(Pertemuan Ke-5) :
Makki dan Madani Dalam AlQuran [1]
Oleh: Med HATTA
Mukaddimah
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات، وبعد
Kajian-kajian Utama :
- Pengertian al-Makkiah dan al-Madaniah
- Menentukan Ayat-ayat al-Makkiah dan al-Madaniah
- Klasifikasi Ayat-ayat al-Makkiah dan al-Madaniah
- Ayat-ayat Makkiah dalam Surat Madaniah dan sebaliknya
- Ayat-ayat yang di bawa dari Makkah ke Madanah dan sebaliknya
- Ayat atau surah yang di bawa dari Madinah ke Habasyah (Ethopia)
- Ayat-ayat atau surah yang diturunka pada Musim Panas dan Dingin
- Ayat-ayat turun di tempat-tempat yang terpisah-pisah
- Ayat yang turun pada malam hari dan pada siang hari
- Mengetahui ayat yang pertama dan yang terakhir turun dari al-Qur’an
- Ayat-ayat dan surah pertama dan terakhir turun dari al-Qur’an menurut spesialisasinya.
Pengertian al-Makkiah dan al-Madaniah :
Kata al-Makki berasal dari kata “Makkah” dan al-Madani berasal dari kata “Madinah”. Secara harfiah, al-Makki atau al-Makkiah berarti yang bersifat Makkah atau yang berasal dari Makkah, sedangkan al-Madani atau al-Madaniah berarti yang bersifat Madinah atau yang berasal dari Madinah. Maka ayat atau surah yang turun di Makkah disebut dengan ayat-ayat al-Makkiah sedangkan yang diturunkan di Madinah disebut dengan ayat-ayat al-Madaniah.
Sedangkan menurut istilah, al-Makki wal-Madani berarti suatu ilmu yang secara kusus membahas tentang tempat, waktu dan periode turunnya surah atau ayat al-Quran, baik di Makkah ataupun di Madinah. Ayat atau surah yang turun pada periode Makkah disebut dengan al-Makkiah dan ayat/surah yang turun pada periode Madinah disebut dengan al-Madaniyah. Secara sederhana dapat dipetakan perbedaan pendapat para pakar ulumul Qur’an dalam mendefinisikan al-Makkiah dan al-Madaniyah tersebut, sebagai berikut:
- Al-Makki adalah surah atau ayat yang diturunkan di Makkah dan sekitarnya, walaupun setelah hijrah. Sedangkan al-Madani adalah surah atau ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya.
- Al-Makki adalah ayat-ayat yang lebih khusus menyeru kepada penduduk Makkah sedangkan al-Madani adalah ayat-ayat yang menyeru kepada penduduk Madinah.
- Al-Makki adalah surah atau ayat yang turun kepada Nabi sebelum hijrah, sedangkan al-Madani adalah surah atau ayat yang turun kepada Nabi setelah hijrah. Berdasarkan definisi ini, maka ayat yang turun di Makkah setelah Nabi hijrah ke Madinah termasuk dalam kategori ayat al-Madaniyah.
Perbedaan pendapat diatas terjadi disebabkan oleh berbedanya standard atau cara pandang para ulama dalam menentukan definisi. Ada tiga standard yang dijadikan sebagai dasar: Pertama, tempat turun ayat (makan an-nuzul); kedua, person atau masyarakat yang menjadi objek pembicaraan; ketiga, waktu turunnya ayat. Diantara ketiga definisi diatas dan dari standard yang dipakai masing-masing, namapak jelas yang paling masyhur adalah definisi terakhir, yaitu menentukan al-Makki dan al-Madani berdasarkan waktu sebelum dan sesudah hijrah nabi, maka yang turun sebelum hijrah adalah al-Makkiah, adapun sesudahnya maka al-Madaniah.
Menentukan Ayat-ayat al-Makkiah dan al-Madaniah :
Ilmu al-Makkiah dan al-Madaniah termasuk dalam kategori ilmu riwayah. Oleh karena itu, tidak ada pilihan untuk mengetahuinya kecuali harus melalui riwayat dari sahabat dan tabi’in, karena mereka menyaksikan turunnya ayat-ayat al-Qur’an kepada Nabi, mengetahui tempat dan waktu turun ayat. Selain itu, masih ada cara lain namun terbatas yaitu cara qiyas (analogi).
Jadi setidaknya ada dua cara yang masyhur dapat digunakan untuk mengetahui ayat al-Makkiah dan al-Madaniah, yaitu sima’i (mendengarkan langsung) dan qiyasi (analogi). Yang pertama adalah berdasarkan penjelasan para sahabat secara langsung. Hal ini dapat diketahui melalui riwayat yang telah ditulis oleh para ahli hadits, seperti di dalam al-kutub as-sittah. Dan yang terkhir adalah dengan cara membandingkan tanda-tanda al-Makki atau al-Madani dengan struktur ayat yang terdapat dalam surah.
Dalam hal qiyasi ini, para ulama telah merumuskan tanda atau ciri-ciri masing-masing keduanya yang dapat dijadikan standard untuk menentukan Makkiah atau Madaniah-nya suatu surah/ayat.
Ciri-ciri ayat Makkiah, adalah :
- Ayat dan surahnya pendek dan susunannya luwes dan jelas.
- Ayat-ayatnya lebih puitis (bersajak), karena yang ditantang adalah masyarakat yang ahli dalam membuat puisi.
- Al-Makkiah banyak menyebut qasam (sumpah), tasybih (penyerupaan), dan amtsal (perumpamaan).
- Gaya bahasa al-Makkiyah jarang bersifat konkret, realistis dan materialis, terutama ketika berbincang tentang kiamat.
- Surah-surah al-Makkiyah mengandung lafadz kalla, yaitu di dalam al-Quran lafadz ini berulang sebanyak 33 kali dalam 15 surah.
- Surah-surahnya mengandung seruan (يأيها الناس) “Hai sekalian manusia”, dan tidak mengandung seruan (يأيها الذين آمنوا) “Hai orang-orang yang beriman”.
- Mengajak kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai kebenaran risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan mala petakanya, neraka dan siksaannya, surga dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang musyrik dengan menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniyah.
- Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan akhlak mulia yang menjadi dasar terbentuknya suatu masyarakat; dan penyingkapan dosa orang musyrik dalam penumpahan darah, memakan harta anak yatim secara zhalim, penguburan hidup-hidup bayi perempuan dan tradisi buruk lainnya.
Ciri-ciri ayat Madaniah adalah :
- Surah-surahnya memuat kewajiban atau had.
- Surah-surahnaya banyak menyebutkan orang-orang munafik, kecuali al-ankabut adalah al-Makkiah.
- Al-Madaniah adala setiap surah yang didalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab.
- Menjelaskan ibadah, muamalah, had/sanksi, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan internasional, baik diwaktu damai maupun perang, kaidah hukum, dan masalah perundang-undangan.
- Seruan terhadap ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan mereka terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada mereka karena rasa dengki di antara sesama mereka.
Catatan :
- Pertemuan Ke-5 Mata Kuliah: Ulum al-Qur’an, Semester II (2011/ 2012), Fakultas Syari’ah Prodi Fiqh dan Ushul Fiqh, Institute of Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah, Kedoya – Jakarta Barat.
ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN:
- ULUMUL QUR'AN 1 (PENGANTAR UMUM)
- ULUMUL QUR'AN 2 (PENGUMPULAN AL-QUR'AN DLM MASHHAF)
- ULUMUL QUR'AN 3 (ASBAB NUZUL)
- ULUMUL QUR'AN 4 (MUHKAM DAN MUTASYABIH)
- PERKEMBANGAN TAFSIR DI INDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar