*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat dari Perumpamaan-Live AlQuran (36) :
Hakikat Fatamorgana Dalam Alquran
By: Med Hatta
"Alquran apabila memberitakan sesuatu maka pasti ia fakta dan nyata, meski fenomena fatamorgana ini - dahulu - diyakini hanya merupakan ilusi mirage (kebohongan mata) saja, atau akibat karena mata kelelahan dan tidak ada wujud rilnya, tetapi belakangan diketahui bahwa fenomena ini nyata bahkan dapat dibuktikan dengan foto. Justru yang jadi masalah selama ini adalah kesalahan interpretasi di otak kita. Kenyataan ilmiah ini jika menunjukkan kepada susuatu maka tidak lain adalah "Mukjizat Alquran..."
Allah Berfirman:
وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَعْمَٰلُهُمْ كَسَرَابٍۭ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ ٱلظَّمْـَٔانُ مَآءً حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَهُۥ لَمْ يَجِدْهُ شَيْـًٔا وَوَجَدَ ٱللَّهَ عِندَهُۥ فَوَفَّىٰهُ حِسَابَهُۥ ۗ وَٱللَّهُ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ
Terjemah Arti: "Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun, dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan Nya" (QS. An-Nur: 39).
Ayat kajian ini bercerita tentang perbandingan antara perbuatan orang yang beriman dan orang yang kafir, dimana pada ayat sebelumnya Allah menjelaskan bahwa: "Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat, mereka takut pada suatu hari ketika hati dan penglihatan dibolak-balikkan; Agar Allah memberi balasan kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan,,," (QS. An-Nur: 37-38).
Sedangkan orang kafir, meski segiat apapun ia berbuat kebajikan maka tetap hasilnya tidak akan diperolehnya di sisi Allah, kecuali hanya fatamorgana atau ilusi kebohongan mata belaka, ia kelak akan datang di hari kiamat menghadapi perhitungan amal-amal dengan transparan dan Allah adalah sangat cepat perhitungan Nya. Dan ayat kajian ini juga telah mengungkapkan sebuah fenomena sains yang amat tinggi dibidang fisika, yaitu "Ilususi Mirage" (kebohongan mata) atau lebih dikenal dengan sebutan "Fatamorgana".
Fakta Fatamorgana:
Alquran apabila memberitakan sesuatu maka pasti ia ada dan nyata, meski fenomena fatamorgana ini - dahulu - diyakini hanya merupakan ilusi mirage (kebohongan mata) saja, atau akibat karena mata kelelahan dan tidak ada wujud rilnya, tetapi belakangan diketahui bahwa fenomena ini nyata bahkan dapat dibuktikan dengan foto. Justru yang jadi masalah selama ini adalah kesalahan interpretasi di otak kita. Kenyataan ilmiah ini jika menunjukkan kepada susuatu maka tidak lain adalah "Mukjizat Alquran".
Istilah "Fatamosgana" adalah nama dari saudra perempuan Raja Arthur, Faye le Morgana, seorang peri yang bisa berubah-ubah rupa. Fatamorgana merupakan sebuah fenomena dimana optik yang biasanya terjadi di tanah lapang yang luas seperti padang pasir, padang es atau di jalan-jalan beraspal. Yaitu pembiasan cahaya melalui kepadatan yang berbeda, sehingga bisa membuat sesuatu yang tidak ada menjadi seolah ada. Fenomena ini biasa dijumpai di tempat panas dan Gunung Brocken di Jerman.
Bagi orang yang berpetualang di padang pasir pasti seringkali menemukan fatamorgana yang menyerupai danau atau air atau kota. Ini sebenarnya adalah pantulan daripada langit yang dipantulkan udara panas, yang berfungsi sebagai cermin. Dalam peristiwa fatamorgana maka berlaku suatu konsep fisika yaitu konsep pembiasan. Dalam kajian fisika prinsip terjadinya fatamosgana berawal dari proses pembiasan yang terjadi pada dua medium melalui lapisan-lapisan udara yang memiliki perbedaan suhu.
Yaitu adanya perbedaan kerapatan antara udara dingin dan udara panas. Udara dingin memiliki kerapatan lebih pekat dan lebih berat dibandingkan dengan udara panas. Dalam kenyataannya, lapisan udara yang panas yang ada di dekat tanah terperangkap oleh lapisan udara yang lebih dingin di atasnya. Cahaya dibiaskan ke arah garis horisontal pandangan dan akhirnya berjalan ke atas karena pengaruh internal total.
Pemantulan internal total (total internal reflection) adalah proses pemantulan seberkas cahaya pada permukaan batas antara satu medium dengan medium yang lain yang indeksnya biasanya lebih kecil, jika sudut datang ke medium kedua melebihi suatu sudut kritis tertentu.
Dengan demikian, cahaya berjalan di dalam medium yang memiliki indeks bias lebih rendah seperti udara. Akibatnya gambar dengan sifat semu dan terbalik akan membentuk fatamorgana.
Pada siang hari, sinar matahari sangat terik sehingga membuat jalan beraspal yang hitam menjadi sangat panas. Aspal yang panas itu akan meradiasikan panas sehingga udara disekitar jalan menjadi sangat panas. Udara panas tersebut akan memantulkan bayangan langit biru dan awan-awan seperti halnya kolam berisi air. Inilah fatamorgana. Hal yang sama juga terjadi di gurun pasir.
Kenapa udara panas dapat membentuk bayangan langit? Karena ada proses pembiasan (pembelokan cahaya). Akibat panas aspal atau gurun pasir, udara di atasnya berlapis-lapis. Tiap lapisan suhunya berbeda, makin dekat dengan aspal atau gurun pasir makin panas. Sinar yang berasal dari langit atau awan akan mengalami pembiasan berantai (sinarnya dibelokkan) oleh lapisan-lapisan itu, sampai akhirnya sinar ini berbalik ke atas (orang sering menyebutnya sebagai pemantulan total). Ketika sinar itu mengenai mata orang, maka orang akan melihatnya sebagai sesuatu yang kebiruan muncul dari aspal atau gurun pasir (seperti kolam air).
Jadi, fatamorgana bukan karena mata kelelahan, tetapi fenomena ini nyata dan dapat di foto. Yang jadi masalah adalah kesalahan interpretasi di otak kita. Maka - Subhanallah - ini adalah satu lagi mukjizat Al Quran yang turun semenjak lebih 14 abad lalu, telah menceritakan kepada dunia optik modern saat kini tentang fakta fatamorgana, bukan ilusi mirage atau akibat karena mata kelelahan. Wallahua'lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar