
|
Artikel yang berhubungan:
- Fenomena Waktu dalam Al-Qur'an
- Bukit Thuur Sinai dan Segitiga Bermuda
- Galaksi Bima Sakti versi Al-Qur'an
- Bintang-Bintang di Ruang Angkasa Menurut Al-Qur'an
- Langit dan Sifat-Sufatnya dalan Al-Qur'an
- Kekayaan Alam dalam Al-Qur'an
- Tujuh Langit dan Tujuh Bumi dalam Al-Qur'an
Allahuakbar
BalasHapus