Sulaeman Kecil Menjadi Milyarder dari Hutang 1 Real
By: My Buku Kuning Center
Di dunia interpreneurship (kewirausahaan) jarang tidak mengenal
nama besar Al Rajhi, pemilik Al Rajhi Bank, bank Islam pertama di
Kerajaan Saudi Arabia dan salah satu bank syariah terbesar di dunia. Ia juga
memiliki saham diberbagai perusahaan pengembangan pertanian, pangan dan
industry lain di dalam dan di luar Saudi Arabi, seperti perusahaan Unggas
Nasional, Perindustrian Nasional dan Transportasi Nasional. Meski memiliki berbagai jenis wirausaha
lain, namun pemilik nama lengkap Suleiman Bin Abdul Aziz Al Rajhi ini telah
menggeluti terlebih dahulu dunia per-bank-an selama 60 tahun, terutama di
sektor Money Changer dan hingga kini telah memiliki sekitar 2514 kantor cabang dan
mempekerjakan sekitar 7400 pegawai. Menurut peringkat Forbes Magazine, Al Rajhi
ditempatkan pada deretan utama orang-orang terkaya di dunia dengan total
kekayaan mencapai 8,5 Milyar Dolar US.
Tentu saja semua kesuksesan Al Rajhi itu tidaklah didapatkannya dengan mulus begitu saja, tetapi penuh perjuangan dan kerja keras. Al Rajhi lahir di pedalaman Bakiria, Al Qashim – KSA dalam keadadaan miskin, ia mulai merakit kekayaannya dari awal dengan berbagai pekerjaan kasar, mulai bekerja sebagai porter, jual arang, tukang masak, pelayan cafe, lalu bekerja sebagai pelayan di perusahaan Money Changer. Dan hingga menjadi pemilik salah satu Bank terkemuka dunia.
Tentu saja semua kesuksesan Al Rajhi itu tidaklah didapatkannya dengan mulus begitu saja, tetapi penuh perjuangan dan kerja keras. Al Rajhi lahir di pedalaman Bakiria, Al Qashim – KSA dalam keadadaan miskin, ia mulai merakit kekayaannya dari awal dengan berbagai pekerjaan kasar, mulai bekerja sebagai porter, jual arang, tukang masak, pelayan cafe, lalu bekerja sebagai pelayan di perusahaan Money Changer. Dan hingga menjadi pemilik salah satu Bank terkemuka dunia.
Semua perjuangan hidup dan usaha
keras itu dilakukan Suleiman Bin Abdul Aziz Al Rajhi itu demi menubus hutangnya
senilai satu Real Saudi (sekitar Rp. 3000). Pengalaman hidup susah yang pernah
dialaminya ini diceritakannya sendiri dalam sebuah memory-nya mengatakan:
“Dahulu aku dilahirkan dengan
kondisi sangat miskin, hingga aku tidak sanggup bergabung dengan teman-temanku
dalam sebuah acara piknik sekolah karena tidak mampu membayar biaya peserta
sebanyak 1 Real Saudi, meski – saat itu – aku telah habis-habisan menangis di
depan orang tuaku tetapi ayahku memang tidak mempunyai uang senilai satu real
itu. Namun sehari sebelum keberangkatan piknik tersebut, saya berhasil menjawab
dengan benar sebuah pertanyaan dari guru di dalam kelas, lalu guru itu
memberiku hadiah 1 real berkat jawabanku tadi, dan tanpa pikir panjang aku
langsung berlari menuju ke panitia sekolah untuk mendaftarkan diri ikut dalam
rombongan piknik. Maka berubahlah tangisanku menjadi senyum kebahagiaan dan itu
berkesan sekali hingga kini tak terlupakan.
Setelah besar aku meninggalkan
bangku sekolah menuju kekehidupan nyata,,,, Dan di dalam kehidupan ini, setelah
bertahun-tahun lamanya bekerja hingga memperoleh karunia Allah seperti
sekarang, dan akupun sudah bersentuhan dengan berbagai program amal kebajikan
dan bantuan kemanusiaan, maka mulailah aku mengingat guru Palestina yang telah memberiku uang satu Real
itu. Aku kembali bertanya-tanya pada diriku sendiri; apakah sang guru saat itu
memberiku murni sebagai hadiah atau shadaqah atau mungkin pinjaman...? Aku
benar-benar bingung menjawabnya, akan tetapi aku berusaha menenangkan diri dan
berkata pada diri sendiri: Apapun niatnya yang penting uang satu Real dulu itu
telah menyelesaikan satu persoalan besar bagiku saat itu tanpa aku sadari dan
mungkin orang lain juga tak terpikir sedikit pun…
Kata Al Rajhi lagi: Pikiran itu
selalu mengikutiku sampai aku memutuskan pergi ke sekolah dan departemen
pendidikan untuk mencari guru Palestina tersebut. Hingga suatu hari aku
berhasil menemukan alamatnya dan bergegas menuju rumahnya sekedar
bersilaturrahim dan mengetahui keadaannya. Lalu di rumah sang guru budiman itu
aku mendapatinya dalam keadaan memprihatinkan, ia telah lama menganggur tanpa
pekerjaan bahkan sudah bersiap-siap meninggalkan rumah itu karena tidak mampu
membayar kontrakannya lagi. Maka aku tak sanggup berbuat apa-apa kecuali hanya
mengatakan kepadanya (lanjut Al Rajhi): Wahai guru yang baik, sesungguhnya aku
mempunyai hutang kepadamu banyak sekali semenjak bertahun-tahun yang lalu…
Sang Guru kaget dan bertanya: Masak
sih sesulit aku begini masih mempunyai piutang sama orang lain? Maka pada saat itulah
aku (kata Al Rajhi) memulai bertanya: Apakah engkau masih ingat seorang murid
yang pernah engkau berikan uang 1 Real setelah berhasil menjawab pertanyaanmu
(tentang ini dan itu) di dalam kelas? Dan,,,,,, seketika itu pula sang guru
tersenyum lebar dan berkata: Tentu saja aku masih ingat,,,, apakah kamu ini
Sulaeman (nama depan Al Rajhi),,,,, dan apakah kamu datang dimari hanya untuk
mengembalikan kepadaku uang 1 Real itu,,,,? Lanjut Al Rajhi: Aku katakan
padanya “iya”.
Setelah mengobrol panjang lebar
(kata Al Rajhi): Aku mengajaknya pergi berputar-putar menggunakan mobil
mewahku,,, lalu kami berhenti di depan sebuah Villa besar nan mewah,,, aku
mengajaknya dia masuk ke dalam Villa itu dan aku berbisik padanya: Wahai guruku
yang mulia, Villa ini dan mobil yang kita tumpangi tadi itu adalah bayaran dari
uang 1 Real yang pernah engkau berikan pada dulu. (Belum lagi sang guru berkata
apa-apa, Al Rajhi menambahkannya lagi): Engkau juga akan mendapatkan dariku
gaji bulanan setara dengan manager salah satu perusahanku dan bagimu berlaku
seumur hidup,,,, selain itu, anak-anakmu saya angkat menjadi pegawai resmi di
unit-unit Bank bermerek Al Rajhi (sambung Al Rajhi)…
Sang guru sangat kaget laksana
kejatuhan hujan emas dari langit,,, dan hanya mampu berkata: Ini terlalu banyak
darimu Sulaeman...! Akan tetapi Al Rajhi langsung menetralisir dan mengatakan
padanya: Percayalah kepadaku bapak guru,,,, sesungguhnya kebahagianku dengan
uang 1 Real darimu saat itu jaaaaaauh lebih besar dari apa yang aku berikan
padamu sekarang”. END
HIKMAH: Barang siapa yang memberikan
kesenangan dan melepaskan beban pada orang lain, maka tunggulah balasannya dari
Yang Maha Mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar