*Serial: Hidayah 99 Analogi Inspiratif AlQuran (94) :
Analogi Rabi Yahudi Bag Keledai Membawa Talmud
By: Med Hatta
Allah berfirman :
مَثَلُ ٱلَّذِينَ حُمِّلُوا۟ ٱلتَّوْرَىٰةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ ٱلْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًۢا ۚ بِئْسَ مَثَلُ ٱلْقَوْمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۚ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Terjemah Arti: "Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat, kemudian mereka tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. Al-Jum'at: 5).
وَٱلْخَيْلَ وَٱلْبِغَالَ وَٱلْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً ۚ وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Terjemah Arti: "dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui." (QS. An-Nahl: 8).
Kedua, keledai disebut sebagai inspirasi moral dengan suaranya yang kasar. Karenanya Luqman Al-Hakim menasehatkan kepada anaknya agar selalu merendahkan suaranya dan tidak meninggikannya seperti suara keledai sehingga tidak menyenangkan bagi orang-orang. Nasehat Al-Hakim ini disebut sebagai inti dari semua pesan-pesan yang bijaksana, termasuk larangan berperilaku sombong, dan menyuruh untuk rendah hati dan sopan santun dalam perbuatan dan ucapan. Allah berfirman :
وَٱقْصِدْ فِى مَشْيِكَ وَٱغْضُضْ مِن صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلْأَصْوَٰتِ لَصَوْتُ ٱلْحَمِيرِ
Terjemah Arti: "Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai." (QS. Luqman: 19).
أَوْ كَٱلَّذِى مَرَّ عَلَىٰ قَرْيَةٍ وَهِىَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ يُحْىِۦ هَٰذِهِ ٱللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۖ فَأَمَاتَهُ ٱللَّهُ مِا۟ئَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُۥ ۖ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۖ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۖ قَالَ بَل لَّبِثْتَ مِا۟ئَةَ عَامٍ فَٱنظُرْ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۖ وَٱنظُرْ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ ءَايَةً لِّلنَّاسِ ۖ وَٱنظُرْ إِلَى ٱلْعِظَامِ كَيْفَ نُنشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا ۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُۥ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Terjemah Arti: "Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, "Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?" Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, "Berapa lama engkau tinggal (di sini)?" Dia (orang itu) menjawab, "Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari."
Allah berfirman, "Tidak! Engkau telah tinggal seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang-belulang). Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang-belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali kemudian Kami membalutnya dengan daging." Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, "Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah: 259).
Keempat: Nama keledai dianalogikan sebagai orang kafir yang kabur dari mendengarkan kebenaran, seperti keledai yang lari terbirit-birit ketakutan dari terkaman singa yang mengejarnya dari belakang sebagai buruan. Allah berfirman :
فَمَا لَهُمْ عَنِ ٱلتَّذْكِرَةِ مُعْرِضِينَ؛ كَأَنَّهُمْ حُمُرٌ مُّسْتَنفِرَةٌ؛ فَرَّتْ مِن قَسْوَرَةٍۭ
Terjemah Arti: "Lalu mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah)? Seakan-akan mereka keledai liar yang lari terkejut, lari dari singa." (QS. Al-Mudatsir: 49-52).
مَثَلُ ٱلَّذِينَ حُمِّلُوا۟ ٱلتَّوْرَىٰةَ
Terjemah Arti: "Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat";
Sudah jelah objek perumpamaan AlQuran pada ayat kajian, adalah orang-orang yang diberikan beban mengajarkan isi amar kitab Taurat, yaitu para rabi (ulama) agama Yahudi yang hidup pada masa kenabian Rasulullah SAW di Madinah. Karena mereka - sejatinya - yang bertanggung jawab mentransfermasikan kepada umat tentamg amar kitab taurat yang dibawa oleh nabi Musa as dari Tuhannya itu, pada momen-momen yang dijanjikannya telah tiba, yaitu bisyarah (berita) kedatangan nabi terakhir untuk semesta alam, adalah nabi Muhammad SAW yang sudah hadir di depan mata mereka, dan mereka mengenalnya seperti menghafal anak-anak kandung mereka sendiri. Allah berfirman :
ٱلَّذِينَ ءَاتَيْنَٰهُمُ ٱلْكِتَٰبَ يَعْرِفُونَهُۥ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَآءَهُمْ ۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ ٱلْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Terjemah Arti: "Orang-orang yang telah Kami beri Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Sesungguhnya sebagian mereka pasti menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui(nya)." (QS. Al-Baqarah: 146).
Ketika ayat yang disebutkan terakhir ini turun kepada nabi Muhammad SAW, Omar bin Khattab ra bertanya kepada Abdullah bin Sallam (mantan ketua rabi Yahudi Madinah): Apakah kamu - semasa Yahudi - mengenal Muhammad? Abdullah bin Sallam menjawab: Ya, kami kenal, bahkan sangat mengenalnya. Bahwa Allah mengutus kepercayaannya di langit (Jibril as) kepada kepercayaannya di bumi, dan orang yang dituju itu sesuai sifat-sifat dan karakter Muhammad SAW. Sedangkan anakku sendiri saya tidak mengenalnya sedetail itu kecuali bahwa dia lahir dari ibunya yaitu istriku. (Lihat: Tafsir Al Qurthubi: 2/ 163).
ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ ٱلْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًۢا ۚ
Terjemah Arti: " kemudian mereka tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal."
Yaitu, para rabi Yahudi Madinah disebut tidak menjalankan amar bisyarah kitab Taurat yang telah dibebankan di atas pundak mereka, oleh karena itu, mereka - para rabi Yahudi yang sesat itu - diibaratkan seperti keledai yang membawa kitab-kitab di atas punggungnya tapi ia tidak mengetahui nilai kandungannya dan tidak mengambil manfaat dari kitab-kitab yang suci itu kecuali hanya cepek dan menderita saja.
Oleh sebab itu, Allah mengutuk mereka dan menjauhkannya dari jalan hidayah, karena kelalaian dan kezaliman mereka sendiri. Allah berfirman :
بِئْسَ مَثَلُ ٱلْقَوْمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۚ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Terjemah Arti: "Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."
Wallahu Musta'an !
KAJIAN SELANJUTNYA :
(88) Ten
(89) Ten
(90) Ten
(91) Ten
(92) Ten
KAJIAN SEBELUMNYA :
(86) Ten
(85) Ten
(84) Ten
(83) Ten
(82) Nafkah Harta Orang Kafir Laksana Angin Yang Dingin Membawa Bencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar