*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat Pada Perumpamaan-Live AlQuran (75) :
Nasib Tiga Rasul Yang Diutus di Antakya
By: Med Hatta
وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا أَصْحَٰبَ ٱلْقَرْيَةِ إِذْ جَآءَهَا ٱلْمُرْسَلُونَ؛
Terjemah Arti: "Dan buatlah suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu penduduk suatu negeri, ketika utusan-utusan datang kepada mereka." (QS. Yasin: 13).
Menurut mayoritas (jumhur) ulama dan pakar tafsir bahwa negeri (Qaryah) yang dimaksud ayat ke-13 dari surah Yasin (ayat kajian), sesuai karakteristiknya yang disebutkan AlQuran, imam Al-Tabari menyebutkan dalam tafsirnya, begitu pula Al-Qurthubi, dan Imam Muslim bahwa negeri itu adalah Antakya. Dan nama kota itu sendiri dinisbatkan pada nama tokoh yang membangunnya disebut Antibes, lalu berubah menjadi Antakya - seperti sekarang - setelah melalui arabisasi.
Secara geografis kota Antakya berada di pesisir wilayah Turki Selatan. Ia merupakan bagian kota kuno Yunani dan salah satu dari enam belas kota paling terkenal yang didirikan oleh Kaisar Alexander Agung, terletak di barat laut Suriah di pesisir muara Sungai Orontes.
إِذْ جَآءَهَا ٱلْمُرْسَلُونَ
Terjemah Arti: "ketika utusan-utusan datang kepada mereka."
Diketahui bahwa dahulu kala - pada masa kelam - Antakya diperintah oleh seorang raja yang sangat zalim dan penyembah berhala disebut Antiukhas bin Antiukhas, maka Allah mengutus tiga orang rasul kepadanya dan rakyatnya, yaitu: Sadiq, Saduq, dan Shallum.
Ada (pula) pendapat yang mengatakan bahwa ketiga rasul tersebut dikirim oleh nabi Isa as untuk mengajak warga Antakya kembali ke jalan (agama) Allah.
Abu Hayyan Al-Andalusi menyebutkan dalam tafsirnya (Al-Bahrul Muhith) bahwa: Tidak ada perbedaan pendapat dalam kisah penduduk negeri (Antakya) dimana ketiga rasul itu diutus, tapi mereka berbeda dalam waktu diutusnya, dan tampak dari firman Allah pada ayat berikutnya: “Kami mengutus”, bahwa mereka adalah nabi yang diutus oleh Allah SWT. Dan itu (juga) ditunjukkan oleh respon orang-orang yang menerima rasul itu (warga Antakya): “Kamu tidak lain adalah manusia seperti kami.” Dialog seperti ini hanya terjadi pada nabi-nabi yang diutus Allah. Dan pendapat serupa disebutkan juga oleh Ibnu Abbas dan Ka'ab.
Berbeda dengan Qatadah dan lainnya menyebutkan bahwa mereka (rasul-rasul) itu adalah para murid yang diutus oleh nabi Isa a.s. yaitu ketika ia diangkat oleh Allah SWT dan disalib orang diserupakan dengannya, maka murid-muridnya dicurigai sehingga mereka berpisah-pisah menyebar ke pelosok-pelosok. Dan diantaranya adalah yang dikisahkan oleh Allah yang datang ke Antakya yang menyembah berhala seperti pada ayat kajian.
Nasib tragis menimpa ketiga rasul di Antrakya :
Allah berfirman :
إِذْ أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ ٱثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوٓا۟ إِنَّآ إِلَيْكُم مُّرْسَلُونَ؛ قَالُوا۟ مَآ أَنتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَا وَمَآ أَنزَلَ ٱلرَّحْمَٰنُ مِن شَىْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ؛ قَالُوا۟ رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّآ إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ؛ وَمَا عَلَيْنَآ إِلَّا ٱلْبَلَٰغُ ٱلْمُبِينُ؛ قَالُوٓا۟ إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ ۖ لَئِن لَّمْ تَنتَهُوا۟ لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ؛ قَالُوا۟ طَٰٓئِرُكُم مَّعَكُمْ ۚ أَئِن ذُكِّرْتُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ؛
Terjemah Arti: "(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, "Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu." Mereka (penduduk negeri) menjawab, "Kamu ini hanyalah manusia seperti kami, dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun; kamu hanyalah pendusta belaka." Mereka berkata, "Tuhan kami mengetahui sesungguhnya kami adalah utusan-utusan(Nya) kepada kamu. Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas." Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami rajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami." Mereka (utusan-utusan) itu berkata, "Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas." (QS. Yasin: 14-19).
Pada awalnya, hanya dua orang rasul (saja) yang datang pertama kali kepada penduduk Antakya, lalu mereka (warga) mendustakan keduanya, yaitu menolak ajaran agama Allah yang disampaikan kepada mereka. Maka Allah memperkuat misi kedua rasul itu dengan menugaskan rasul ketiga, dan terjadi-lah dialog seru antara tiga rasul dan penduduk Antakya. Ketiga rasul itu mengeluarkan argumen dan dalil-dalil fakta yang mendukung seruan mereka; "Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu,,, Tuhan kami mengetahui sesungguhnya kami adalah utusan-utusan(Nya) kepada kamu. Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas...!!!"
Namun, semua agumen dan dalil-dalil ketiga rasul itu didustakan oleh warga, bahkan mereka mengejek para rasul dengan kata-kata melecehkan, mengatakan: "Kamu ini hanyalah manusia seperti kami, dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun; kamu hanyalah pendusta belaka...."
Terakhir warga yang zalim itu mengancam para rasul untuk dibunuhnya jika tidak mau berhenti berdakwah, mengatakan: "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami rajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami...!!!"
وَجَآءَ مِنْ أَقْصَا ٱلْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَىٰ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱتَّبِعُوا۟ ٱلْمُرْسَلِينَ؛ ٱتَّبِعُوا۟ مَن لَّا يَسْـَٔلُكُمْ أَجْرًا وَهُم مُّهْتَدُونَ؛ وَمَا لِىَ لَآ أَعْبُدُ ٱلَّذِى فَطَرَنِى وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ؛ ءَأَتَّخِذُ مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةً إِن يُرِدْنِ ٱلرَّحْمَٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّى شَفَٰعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَلَا يُنقِذُونِ؛ إِنِّىٓ إِذًا لَّفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ؛ إِنِّىٓ ءَامَنتُ بِرَبِّكُمْ فَٱسْمَعُونِ؛ قِيلَ ٱدْخُلِ ٱلْجَنَّةَ ۖ قَالَ يَٰلَيْتَ قَوْمِى يَعْلَمُونَ؛ بِمَا غَفَرَ لِى رَبِّى وَجَعَلَنِى مِنَ ٱلْمُكْرَمِينَ
Terjemah Arti: " Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas dia berkata, "Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu. Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. Dan tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan. Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku. Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)ku." Dikatakan (kepadanya), "Masuklah ke surga." Dia (laki-laki itu berkata, "Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui, apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang telah dimuliakan." (QS. Yasin: 20 -27).
Wallahul Musta'an !
<<<===[74]•TERKAIT•[76]===>>>
KAJIAN SELANJUTNYA :
Seperti Mengenal Anak Kandung Sendiri
Perbandingan Puasa Ramadhan dan Puasa Umat Masa Lalu
Ten
Ten
ten
KAJIAN SEBELUMNYA :
Detektif Musa Minyingkap Kriminal Pembunuhan Misterius
Konversi Nilai
Ten
Ten
Bag Protokoler Setan Menggoda Seseorang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar