Serial
Tafsir Alquran Lauhul
Mahfudz (09)
Tidak ada di dunia ini selain Alquran yang mengenal hakikat (fakta) ilmiah secara mutlak, bahkan kebanyakan - selain dari pada Alquran - yang berkesimpulan bahwa tidak ada hakikat mutlak di dalam alam semesta ini, mereka hanya mengenal hipotesa dan teori ilmiah saja, sehingga sebahagian di antara para filosof dan ilmuan sejati dunia menyimpulkan bahwa satu-satunya hakikat yang ada hanyalah kematian.
وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الأرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٣)
وَالأرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ (١٩)
Terjemah Arti: “dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya
gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran”
(QS. Al-Hajj: 19);
وَالأرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (٧)
Terjemah Arti: “dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya
gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang
indah dipandang mata” (QS. Qaaf: 7);
وَالأرْضَ فَرَشْنَاهَا فَنِعْمَ الْمَاهِدُونَ (٤٨)
Terjemah Arti: “dan bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik yang
menghamparkan (adalah Kami).” (QS. Ad-Dzaariyat: 48);
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ بِسَاطًا (١٩) لِتَسْلُكُوا مِنْهَا سُبُلا فِجَاجًا (٢٠)
Terjemah Arti: “dan
Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan; supaya
kamu menjalani jalan-jalan yang Luas di bumi itu” (QS. Nuh: 19-20);
وَإِلَى الأرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ (٢٠)
Menyambut
Tahun Baru Hijriah 01 Muharram
1434 H/ Nop. 2012 M.
Bumi Dihamparkan :
By:
Med Hatta
Alquran dan Sains Modern
Tidak ada di dunia ini selain Alquran yang mengenal hakikat (fakta) ilmiah secara mutlak, bahkan kebanyakan - selain dari pada Alquran - yang berkesimpulan bahwa tidak ada hakikat mutlak di dalam alam semesta ini, mereka hanya mengenal hipotesa dan teori ilmiah saja, sehingga sebahagian di antara para filosof dan ilmuan sejati dunia menyimpulkan bahwa satu-satunya hakikat yang ada hanyalah kematian.
Adapun Alquran: Maka Allah
adalah hakikat; Muhammad SAW hakikat, malaikat-malaikat hakikat, kitab-kitab
suci hakikat, rasul-rasul hakikat, mati hakikat, kebangkitan kembali hakikat,
neraka dan surga hakikat. Jika kita membuka literatur-literatur science
rekayasa (klasik dan modern), kita tidak akan pernah menemukan judul diawali
kalimat “hakikat”, yang ada adalah “teori” ilmiah murni, yang kesimpulannya
selalu berubah-ubah, maka itulah hakikat sains rekayasa.
Contoh misalnya tentang bentuk
bumi (Shape of Earth), yaitu penampakannya dengan penglihatan mata
telanjang jika bumi itu disaksikan dari jarak jauh, maka dari semenjak jaman
dahulu kala para ilmuan telah banyak sekali memaparkan teori-teori yang
berbeda-beda tentang bentuknya tersebut, akan tetapi bagi yang melihat bumi
sekarang dari luar angkasa, dan dengan bantuan sinar laser yang dapat mengukur
jaraknya dan mengitari sekelilingnya, sudah pasti mereka akan langsung
menyimpulkan hakikat bentuk bumi seperti apa yang telah diciptakan Allah
atasnya semenjak awal penciptaan.
Tidak ada lagi dari mereka yang
akan mengatakan: “Bahwa bumi ini bundar seperti bentuk lempengan CD dll....”
Sains modern sudah jauh melewati tahap itu, sekarang ini mulai mencari lagi
hakikat lain yang masih terselubung oleh sains, dan belum menambahkan
sesuatu yang fundamental lebih dari apa yang telah ada kini, seperti bentuk
bumi misalnya sekarang ini sudah menjadi “hakikat” sains, bukan lagi sekedar
teori seperti jaman dahulu dan fakta-fakta tentang hal itu banyak sekali.
Allah Berfirman:
وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ
ضُحَاهَا (٢٩) وَالأرْضَ
بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا (٣٠)
Terjemah Arti: “dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan
siangnya terang benderang; dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya”
(QS. An-Nazi'at: 29-30);
Dua ayat dari surah An-Nazi’at
ini, lebih jauh menjelaska bahwa sebelum proses penghamparan bumi, sebagai
bagian dari proses memberkati bumi dalam empat masa, terlebih dahulu
menggulirkan malam dan siang yang mengisyaratkan bentuk bumi sebagai bola
bulat, beredar pada porosnya dan mengorbit mengelilingi matahari, sebagaimana
telah dijelaskan pada seri sebelumnya langsung (Lihat kembali). Kemudian
setelah itu, secara perlahan-lahan dan dalam waktu sangat panjang, barulah
Allah menghamparkan bumi ini dengan membentuk kerak (lempengan) bumi.
Umur bumi yang telah
diperkiraka mencapai sekitar 4.5 milyar tahun, sedangkan batuan yang tertua
ditemukan mencapai usia 3.8 milyar tahun, dan di antara kedua fase itu bumi
hanya sebuah blok raksasa dari materi cair dan gas yang tidak berbentuk, dan
mempunyai suhu sangat panas. Bentuk bumi yang ada sekarang dihasilkan melalui
proses panjang, dibantu dengan peredarannya pada porosnya.
Lalu bentuknya ini menjadi
paten dengan terjadinya kerak luar yang keras, dan dari sinilah kita dapat
merasakan keindahan mukjizat Alquran, Allah berfirman pada ayat ke-30
dari surah An-Nazi’at di atas: “dan bumi
sesudah itu dihamparkan-Nya”; mukjizat itu sangat jelas pada kalimat
“sesudah itu”, yaitu penghamparan bumi
tidak langsung terjadi pada awal penciptaannya.
Akan tetapi “sesudah itu”; yaitu setelah melalui proses waktu
yang sangat panjang, maka para geolog mengetahui kemudian bahwa maksud dari
kalimat “sesudah itu” yang terdapat pada
ayat di atas, durasinya sepanjang 700 juta tahun, “maka Maha suci Allah sebaik-baik
pencipta”.
Allah Berfirman:Geoscience Alquran; “Menghamparkan Bumi”:
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ فِرَاشًا
وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ
الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ
تَعْلَمُونَ (٢٢)
Terjemah Arti: “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan
langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena
itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 22);
وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الأرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٣)
Terjemah Arti: “dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (QS. Ar-Ra'd: 3);
وَالأرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ (١٩)
وَالأرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (٧)
وَالأرْضَ فَرَشْنَاهَا فَنِعْمَ الْمَاهِدُونَ (٤٨)
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ بِسَاطًا (١٩) لِتَسْلُكُوا مِنْهَا سُبُلا فِجَاجًا (٢٠)
وَإِلَى الأرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ (٢٠)
Terjemah Arti: “dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
”
(QS. Al-Ghasyiyah: 20);
Hamparan Bumi; yaitu
lapisan terluar bumi atau sering juga disebut dengan kerak bumi, yang terbagi
menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra
mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan
sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudera yang utama adalah batuan basalt,
sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak
sepadat batuan basalt.
Kerak bumi dan sebagian mantel
bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80
km. Adapun temperatur kerak meningkat seiring kedalamannya, maka pada batas
terbawahnya temperatur mencapai angka 200-400 oC. Kerak dan
bagian mantel yang relatif padat membentuk lapisan litosfer, karena
konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer, litosfer dipecah
menjadi lempeng tektonik yang bergerak.
Temperatur meningkat 30 oC
setiap Km, namun gradien panas bumi akan semakin rendah pada lapisan kerak yang
lebih dalam. Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah: Oksigen (O)
(46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe) (5,0%), Kalsium
(Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg)
(2,1%).
Para ahli dapat merekonstruksi
lapisan-lapisan yang ada di bawah permukaan bumi berdasarkan analisis yang
dilakukan terhadap seismogram yang direkam oleh stasiun pencatat gempa yang ada
di seluruh dunia.
Kerak bumi purba sangat tipis,
dan mungkin mengalami proses daur ulang oleh lempengan tektonik yang jauh lebih
aktif dari saat ini dan dihancurkan beberapa kali oleh tabrakan asteroid, yang
dulu sangat umum terjadi pada masa awal terbentuknya tata surya. Usia tertua
dari kerak samudra saat ini adalah 200 juta tahun, namun kerak benua memiliki
lapisan yang jauh lebih tua, yang diketahui mencapai usia 3.7 hingga 4.28
miliar tahun dan ditemukan di Narryer Gneiss Terrane di Barat Australia
dan di Acasta Gneiss - Kanada.
Pembentukan kerak benua
dihubungkan dengan periode orogeny intensif, periode ini berhubungan
dengan pembentukan super benua seperti Rodinia, Pangaea, dan Gondwana. (Lihat:
Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia).... (BERSAMBUNG)...!!!
<<<===[08]•BERSAMBUNG•[10]===>>>
√ KAJIAN SELANJUTNYA:
(10) GeoScience Alquran.
√ KAJIAN SEBELUMNYA:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar