*Mukjizat Dimensi Ruang dan Geografi Dalam AlQuran (34) :
Luas Area Surga By: Med Hatta
*BACA: VERSI SELULER
Allah berfirman :
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Terjemah arti: "Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa," (QS. Ali Imran: 133).
سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالأرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Terjemah Arti: "Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. Al-Hadid: 21).
Sejatinya pertanyaan seperti ini tak perlu kita munculkan kalau saja tidak ada tantangan langsung dari Sang Pemilik Surga itu sendiri, yang mengabarkan bahwa luas surga-Nya adalah kisaran seluruh (7) langit dan plus bumi. Maka yang timbul dalam benak pembaca adalah bahwa sesungguhnya "Surga Allah" yang super duper luas itu - semestinya - dapat diukur, jika saja sains mampu mengetahui dimensi langit dan bumi, sebagai media conversi. Karena untuk mengetahui dimensi (luas) sesuatu harus mengukur terlebih dahulu padanannya, dan AlQuran menyebutkan - secara jelas - bahwa dimensi 7 langit plus bumi merupakan perbandingan yang paling akurat untuk mengukur area surga. Allah berfirman :
وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالأرْضِ
Terjemah Arti: "dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi."
Bagian yang terjangkau dari jagad raya ini nampak terdesain dengan struktur yang amat kokoh dan padu, dimulai dari kelompok bintang-bintang seperti tata surya kita yang mencakup selain matahari juga meliputi planet-planet, satelit-satelit, meteor-meteor, semua anggota-anggota tata surya ini mengorbit dengan teratur pada orbitan masing-masing mengelilingi matahari.
Selain dari kelompok tata surya kita ini, terdapat milyaran atau triliunan bahkan bilyunan hingga tidak terbatas (jumlah) kelompok-kelompok lebih besar yang lain dikenal dengan "Galaksi-galaksi", sebagian besar galaksi diorganisasikan ke dalam sebuah himpunan yang disebut klaster, untuk kemudian membentuk himpunan yang lebih besar yang disebut superklaster. Struktur yang lebih besar ini dikelilingi oleh ruang hampa di dalam alam semesta, dan mungkin batas ruang hampa inilah - wallahua'lam - batas akhir langit pertama (langit bumi).
Dalam struktur alam semesta ada begitu banyak sistem terdiri dari materi nampak dan materi gelap yang mengisi setiap sudut langit sampai batas yang tidak bisa dicapai oleh teleskop yang paling besar. Struktur alam raya yang sudah berhasil diamati, berupa: Pertama, materi gelap (dark mater); terdiri dari benda-benda angkasa yang supermasif, yang runtuh akibat gravitasinya menjadi sedemikian masifnya tetapi gaya gravitasinya begitu besarnya sehingga semua materi tertelan bahkan cahaya pun tak dapat keluar dari tarikannya.
Akibatnya materi itu tidak bisa dilihat keberadaanya, kecuali dari akibat gravitasinya. Benda itu dinamakan lobang hitam (black holes). Meski tidak kelihatan justru materi gelap mengisi sebagian besar jagad raya. Menurut yang sekarang bisa diamati meliputi 90% dari materi jagad raya berisi materi gelap. Di pusat galaksi Bima Sakti kita terdapat lubang hitam yang sangat besar.
Kedua, materi nampak; terdiri dari benda-benda angkasa yang menghasilkan cahaya atau memantulkan cahaya sehingga keberadaanya dapat kita amati. Struktur benda angkasa dari kecil hingga besar, seperti matahari (tata surya), planet-planet, bintang-bintang, satelit-satelit, meteor-meteor, Galaksi dan Cluster galaksi...
Semua bagian langit yang sudah dijangkau oleh ahli astronomi seperti disebutkan di atas adalah masih sebatas langit dunia (langit pertama), dan masih relatif sangat terbatas dibanding besarnya dimensi yang terus berkembang, dengan kata lain, setiap perkembangan kemajuan teknologi teleskop manusia, alam semesta yang dapat dijangkau tersebut semakin bertambah dimensinya sampai batas yang tidak dicapai teleskop manusia dan indranya.
Atau lebih kongkrit, semakin besar teleskop yang dihasilkan manusia, semakin besar pula dimensi alam semesta yang dapat dijangkau. Allah berfirman :
وَالسَّمَاء بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
Terjemah Arti: "Dan langit itu Kami designe (struktur) dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (QS. Az-Zariaat: 47).
Sungguh, tema tentang langit versi AlQuran adalah hal yang super duper luas, dan tidak mudah untuk mengkajinya serta melelahkan otak. Belum lagi data-data yang tersedia sekarang masih sangat terbatas dan instant, khususnya masih banyak dalam tahap riset (uji coba dan pengembangan). Kemudian lebih penting lagi bahwa masih banyak sekali hal-hal yang belum dapat dicapai dan diluar jangkauan sains. Allah berfirman:
وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ
Terjemah Arti: "Dan kepunyaan Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi." (QS. An-Nahl: 77).
Nah, sekarang! Setelah mengetahui fakta-fakta - di atas - maka masih maukah kita melanjutkan pengukuran luas area surga? Untuk mengobati rasa penasaran saja, My Buku Kuning-kita ingin mengajak berpetualangan (kembali) mengukur jarak bintang-bintang yang terdekat dengan tata surya kita (saja), sekedar mendapatkan gambaran tentang luas dimensi langit pertama yang menaungi kita. Dan - tentu - kita tidak akan menggunakan ukuran tradisional yang dihasilkan manusia...
Sekedar info bahwa ukuran tradisional tercepat yang dihasilkan teknologi manusia hingga hari ini adalah kecepatan pesawat luar angkasa yang mencapai 54.400 km/jam. Jika kecepatan ini dipakai mengukur jarak antara Makassar - Jakarta tentu - hanya - membutuhkan waktu sekejap mata (saja), tapi kalau mau dipakai mengukur jarak antara bumi dengan bintang "Sirius" - misalnya...
Bintang ini bisa dilihat dengan mata kepala di ufuk Timur (bintang kejora), ia merupakan bintang yang disebutkan dalam AlQuran sebagai "syi'raa". Jaraknya dari bumi adalah 8,6 tahun cahaya, atau 81.356.000.000.000.000.000 km (81 Triliun kilometer). Bayangkan jika kita ingin merantau ke bintang ini dengan menggunakan pesawat tercepat kita maka akan membutuhkan waktu 102.432.514.102 tahun (102 Bilyun tahun).
Itu baru satu bintang yang termasuk terdekat dari bumi kita, bagaimana dengan ribuan atau jutaan bintang-bintang lainnya yang berada di luar galaksi Bimasakti? Karenanya, kita tinggalkan ukuran tradisional bumi dengan - mencoba - memakai ukuran kecepatan alam semesta - yang kita kenal - sebagai kecepatan cahaya, yaitu kecepatannya mencapai 300.000 km/ detik. Dan, Bismillah, mari kita mencoba mengukur langit - secara pelan-pelan - dan kita memulai dari yang terendah dulu, dan selanjutnya, seperti :
1. Bulan (satelit bumi); asumsi jarak antara bumi dan bulan sekitar 381.706 km, maka akan membutuhkan waktu 0,0002 (sekitar 2 detik).
2. Matahari (pusat tatasurya yang menaungi bumi); jarak dari bumi sekitar 149.600.000 km, waktu tumpuh dengan kecepatan cahaya adalah 0.08 (8 menit).
3. Eris (planet kerdil yang paling luar dari sistem tata surya); jarak dari bumi 6 jam cahaya (10.100 juta km). Bayangkan betapa jauh jarak yang membentang antara planet bumi dan Eris, bayangkan jika kita ingin ziarah kesana dengan kecepatan pesawat luar angkasa tercepat kita, yaitu 54.400 km/jam, maka kita akan menghabiskan waktu selama 120.000 jam atau 5000 hari (14 tahun) baru bisa sampai ke ujung paling jauh dari grup lokal tata surya.
4. Alpha Centauri, adalah bintang terdekat dari kita, di luar galaksi bima sakti, jarak dari bumi sekitar 4.24 tahun cahaya. Kalau kita masih memakai ukuran traditional dengan kilometer, maka jarak ini dihitung sebagai 40.110.100.000.000.000.000 km (40 trilliun kilometer). Sungguh angka-angka digital yang sangat panjang, kalau ini mau dipakai untuk mengukur langit seluruhnya sebagai padanan ukuran surga, pasti kita akan capek - terlebih dahulu - mengukur panjang barisan Nol di belakang angka sebelum mengetahui luas langit...
5. Bintang "Syi'raa" (Sirius), bintang yang terang benderang di langit, satu-satunya bintang disebutkan secara langsung dalam AlQuran (selain matahari), jarak dari bumi sekitar 8.6 tahun cahaya. Dengan kata lain, jika kita merantau ke bintang ini maka kita akan menempuhnya dengan kecepatan cahaya yang sangat tinggi selama 8.6 tahun. Jadi kita akan sampai ke bintang dekat dengan kita jaraknya 81.356.000.000.000.000.000 Km (81 Trilliun kilometer). Bayangkan (juga) jika kita menempuh perjalanan ini dengan mempergunakan pesawat ruang angkasa tercepat kita, maka akan membutuhkan waktu selama 102.432.514.102 tahun (102 billiun tahun).
Tentu saja kita semua dapat melihat gugus bintang Pleiades yang memancarkan sinar dan indah di langit, tetapi tidak semua kita mengetahui bahwa sinar yang kita saksikan itu adalah pancaran telah tersorot 440 tahun lalu. Sedangkan bintang yang memancarkan sinar itu sudah berlalu jauh meninggalkan sinar yang kita lihat itu dengan kecepatan cahaya diangkasa raya, telah menempuh jarak sekitar 4.162.400.000.000.000.000.000 km. (4.162 Trilliun kilometer).
7. Galaksi Andromeda (salah satu galaksi di luar Bima Sakti yang dapat dilihat dengan mata telanjang), strukturnya mirip dengan galaksi Bima Sakti berbentuk spiral. Jaraknya sekitar 2,5 juta tahun cahaya, dengan kata lain sinarnya yang anda lihat sekarang di langit adalah ibarat sedang menyaksikan peristiwa masa lampau yang sangat jauh sekali, terjadi sekitar 2.5 juta tahun lalu. Sedangkan Andromeda-nya sendiri sudah berlalu sangat jauh sekali dengan kecepatan cahaya menempuh jarak sekitar 23.650.000.000.000.000.000.000.000 km, atau 23 Quatrelliun kilometer (Milyar juta Milyar Kilometer).
8. Menurut "The Gemini South Telescope" di Cili, bahwa batas terjauh dari alam semesta yang dapat dijangkau oleh teknologi modern adalah jarak 15 Milyar tahun cahaya, dan jika ingin ditempuh dengan ukuran tradisional tercepat bumi maka membutuhkan waktu 270 Triliun tahun.
Sungguh angka-angka digital dan jarak yang telah memeras otak - di atas - itu hanya mewakili galaksi tetangga terdekat dengan galaksi bima sakti kita, dan - sekali lagi - dimensi itu hanya mewakili aspek astronomi dari jarak antara kita dan galaksi yang memenuhi langit dunia, dengan perkiraan astronom jumlahnya sekitar 100 milyar galaksi berenang di lautan "langit bumi".
Lalu, bagaimana (lagi) jika ingin mengarungi galaksi-galaksi diluar jangkauan teleskop mana pun? Sains dan ilmuan tidak mengetahui batasan langit dunia dan ujung pangkalnya, apalagi langit-langit yang lain. Dan sudah pasti tidak akan mengetahui jarak "langit kedua", bagaimana jauhnya. Jika para ilmuan berpangku tangan dan bingung pada hal-hal yang mereka lihat dicakrawala yang lebih rendah, bagaimana halnya dengan yang tidak dapat dilihatnya di langit kedua, ketiga dan yang lebih atas lagi sampai langit ketujuh...
Jadi, sesungguhnya waktu dan umur manusia-lah yang terlalu pendek untuk dapat mengukur dimensi langit yang super super luas dan seakan-akan tanpa batas itu. Ibarat memburu fatamorgana sampai kiamat. Dan, ternyata bukan manusia saja yang penasaran ingin mengetahui luas area surga yang dijanjikan kepada orang shaleh itu, para malaikat-pun - secara khusus - sudah pernah mencoba mengukur are surga tersebut, dan mereka - memang - disebut memiliki segala potensi untuk itu...
Malaikat Jibril - misalnya - kemampuan terbangnya - sebagaimana disebutkan dalam hadits - ia bisa menembus langit pertama hingga ke langit kedua dengan hanya sekejap mata (saja). Dalam sebuah atsar dikisahkan bahwa pernah suatu kesempatan malaikat Jibril memohon izin - khusus - kepada Allah SWT untuk mengukur area surga (langsung), dan Allah mengizinkannya.
Maka - pada hari itu - Jibril terbang selama 300 tahun dalam misi mengukur surga sampai tiba pada satu titik dalam kawasan surga tapi ia belum melihat batas akhir daratan surga yang diukurnya, lalu Jibril terbang lagi selama 300 tahun (kedua) tapi ia masih saja berada pada kawasan area semula, ia belum bisa melintasi pangar pembatas satu kawasan dari kawasan-kawasan surga yang masih sangat luas. Kemudian Jibril terbang lagi ketiga kalinya selama 300 tahun seperti sebelumnya, dan nihil...
Total 900 tahun Jibril terbang untuk mengukur surga namun tidak mendapatkan hasil, dan ternyata kegiatan Jibril tersebut - dari awal - sudah di awasi oleh bidadari yang tinggal di kawasan tanah surga yang diukurnya itu, lalu seorang bidadari yang mengenal Jibril datang bertanya kepadanya: "Wahai, Jibril! Sedang apakah anda dimari? Kata Jibril: Aku sudah meminta izin kepada Allah untuk mengukur luas surga seluruhnya...
Kata bidadari: maaf, tuan, sebaiknya anda tidak usah melanjutkan lagi, karena yang sudah anda ukur selama 900 tahun itu, baru satu kavling (saja) yang telah dipersiapkan oleh Allah SWT untuk seorang hamba shaleh yang akan menjadi pemilik kawasan ini. Kesimpulan bahwa manusia ibarat seorang bayi yang baru lahir di dunia tidak mengetahui luas bumi, kecuali nanti setelah dewasa. Dan sebagaimana kita mengatahui luas area tanah kita di dunia, maka kita-pun akan mengetahui luas tanah surga setelah di masuk surga, insya Allah!
Allah berfirman :
سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالأرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Terjemah Arti: "Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karunia yang besar."
Wallahul Musta'an !
Kajian Berhubungan :
- Kisah Sumur Jodoh di Kota Madyan
- Kota Al-Quds Ibukota 'Perdamaian' 3 Agama Ibrahimi
- Kerajaan Saba' Negeri Ratu Balqis yang legendaris
- Negeri Antakya Negeri Yunani Kuno Diabadikan AlQuran
- Petualangan Musa Berguru Lintas Alam Bersama Khedher
- Uzayr Saksi Kehancuran Baitul Maqdis
- Zul Qarnayn Raja Jin Berpetualang Lintas Dunia Menebarkan Keadilan
- Gua Ashabul Kahfi Berada Di Uphesus Byzantium
- Alam Kubur Destinasi Pertama Menuju Akhirat
- Satu Hari Yang Sangat Panjang Melelahkan dan Amat Panas di Padang Mahsyar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar