Serial
Tafsir Alquran Berdasarkan Dokumen Lauhil Mahfudz (02)
Pengantar : Alquran dan Teleskop SKA
Penulis telah mengamati dengan seksama apa yang telah dikemukakan oleh para pakar astronomi tentang fakta cosmos raya (universe), dan telah merenungkan pula apa yang telah diungkapkan Alquran – semenjak 15 abad lalu – tentang fenomena yang sama, maka penulis mendapatkan adanya kecocokan persepsi di antara keduanya, tanpa berusaha menselarasikan pengertian konteks Alquran pada apa yang tidak sesuai makna dan penafsiran.
(Menyambut Tahun Baru Hijriah 01 Muharram
1434 H/ Nop. 2012 M)
Enam Masa Penciptaan Langit,
Bumi dan Segala Isinya
Oleh:
Med
HATTA
Penulis telah mengamati dengan seksama apa yang telah dikemukakan oleh para pakar astronomi tentang fakta cosmos raya (universe), dan telah merenungkan pula apa yang telah diungkapkan Alquran – semenjak 15 abad lalu – tentang fenomena yang sama, maka penulis mendapatkan adanya kecocokan persepsi di antara keduanya, tanpa berusaha menselarasikan pengertian konteks Alquran pada apa yang tidak sesuai makna dan penafsiran.
Pengertian universe (alam semesta) sebagaimana
yang didefinisikan oleh astronomi mencakup segala apa yang dapat kita lihat
dari partikel yang terdekat hingga ke galaksi yang paling jauh, namun manusia
tidak sanggup melihat lebih dari pada apa yang telah dicapai oleh teleskop
digital yang ada sekarang. Berbeda dengan Alquran yang telah menggambarkan
kepada kita dengan pasti dan detail, tidak ada kekurangan dan kekeliruan
tentang alam semesta, yang jauh lebih luas dari pada apa yang telah dibayangkan
oleh astronomi dunia.
Alquran sangat akurat dalam mendefinisikan alam semesta,
ia tidak menyebutkan alam semesta tanpa
memberi perincian atau definisi yang kongkrit, seperti menyebutkan langit,
bintang, rasi bintang, bumi dan seterusnya dari sebutan-sebutan yang
terperinci. Lain halnya dengan sains modern yang mendefinisikan alam semesta
tidak cermat, karena kita tidak dapat menyimpulkan dari definisi yang disebutkannya,
apakah yang dimaksud itu keseluruhan (yang nampak dan yang tidak nampak), jika
demikian maka pengertian itu terlalu luas dan tidak terperinci, dan jika yang
dimaksudkan definisi cosmos adalah galaksi-galaksi, bintang-bintang dan segala
sesuatu yang dapat dilihat, lalu bagaimana dengan sesuatu yang tidak dapat
dilihat?
Oleh karena itu, Alquran telah mendefinisikan kepada kita
segala fenomena yang ada di dalam alam semesta ini, misalnya bintang, bumi,
matahari, bulan dan seterusnya, selain itu ada lagi sebutan langit. Orang yang
mencermati ayat-ayat Alquran ia pasti dengan mudah dapat menyimpulkan
bahwasanya langit dunia adalah yang terbentang mulai dari atmosfer
(lapisan udara terdekat) yang meliputi bumi sampai kepada galaksi yang paling jauh
dijangkau teleskop digital sekarang.
Ini artinya bahwa cosmos yang dikaji oleh sains modern tidak
lain adalah “langit dunia (langit pertama) plus bumi”, yaitu langit yang
meliputi bumi dari berbagai sisinya yang terbentang luas sampai kepada galaksi yang paling jauh yang dapat di amati, karena Allah SWT menghiasi langit dunia
(langit pertama), dan yang paling dekat ke kita dengan bintang-bintang dan galaksi-galaksi. (Insya Allah akan kita bahas nanti).
Langit dunia atau langit pertama ini masih diliputi lagi oleh
enam langit yang lain, tersusun bertingkat-tingkat satu sama lain, (kita akan
bahas pada tema: “Tujuh Susun Langit”. Insya Allah). Jadi yang
kita kenal selama ini sebagai universe (alam semesta) adalah langit
pertama saja, adapun sisa langit yang tujuh susun itu belum dapat dideteksi
oleh sains hingga kini.
Penulis yakin bahwa ketujuh langit itu termasuk langit
dunia yang belum semuanya terungkap, suatu saat nanti sejalan dengan
perkembangan sains modern, pasti akan tersingkap semua satu persatu dari tujuh
langit tersebut, karena langit-langit itu sejenis dengan langit kita, tersusun
bersamanaya dan berada di sekitar langit kita.
Namun karena langit-langit itu terlalu jauh dari langit
kita, dan masih terbatasnya capaian sains sehingga belum terdeteksi hingga abad
ke-21 kini. Menurut sumber yang ada bahwa pada tahun 2019 nanti, akan hadir di
bumi ini sebuah teleskop radio terbesar di dunia bernama “Squar Kilometre Array
(SKA)”.
Kapasitasnya 50 kali lebih besar dari pada teleskop yang
ada saat ini, yang diproyeksikan terdiri dari 3000 antena yang membentang pada
zona sepanjang 5500 Km. Semua informasi yang diterima teleskop masa depan ini
akan ditransfer dengan kecepatan 100 TB per-detik, selanjutnya akan diproses di
sebuah “supercomputer” yang mampu bekerja dengan kecepatan 1 juta juta juta MB/
detik, atau 1 Exabyte. Mudah-mudahan dengan kehadiran proyek SKA ini nanti akan
lebih mampu mengungkap fakta alam semesta semakin luas.
Wallahua’lam!
Wallahua’lam!
<<<===[01]•BERSAMBUNG•[03]===>>>
√ KAJIAN SELANJUTNYA:
√ KAJIAN SEBELUMNYA:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar