*Mukjizat Dimensi Geografi AlQuran (06) :
Sa'i di Bukit Shafa dan Marwah
By: Med Hatta
*Baca: Versi Seluler
Lalu berlari-lari lagi naik ke bukit Marwah di sebelahnya dan di sana pun mustahil menemukan air. Namun, Hajar tidak pernah putus asa mencari air demi memperjuangkan hidupnya dan putranya, sehingga tidak terasa olehnya ia sudah 7 kali bolak-balik sambil berlari-lari kecil dia antara bukit Shafa dan Marwah tersebut. Perjuangannya sebagai manusia sudah sangat maksimal, dan Allah SWT memberikan hasilnya dari sisi yang ia tidak duga. Siapa yang menyangka kalau air kehidupan itu justru mengalir dengan derasnya dari bawah kedua kaki putra kecilnya Ismal yang sudah tersenyum-senyum memainkan kedua kaki kecilnya di air.
Mata air ajaib itulah yang dikenal dengan zan-zam (sekarang). Adapun usaha pencarian air yang dilakukan oleh Hajar dengan berlari-lari kecil di antara Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali bolak-balik itu dikenal sebagai Sa'i, dan kini ritus itu telah menjadi salah satu rukun dari ibadah haji dan umrah bagi umat Islam. Karenanya, filosofi Sai dimaknai sebagai perjuangan hidup yang pantang menyerah dan tidak putus asa. Bahwa hidup harus dijalani dengan penuh kesabaran, ketaqwaan, serta ketawakalan kepada Allah SWT... Ayat kajian kita sekarang berbicara tentang bukit Shafa - Marwah dan keistimewaan keduanya...!"
Allah berfirman :
إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ ٱللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ ٱلْبَيْتَ أَوِ ٱعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ ٱللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Terjemah Arti: "Sesungguhnya Shafa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka barang siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 158).
Tak syak bahwa bukit Shafa dan Marwah memiliki nilai simbol yang sangat istimewa dalam sejarah dakwah agama-agama samawi di muka bumi; Di atas puncak kedua bukit kembar ini - diyakini - sebagai tempat turunnya sepasang manusia pertama di planet bumi, Adam dan Hawa, dan di antara kedua bukit itu pula nabi Ibrahim menempatkan keluarganya, Hajar dan Ismail di sisi Baitullah, rumah ibadah yang pertama kali dibangun di atas permukaan bumi. Kemudian Allah menjadikan kedua bukit itu sebagai salah satu syi'ar agama penutup, dan menjadi rukun utama dalam menunaikan ibadah haji dan umrah, yaitu Sa'i di antara Shafa dan Marwah.
Kemudian, nabi berseru: "Wahai keluarga besar Bani Fahr, keluarga besar Bani 'Udai, keluarga besar Bani Abdi Manaf, keluarga besar Bani Hasyim, keluarga besar Bani Abdul Mutthalib, seluruh keluarga bangsa Quraisy Bani Qushay bin Kilab dst... Sehingga semua tokoh-tokoh besar bangsa Quraisy berkumpul seketika di antara bukit Shafa dan Marwah tersebut, bahkan kalau ada di antara mereka yang berhalangan hadir pasti mengirimkan utusan. Lalu, nabi bersabda:
يا أهل قريش! أرأيتكم لو أخبرتكم أن خيلا بالوادي تريد أن تغير عليكم، أكنتم مصدقي؟ قالوا: نعم، ما جربنا عليك إلا صدقاً، قال: فإني نذير لكم بين يدي عذاب شديد.
(Wahai para pemuka bangsa Quraisy! Jika aku mengatakan kepada kalian semua bahwa sekarang telah datang seekor kuda di seberang bukit sana (menunjuk ke bukit Marwah) ingin menyerang kalian, apakah kalian percaya padaku?) Maka para tokoh-tokoh bangsa Quraisy serentak menjawab: Kami percaya segala apa yang engkau katakan, karena kami tidak pernah mendengar engkau berbohong...!
Kecuali paman nabi sendiri, Abu Lahab yang menampakkan respon penolakannya terhadap dakwak keponakannya itu. Ia menantang nabi Muhammad SAW di atas bukit Shafa tersebut dan mengatakan kalimat kotornya yang populer :
تباً لك سائر اليوم. ألهذا جمعتنا...!
(Celakalah engkau sepanjang hari wahai Muhammad, hanya kerena (omong kosong) inikah engkau mengumpulkan kami...?!!) Nabi Muhammad SAW tidak menanggapi cacian Abu Lahab itu, tetapi Allah SWT membela kekasih-Nya dan menurunkan satu suruh khusus dari AlQuran, yang mengutuk Abu Lahab dan menjanjikannya azab api neraka ia dan istrinya. Allah berfirman :
تَبَّتْ يَدَآ أَبِى لَهَبٍ وَتَبَّ؛ مَآ أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُۥ وَمَا كَسَبَ؛ سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ؛ وَٱمْرَأَتُهُۥ حَمَّالَةَ ٱلْحَطَبِ؛ فِى جِيدِهَا حَبْلٌ مِّن مَّسَدٍۭ
Terjemah Arti: "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia! Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal." (QS. Al-Masad: 1-5).
Peristiwa rapat Akbar seluruh tokoh-tokok bangsa Quraisy yang ada di Makkah, yang diprakarsai oleh nabi Muhammad SAW di atas terjadi pada akhir tahun kedua dari kenabian, dan sekaligus menutup periode dakwah sembunyi-sembunyi yang berlangsung selama 3 tahun, serta membuka periode baru, yaitu dakwah massal (terbuka), maka beriman-lah bagi mereka yang mendapatkan petunjuk, dan nampak-lah penolakan orang-orang kafir. Dan, semua itu terjadi di antara bukit Shafa dan Marwah, yang semakin menambah keistimewaan kedua bukit tersebut, maka Allah menjadikan keduanya sebagai bagian dari "Masya'ir Al-Haram." Allah berfirman :
إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ ٱللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ ٱلْبَيْتَ أَوِ ٱعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ ٱللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Terjemah Arti: "Sesungguhnya Shafa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka barang siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui."
Namun, setelah dilakukan perluasan Masjid Al-Haram tahun tahun 1375 H., maka Shafa dipisahkan dari gunung Abu Qubais, dan menyisakan beberapa batu di ujungnya menandai lokasi Al-Masy'ar, dan demikian pula halnya dilakukan untuk bukit Marwah, tetapi untuk memberikan tanda pada dua tempat suci itu, maka dibuatkan dua pintu masuk; pintu masuk yang lebih tinggi ke lantai atas, sebagai jalan masuk bukit Marwa, arah menanjak, dan sebuah pintu masuk di bagian bawah yang tetap menghubungkan Marwah dengan asalnya sebagai gunung Qaqi'an, yang telah memiliki bagian pemotongan, retakan dan pengurangan di sisi timur dan baratnya, dan bagian atas. Jarak antara Bukit Shafa dan Marwah adalah 394,5 meter. Wallahul Musta'an !
Kajian Berhubungan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar