*Mukjizat Dimensi Geografi AlQuran (29) :
Petualangan Musa - Khedher
By: Med Hatta
*BACA: VERSI SELULER
Allah berfirman :
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَآ أَبْرَحُ حَتَّىٰٓ أَبْلُغَ مَجْمَعَ ٱلْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِىَ حُقُبًا؛
Terjemah Arti: "Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada pembantunya, "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut; atau aku akan berjalan (terus sampai) bertahun-tahun." (QS. Al-Kahfi: 60).
قَالَ أَرَءَيْتَ إِذْ أَوَيْنَآ إِلَى ٱلصَّخْرَةِ فَإِنِّى نَسِيتُ ٱلْحُوتَ وَمَآ أَنسَىٰنِيهُ إِلَّا ٱلشَّيْطَٰنُ أَنْ أَذْكُرَهُۥ ۚ وَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ عَجَبًا
Terjemah Arti: "Ia (pembantunya) menjawab, "Tahukah engkau ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak ada yang membuat aku lupa untuk mengingatnya kecuali setan, dan (ikan) itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali." (QS. Al-Kahfi: 63).
فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَيَآ أَهْلَ قَرْيَةٍ ٱسْتَطْعَمَآ أَهْلَهَا فَأَبَوْا۟ أَن يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَن يَنقَضَّ فَأَقَامَهُۥ ۖ قَالَ لَوْ شِئْتَ لَتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا
Terjemah Arti: "Maka keduanya berjalan; hingga ketika keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka berdua meminta dijamu oleh penduduknya, tetapi mereka (penduduk negeri itu) tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dinding rumah yang hampir roboh (di negeri itu), lalu dia menegakkannya. Dia (Musa) berkata, "Jika engkau mau, niscaya engkau dapat meminta imbalan untuk itu." (QS. Al-Kahfi: 77).
أَمَّا ٱلسَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَٰكِينَ يَعْمَلُونَ فِى ٱلْبَحْرِ فَأَرَدتُّ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَآءَهُم مَّلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا
Terjemah Arti: "Adapun perahu itu adalah milik orang miskin yang bekerja di laut; aku bermaksud merusaknya, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang akan merampas setiap perahu." (QS. Al-Kahfi: 79).
Kata Musa: Ya Allah, bagaimanakah aku bisa menemuinya? Dan dijawab; Bawalah bersamu ikan dendeng yang sudah kering, apabila ikan itu hidup dan lompat di laut, maka di sana-lah kamu akan menemukan hamba-Ku yang paling pintar itu...!" Maka Musa memulai petualangannya mencari sang guru yang terpintar sejagad raya itu, Khedher putra bungsu nabi Adam as. Allah berfirman :
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَآ أَبْرَحُ حَتَّىٰٓ أَبْلُغَ مَجْمَعَ ٱلْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِىَ حُقُبًا؛
Terjemah Arti: "Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada pembantunya, "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut; atau aku akan berjalan (terus sampai) bertahun-tahun."
Yaitu, Musa mengajak seorang asistennya, Yusyak bin Nun untuk ikut bersamanya dalam petualangan barunya, berkata: Hai Yusyuk! Tolong-lah persiapkan 2 kendaraan yang kuat dan bekal yang cukup untuk melakukan perjalanan jauh dan memakan waktu yang lama bersamaku, sungguh aku tidak akan berhenti berjalan sebelum sampai ke "Pertemuan 2 Laut", atau aku akan berjalan terus selama bertahun-tahun sampai aku menemukan tempat itu...!
AlQuran tidak menjelaskan secara detail lokasi pertemuan 2 laut yang dituju oleh nabi Musa untuk bertemu dengan calon guru, Khedher kecuali Allah (hanya) memberikan tanda-tanda isyarat dengan sepotong ikan dendeng kering; Musa diperintahkan untuk berjalan (saja) terus menelusuri garis pantai sampai - nanti - di mana ikan dendeng itu hidup (kembali) dan lompat di laut, maka di sana lah mereka akan bertemu berdua.
Para ulama tafsir dari masa ke masa telah mencoba mengidentifikasi lokasi pertemuan 2 laut tersebut, dan mereka berbeda-beda dalam menunjuk lokasinya, namun pendapat yang lebih banyak diterima adalah lokasi pertemuan 2 laut tempat bertemu Musa dan Khedher berada pada garis pertemuan antara laut Mediterania dan laut Atlantik, persisnya di selat Gibraltar Utara Maroko dan Selatan Spanyol. (Lihat: Foto paling atas).
Kalau tesis ini benar maka nabi Musa bersama asistennya, Yusyuk bin Nun memulai star mengawali perjalanan mereka dari Memphis (Mesir kuno) menuju ke arah Barat, menelusuri garis Selatan laut Mediterania melewati; Libia, Tunisia, Aljazair dan (hingga) tiba di daerah Tanger, Maroko. Di mana berada tepi bagian Selatan selat Gibraltar, lokasi pertemuan 2 laut Mediterania dan laut Atlantik yang dituju. Jarak yang ditempuh oleh mereka sekitar 3.500 km, dan jika mereka berdua mengenderai kuda yang kecepatannya rata-rata 25 km/jam, maka mereka menempuhnya selama 6 hari. Allah berfirman :
فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ سَرَبًا؛
Terjemah arti: "Maka ketika mereka sampai ke pertemuan dua laut itu, mereka lupa ikannya, lalu (ikan) itu melompat mengambil jalannya ke laut itu." (QS. Al-Kahfi: 61).
Ketika mereka tiba di lokasi yang - semestinya - dituju, mereka belum mendapatkan tanda-tanda, lalu mereka tertidur sejenak di atas sebuah batu besar pada sebuah gua yang menempel didinding laut. Dan selanjutnya mereka meneruskan perjalanan, maka ditengah jalan Musa merasa lapar dan meminta bekal mereka kepada Yusyuk, berkata: Hai Yusyuk, berikanlah ikan itu aku merasa letih dengan perjalanan ini. Kata Yusyuk, mohon maaf, tuan! Tadi waktu kita tidur di batu di sana itu saya tidak sengaja meninggalkan ikan itu di atas batu. Allah berfirman :
قَالَ أَرَءَيْتَ إِذْ أَوَيْنَآ إِلَى ٱلصَّخْرَةِ فَإِنِّى نَسِيتُ ٱلْحُوتَ وَمَآ أَنسَىٰنِيهُ إِلَّا ٱلشَّيْطَٰنُ أَنْ أَذْكُرَهُۥ ۚ وَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ عَجَبًا
Terjemah Arti: "Ia (pembantunya) menjawab, "Tahukah engkau ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak ada yang membuat aku lupa untuk mengingatnya kecuali setan, dan (ikan) itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali."
Kata nabi Musa, mengapa baru baru bilang sekarang, sesungguhnya tempat itu-lah yang kita cari. Menurut riwayat bahwa pada batu itu terdapat mata air disebut "air kehidupan", dinamakan air kehidupan karena apa saja yang sudah mati dan tersentuh oleh air itu maka ia akan hidup kembali. Dan ikan Musa ketika diletakkan oleh Yusyak di atas batu itu ketika mereka tertidur, ikannya tersentuh oleh air kehidupan tersebut sehingga ia bisa hidup kembali dan melompat di laut.
Maka di situlah tempat favoritnya nabi Khedher. Karenanya, nabi Musa mengajak Yusyak untuk buru-buru kembali menelusuri jalan menuju ke batu tempat mereka tertidur sebelumnya, sebab berdasarkan isyarat bahwa di sanalah tempat dijanjikannya untuk bertemu calon guru barunya, nabi Khedher as yang disebut Allah memiliki ilmu yang sangat tinggi, bahkan ilmunya tidak dicapai oleh seorang nabi sekalipun. Allah berfirman :
فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ ءَاتَيْنَٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَعَلَّمْنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلْمًا
Terjemah arti: "lalu mereka berdua bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami." (QS. Al-Kahfi: 65).
Sesampainya kembali di batu itu, keduanya sudah menemukan Khedher berdiri di tempat itu. Maka setelah cipika-cipiki dan perkenalan secukupnya, maka Musa mengutarakan keinginannya untuk mengikuti petualangan Khedher dan belajar darinya ilmu-ilmu kebenaran yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadanya. Sebagaimana dialog keduanya direkam dalam AlQuran. Allah berfirman :
قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
Terjemah arti: "Musa berkata kepadanya, "Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?" (QS. Al-Kahfi: 66);
قَالَ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِىَ صَبْرًا؛ وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَىٰ مَا لَمْ تُحِطْ بِهِۦ خُبْرًا
Terjemah arti: "ia menjawab, "Sungguh, engkau tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" (QS. Al-Kahfi: 67-68);
Dialog mereka selanjutnya (sesuai AlQuran), nabi Musa meyakinkan Khedher bahwa dirinya bersedia menjadi murid yang bersabar dan patuh terhadap peraturan mahaguru. Maka Kheder-pun meminta Musa berjanji untuk tidak bertanya sesuatu sebelum Khedher sendiri yang menjelaskannya. Lalu, Musa menyanggupinya, dan keduanya (guru dan murid) berjalan memulai petualangan ilmu; mereka menuju ke pelabuhan Malabat, Tanger - Maroko, lalu menumpang sebuah perahu untuk menyeberang ke daratan Eropa, Spanyol dan pelabuhan yang dituju di sana adalah Tarifa.
Kota terakhir ini merupakan salah satu kota pelabuhan penting di Andalusia - masa lalu, dinisbatkan kepada nama seorang jendral Maroko, "Tarif bin Malik" yang memimpin tentara Islam membuka wilayah Andalusia (Spanyol: sekarang) pada tahun 710 M. Jarak jalur laut antara Tanger-Maroko dengan Tarifa-Spanyol adalah 80 km, jika ditempuh dengan perahu layar - tanpa mesin masa itu - memakan waktu sekitar 5 jam-an atau lebih.
Di tengah-tengah perjalanan di laut itu-lah, Musa kesal melihat tingkah 'iseng' dari Khedher, ia melobangi perahu orang miskin dengan belati yang dibawanya, sehingga pemilik perahu menangis dan Musa juga takut tenggelam. Karenanya, ia tidak sabar dan - meskipun harus melanggar perjanjiannya - ia langsung menegur perbuatan Khedher tersebut. Allah :
فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَا رَكِبَا فِى ٱلسَّفِينَةِ خَرَقَهَا ۖ قَالَ أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا إِمْرًا
Terjemah arti: "Maka berjalanlah keduanya, hingga ketika keduanya menaiki perahu lalu ia melubanginya. Ia (Musa) berkata, "Mengapa engkau melubangi perahu itu, apakah untuk menenggelamkan penumpangnya? Sungguh, engkau telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar." (QS. Al-Kahfi: 71);
Kata nabi Khedher, hai Musa! Ini adalah pelanggaranmu yang pertama, bukankah aku telah mengatakan bahwa kamu tidak akan mampu sabar bersamaku...?! Dan Musa meminta maaf, mengatakan: Jangan-lah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan jangan-lah membebani aku dengan sesuatu yang tidak masuk akal. Kemudian, keduanya melanjutkan pertualangannya yang lebih seru, mereka mengambil jalan menelusuri garis pantai dari arah Utara laut Mediterania.
قَالَ فَإِنِ ٱتَّبَعْتَنِى فَلَا تَسْـَٔلْنِى عَن شَىْءٍ حَتَّىٰٓ أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا
Terjemah arti: "Ia (Khedher) berkata, "Jika kami mengikutiku, maka janganlah kau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa-pun, sampai aku menerangkannya kepadamu." (QS. Al-Kahfi: 70).
Namun, setelah melewati perbatasan Eropa - Asia, dan masih di wilayah Turki, parsis tiba di kota Antakya-Turki, terjadi suatu kejadian yang sama sekali tidak masuk akal, dan itu memacu hilangnya kesabaran Musa sebagai manusia, dan manusia siapa-pun tidak ada yang mampu mentolerirnya, bahkan itu adalah kriminal besar. Pasalnya dimulai dari melihat seorang anak laki-laki kecil dan lucu sedang bermain-main pasir di pantai bersama teman-teman sebayanya, tiba-tiba Khedher berlari ke arah anak-anak itu dan menangkapnya seorang anak lalu diangkat dan dihempaskannya kepala anak itu ke batu serta mati seketika.
Melihat peristiwa sadistis yang tidak manusiawi itu, Musa marah besar, tidak sanggup berbuat apa-apa dan - dengan gagap-gagap - penuh perasaan emesional, serta tidak lagi melihat Khedher sebagai guru dan tidak menghiraukan perjanjiannya (lagi), ia langsung memukul gurunya, Khedher yang 'kurang ajar' di mata kemanusiaan itu, nabi Musa mengatakan :
أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةًۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ لَّقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا نُّكْرًا
Terjemah arti: "Mengapa engkau bunuh jiwa yang bersih, bukan karena ia membunuh orang lain? Sungguh, engkau telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar." (QS. Al-Kahfi: 74).
Sungguh bangsat, bajingan dan keterlaluan sekali kamu (sambung Musa - marah pitam sekali)... Tapi, Khedher - dengan santainya - mengatakan: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa kamu tidak akan mampu sabar bersamaku?" Dan, Musa-pun akhirnya menyadari bahwa mungkin - memang - itu ada hikmah dibaliknya yang ia tidak ketahui, karena kalau-lah ia orang jahat seperti yang nampak di mata manusia, tidak mungkin Allah menyeruhnya datang belajar ilmu kebenaran kepadanya.
Selesai kasus pembunuhan sadis itu, mereka melanjutkan sisa perjalannya, dan kali ini Musa sudah lelah sekali, banyak teka-teki yang misterius dari mahaguru yang aneh itu, Musa (juga) rasanya tidak sanggup lagi mengikuti guru yang ditunjuk Allah itu untuknya, belum lagi perutnya sudah tidak sanggup menahan laparnya. Maka singgah-lah mereka beristirahat di sebuah kota pesir, Ailah - Jordania.
Kemudian, di kampung Ailah tersebut - lagi-lagi - Khedher memperlihatkan keanehan barunya di depan mata Musa, ia mengajaknya berkeliling desa mengemis-ngemis minta makan ke rumah-rumah penduduk, tapi tidak seorang pun yang mau memberikan makanan kepada mereka. Namun, anehnya, Khedher tiba-tiba langsung mendobrak pintu salah satu rumah warga...
Tapi, kali ini ia tidak meminta makanan lagi kepada penghuni rumah padahal muridnya, Musa sudah mau mati kelaparan. Malahan, memaksa Musa membantunya memperbaiki dinding rumah itu yang sudah reot. Setelah selesai pekerjaan renovasi sukarela itu, dan Musa sudah berharap akan mendapatkan makan dari tuan rumah, karena telah membantu memperbaiki rumahnya tanpa diminta. Dan, lucunya, Khedher mengajaknya pergi begitu saja, maka - spontan - saja Musa protes, mengapa kita tidak meminta makan kepada mereka, setidaknya sebagai upah dan bayar capek kita... Masak tenaga kita gratis padahal kita juga lapar...?! Allah berfirman :
فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَيَآ أَهْلَ قَرْيَةٍ ٱسْتَطْعَمَآ أَهْلَهَا فَأَبَوْا۟ أَن يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَن يَنقَضَّ فَأَقَامَهُۥ ۖ قَالَ لَوْ شِئْتَ لَتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا
Terjemah arti: "Maka keduanya berjalan; hingga ketika keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka berdua meminta dijamu oleh penduduknya, tetapi mereka (penduduk negeri itu) tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dinding rumah yang hampir roboh (di negeri itu), lalu dia menegakkannya. Dia (Musa) berkata, "Jika engkau mau, niscaya engkau dapat meminta imbalan untuk itu."
Kata Khedher, inilah pelanggaran perjanjian kita yang terakhir, dan: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; aku akan memberikan penjelasan kepadamu atas perbuatan yang engkau tidak mampu sabar terhadapnya." Allah berfirman :
أَمَّا ٱلسَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَٰكِينَ يَعْمَلُونَ فِى ٱلْبَحْرِ فَأَرَدتُّ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَآءَهُم مَّلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا؛ وَأَمَّا ٱلْغُلَٰمُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِينَآ أَن يُرْهِقَهُمَا طُغْيَٰنًا وَكُفْرًا؛ فَأَرَدْنَآ أَن يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِّنْهُ زَكَوٰةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا؛ وَأَمَّا ٱلْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَٰمَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِى ٱلْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُۥ كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَٰلِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَن يَبْلُغَآ أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنزَهُمَا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ ۚ وَمَا فَعَلْتُهُۥ عَنْ أَمْرِى ۚ ذَٰلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِع عَّلَيْهِ صَبْرًا
Terjemah arti: "Adapun perahu itu adalah milik orang miskin yang bekerja di laut; aku bermaksud merusaknya, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang akan merampas setiap perahu. Dan adapun anak muda (kafir) itu, kedua orang tuanya mukmin, dan kami khawatir kalau dia akan memaksa kedua orang tuanya kepada kesesatan dan kekafiran. Kemudian kami menghendaki, sekiranya Tuhan mereka menggantinya dengan (seorang anak lain) yang lebih baik kesuciannya daripada (anak) itu dan lebih sayang (kepada ibu bapaknya).
Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang shaleh. Maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Apa yang kuperbuat bukan menurut kemauanku sendiri. Itulah keterangan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak sabar terhadapnya." (QS. Al-Kahfi: 79-82).
Itulah terakhir dari petualangan marathon yang dilakukan oleh Musa untuk menuntut ilmu kebenaran bersama hamba shaleh Allah, Khedher as. Musa menempuh perjalanan yang sangat jauh sekali dan melelahkan, dengan 2 trip: Pertama, berdua dengan asistennya, Yusyak bin Nun, dari Mesir sampai Maroko dengan jarak 3.500 km. Kedua, bertiga dengan sang mahaguru, Khedher as dari Maroko menyeberang ke Spanyol, dan memutar kembali ke Mesir, yang jaraknya sekitar 3.500 km (juga).
Jadi, total perjalanan menuntut ilmu yang ditempuh nabi Musa adalah sekitar 7.000 km, memakan waktu sekitar 12 hari. Sepanjang perjalanan itu Musa melewati tidak kurang dari 15 negara; (Mesir, Libia, Tunisia, Aljazair, Maroko (Batu air kehidupan - pertemuan 2 laut - Tanger - Tarifa), Spanyol, Perancis, Italia, Eks-Yugoslavia (di antaranya Albania dan Grosnia), Turki (Antakya), Suriah, Lebanon, Jordania dan Palestina). Wallahul Musta'an !
Kajian Berhubungan :
- Mesir Negeri Para Nabi - Lebih Utama - Sebelum Fir'aun
- Centre Ville Aziziah - Memphis Ibukota Pertama Mesir Kuno
- Gunung Thur Sinai Saksi Risalah Musa
- Terusan Suez Saksi Kehancuran Fir'aun.
- Babilonia Negeri Para Guru Sihir
- Kota Madyan Negeri Para Pedagang Culas
- Kisah Sumur Jodoh di Kota Madyan
- Kota Al-Quds Ibukota 'Perdamaian' 3 Agama Ibrahimi
- Kerajaan Saba' Negeri Ratu Balqis yang legendaris
- Negeri Antakya Negeri Yunani Kuno Diabadikan AlQuran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar