Detik-Detik
Wafatnya Rasulullah: Wahyu, Peristiwa dan Khutbah Terakhir yang Menggetarkan
By: Med
Hatta
Di dalam sejarah Islam diketahui bahwa menjelang 88 hari Rasulullah
SAW meninggalkan dunia fana menuju kepada keharibaan Sang Kekasih tercinta, nabi
Muhammad SAW menunaikan rukun islam yang kelima yaitu ibadah haji, yang
dikenal kemudian sebagai “Hajjatul Wada” (haji perpisahan), yaitu ibadah
haji yang pertama dan terakhir dilaksanakan oleh Rasulullah Muhammad SAW
sepanjang hidupnya.
Pada tanggal 9 Zulhijjah Tahun ke-12 setelah hijrah, Nabi
Muhammad SAW bersama sahabat-sahabatnya dan para jama’ah haji yang lain dari
berbagai pelosok dunia melaksanakan wukuf di padang Arafah. Dalam prosesi pelaksanaan ritual wukuf – pada
saat itu – Rasulullah SAW menyampaikan khutbah wukufnta yang monumental dihadapan
seluruh jama’ah haji yang memadati bukit Afarah, dan pada hari sejarah itu pula
Allah SWT menurunkan kepada Rasul-Nya yang mulia ayat Al-Qur’an, yang diklaim
sebagai “surat perpisahan” bagi rasul mulia nabi Muhammad SAW dengan umatnya di
dunia. Allah berfiman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا...
Terjemah Arti: “Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agamamu dan Aku cukupkan atasmu ni'mat-Ku serta Aku rela Islam sebagai agamamu” (QS. Al-Maidah: 3).
Usai mendengarkan ayat terakhir itu dibacakan oleh Rasulullah
SAW dengan sangat syahdunya, maka Abu Bakar bin Asshiddiq ra. langsung menangis
tersedu-sedu. Lalu, para sahabat yang lain bertanya: Apa yang membuatmu
menangis sedahsayat itu wahai Abu Bakar, bukankah itu hanya ayat Al-Qur’an
seperti biasa juga diterima oleh rasullah SAW dari Allah?
Abu Bakar menjelaskan: Bahwa yang terakhir ini sangat
berbeda,,, ayat ini adalah ”jemputan” kepada nabi Allah
yang tercinta, Muhammad SAW. Para sahabat yang hadir terdiam sejenak dan
setelah itu mereka sibuk kembali menyempurnakan rangkaian prosesi manasik hajinya
masing-masing, serta melupakan peristiwa Abu Bakar itu hingga Rasulullah SAW
pulang ke Madinah Munawwarah bersama rombongan yang menyertainya.
Ayat Yang Terakhir dari Al-Qur’an Diturunkan dan Ziarah Ke Makam Uhud
Tercatat pada hari Sabtu (3/3/12 H), atau hari minus 9
menjelang ajal nabi Muhammad SAW, Allah kembali menurunkan kepada rasul-Nya ayat
yang paling terakhir – secara mutlak – yang diturunkan dari seluruh ayat-ayat
Al-Qur’an yang ada di dalam Mashaf Suci yang ada di tangan kita sekarang. Allah
berfirman:
وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Terjemah Arti: “Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)” (QS. Al-Baqarah: 281).
Setelah ayat yang paling buntut dari ayat-ayat Al-Qur’an ini diturunkan,
maka kondisi kesehatan Rasulullah SAW sudah mulai drop dan merasa lemah. Pada
hari Senin, seminggu sebelum meninggalkan dunia fana ini untuk selamanya, Nabi
Muhammad SAW merasakan rindu sekali kepada para syuhada Uhud dan meminta
diantarkan ke bukit Uhud untuk menziarahi makam mereka.
Di taman Uhud nabi Muhammad SAW menyalami satu persatu para
syuhada Islam yang di makamkan di sana sambil menyalami/mendo’akan mereka satu
persatu dengan ungkapan salam populer nabi untuk mereka, yang (juga) sudah
menjadi sunnah yang diucapkan oleh umat islam setiap berziarah atau melewati
kuburan umat islam, yaitu:
السلام عليكم يا أهل أحد، أنتم السابقون وإننا إن شاء الله اللاحقون، وإني إن شاء الله لاحق
Artinya: (Salam sejahtera atasmu wahai para penghuni Uhud, kalian telah pergi mendahului dan kami (semua), insya Allah, akan menyusul, dan aku pun, insya Allah, (segera) menyusul).
Nabi Merindukan Saudara-Saudaranya (Umat Islam)
Sepulang dari Uhud itu nabi Muhammad SAW didapati bersedih
hati dan menangis sejadi-jadinya tanpa sebab diketahui, sehingga orang-orang
disekitarnya keheranan dan bertanya: Apa yang membuatmu menangis sehisteris ini
wahai rasul Allah?
Nabi menjawab seraya bersabda: (Aku sangat merindukan
“saudara-saudaraku”).
Para sahabat yang hadir menimpali: Bukankah kami ini
saudara-saudaramu wahai rasul Allah?
Nabi bersabda: (Bukan..! Kalian adalah sahabat-sahabatku, dan
saudara-saudaraku itu adalah mereka yang datang sesudahku, dan beriman kepadaku
sedangkan mereka tidak melihatku).
Kondisi Kesehatan Nabi Muhammad SAW Kritis dan Khutbah Terakhirnya di Hadapan Umat
Malam Jum’at, nabi Muhammad SAW tidur di rumah ummul mukminin
Maimuna ra. Lalu setelah shalat Fajar nabi memerintahkan kepada istri-istrinya
berkumpul dan meminta izin kepada mereka dibolehkan beristirahat penuh di rumah
Aisyah ra. dan mereka pun senang hati dan merelakannya. Selanjutnya nabi
Muhammad SAW berusaha bangkit dari tempat tidur tetapi tidak kuasa mengangkat
tubuhnya, maka datanglah kedua sahabat sekaligus sepupunya yaitu Ali bin Abu
Thalib dan al-Fadl bin al-Abbas membantu nabi dan memapanya menuju ke rumah
Ummul Mu’minin Aisyah ra.
Adalah Ummul Mu’minin Aisyah ra. menceritakan saat-saat
kritis nabi SAW, menuturkan: Pada saat Rasulullah masuk ke rumah kami, kondisi
kesehatannya sangat kritis hingga sekujur tubuhnya yang mulia berpeluh dan
bermandikan keringat, aku mendengar dari bibir beliau senantiasa mengucapkan: “Laa
Ilaha Illallah, inna lil-mauti lasakaratun” (Tiada Tuhan selain Allah,
bahwasanya kematian itu sungguh menyesakkan).
Mengetahui kondisi kesehatan Rasulullah SAW sedang kritis tersebut,
para sahabat menjadi panik dan merisaukan kesehatan Beliau sehingga mereka
berkerumun disekitar pelataran rumah Aisyah ingin mengetahui perkembangan
kesehatan orang yang mereka cintai itu. Tetapi Nabi Allah yang mendengarkan
suara-suara gaduh dari luar itu bertanya: “Ada apa gerangan mereka ribut-ribut
di luar?”
Lalu, Aisyah menjawab (sambil menangis) memberi tahu bahwa:
Mereka memprihatikan kondisi kekasih Allah seperti ini. Maka nabi Muhammad
SAW memaksakan diri menemui mereka dan Beliau dipapah naik ke atas mimbar. Dan itulah
Khutbah terakhir nabi Muhammad SAW dan juga merupan penampilan yang
terakhirnya di depan publik. Nabi berpesan dalam khutbah bersejarahnya
tersebut, bersabda:
Artinya: "Wahai sekalian manusia, kalian seakan-seakan sangat mengkhawatirkan diriku,,,Wahai sekalian manusia, sesungguhnya scenario perjumpaan kalian dengan-ku bukanlah di dunia ini,,, tetapi perjumpaan kalian dengan-ku (sesungguhnya) telah diatur di telaga surga, dan - demi Allah - kini aku sudah amat merindukan hal itu,,,
Wahai sekalian manusia, sesungguhnya scenario perjumpaan kalian dengan-ku bukanlah di dunia ini,,, tetapi perjumpaan kalian dengan-ku (sesungguhnya) telah diatur di telaga surga, dan - demi Allah - kini aku sudah amat merindukan hal itu,,, ".
Nabi Muhammad SAW Wafat
Rasulullah tercinta Muhammad SAW menghembuskan nafasnya yang
terakhir dengan tenang di atas pangkuan ummul mu’minin Aisyah ra pada hari
Senin, tanggal 12 Rabiul Awwal tahun ke-13 H. dalam usia 63 tahun, dan
dimakamkan di Rumah ummul mu’minin Aisyah ra di Madinah Munawwarah.
Nabi Muhammad SAW meninggalkan kepada umatnya dua warisan suci,
yang sangat mahal sehingga tak dapat dinilai dengan apapun di dunia, yaitu Al-Qur’an
dan Al-Hadits, yang jika ummat ini berpegang teguh kepadanya maka ia tidak akan
tersesat selamanya, serta Islam pasti akan berjaya di atas segala budaya dan
peradan global yang ada.
Maka: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada
nabi, wahai orang-orang yang beriman berselawatlah dan (sampaikanlah)
salam taslim kepadanya" (QS. Al-Ahzab: 56).
*** Sudah diupload: IslamKaffah.id (29/06/20)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar