HERBAL POHON CEMARA (ATSAL)
Oleh: Med HATTA
Cemara atau Casuarinaceae meliputi sekitar 70 spesies. Sebagian besar suku ini terdapat di Belahan Bumi
Selatan, terutama di wilayah tropis, termasuk Indonesia, Malaysia, Australia,
dan Kepulauan Pasifik. Al-Qur'an menyebutkan pohon cemara sekali saja sebagai pohon Atsal, sebagaimana dalam firman Allah:
Allah berfirman:
فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ
وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ
وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ (١٦)
Artinya:
"Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang
besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi
(pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari
pohon Sidr."
(QS: 034: 16)
Fakta Botani Pohon Cemara:
Cemara
sendiri merupakan tumbuhan hijau abadi yang sepintas lalu dapat disangka
sebagai pinus karena rantingnya yang beruas pada dahan besar kelihatan seperti
jarum, dan buahnya mirip gasing kecil.
Namun
kenyataannya tumbuhan ini tidak termasuk Gymnospermae, sehingga
mempunyai bunga, baik jantan maupun betina. Bunga betinanya nampak seperti
berkas rambut, kecil dan kemerah-merahan.
Sumber asli: Tulisan ini |
Cemara adalah
pohon yang sangat artistik untuk penataan sebuah taman. Dibentuk sedemikian
rupa dalam gaya seni jepang yang bernama bonsai. Jenis cemara asli Indonesia
untuk dibuat bonsai yang paling bagus adalah cemara udang, berasal dari daerah
Madura, Jawa Timur.
Cemara Pohon Natal:[1]
Pohon "Atsal" (Cemara) bagi umat
Kristiani, pohon ini sangat istimewa karena merupakan simbol agar kehidupan
rohani mereka selalu bertumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain
"evergreen". Pohon cemara atau yang lumrah disebut sebagai
Pohon Natal, adalah lambang "hidup kekal", sebab – menurut mereka - pada
umumnya di musim salju hampir semua pohon rontok daunnya, kecuali pohon cemara
selalu hijau.
Kebiasaan
memasang "pohon Natal" sebagai dekorasi dimulai dari Jerman.
Pemasangan pohon Natal yang umumnya dari pohon cemara, atau mengadaptasi bentuk
pohon cemara, itu dimulai pada abad ke-16 Miladiyah.
Saat
penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika, mereka pun kerap
memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk dekorasi Natal di
dalam rumah. Dari catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania – US memajang pohon Natal untuk pertama kalinya
pada tahun 1830-an.
Pemasangan
pohon cemara, baik asli maupun yang terbuat dari plastik, di tengah kota atau
di tempat-tempat umum pun menjadi pemandangan biasa menjelang Natal. Salah satu
yang terbesar adalah pohon yang ada di Rockefeller Center di 5th Avenue New
York - Amerika Serikat.
Legenda Di Balik Pohon Natal (Cemara):
Ada
beberapa legenda atau cerita yang beredar di kalangan orang Kristen sendiri
mengenai asal mula pohon natal, seperti:
PERTAMA: Pengalaman "supranatural" Santo Bonifacius:
Menurut
sebuah legenda, ada seorang rohaniawan Inggris bernama Santo Bonifacius yang
memimpin beberapa gereja di Jerman dan Perancis. Suatu hari dalam perjalanannya
dia bertemu dengan sekelompok orang yang akan mempersembahkan seorang anak
kepada dewa Thor di sebuah pohon oak.
Untuk
menghentikan perbuatan jahat mereka, secara ajaib St. Boniface merobohkan pohon
oak tersebut dengan pukulan tangannya. Setelah kejadian yang menakjubkan
tersebut di tempat pohon oak yang roboh tumbuhlah sebuah pohon cemara.
KEDUA: Martin Luther dan pohon cemaranya:
Cerita
lain mengisahkan kejadian saat Martin Luther, tokoh Reformasi Gereja, sedang
berjalan-jalan di hutan pada suatu malam. Terkesan dengan keindahan gemerlap
jutaan bintang di angkasa yang sinarnya menembus cabang-cabang pohon cemara di
hutan, Martin Luther menebang sebuah pohon cemara kecil dan membawanya pulang
pada keluarganya di rumah. Untuk menciptakan gemerlap bintang seperti yang
dilihatnya di hutan, Martin Luther memasang lilin-lilin pada tiap cabang pohon
cemara tersebut.
Terlepas
dari kebenaran kisah-kisah di atas, hingga hari ini pemasangan Pohon Natal masih
menimbulkan pro dan kontra di kalangan umat Kristen. Bagi orang-orang yang
tidak berkenan dengan pohon Natal, mengisahkan bahwa pada zaman dahulu bangsa
Romawi menggunakan pohon cemara untuk perayaan "Saturnalia".
Mereka
menghiasinya dengan hiasan-hiasan kecil dan topeng-topeng kecil, karena pada
tgl 25 Desember ini adalah hari kelahiran dewa matahari, "Mithras",
yang asal mulanya dari Dewa Matahari Iran yang kemudian dipuja di Roma.
Demikian pula hari Minggu adalah hari untuk menyembah dewa matahari sesuai dari
arti kata "Zondag", Sunday atau Sonntag.
Perlu
diketahui juga bahwa dewa-dewa matahari lainnya, seperti Osiris, dewa
matahari orang Mesir, dilahirkan pada tanggal 27 Desember. Demikian pula Dewa
matahari Horus dan Apollo lahir pada tanggal 28 Desember.
Maka
dari itu, ada aliran-aliran gereja tertentu yang mengharamkan tradisi pohon
Natal, sebab mereka menganggap ini sebagai pemujaan dewa matahari. Pemasangan
pohon itu dianggap sebagai bentuk penyembahan berhala. Reaksi penolakan itu
bahkan awalnya sempat diwarnai keputusan pemerintah Jerman untuk mendenda siapa
pun yang memasang pohon cemara sebagai pohon Natal.
Hal
itu mulai berubah, saat gambar Ratu Victoria dari Inggris, Pangeran Albert dari
Jerman, dan anak-anaknya dengan latar pohon cemara, diilustrasikan di London
News. Karena sosok Victoria yang sangat populer, pemuatan gambar itu di media
massa pun membuat pohon cemara menjadi pilihan lazim sebagai pohon Natal.
Tradisi Pohon Cemara:
Setelah
masyarakat US mengikuti jejak Inggris menggunakan pohon
cemara pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, industri pun semakin
berkembang dan merambah ke berbagai negara. Termasuk industri berbagai hiasan
pohon Natal seperti bola-bola yang digantung, pernak-pernik Santa Claus, "tinsel"
(semacam tali berumbai yang dililitkan ke pohon), dan lainnya.
Karena
penggunaan pohon cemara merupakan tradisi Eropa, ekspresi sukacita yang
dilambangkan dengan berbagai dekorasi itu berbeda-beda di setiap negara.
Indonesia dan Filipina menjadi negara yang sangat terpengaruh tradisi Eropa itu
sampai akhirnya para umat Kristen membeli pohon buatan tapi yang penting
berbentuk cemara.
Di
Afrika Selatan keberadaan pohon Natal bukanlah sesuatu yang umum. Sementara
masyarakat India, lebih memilih pohon mangga dan pohon pisang.[2]
Pohon Cemara Dan Bunga Mawar:
Ada satu hal yang patut dicontoh dari sifat
pohon cemara ini, yang tegar menahan teror, baik teror fisik, ucapan maupun
pikiran, dan menjadikannya sesuatu yang sejuk, hangat dan damai.
Konon di tengah hutan, bunga mawar
menertawakan pohon cemara seraya berkata; "Meskipun
anda tumbuh begitu tegap, tetapi anda tidak memiliki keharuman sehingga tidak
dapat menarik kumbang dan lebah untuk mendekat."
Pohon cemara diam saja. Demikianlah bunga
mawar di mana-mana menyiarkan dan menggosipkan tampak buruk pohon cemara,
sehingga membuat pohon cemara teresolir dan menyendiri di tengah hutan.
Ketika musim dingin tiba dan salju pun turun
begitu lebatnya, bunga mawar yang sombong merana menyesali nasibnya. Demikian
pula dengan pohon dan bunga-bunga yang lain. Hanya pohon cemara yang masih
tegak berdiri di tengah badai dingin yang menerpa bumi.
Di tengah malam yang sunyi, pada kedinginan
di bawah nol derajat, ratu salju malam
mendekati pohon cemara. Salju
berkata: "Setiap tahun saya datang ke bumi ini, selalu melihat kemakmuran
dan keramaian di bumi berubah wajah. Hanya gersang dan sunyi senyap yang
menyelimuti bumi. Namun, kamulah satu-satunya yang dapat melewati ujian saya
dan berdiri tegak hingga dapat menahan segala macam tekanan alam. Begitu pula
alam kehidupan dan manusia selalu mengalami perubahan."
Demikianlah obrolan menarik antara pohon
cemara dan ratu salju yang terjadi di tengah
malam pada musim dingin. Sedih dan
gembira selalu datang silih berganti, hanya dengan keteguhan jiwa dan
pikiran, kebahagiaan itu dapat diraihnya. Caci maki dan fitnah tidak dapat
menjatuhkan orang yang kuat.
Di dalam ungkapan Timur sering terdapat
kata-kata: "Menengadah ke langit dan membuang ludah,"
dan "menabur debu dengan angin yang berlawanan." Ini semua
mengisahkan kebodohan-kebodohan yang dilakukan seseorang dan pada akhirnya
mencelakakan dirinya sendiri. Menghadapi fitnahan dan celaan, hendaknya
seseorang berlapang dada bagaikan langit besar yang tak bertepi.
Cuaca terang dan berawan selalu silih
berganti. Belajar bagaikan cermin yang jernih dapat
melihat keadaan sebenarnya.
Bunga mawar hanya merasakan kepuasan dan
kecongkakan sejenak, tetapi pohon cemara dapat menghadapi, menerima dan menahan
diri dengan tenang dan sabar.
Ini yang harus kita tiru dari perangai
mulia pohon cemara yang tegar menahan serangan, langsung, didepan maupu dari
belakang dan menjadikannya sesuatu yang sejuk, hangat dan damai.
Khasiat Herbal Pohon Cemara:
Hasil
penelitian terbaru dari beberapa dokter senior melaporkan bahwa: Secara umum
herbal buah cemara bermanfaat untuk menguatkan kecerdasan otak, memperlancar
makanan di usus, menghilangkan penyakit kuning, menghaluskan kulit,
meningkatkan selera makan, menghilangkan dahak, serta menyembuhkan penyakit
lambat haid. Rebusan daun pohon sidr dapat membunuh cacing dalam perut,
melancarkan BAB dan mencegah masuk angin.
- Sumber: (Almanak Kristen Indonesia 1999, Persekutuan).
- Idem.
Tulisan sebelumnya:
Artikel yang berhubungan:Karya Terbaru Penulis:
Miliki Bukunya Sekarang! |
1 komentar:
Salam
Posting Komentar