Uwais Al Qarni
(Wali
Allah yang populer di langit, tidak dikenal di bumi)
Dahulu pada awal-awal penyebaran
Islam di Jazirah Arabia, tersebutlah seorang pemuda yang shaleh, taat dan sangat
berbakti kepada ibunya. Ia lahir bernama Uwais Al Qarni, hidup pada masa
setelah nabi Muhammad SAW wafat. Namun di dalam sebuah hadits dari
Bukhari dan Muslim (secara menakjubkan) nabi SAW pernah bercerita tentang kisah
pemuda Uwais Al Qarni kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abu Thalib tanpa
pernah bertemu dengannya, dan nabi berpesan kepada mereka (Umar dan Ali), bersabda:
"Jika kamu bisa meminta kepadanya untuk memohonkan ampun
(kepada Allah SWT) untukmu, maka lakukanlah!”.
Uwais Al Qarni bukanlah seorang tokoh populer di tengah masyarakat Arabia
masa itu, tetapi sepak terjangnya telah membuat heboh para malaikat di langit. Berita
tentang kesohorannya di langit tersebut
telah sampai kepada nabi Muhammad SAW sebelum Uwais Al Qarni sendiri terlahir
di bumi. Ia dilahirkan di Yaman pada
masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, hidup berdua dengan ibunya yang
sudah tua renta, lumpuh dan buta. Ayahnya sudah lama meninggal. Pemuda ini dikenal
sangat pada ibunya. Apa yang menjadi pinta ibunya, ia pasti akan segera
melaksanakannya. Termasuk saat ibunya meminta naik haji.
Oleh karena Uwais Al Qarni terlahir sebagai pemuda yatim, miskin dan
menderita penyakit sopak lagi, maka saat ibunya meminta naik haji pikirannya
menjadi galau, karena untuk naik haji membutuhkan perbekalan dan kendaraan,
sedangkan unta saja mereka tidak punya. Namun Uwais Al Qarni tidak ingin
mengecewakan ibunya. Maka ia pun mencari cara untuk mengabulkan permintaan
ibunya. Lalu muncullah ide yang aneh; Uwais Al Qarni membuatkan sebuah kandang
di puncak bukit untuk seekor anak lembu miliknya. Maka demi memberi makan dan
mengembalikan lembu ke kandang, Uwais Al Qarni harus menggendong lembu itu
naik-turun bukit. Hal itu dilakukannya setiap hari selama delapan bulan.
Saat musim haji tiba, lembunya telah berbobot 100 kg, dan tubuh Uwais Al
Qarni sendiri pun menjadi lebih berotot dan lebih kuat akibat latihannya
menggendong lembu naik-turun bukit setiap harinya selama delapan bulan. Ternyata
latihan itu bertujuan untuk melatih tubuhnya untuk mampu menggendong ibunya selama
melakukan perjalanan jauh. Kemudian berangkatlah Uwais Al Qarni dan ibunya
untuk menunaikan ibadah haji. Uwais Al Qarni menggendong ibunya yang tua renta
itu sambil berjalan kaki selama perjalanan dari Yaman menuju Mekkah, melewati
padang pasir yang tandus dan panas.
Di tanah suci Uwais berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Ka'bah.
Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan
Ka'bah, ibu dan anak itu berdoa. Namun, lagi-lagi Uwais berdoa hanya untuk
ibunya saja: "Ya Allah, ampuni semua dosa ibuku”. Lalu, "Bagaimana
dengan dosamu?" tanya ibunya heran. Uwais menjawab, "Dengan
terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari Ibu yang
akan membawa aku ke surga." Subhanallah, itulah rupanya keinganan Uwais
yang tulus dan penuh cinta. Allah SWT pun memberikan karunianya, Uwais seketika
itu juga disembuhkan dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih
ditengkuknya, dan itulah tanda untuk Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib,
dua sahabat utama Rasulullah SAW untuk mengenali Uwais. Beliau berdua sengaja mencari Uwais di sekitar
Ka'bah karena Rasullah SAW berpesan:
"Di zaman kalian nanti akan lahir
seorang manusia yang doanya sangat makbul, pergilah mencarinya. Ia akan muncul
dari arah Yaman. Jika kalian berjumpa dengannya minta tolong dia berdoa untuk kalian
berdua; Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian, durhaka pada ibu dan
menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak
hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya
demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)." (HR. Bukhari
dan Muslim). END!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar