"Apakah Para
Kuroptor RI Sudah Merdeka?"
Oleh: Med HATTA
HUT RI Ke-68
Tahun 2013
Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) secara resmi mengumumkan kemerdekaannya pada hari Jumat,
tanggal 17 Agustus 1945, ditandai dengan pembacaan Naskah Proklamsi Kemerdekaan
Republik Indonesia oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Maka dalam rangka menyambut
hari Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2013 ini, Pemerintah
melalui Sekretariat Negara Republik Indonesia lewat website-nya www.setneg.go.id
telah resmi mengeluarkan Logo Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia
ke-68 Tahun 2013 dan tema kemerdekaan Indonesia tahun ini adalah:
Tema:"Mari Kita Jaga Stabilitas Politik dan Pertumbuhan Ekonomi Kita Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat"
Apakah
Bangsa Indonesia Sudah Merdeka,,, Atau Apakah Koruptor RI Juga Merdeka?:
Tentu saja pertanyaan ini masih
gamang oleh sebagian orang, dan bagi sebagian yang lain mungkin masih segan
menjawabnya, kecuali akan dijawab dengan lantang "MERDEKA..!"
oleh sebagian kecil dari komponen bangsa ini yang sudah
"menikmatinya". Namun, apakah sebenarnya arti kemerdekaan itu bagi
bangsa ini? Penulis tidak ingin menjawab pertanyaan pertama dan terakhir ini di
sini, kecuali berusaha memberikan gambaran utuh tentang pengertian
"MERDEKA" menurut Islam.
Al-Quran dan
Kemerdekaan Manusia:
Allah berfirman:
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلا نَعْبُدَ إِلا اللَّهَ وَلا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ (٦٤)Artinya: “Katakanlah: “Hai ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kata (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu-pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)” (QS: 03: 64).
Allah SWT telah menciptakan
manusia merdeka dari menyembah selain dari pada-Nya, memberika kebebasan
berekspresi bagi laki-laki dan perempuan secara sama-sama. Akan tetapi Allah
menetapkan kepada mereka batasan pengaman berupa syariat, agar mereka tidak
terperosok dan dapat menuai hasil dari padanya. Ini semua semata-mata supaya
manusia mutlak menjadi hamba sejati kepada Allah SWT semata, baik tindakan
maupun perbuatan sebagai keteladanan kepada para nabi dan rasul-rasul.
Demikian itulah kemerdekaan di
dalam Islam, yang oleh bangsa barat sekarang pemahaman kemerdekaan ini telah
diselewengkan dari arti sebenarnya, yaitu dijadikannya sebagai sarana
perbudakan modern, seperti terbebas dari agama, bebas melampiaskan nafsu,
mereka hanya membatasinya saja dengan slogan tidak mengganggu kenyamanan orang
lain.
Dalam syariat Islam Allah telah
menganugerahkan kepada manusia media-media kebebasan supaya mereka merdeka,
seperti kemampuan, kehendak, dan pilihan. Maka tidak seorang manusia pun harus
terpaksa melakukan suatu perbuatan, tetapi mereka bebas menentukan pilihan dan
kehendak. Dengan adanya kebebasan memilih dan menentukan kehendak inilah maka
Allah SWT menetapkan hari pertanggung jawaban, dimana setiap orang harus
mempertanggung jawabkan perbuatannya dihadapan Allah, seandainya manusia
itu dipaksakan dan tidak diberikan kebebasan memilih, maka Allah tidak akan
memintai pertanggung jawaban, sebagaimana sabda nabi SAW:
"Sesungguhnya Allah telah memberikan keistimewaan bagi saya untuk umatku, yaitu memaafkan dari perbuatan yang tidak disengaja, lupa, dan dibawah paksaan". (Hadits)
Oleh karena itu apabila seorang
manusia kehilangan kebebasannya dalam bertindak, dirampas kehendaknya dalam
menentukan, maka ia menjadi orang dibawah paksaan, dan bagi orang itu tidak
akan dituntut oleh Allah, karena pemaksaan itu telah menjadi uzur baginya,
dan ia tidak dikenakan dosa. Berbeda dengan orang merdeka dalam tindakan dan
perbuatannya maka ia akan dimintai pertanggung jawabannya.
Allah SWT misalnya telah
mengharamkan korupsi dari berbagai bentuknya, dan warga negeri ini telah
dinyatakan "merdeka" secara nasional semenjak 68 tahun lalu, maka
barangsiapa yang masih melakukan tindak kejahatan korupsi di negeri ini maka ia
telah melakukan dosa besar, karena mereka tidak terpaksa melakukannya yang ada
adalah korupsi kolektif, dan apa yang mereka makan dan berikan kepada
keluarganya dari uang hasil korupsi tersebut akan dibersihkan dengan api neraka
jahannam yang sangat pedih. Sebagaimana firman Allah:
مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالإيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (١٠٦)Artinya: “Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.” (QS: 16: 106)
Dalam sejarah peradaban manusia
sepanjang masa telah terjadi perbudakan antara manusia dengan manusia lainnya,
saya tidak tahu apakah penjajahan Belanda selama 300 tahun terhadap Indonesia
termasuk kategori ini, sehingga bisa dikatakan bahwa rakyat Indonesia yang
hidup pada kurun waktu itu adalah orang-orang yang tidak berdosa, karena mereka
telah berada dalam uzur penindasan Belanda yang kasar, rakus, dan tidak
berprikemanusiaan itu?
Lalu, apakah Belanda bisa juga
disebut sebagai Fir'aun modern karena telah menindas dan merampas kemerdekaan
bangsa Indonesia dalam kurun waktu yang cukup panjang, sehingga bangsa ini
mengalami keterbelakangan yang sangat jauh, secaral moril dan meteril, dan
masih menyisakan jiwa-jiwa yang "tidak" merdeka sampai sekarang
seperti para koruptor, pembohong, munafiq, pengecut, pecundang dan lain-lain. Sebagaimana
yang telah dilakukan Oleh Fir'aun klasik terhadap bangsa bani Israil?
Allah telah memberikan anugerah
yang sangat besar kepada bangsa bani Israil dengan membebaskannya dari
penjajahan keji Fir'aun dan bangsanya, sebagaimana telah dikisahkan dalam
al-Quran, Allah berfirman:
وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ (٤٩)Artinya “dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya, mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu” (QS: 02: 49)
Sebelumnya Fir'aun telah
memberikan kebebasan kepada Musa as, ia tidak menintindasnya sebagaimana
diperlakukan terhadap kaumnya. Ketika Fir'aun mengungkit hal itu kepada nabi
Musa, maka Musa-pun menjawabnya: “Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu
adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak bani Israil” (QS: 26: 22), itu
tidak ada artinya bagi saya, karena saya bagian dari mereka, jika kamu menindas
mereka maka sama saja kamu menindas saya. Dan berkat rahmat Allah pula
Indonesia telah meraih kemerdekaan dari Belanda.
------BERSAMBUNG-----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar