By: My Buku Kuning Center
HAWQALA
adalah singkatan popular dari kalimat dzikir (لَا
حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ),
atau artinya kurang lebih “Tiada daya dan upaya kecuali hanya kekuasaan Allah
semata). Ia merupakan bejana berharga dari bejana-bejana mewah Surga, sebagaimana
disebut di dalam sebuah Hadits Nabi SAW. Hauqala dibaca oleh umat Islam untuk
mengekspresikan kelemahan seorang hamba melakukan segala sesuatu kecuali hanya dengan
petunjuk dan bantuan Allah SWT.
Keutamaan
HAWQALA sebagai kalimat yang super dahsyat dan mempunyai daya positif menarik
manfaat dan menolak mudharat ini didukung oleh berbagai dalil shahih dari nabi
Muhammad SAW, salah satu di antaranya adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari:
"أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: أكثروا من قول: لا حول ولا قوة إلا بالله. فإنها
كنز من كنوز الجنة".
Artinya: Sesungguhnya nabi SAW bersabda:
“Perbanyaklah menyebut “لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ” (Tiada daya dan upaya kecuali hanya kekuasaan Allah semata),
karena ia adalah bejana dari bejana-bejana surga”.
Banyak
sekali cerita-cerita menakjubkan dari kedahsyatan kalimat HAUQALA di atas,
sebut saja misalnya kisah populer dari sahabat Auf bin Malik sebagai berikut:
AUF BIN MALIK:
Nama lengkapnya adalah Auf bin Malik
al-Asyja’i
al-Ghathfani –
radhiyallahu ‘anhu. Syahid pada
Fath Makkah, meriwayatkan dari nabi Muhammad SAW sejumlah Hadits, dan sering
dipanggil sebagai Abu Abdurrahman. Ia merupakan salah seorang sahabat besar
yang terhormat.
Diriwayatkan
bahwa suatu hari Auf bin Malik ra datang kepada yang mulia baginda nabi SAW dan
melapor: Wahai Rasulullah, sesungguhnya Malik putra kami keluar tempo hari bersamamu
ke medan perang dan kini semua tentara sudah pulang sedangkan Malik sendiri
belum muncul, apa yang harus saya lakukan? Maka Rasulullah SAW bersabda: Ya
Auf, perbanyaklah kamu dan istrimu membaca (لَا
حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ)…
Kemudian
pulanglah Auf ke rumah menemui istrinya yang lagi bersedih karena putra
tunggalnya belum ditemukannya. Sang istri bertanya: Solusi apa yang diberikan Rasulullah
kepadamu wahai suamiku? Auf menyampaikan kepada istrinya bahwa dirinya dan sang
istri dipesan oleh rasulullah agar lebih banyak membaca (لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ), maka istri shalehah yang bersabar itu berucap: Sungguh benar
rasulullah SAW.
Selanjutnya
duduklah mereka berdua khusyu’ berzikir dan membaca (لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ) sepanjang malam. Keajaiban terjadi ketika menjelang Fajar,
mereka mendengar ketukan pintu dan segeralah Auf bangkit membuka pintu. Dan,
alangkah surprisenya ketika menyaksikan bahwa yang berdiri dibalik pintu membawa
ghanimah itu adalah putra tersayang yang dinanti-nantinya semalaman penuh bersama
istrinya.
Sambil
melepas kangen ayahanda Auf bertanya: Kemana saja kah engkau wahai putraku?
Malik menjawab: Aku ditangkap oleh musuh dan menyeretku masuk ke dalam tahanan,
kedua kaki dan tanganku dibelenggu dengan borgol besi yang sangat kuat. Dan
ketika datang malam aku berusaha kabur dari tempat itu tetapi aku tidak sanggup
menggerakkan besi-besi borgol itu karena terlalu kuat dan berat di kedua kaki
dan tanganku.
Maka
aku pasrah saja… Lalu, tiba-tiba aku merasa bahwa cincin-cincin besi itu
sedikit demi sedikit semakin melonggar sehingga aku dapat membebaskan kedua
tangan dan kakiku darinya dan kabur serta sampailah aku dihadapanmu sekarang
membawa kepala kambing ini sebagai ghanimah dari kaum musyrikin.
Dengan
penuh penasaran Auf masih bertanya lagi pada putranya: Bukankah jarak dari
tempat musuh kemari amat jauh sekali, bagaimana engkau bisa menempuhnya hanya
semalaman saja? Tidak tahulah ayah (kata Malik), yang aku tahu tadi malam itu
bahwa aku berhasil keluar dari rantai-rantai belenggu, kabur dan merasa
seakan-akan ada Malaikat yang membawaku dengan sayapnya sehingga bumi terasa terlipat
pendek maka sampailah aku kemari.
Maka
berpestalah kedua orang tua itu dengan keselamatan putra mereka. Dan pada pagi
harinya Auf mengunjungi rasulullah ingin menyampaikan berita gembira itu.
Namun, sebelum Auf sempat berkata apa-apa, Rasulullah SAW mendahuluinya bersabda:
Berbahagialah wahai sahabat Auf, sesungguhnya Allah telah menunkan sebuah ayat
tentang engkau. (Membaca firman Allah yang baru diterimanya):
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ
حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ
قَدْرًا
Artinya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya
Dia akan mengadakan baginya jalan keluar; Dan memberinya rezeki dari arah yang
tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi
tiap-tiap sesuatu” (QS. Atthalaq: 2-3).
Dan ketahuilah wahai sahabat Auf (nabi
melanjutkan sabdanya) bahwa: Kalimat “لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ” (Tiada daya dan upaya kecuali hanya kekuasaan
Allah semata), adalah bejana yang tersipan di bawah Singgasana Allah Yang Maha
Pengasih, dan ia adalah penawar bagi 99 masalah, sekecil-kecilnya ialah rasa
keprihatinan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar