*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat Dari Perumpamaan-Live AlQuran (85) :
Analogi AlQuran Kalimat Yang Baik Laksana Pohon Yang Rindang Nyaman
By: Med Hatta
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ؛ تُؤْتِىٓ أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍۭ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ؛ وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ ٱجْتُثَّتْ مِن فَوْقِ ٱلْأَرْضِ مَا لَهَا مِن قَرَارٍ
Terjemah Arti: "Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit, (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.
Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun." (QS. Ibrahim: 25-26).
Meskipun terdapat beberapa hadits yang terkait dengan ayat kajian di atas, khususnya hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik yang berkata bahwa Rasulullah SAW datang dengan membawa baki (talam) berisi kurma matang (ruthab) sambil membaca ayat (Lihat: ayat kajian), Rasulullah SAW bersabda bahwa yang dimaksud dengan "pohon yang baik" adalah pohon kurma (an-nakhlah), sementara "pohon yang buruk" adalah pohon labu gurun pasir (al-hanzhal), yang pahit dan beracun.
Tentu Rasulullah SAW hanya bermaksud menunjukkan kepada para sahabat mulia tentang salah satu contoh pohon yang baik dan pohon yang buruk. Tetapi tak hanya pohon kurma (saja) yang disebut sebagai pohon baik dan satu-satunya contoh pohon yang baik. Terdapat banyak pohon yang bagus lainnya yang bisa menjadi ilustrasi dari perkataan baik, seperti pohon kelapa, asam dan pohon lainnya, demikian juga labu gurun bukan satu-satunya contoh pohon buruk yang disebutkan ayat.
Fakta bahwa suasana yang asri dan nyaman menjadi kebutuhan di setiap tempat. Itulah mengapa banyak tempat dibuat senyaman mungkin bagi yang singgah atau yang berlama di tempat tersebut. Seperti tempat kerja yang dibuat nyaman dengan berbagai macam cara. Desain ruangan hingga penataannya dibuat sedemikian nyaman. Dilengkapi dengan taman-taman yang indah dihalaman, ditanami pohon-pohon yang rindang.
Termasuk salah satunya rumah kediaman, tempat dimana sebahagian besar waktu keluarga harmoni menghabiskan hidupnya. Dari sore pulang kerja, istirahat malam hingga bangun pagi dalam keadaan segar bugar, bersiap memulai pekerjaan dengan semangat dan vitalitas. Bahkan ada yang sampai seharian penuh di rumah menghabiskan the best time bersama keluarga pada hari-hari libur, atau waktu-waktu senggang lainnya. Itulah mengapa rumah perlu dibuat senyaman bagi keluarga.
Untuk skala yang lebih besar seperti ruang perkotaan memiliki penataan tempat tersendiri. Berbagai kota besar dunia yang pernah penulis kunjungi menyiapkan tata-tata taman perkotaan yang asri, nyaman dan memesona. Taman menjadi pesona tersendiri berbagai kota penting, bahkan menjadi icon terkenal suatu kota modern.
Di Mesir - misalnya - dari semenjak Mesir Kono jaman Fir'aun, negeri ini sudah memberikan perhatian yang besar terhadap tata kota yang asri dengan taman-taman yang indah. Dan Mesir modern pun tidak kalah perhatiannya tentang pentingnya taman-taman kota dengan berbagai macam tanaman dan pohon-pohon yang menghiasinya menjadi semakin nyaman. Setidaknya ada 6 taman terkenal di kota Cairo, sebut saja salah satunya adalah Taman Internasional Cairo, taman umum di Jalan Abbas Al-Akkad di Nasr City.
Disebut "Taman Internasional" karena banyak negara memiliki bagian taman di dalamnya, di mana terdapat jenis pohon unik dari berbagai negara sahabat, termasuk mangga Soekarno dari Indonesia, ada pojok-pojok khusus untuk UEA, Arab Saudi, Jepang dst. Itulah yang menjadikannya salah satu tempat wisata terpenting di Cairo. Pemerintah Mesir sendiri memberi disubsidi besar-besaran taman ini, dan bahkan membuat biaya masuknya rendah untuk dinikmati semua orang, sehingga disebut sebagai salah satu tempat wisata paling penting di Mesir.
Khusus Palm Gardens Marrakech, yang disebut terakhir sebagai taman oasis pohon kurma populer dengan ratusan ribu pohon yang diambil dari luar Marrakesh. Kebun ini terletak di tepi bagian utara kota dan panjangnya 5 mil (8,0 km) dan mencakup area seluas 54 mil persegi (140 km2). Oasis ini terkenal dengan pohon kurma dan berbagai speciesenya seperti Palmyra Rotana dst.
Dalam sejerah negeri Andalusia (Spanyol: sekarang), pada jaman kejayaan Islam dahulu, tersebar taman-taman yang rimbun yang dihiasi dengan pohon-pohon raksasa yang unik. Di Cordoba, Shaqr Quraish Abdul Rahman mendirikan Taman Rusafa, yang dianggap sebagai salah satu taman terbesar dalam Islam. Ia mendatangkannya tanaman yang indah dari seluruh negara dunia, dan memburu tanaman dan pohon-pohon langka dari berbagai negara.
Itu adalah beberapa contoh perhatian kota-kota sejarah Islam tentang pentingnya taman dan pohon-pohon yang rindang disekitar kita. Terlebih (lagi) banyak sekali manfaat dengan adanya taman pohon yang ada di lingkungan sebuah kota. Bisa lebih menarik pula perhatian wisatawan dalam dan manca negara, terutama era milenial - saat ini - yang diwarnai dengan gaya selfi ria dengan latar taman-taman indah.
Firman Allah :
تُؤْتِىٓ أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍۭ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ
Terjemah Arti: "(pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya."
Pohon yang subur produktif pasti selalu menghasilkan beraneka ragam buah-buah yang segar dan enak, dan selalu dinanti-nantikan oleh penikmat buah sesuai dengan musim-musimnya. Namun tentu produk dari pepohonan bukan saja melulu buah yang bisa dimakan. Tapi kayu, daun, dan manfaat-manfaat lainya (juga) disebut produk atau hasil dari pohon yang baik.
Salah satu produk yang tak kalah penting dari pepohonan adalah mampu menghasilkan udara lebih segar yang dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya, dari pepohonan (juga) kadar oksigen dapat mengalir dengan baik. Selain itu membuat suplai kebutuhan oksigen dalam tubuh kita juga dapat dipenuhi.
Menurut penelitian, kandungan oksigen yang ada di udara kita hisap rata-rata hanya 23%. Sisanya adalah gas-gas lain yang tak dibutuhkan tubuh. Itulah sebabnya kenapa saat dekat dengan tanaman atau pohon yang rindang udara terasa segar, karena kandungan oksigen menebal di area dimana tanaman atau pohon tumbuh sebab pohon menghasilkan oksigen dalam proses metabolismenya, yang membuat udara segar. Tempat dengan banyak tanaman dan pepohonan yang rindang akan nyaman. Udara di lingkungan pemukiman pun segar dengan banyak pepohonan ini.
Semua yang telah disebutkan di atas adalah tentang pohon yang baik, efek positif dan manfaatnya yang sangat jelas bagi kehidupan manusia. Tetapi di sana Juga terdapat pohon yang buruk, yang - tentu - efek negatif dan bahanya juga tidak tanggung-tanggung. Allah berfirman :
وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ ٱجْتُثَّتْ مِن فَوْقِ ٱلْأَرْضِ مَا لَهَا مِن قَرَارٍ
Terjemah Arti: "Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun."
Labu atau semangka gurun pasir yang memiliki banyak jenis/nama umum termasuk colocynth, apel pahit, mentimun pahit, egusi, anggur Sodom, atau labu liar, adalah tanaman padang pasir asli dari Cekungan Mediterania. Labu padang pasir ini memiliki diameter 3-10 cm, warnanya kuning, kuning muda hingga putih. Buah ini merupakan sejenis tanaman beracun, semua bagiannya beracun, bisa digunakan sebagai insektisida. Kalau tersentuh akan menyebabkan lesi kulit, gatal di telapak tangan. Kalau sudah keracunan bisa menyebabkan sakit kepala, diare, gagal ginjal hingga mengancam jiwa !
Nah, apakah korelasi dari analogi ayat kajian tentang kata-kata yang baik dengan pohon yang baik produktif, dan kata-kata buruk, kotor dan kasar dengan pohon yang busuk ? Allah berfirman :
وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ؛
Terjemah Arti: "Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.
Dalam kitab tafsir "المنتخب", Syeikh Thanthawi menjelaskan: Ini berupa pernyataan dari hikmah dibuatnya perumpamaan; yaitu pengingat, refleksi dan pertimbangan. Artinya bahwa Allah SWT membuat perumpamaan bagi manusia, berharap bahwa mereka akan mempertimbangkan, diberi peringatan dan mengingat tentang apa-apa yang telah disyariatkan Allah dari perintah-perintah dan larangan-larangan.
Dampak kata-kata yang baik dan yang buruk terhadap individu dan sosial :
Dari uraian panjang di atas diketahui bahwa pohon yang baik dan produktif yang dianalogikan dengan kata-kata yang baik, lembut dan sopon, sangat jelas efek positifnya terhadap kehidupan manusia dan lingkungan. Begitu pula sebaliknya pohon yang buruk sebagai perbandingan dari kata-kata kotor (juga) jelas dampak negatifnya.
Tidak diragukan, bahwa perkataan yang baik bukanlah syarat untuk diucapkan, tetapi mungkin juga yang ditulis seperti di upload atau status-status di media sosial, di mana hal itu meninggalkan banyak efek positif, baik dan besar pada jiwa. Ia merupakan media yang efektif untuk meningkatkan semangat, vitalitas dan menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang antar sesama manusia, serta bisa juga mendamaikan antara orang-orang yang berseberangan.
Kita menemukan banyak fenomena masyarakat yang pelit terhadap murid, karyawan, atau istri dan suaminya dengan perkataan yang baik, oleh karena itu, berkata baik adalah seni yang tidak dicermati oleh banyak orang, meskipun itu hanya sekedar say hello untuk membangkitkan moral orang lain. Rasulullah SAW sangat menekankan sisi positif ini dari berbagai hadits dan atsar, seperti nabi bersabda :
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
Artinya: “Jauhilah neraka walaupun dengan (bersedekah) sepotong buah kurma, maka siapa saja yang tidak mendapatkannya, maka hendaklah (bersedekah) dengan kata-kata yang baik’.” (HR. Bukhari dan Muslim).
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ.
Artinya: “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sungguh, sapaan-sapaan yang lembut dapat membantu menyelesaikan banyak masalah rumah tangga setelah menikah, karena tekanan hidup setelah memiliki anak, kekhawatiran dan masalah yang semakin berlipat ganda di tengah perasaan tegang dan cemas, serta adanya kebutuhan mendesak terutama adaptasi dan keharmonisan di antara pasangan. Maka sapaan mesra adalah solusi terbaik, karena keterbatasan waktu dan kurangnya kesempatan untuk menyesuaikan berbagai perbedaan. Selain itu, kata-kata yang baik tidak hanya memberikan kepuasan lahiriah, tetapi menjangkau pada kepuasan nyata, yang timbul dari hati untuk menentramkan jiwa dan menghilangkan kegalauan.
Sangat disesalkan, tradisi dengan kata-kata lembut dan sopon sudah langka ditemukan belakangan ini, dan tidak lagi membudaya seperti pada generasi orang tua dan kakek-nenek kita (dahulu), karena arus globalisasi dan orientasi materealistis minded yang dihasilkannya, telah membawa kita terpaksa harus berbasa-basi (omongan klise) yang hanya bertujuan duniawi yang bersifat sementara. Dan kita sudah meninggalkan nilai dengan berkata-kata tidak pantas itu, yang akan menghancurkan moral, agama, dunia dan masa lalu para pendahulu kita.
Perkataan yang lembut memiliki peran yang besar dalam kehidupan manusia dan pembangunan masyarakat, ini telah terbukti dengan menyebarnya Islam di berbagai belahan bumi karena kata-kata yang lembut itu. Yang membedakannya dengan kata-kata kotor sangat terang sekali; seperti perbedaan antara yang benar dan yang salah, kebajikan dan kejahatan. Karena kata-kata yang lembut sifatnya membangun dan memakmurkan, sedangkan yang jahat adalah meruntuhkan dan menghancurkan. Yang pertama menerapkan kehidupan yang bersih dan mulia, adapun yang kedua adalah menjalani kehidupan yang kotor dan gelap. Ayat kajian di atas sudah sangat jelas menggambarkan perbedaan keduanya.
Penulis menyangka, apa yang terjadi - saat ini - di dunia dari persaingan dan permusuhan, baik di tingkat internal masyarakat, bahkan di tingkat keluarga, kerabat, dan di antara individu satu sama lain, atau di tingkat hubungan antar negara, dan di antara satu bangsa dengan bangsa lain. Ini tidak lain adalah akibat dari kelangkaan kata-kata yang lembut, yang jika memainkan perannya, maka tidak akan terjadi petaka dan kekerasan dalam hubungan antara person dan masyarakat !
Oleh karena itu! Mari kita sama-sama memadamkan semua api permusuhan yang disulut oleh kata-kata kotor dan kasar, untuk melestarikan suasana yang sejuk demi kehidupan yang berarti, hidupkan suasana kedamaian dan harmoni, antara sesama dan diri kita sendiri, antara kita dan keluarga, tetangga dan teman, bahkan dengan orang-orang yang berseberangan dengan kita.
Kata-kata yang lembut adalah media yang hidup, ia pondasi kokoh yang harus menopang menara tinggi kehidupan, tanpanya kehidupan tidak mungkin akan berkesinambungan dan berkembang, imam pun tidak akan terkonsolidasikan. Dan keamanan dan keadilan tidak dapat ditegakkan. Wallahu Musta'an !
<<<===[84]•TERKAIT•[86]===>>>
KAJIAN SEBELUMNYA :
Ten
Ten
Ten
Ten
Ten
KAJIAN SELANJUTNYA :
Ten
Ten
Ten
Ten
Ten
Tidak ada komentar:
Posting Komentar