Coretan TalkShow “NGAJI YUKK” Yang Disampaikan
Oleh Drs. KH. Masrur Makmur Latanro, M.Pd.I di HOTEL NIRMALA BALI 23 Oktober
2016:
Oleh: Masrur Makmur Latanro
Alquranul Karim adalah rahmat tertinggi langit diturunkan ke
bumi, merupakan tali penghubung antara hamba dan Sang Pencipta, diturunkan
melalui Arruhul Amin Malaikat Jibril as kepada rasul yang
mulia Muhammad SAW dengan benar, sebagai pedoman bagi semesta alam,
petunjuk, peringatan dan penolong bagi umat manusia. Seperti firman
Allah:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ
نُورًا مُبِينًا (١٧٤)
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Alquran)”. (QS: 04: 174)
Alquran pada prisifsinya menyapa seluruh
generasi secara keseluruhan disetiap jamam, mencakup segala aspek dari setiap
situasi dan kondisi. Oleh karena itu membaca, mendengarkan dan mengamalkan Alquran
merupakan ibadah ketaatan kepada Allah SWT untuk menenangkan hati. Sebagaimana Alquran
juga menjadi pokok dan sendi-sendi peradaban dan kebudayan, dari Alquran berpangkal
kebangkitan umat Islam pada setiap sektor kehidupan, agama dan urusan
dunia.
Dengan demikian, Alquranul Karim adalah kitab
kekal abadi bagi umat ini; undang-undang yang menyeluruh; hukum-hukum yang
lurus; pengayom yang kokoh. Ia juga sebagai kitab suci yang paten untuk
memajukan dakwah Islam, panji yang kuat dalam menggerakkan perjuangan kapan dan
di mana saja di bumi ini.
Manusia khususnya umat Islam tidak bisa
terlepas dari Alquran; di dalamya kehidupan hati seorang muslim; cahaya matanya
dan penuntun jalannya. Dan segala sesuatu yang berhubungan kehidupan umat Islam
tergantung pada kitab ini, di dalamnya terdapat pokok aqidahnya, dari Alquran umat
Islam mengetahui urusan ibadahnya, ketaatan, dan apa saja yang dibutuhkannya
berupa petunjuk dan bimbingan tentang moral dan kehidupan bermasyarakat dll...
Oleh sebab itu, orang yang tidak mengambil
petunjuk dari kitab mukjizat ini ia telah menyia-nyiakan hidupnya, masa depan, dan kehidupan
akhiratnya, serta ia akan berada dalam kesusahan dan kesesatan. Sebagaimana
telah banyak dilangsir dalam berbagai ayat di dalam surah-surah Alquran dan
hadits-hadits nabi, seperti firman Allah:
إِنَّ هَذَا
الْقُرْآنَ يِهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ
يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya Alquran ini memberikan petunjuk kepada
(jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mu'min
yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,” (QS:
17: 9).
مَنْ
أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Artinya: “dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya
pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS: 20: 124)
Sedangkan dari hadits nabi, kita bisa baca
separti hadits dari Addaarami dari Ali bin Abu Thalib berkata: “Saya telah
mendengar rasulullah SAW bersabda: “Kelak akan terjadi fitnah besar”, saya
bertanya: lalu apa solusinya?, Beliau bersabda: {Kitab Allah (Alquran), di
dalamnya terdapat berita masa lalu dan yang akan datang; merupakan syariat di
antara manusia; pemisah yang tak terkalahkan; barangsiapa yang melalaikannya pasti
akan menyesal; siapa yang mencari petunjuk kepada selainnya ia akan tersesat;
ia adalah tali pengikat yang kuat; peringatan yang bijaksana; jalan yang
lurus
Ia tidak dipengaruhi hawa nafsu; tidak
terucapkan oleh lidah siapapun; tidak membosankan para pemerhatinya; tidak
tergugah oleh banyaknya penantangnya; dan tidak akan kering dari keajaibannya.
Ia adalah kitab yang membuat bangsa Jin terperangah mendengarnya, ketika aku
mendengarkan sekelompok mereka berkata: “sesungguhnya kami telah
mendengarkan Alquran yang sangat luar biasa”. Siapa yang berkata
dengannya pasti benar; siapa yang menjadikannya hukum pasti adil, siapa yang
mengamalkannya diberi ganjaran pahala, dan barangsiapa yang meminta petunjuk
kepadanya pasti ditunjuki ke jalan yang lurus}.
Petunjuk-Petunjuk Alquran Kepada Ahlinya
Jika kita menelusiri ayat-ayat Alquran maka akan menemukan dimensi-dimensi petunjuknya yang paling sempurnan: Pertama, Alquran memberikan petunjuk kepada mereka yang bertqwa; kedua, menberikan petunjuk dan rahmat kepada mereka yang berbuat kebaikan; ketiga, menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman; keempat, memberikan petunjuk dan berita gembira kepada orang-orang muslim; kelima, memberikan petuntuk, rahmat dan berita gembira kepada orang-orang yang muslim. Lalu, apakah perbedaan petunjuk-petunjuk tersebut? Simak berukt:
Berbeda dengan orang "muhsin" (yang berbuat kebaikan), maka ia akan berbuat baik kepada dirinya dan juga kepada orang lain, sebagaimana pada firman Allah: "Berbuat kebaikanlah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu", dan "berbuat kebaikanlah kepada kedua orang tuamu". Oleh karena itu perbuatan kebaikan selalu berujung kepada berbagai dimensi; berbuat baik kepada diri sendiri, kepada orang lain dan kepada alam sekitar, itulah perbedaan antara orang bertaqwa dan orang muhsin
Kemudian berbuat kebaikan kepada sesama merupakan rahmat, maka Allah menambahkan fungsi rahmat bagi mereka yang berbuat kebaikan pada surah Lukman. Dengan demikian orang muhsin lebih utama dari orang bertaqwa, yang hanya bertanggung jawab menjalankan syariat-syariat Allah secara mutlak. Adapun orang muhsin maka dimensinya lebih jauh dari pada itu, karena balasan itu setara dengan perbuatan atau lebih.
Pengertian muhsin (ihsan) sendiri, adalah tercermin dari hadits Jibril as, nabi bersabda: "Ihsan itu adalah bahwa kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya maka Dia melihatmu". Adapun iman lebih umum daripada ihsan, dan tidak mungkin seseorang mencapai taqwa sebelum ia beriman, sebelumnya lagi adalah berserah diri. Jadi kalau mau diurut tangga-tangga derajat moral orang "Islam kaffah", adalah: Pertama, berserah diri kepada Allah (muslim); kedua, percaya kepada Allah, malaikat, kitab suci, rasul, dan taqdir (mukmin); ketiga, menjalankan syariat Allah, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan (taqwa); dan keempat, adalah mencapai haqqul yaqin (derajat ihsan). Dimanakah kita mau masuk?
Alquran Petunjuk Menuju Kesuksesan
Allah menciptakan manusia sudah dilengkapi dengan petunjuk-Nya, sehingga manusia tidak perlu repot-repot mencari atau menyusun Hukum dalam menjalani hidupnya, bahkan tinggal meneliti dan mempelajari petunjuk Allah untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan hukum Allah itu menerangkan hal-hal yang berlaku sampai nanti kehidupan di akhirat. Dalam era globalisasi dan informasi sudah saatnya bagi umat Islam untuk berpikir kritis dan dinamis demi kemajuan Islam.
Alquran Khusus diturunkan oleh Allah SWT kepada manusia, untuk dijadikan pegangan dan pedoman, Way of Live, agar manusia sukses dalam menjalani kehidupan di dunia dan bahagia di akhirat. Allah menurunkan Alquran melalui rasul-Nya, menggunakan bahasanya, Alquran diturunkan dibelahan bumi pilihan Allah, yakni Makkah Al Muqarramah dan sebagai umat Islam yang juga terpanggil untuk menjalankan pesan-pesan Allah, maka sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk menjadikan Alquran sebagai petunjuk dan pedoman dalam hidup dan kehidupan, yakni memasyarakatkan isi, bacaan dan mengamalkan Alquran dalam kehidupan sehari-hari.
Turunnya Alquran adalah untuk membantu manusia dalam memberikan jawaban terhadap kompleksitas kehidupan manusia. Konsep-konsep yang dibawa Alquran selalu relevan dengan problema yang dihadapi manusia, karena itu ia turun untuk mengajak manusia berdialog dengan penafsiran sekaligus memberikan solusi terhadap problema tersebut di manapun mereka berada.
Itulah sebabnya saya mengangkat tema ini, agar hadirin di sini yang ingin menggapai kesuksesan sejati menjadikan Alquran sebagai pedoman dalam menggapai cita-cita semua. Bukan mencari jalan yang kelihatannya mengantarkan manusia pada kesuksesan, namun hakikatnya hanya kesuksesan semu yang akan menambah nestapa kita. Karena kesuksesan sejati adalah apabila manusia sukses menjalani hidupnya di dunia sesuai dengan kehendak Allah yang telah menciptakannya.
Memang Allah tidak melarang hamba-hamba-Nya untuk memperoleh kekayaan sebanyak-banyak yang mereka mampu kumpulkan, tidak pernah melarang agar mereka menjadi penguasa-penguasa agung yang memiliki daerah kekuasaan yang luas, demikian pula Sang Pencipta tidak melarang manusia untuk mengembangkan sains dan teknologi setinggi-tingginya.
Bahkan Allah senantiasa memerintahkan manusia agar memiliki semua itu untuk memudahkan mereka mengabdikan diri pada-Nya. Inilah yang terpenting agar harata, kekeasaan, pengetahuan, dan nikmat-nikmat lainnya dapat menjadi sarana bagi manusia dalam menyembah pada Allah SWT.
Apabila manusia telah sampai pada derajat ini, yang menjadikan segala apa yang ada padanya sebagai sarana untuk menggapai keridhaan Allah Sang pencipta, maka inilah sebenar-benar dan sejati-sejatinya kesuksesan dan kemenangan sebagaimana diajarkan Alquran. Untuk mencapai pemahaman ini, manusia, terutama yang telah meyakini Alquran, wajib mengikuti segala tuntutan yang diajarkan Alquran.
Karena hanya Alquran dengan segala keutamaan dan kemukjizatannya lah yang mampu membimbing manusia menggapai cita-cita agung yang telah ditetapkan Sang pencipta ini. Kesuksesan sejati sebagai hamba-hamba Allah yang menjadikan sarana pengabdian apa-apa yang dimilikinya, baik berupa harta, kekuasaan, pangkat, pengetahuan dan lainnya.
Tujuh Kunci Kesuksesan Dunia dan Akhirat:
Setidaknya ada tujuh (7) kunci ajaib yang harus kita kuasai untuk menggapai kesuksesan yang abadi dan menenteramkan di dunia dan di akhirat: Pertama, Ilmu pengetahuan & skil; kedua, ikhtiar & do'a; ketiga, niat & kerja keras; keempat, syukur & ikhlash; kelima, infaq & investasi; keenam, ibadah & disiplin; dan ketujuh, husnuddhan atau berbaik sangka kepada Allah SWT. Penjelasannya, sbb:
B E R S A M B U N G
Jika kita menelusiri ayat-ayat Alquran maka akan menemukan dimensi-dimensi petunjuknya yang paling sempurnan: Pertama, Alquran memberikan petunjuk kepada mereka yang bertqwa; kedua, menberikan petunjuk dan rahmat kepada mereka yang berbuat kebaikan; ketiga, menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman; keempat, memberikan petunjuk dan berita gembira kepada orang-orang muslim; kelima, memberikan petuntuk, rahmat dan berita gembira kepada orang-orang yang muslim. Lalu, apakah perbedaan petunjuk-petunjuk tersebut? Simak berukt:
- Allah berfirman pada surah al-Baqarah ayat ke-2: "Al-Kitab ini tidak ada keragu-raguan padanya memberikan petunjuk kepada mereka yang bertaqwa";
- Surah Luqman ayat ke-3: "memberikan petunjuk bagi mereka yang berbuat kebaikan";
- Surah an-Nahl ayat ke-64, berfirman: "dan Kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab (Alquran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman";
- Surah an-Nahl ayat ke-89, Allah berfirman: "dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Alquran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri";
- Surah an-Nahl ayat ke-102, berfirman: "Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Alquran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang muslim".
Berbeda dengan orang "muhsin" (yang berbuat kebaikan), maka ia akan berbuat baik kepada dirinya dan juga kepada orang lain, sebagaimana pada firman Allah: "Berbuat kebaikanlah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu", dan "berbuat kebaikanlah kepada kedua orang tuamu". Oleh karena itu perbuatan kebaikan selalu berujung kepada berbagai dimensi; berbuat baik kepada diri sendiri, kepada orang lain dan kepada alam sekitar, itulah perbedaan antara orang bertaqwa dan orang muhsin
Kemudian berbuat kebaikan kepada sesama merupakan rahmat, maka Allah menambahkan fungsi rahmat bagi mereka yang berbuat kebaikan pada surah Lukman. Dengan demikian orang muhsin lebih utama dari orang bertaqwa, yang hanya bertanggung jawab menjalankan syariat-syariat Allah secara mutlak. Adapun orang muhsin maka dimensinya lebih jauh dari pada itu, karena balasan itu setara dengan perbuatan atau lebih.
Pengertian muhsin (ihsan) sendiri, adalah tercermin dari hadits Jibril as, nabi bersabda: "Ihsan itu adalah bahwa kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya maka Dia melihatmu". Adapun iman lebih umum daripada ihsan, dan tidak mungkin seseorang mencapai taqwa sebelum ia beriman, sebelumnya lagi adalah berserah diri. Jadi kalau mau diurut tangga-tangga derajat moral orang "Islam kaffah", adalah: Pertama, berserah diri kepada Allah (muslim); kedua, percaya kepada Allah, malaikat, kitab suci, rasul, dan taqdir (mukmin); ketiga, menjalankan syariat Allah, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan (taqwa); dan keempat, adalah mencapai haqqul yaqin (derajat ihsan). Dimanakah kita mau masuk?
Alquran Petunjuk Menuju Kesuksesan
Allah menciptakan manusia sudah dilengkapi dengan petunjuk-Nya, sehingga manusia tidak perlu repot-repot mencari atau menyusun Hukum dalam menjalani hidupnya, bahkan tinggal meneliti dan mempelajari petunjuk Allah untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan hukum Allah itu menerangkan hal-hal yang berlaku sampai nanti kehidupan di akhirat. Dalam era globalisasi dan informasi sudah saatnya bagi umat Islam untuk berpikir kritis dan dinamis demi kemajuan Islam.
Alquran Khusus diturunkan oleh Allah SWT kepada manusia, untuk dijadikan pegangan dan pedoman, Way of Live, agar manusia sukses dalam menjalani kehidupan di dunia dan bahagia di akhirat. Allah menurunkan Alquran melalui rasul-Nya, menggunakan bahasanya, Alquran diturunkan dibelahan bumi pilihan Allah, yakni Makkah Al Muqarramah dan sebagai umat Islam yang juga terpanggil untuk menjalankan pesan-pesan Allah, maka sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk menjadikan Alquran sebagai petunjuk dan pedoman dalam hidup dan kehidupan, yakni memasyarakatkan isi, bacaan dan mengamalkan Alquran dalam kehidupan sehari-hari.
Turunnya Alquran adalah untuk membantu manusia dalam memberikan jawaban terhadap kompleksitas kehidupan manusia. Konsep-konsep yang dibawa Alquran selalu relevan dengan problema yang dihadapi manusia, karena itu ia turun untuk mengajak manusia berdialog dengan penafsiran sekaligus memberikan solusi terhadap problema tersebut di manapun mereka berada.
Itulah sebabnya saya mengangkat tema ini, agar hadirin di sini yang ingin menggapai kesuksesan sejati menjadikan Alquran sebagai pedoman dalam menggapai cita-cita semua. Bukan mencari jalan yang kelihatannya mengantarkan manusia pada kesuksesan, namun hakikatnya hanya kesuksesan semu yang akan menambah nestapa kita. Karena kesuksesan sejati adalah apabila manusia sukses menjalani hidupnya di dunia sesuai dengan kehendak Allah yang telah menciptakannya.
Memang Allah tidak melarang hamba-hamba-Nya untuk memperoleh kekayaan sebanyak-banyak yang mereka mampu kumpulkan, tidak pernah melarang agar mereka menjadi penguasa-penguasa agung yang memiliki daerah kekuasaan yang luas, demikian pula Sang Pencipta tidak melarang manusia untuk mengembangkan sains dan teknologi setinggi-tingginya.
Bahkan Allah senantiasa memerintahkan manusia agar memiliki semua itu untuk memudahkan mereka mengabdikan diri pada-Nya. Inilah yang terpenting agar harata, kekeasaan, pengetahuan, dan nikmat-nikmat lainnya dapat menjadi sarana bagi manusia dalam menyembah pada Allah SWT.
Apabila manusia telah sampai pada derajat ini, yang menjadikan segala apa yang ada padanya sebagai sarana untuk menggapai keridhaan Allah Sang pencipta, maka inilah sebenar-benar dan sejati-sejatinya kesuksesan dan kemenangan sebagaimana diajarkan Alquran. Untuk mencapai pemahaman ini, manusia, terutama yang telah meyakini Alquran, wajib mengikuti segala tuntutan yang diajarkan Alquran.
Karena hanya Alquran dengan segala keutamaan dan kemukjizatannya lah yang mampu membimbing manusia menggapai cita-cita agung yang telah ditetapkan Sang pencipta ini. Kesuksesan sejati sebagai hamba-hamba Allah yang menjadikan sarana pengabdian apa-apa yang dimilikinya, baik berupa harta, kekuasaan, pangkat, pengetahuan dan lainnya.
Tujuh Kunci Kesuksesan Dunia dan Akhirat:
Setidaknya ada tujuh (7) kunci ajaib yang harus kita kuasai untuk menggapai kesuksesan yang abadi dan menenteramkan di dunia dan di akhirat: Pertama, Ilmu pengetahuan & skil; kedua, ikhtiar & do'a; ketiga, niat & kerja keras; keempat, syukur & ikhlash; kelima, infaq & investasi; keenam, ibadah & disiplin; dan ketujuh, husnuddhan atau berbaik sangka kepada Allah SWT. Penjelasannya, sbb:
B E R S A M B U N G
BACA JUGA:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar