Serial
Tafsir Alquran Lauhil Mahfudz (11)
Untuk lebih sederhananya, coba bayangkan diri anda sekarang sebagai bola bumi, maka bagaimana akan nampak manusia dihadapan anda jika ukurannya hanya sekitar 4.12 Millimikron saja, atau tidak akan nampak sama sekali walau dengan mempergunakan teleskop sebesar apapun. Sesungguhnya perbandingan ukuran ini telah menunjukkan kepada kita betapa lemahnya manusia di dalam alam semesta ini, dan ketidak mampuannya mengerjakan proyek yang sangat besar itu, yaitu menjadikan bumi sebagai tempat berdiam yang ideal.
(Memberkati Bumi II)
Bumi Sebagai Tempat Berdiam
By: Med Hatta
By: Med Hatta
Bumi dan Manusia
Skala bumi dibandingkan dengan ukuran tubuh manusia amat terlampau berbeda jauh sekali, permukaan bumi skalanya mencapai 13000 KM, sedangkan durasinya (pada garis khatulistiwa) mencapai 38000 KM. Maka jika kita menyederhanakan skala bumi sekecil ukuran tubuh manusia, dan kita sederhanakan manusia dengan perbandingan yang sama, maka apa kira-kira yang akan terjadi?
Skala bumi dibandingkan dengan ukuran tubuh manusia amat terlampau berbeda jauh sekali, permukaan bumi skalanya mencapai 13000 KM, sedangkan durasinya (pada garis khatulistiwa) mencapai 38000 KM. Maka jika kita menyederhanakan skala bumi sekecil ukuran tubuh manusia, dan kita sederhanakan manusia dengan perbandingan yang sama, maka apa kira-kira yang akan terjadi?
Untuk lebih sederhananya, coba bayangkan diri anda sekarang sebagai bola bumi, maka bagaimana akan nampak manusia dihadapan anda jika ukurannya hanya sekitar 4.12 Millimikron saja, atau tidak akan nampak sama sekali walau dengan mempergunakan teleskop sebesar apapun. Sesungguhnya perbandingan ukuran ini telah menunjukkan kepada kita betapa lemahnya manusia di dalam alam semesta ini, dan ketidak mampuannya mengerjakan proyek yang sangat besar itu, yaitu menjadikan bumi sebagai tempat berdiam yang ideal.
Dengan demikian nampka jelas keagungan makna firman Allah
pada ayat kajian berikut: "atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai
tempat berdiam”; maka tiada seorang pun yang mampu kecuali penciptanya yang
Maha Agung, dan benar firman Allah: “Dan manusia telah diciptakan dengan
lemah” (QS. An-Nisa: 28).
Allah berfirman:Hakikat Gravitasi Bumi:
أَمَّنْ جَعَلَ
الأرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلالَهَا أَنْهَارًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ
وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ
لا يَعْلَمُونَ (٦١)
Terjemah Arti: “atau
siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan
sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk
(mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping
Allah ada Tuhan (yang lain)? bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak
mengetahui” (QS. An-Naml: 61);
Ayat ke-61 dari surah An-Naml ini sangat agung
dalam kandungannya, ia turun mempertanyakan kepada segenap pembangkang yang
mengingkari nikmat Allah: Siapakah yang menjadikan bumi sebagai tempat tinggal,
yaitu tempat yang mereka huni?; siapakah yang menjadikan sungai-sungai itu; yang
menjadikan gunung-gunung yang mengokohkannya; dan siapakah yang menjadikan
pemisah antara dua laut....?
Meskipun hakikat-hakikat itu belumlah dirasakan dan
diungkapkan secara ilmiah waktu turunnya wahyu, namun Allah SWT telah
memerintahkan kepada mereka untuk memikirkan apa yang tersirat dibelakangnya.
Bangsa manusia telah mendiami bumi ini semenjak ribuan tahun lalu, sedangkan
mereka tidak pernah merasakan gangguan yang berarti, atau mereka merasa tidak nyaman
hidup di atas permukaan bumi, namun demikian mereka tidak bisa merasakan nikmat
besar dan menghargai bumi itu sebagai tempat tinggal ideal yang telah
membuatnya nyaman hidup di atasnya.
Para pakar sains telah menegaskan bahwa bumi merupakan
satu-satunya planet yang memiliki desain sangat ideal untuk hidup tenang di
atas permukaannya, ukuran bumi, bloknya, jarak dari matahari, kecepatan edaran pada
porosnya dan orbitnya mengelilingi matahari, sangat ideal untuk menjanjikan
kehidupan. Jika semua itu tidak ada
keseimbangan, lebih besar sedikit atau lebih kecil sedikit, maka tidak akan
menghancurkan semua kehidupan di atas permukaannya.
Namun, semua itu bisa tercipta dan bumi menjadi tempat hunian
yang ideal karena Allah SWT telah meletakkan padanya gaya gravitasi bumi, oleh
karena itu planet bumi istimewa karena gaya gravitasinya yang terkontrol untuk
melestarikan kehidupan yang layak, seandainya gravitasi bumi berkurang sedikit
seperti di bulan, maka manusia akan beterbangan di atas udara, atau
prekuensinya lebih besar sedikit seperti di planet mars, maka manusia akan
melekat di bumi dan tidak akan mampu untuk bergerak.
Bumi kita yang memiliki massa yang sangat terukur
menghasilkan gaya gravitasi yang sangat memadai untuk menarik benda-benda di
sekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda-benda yang ada di bumi. Demikian
sehingga kita bisa menetap hidup di atars permukaannya, seandainya kita berada
di atas permukaan bulan misalnya, maka berat kita aka berkuran 1/6 dari berat
kita di bumi.
Seseorang yang mempunyai berat badan 90 Kg di bumi, akan menjadi
15 Kg saja di bulan. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada di
luar angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa lainnya, termasuk satelit
buatan manusia.
Kita tidak akan merasakan nikmat gravitasi ini kecuali
setelah kita berada di luar lingkup bumi, sebagaimana banyak dikeluhkan oleh
banyak astronaut, para astronaut yang pernah pergi ke luar angkasa mereka
umumnya mengeluhkan kehidupan tidak seimbang, atau hilangnya gaya tarik, atau tidak
adanya kestabilan di atas bumi, berikut dapat dicatat beberapa keluhan mereka,
antara lain:
- Mereka menderita banyak penyakit, seperti mual dan darah melambung kebagian atas dalam tubuh bukan turun, dan dengan demikian terjadi pembengkakan wajah, sementara tulang kehilangan bagian dari kalsium. Dan karena itu, yang tinggal di ruang angkasa mendapatkan osteoporosis, bahkan kehilangan massa tulang per tahun, lebih dari 20 persen;
- Efek dari ketidak stabilan dan tidak adanya gravitasi, maka sistem peredaran darah terganggu dan membentuk sejenis batu-batu dalam ginjal, akan berdampak pada atrofi otot, dan kontraksi usus melambat sehingga menghambat pencernaan makanan. Tekanan darah akan menjadi meningkat, dan lambat laun akan mengganggu ke organ hati, menyebabkan pengaruh dalam fungsi jantung, gangguan-gangguan itu akan berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan setelah kembali ke bumi;
- Irama natural tubuh akan bervariasi karena tidak mengalami terbit matahari dan terbenamnya, maka kegelapanlah yang menyelimuti segala sesuatu di ruang angkasa, dan karena itu akan beraneka ragam siklus tubuh dan tidak lagi mampu untuk melakukan sesuatu. Sebagaimana inar kosmik yang mematikan itu akan mempengaruhi dan menyebabkan cedera pada sistem saraf, telah terinfeksi dengan tumor ganas sebagai akibat dari radiasi ini;
- Bagi orang yang kehilangan dari gravitasi dan hidup di luar angkasa akan merasa menderita karena kurang tidur, dikarenakan tidak memiliki gravitasi yang membuat kepalanya rileks di tempat tidur saat tidur, ia merasa sedang berenang dalam air, dan karena itu tidak bisa tidur kecuali setelah susah payah. Ini akan melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan ini bisa menjadi virus untuk mengendalikan tubuhnya dan berpotensi untuk mendapatkan penyakit tertentu termasuk kanker;
- Masih banyak gangguan akan terjadi pada hati karena akan bekerja lebih keras, oleh karena itu gravitasi bumi membantu jantung untuk memompa darah, dan tidak adanya gravitasi maka hati akan bekerja lebih keras yang akan melemahkan jantung. Bahkan Dr William Evans dari NASA mengatakan bahwa keluar dari bumi adalah “mimpi buruk medis” di mana obat-obatan tidak dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh gravitasi nol.
Dengan demikian orang yang hidup
di luar angkasa jauh dari gravitasi bumi, dia akan mengalami gangguan buang air
karena cairannya tetap tergantung, menempel pada tubuhnya dan tidak turun
kebagian bawah, selanjutnya akan mudah terserang oleh berbagai penyakit. Dan
para peneliti menegaskan bahwa hidup di ruang angkasa dianggap mati secara
batin, maka yang dirasakan oleh para astronaut ketika kembali ke bumi, mereka
merasa telah pulang ke rumahnya.
Oleh karena itu Allah SWT
mengutarakan perasaan nyaman ini ketika menyifati bumi seperti ayunan (tempat
tidur bayi) yang rileks bagi manusia dan merasa tenang, sebagaiman pada
penjelasan di bawah ini... (BERSAMBUNG)...
<<<===[10]•BERSAMBUNG•[12]===>>>
√ KAJIAN SELANJUTNYA:
(16) TENTATIF.
√ KAJIAN SEBELUMNYA:
(10) GeoScience Alquran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar