My Buku Kuning Center : KECEPATAN CAHAYA SEPERTI 1000 TAHUN :

DROP MENU

Rabu, Juni 04, 2014

KECEPATAN CAHAYA SEPERTI 1000 TAHUN :

*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat Dari Perumpamaan-Live AlQuran (33) :

Sehari Seperti 1000 Tahun
By: Med Hatta 
"Ayat kajian yang sejatinya bercerita tentang pembangkangan sebagian kaum nabi Muhammad SAW yang meminta disegerakan azab, padahal Allah tidak akan menyalahi janji Nya. Sesungguhnya telah menyingkap sebuah fakta sains tinggi, yang tidak dijangkau oleh sains modern kecuali setelah era observasi besar-besaran ke angkasa luar di akhir abad ke-20 lalu. Mukjizat Alquran sejak lebih dari 1400 tahun lalu, telah menceritakan bahwa kecepatan berbatas tinggi alam semesta yang dikenal dengan kecepatan cahaya sama dengan jarak tempuh 1000 tahun Qamariyah." 

Allah berfirman : 

وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِٱلْعَذَابِ وَلَن يُخْلِفَ ٱللَّهُ وَعْدَهُۥ ۚ وَإِنَّ يَوْمًا عِندَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّونَ
Terjemah Arti: "Dan mereka meminta kepadamu (Muhammad) agar azab itu disegerakan, padahal Allah tidak akan menyalahi janji Nya. Dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu" (QS. Al-Hajj : 47)

Relatifitas Waktu:
Hidup di dunia tidak terlepas dari tiga dimensi standard (panjang - lebar - tinggi). Sedangkan manusia selamanya harus berpetokan kepada akal dan rasa yang dibawanya semenjak lahir ke dunia, yang dibatasi oleh ketiga dimensi tersebut. Dan manusia tidak bisa sampai kepada dimensi keempat yang berhubungan dengan waktu, kecuali jika ia dapat berpindah ke alam lain yang mempunyai dimensi yang berfariasi. Maka hanya pada kondisi seperti itu saja manusia bisa menerawang ke masa lalu, masa sekarang dan yang akan datang.

Sebagai ilustrasi sederhana, kita jika tidur (di alam bawah sadar), dapat saja bergerak dengan akan dan rasa keberbagai dimensi lain yang tidak diketahui di alam sadar, maka sebagian manusia dapat melihat dalam tidurnya berbagai peristiwa yang kemungkinan akan terjadi setelah beberapa saat, beberapa hari atau beberapa bulan kemudian. Lalu, dimanakah manusia saat tidur, dan ke dimensi mana sajakah akal batin berpetualang?

Yang pasti bahwa orang tidak mati saat tidur, meskipun pada saat itu telah hilang kesadaran dan tidak merasakan keberadaan tubuhnya sendiri, oleh karena itu ia dianggap mati - saat tidur - itu dari alam dunia, tetapi sebenarnya hidup di alam bawah sadar untuk berpetualang dengan mimpi-mimpi ke alam yang tidak dibatasi lagi oleh ketiga dimensi di atas. Bahkan ia dapat menembus dimensi keempat atau seterusnya, maka orang menyaksikan sebagian peristiwa masa lalu yang tergambar jelas dihadapannya walau telah terjadi sangat lama.

Atau kadang-kadang orang bermimpi melihat suatu peristiwa yang -sebenarnaya - belum pernah terjadi, namun tiba-tiba saja riil terjadi di kemudian hari. Dan seakan-akan perasaan orang saat bermimpi tersebut hadir penuh pada waktu dan tempat kejadian tanpa ia sadari. Bahkan pada saat kejadian riilpun perasaannya seperti terbawa kepada peristiwa yang pernah dialami sebelumnya yaitu di alam mimpi. Nah, mungkinkah hal itu menunjukkan bahwa dia telah mengalami hidup dalam dimensi keempat dari sebagian waktu?

Dimennsi keempat yang berhubungan dengan waktu bukanlah dimensi final, bahkan masih ada lagi dimensi kelima, keenam, ketujuh dan seterusnya. Dan dimensi-dimensi baru itu sangat sulit untuk dibayangkan saja, kecuali jika anda memahami suatu konsep tertentu misalnya teori "relatifitas"nya Albert Einstein, yang hal itu juga masih susah dimengerti oleh manusia sendiri.

Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk membebaskan manusia dari alam materi yang diliputi oleh ketiga dimensi di atas menuju kepada alam spritual (alam rohania) adalah hanya "kematian", dimana manusia mampu melanglang (mengarungi) alam semesta tanpa batas dan memasuki semua dimensi yang ada, maka pada saat itu manusia akan melihat apa-apa yang belum pernah terlihat oleh mata, dan tidak terdengar oleh telinga, serta dapat merasakan sesuatu yang tidak pernah terbetik dalam hati manusia siapapun. Sebagaimana firman Allah: 

لَّقَدْ كُنتَ فِى غَفْلَةٍ مِّنْ هَٰذَا فَكَشَفْنَا عَنكَ غِطَآءَكَ فَبَصَرُكَ ٱلْيَوْمَ حَدِيدٌ
Terjemah Arti: "Sungguh, kami dahulu lalai tentang (peristiwa) ini, maka Kami singkapkan tutup (yang menutupi) matamu, sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam" (QS. Qaaf: 22).
Periode-Periode Masa:
Kita yang hidup di dunia menganggap bahwa alam semesta yang terjangkau merupakan awal dari semua waktu. Lalu, kita bertanya: Adakah masa sebelum dan sesudah masa alam semesta? Ibn Rusyd berpendapat: Bahwa sesungguhnya berdasarkan dari berbagai berita dari ayat-ayat Alquran dan hadits-hadits shahih nabi menjelaskan adanya satu masa tertentu sebelum masa tercipta alam semesta ini. Seperti dalam firman Allah: 

وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُۥ عَلَى ٱلْمَآءِ
Terjemah Arti: "Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan Arsy Nya di atas air" (QS. Huud: 7).

Ayat ini menjelaskan bahwa ada wujud tertentu sebelum tercipta wujud fisik ini, dan menunjukkan pula adanya masa sebelum masa alam semesta ini. Hal ini dipertegas oleh sebuah hadits nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, nabi bersabda:

"كان الله ولم يكن شيء غيره، وكان عرشه على الماء، وكتب في الذكر كل شيء، وخلق السماوات والأرض".

Makna Hadits: Allah telah ada dan tidak ada sesuatu selain Nya, dan adalah 'Arsy Nya di atas air, dan telah menuliskan segala sesuatu di dalam Alquran, serta menciptakan langit dan bumi.

Selain ayat di atas masih terdapat ayat-ayat Alquran yang lain, memberitakan tentang suatu masa yang gaib sebelum tercipta langit dan bumi, di antaranya seperti firman Allah: 

إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ ۖ يُدَبِّرُ ٱلْأَمْرَ ۖ مَا مِن شَفِيعٍ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ إِذْنِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ فَٱعْبُدُوهُ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

Terjemah Arti: "Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah ada izin Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?" (QS. Yunus: 3).

Maka ayat-ayat di atas secara transparan telah menjelaskan bahwasanya penciptaan 'Arsy (masa 'Arsy) telah mendahului penciptaan langit dan bumi (masa alam semesta). Sebagaimana pada ayat yang lalu dari surah Huud menjelaskan simbol tentang masa penciptaan 'Arsy dan air. Lalu, jika kita merangkum ayat-ayat Alquran pada kasus ini, maka kita akan mendapatkan gambaran live tentang eksistensi periode-periode masa, sebagai berikut:

Periode pertama: Masa 'Arsy, yaitu masa yang meliputi keberadaan 'Arsy dan air.

Periode kedua: Masa alam semesta, yaitu masa yang berlangsung pada penciptaan langit dan bumi (alam semesta), yang oleh Alquran digambarkan sebagai "periode penciptaan enam hari".

Periode ketiga: Masa 'uruj (kenaikan): yaitu suatu masa yang menggambarkan atas sebuah kecepatan super tinggi dilalu oleh suatu urusan yang dinaikkan kepada Allah, atau malaikat naik kepada Allah, sebagaimana tergambar langsung dari dua ayat berikut, Allah berfirman:

يُدَبّرُ الأمْرَ مِنَ السّمَآءِ إِلَى الأرْضِ ثُمّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مّمّا تَعُدّونَ (السجدة: 5).
Terjemah Arti: "Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu" (QS. As-Sajadah: 5)

تَعْرُجُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ (المعارج: 4)
Terjemah Arti: "Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun" (QS. Al-Ma'arij: 4)

Periode keempat: Masa akhirat, yaitu suatu masa yang mencakup spot-spot penting di masa akhirat, seperti mahsyar (pertemuan besar), mizan (timbangan amal), penyebrangan besar di atas shirat almustaqim, hisab (pengadilan tinggi) dan lain-lain sebagainya. Atau masa yang akan dimasuki oleh manusia di surga atau neraka, yang sering disebut sebagai masa kekal.

Tentu pembaca bertanya: Berapa lamakah dimensi masa kekal itu, apakah ia berlangsung selamanya tanpa berhenti atau ada batas tertentu oleh ilmu Allah? Serta jika dikatakan bahwa ia berlangsung selamanya, maka apakah masa kekekalan itu mengikut kepada keabadian Allah SWT?

Maka pada kasus masa kekekalan ini Allah SWT banyak sekali menyebutnya di dalam Al Quran, antara lain: 

خالدين فيها أبداً
Terjemah Arti: "kekal di dalamnya selama-lamanya,, (QS. At-Taubah: 22); dan 

خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَ ۚ 
Terjemah Arti: "Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain)." (QS. Huud: 107).

Lalu, sebagian orang menolak atas konsep masa kekekalan itu dengan dalil firman Allah: 

كُلُّ شَىْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُۥ ۚ 
Terjemah Arti: "segala sesuatu akan binasa kecuali wajah Nya (Allah)" (QS. Al-Qashahs: 88); dan firman Allah : 

وَأَحْصَىٰ كُلَّ شَىْءٍ عَدَدًۢا 
Terjemah Arti: "dan memperhitungkan segala sesuatu dengan bilangan" (QS. Al-Jin: 28).

Adapun sebagian pakar tafsir dunia berpendapat: Bahwasanya masa kekekalan surga dan neraka adalah kekal ter-update oleh Allah SWT atasnya, dan lamanya pun selalu berkala. Dan ia diliputi penuh dengan ilmu Allah, serta kekekalannya bersyarat dengan keberadaan langit dan bumi dan kehendak Allah. Ini artinya bahwa kekekalan akhirat tidak mengikut kepada Allah pada sifat Qidam dan Baqa Nya. Wallahua'lam!

Singkatnya, bahwa keempat masa ('Arsy - penciptaan alam semesta - 'uruj - akhirat) ini, semuanya adalah makhluk-makhluk Allah SWT dan senantiasa berada pada ilmu Allah. Adapun penulis di sini hanyalah pencari yang berusaha menyingkap sedikit hakikat yang bisa dicerna.

Sehari Seperti Seribu Tahun:

Kembali kepada ayat kajian di atas, Allah berfirman:

وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَن يُخْلِفَ اللّهُ وَعْدَهُ وَإِنّ يَوْماً عِندَ رَبّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مّمّا تَعُدّونَ (الحج: 47).

Terjemah Arti: "Dan mereka meminta kepadamu (Muhammad) agar azab itu disegerakan, padahal Allah tidak akan menyalahi janji Nya. Dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu" (QS. Al-Hajj: 47)
Sesungguhnya orang Arab semenjak dahulu kala mengibaratkan durasi jarak dengan waktu tempuh, maka mereka mengatakan - misalnya: Jarak antara Makkah dan Madinah adalah "satu bulan" dengan mengendarai unta. Lalu, sejalan dengan kemajuan sarana transportasi dan ukuran kecepatan pun semakin berkembang sehingga jarak yang sama (satu bulan unta) bisa ditempuh dengan hanya "satu jam" saja dengan naik pesawat terbang, maka menjadilah satu bulan seperti satu jam.

Kemudian di era perang satelit saat ini, tentu saja manusia tidak mungkin akan tergantung lagi pada ukuran kecepatan traditional dunia yang ada, seperti pesawat terbang dan bahkan pesawat luar angkasa tercepat dunia yang berkecepatan 54.400 Km/jam sekali pun, apalagi hanya dengan kecepatan unta, tetapi manusia sekarang sudah mengenal ukuran kecepatan alam semesta, yaitu ukuran cahaya yang mencapai sekitar 300.000 Km/derik, atau sekitar 1.079.252.848 Km/jam.

Ukuran kecepatan cahaya inilah yang paling tinggi dikenal sejarah peradaban manusia hingga dewasa ini, setara dengan kecepatan itu kita menemukan padanan yang sebanding pada ayat kajian: 

فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مّمّا تَعُدّونَ
Terjemah Arti: "sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu)";

yaitu jarak ukur dengan kecepatan yang super tinggi bernilai "sehari" saja, bisa ditempuh - normal - sama dengan "seribu tahun" Qamariyah.

Kecepatan Cahaya Seperti 1000 Tahun Qamariyah:
Ayat kajian yang sejatinya bercerita tentang pembangkangan sebagian kaum nabi Muhammad SAW yang meminta disegerakan azab, padahal Allah tidak akan menyalahi janji Nya. Sesungguhnya telah menyingkap sebuah fakta sains tinggi, yang tidak dijangkau oleh sains modern kecuali setelah era observasi besar-besaran ke angkasa luar di akhir abad ke-20 lalu.

Mukjizat Alquran sejak lebih dari 1400 tahun lalu, telah menceritakan bahwa kecepatan berbatas tinggi alam semesta yang dikenal dengan kecepatan cahaya sama dengan jarak tempuh 1000 tahun Qamariyah. Atau dengan angka: (25.831347230 Biliun Km/86164.09966 = 299792.458/Detik) Atau sekitar 300.000 Km/detik. Nilai perbandingan ini sesuai dengan hasil keputusan Komprensi Internasional tentang dimensi ukuran kecepatan tertinggi alam semesta di Paris - Prancis, tahun 1983. (Ensklopedia Oxford, Hal: 316).

Penjelasannya adalah: Hitungan "hari" merupakan ukuran terendah dari tempo peredaran bumi mengelilingi matahari, panjangnya diukur dengan bintang yang jauh adalah 86164.09966 detik, yang disebut dengan "Hari Bintang" (Sidereal Day). Dan ukuran bintang yang jauh itu ditempuh oleh cahaya/hari mencapai 25.831347230 Biliun Kilometer, yaitu angka yang tidak mencukupi jarak yang ada pada bumi seperti bulan untuk menerapkannya, sehingga harus memanfaatkan benda-benda langit yang lain.

Dengan demikian, Alquran yang datang semenjak 14 abad lalu, kini mencengankan sains modern dengan pemaparan ilmiahnya yang sangat tinggi telah menjelaskan bahwa kecepatan tertinggi yang menyerupai kecepatan benda-benda langit adalah ayat Alquran: "seperti seribu tahun", karena ukuran kecepatan semua benda-benda langit adalah rata-rata setara persis dengan jarak tempuh perjalanan bulan dalam 1000 tahun menurut perhitungan. Wallahua'lam!

Tidak ada komentar:

歓迎 | Bienvenue | 환영 | Welcome | أهلا وسهلا | добро пожаловать | Bonvenon | 歡迎

{} Thanks For Visiting {}
{} شكرا للزيارة {}
{} Trims Tamu Budiman {}


MyBukuKuning Global Group


KLIK GAMBAR!
Super-Bee
Pop up my Cbox
Optimize for higher ranking FREE – DIY Meta Tags! Brought to you by ineedhits!
Website Traffic