Merindukan Kota Makkah :
By: Med
Hatta
Kota Suci Makkah al-Mukaramah (demikian umat Islam
menyebutnya), adalah satu-satunya tanah haram yang diletakkan Allah di pemukaan
bumi (Lihat: QS. 03: 96), negeri yang telah di agungkan oleh Allah SWT
dan diberinya berbagai keutamaan dan keistimewaan. Di antara keutamaan dan
keistimewaan itu adalah dijadikannya sebagai tambatan hati umat manusia dan tempat
tujuan ziarah yang selalu dirindukan oleh setiap jiwa manusia pada setiap saat
di mana ada kesempatan.
Orang-orang yang datang mengunjungi kota suci Makkah dari
berbagai belahan bumi untuk menunaikan haji dan umrah, selalu merasa berat
untuk meninggalkannya. Dan mereka berjanji akan datang mengunjunginya lagi dan
lagi, seakan-akan manusia tidak pernah bosan menziarahinya dan selalu
dirindukan oleh setiap jiwa. Kenyataan yang unik ini telah ditegaskan oleh
Allah SWT di dalam Al-Qur’an. Allah berfirman:
وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا
وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ
وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ
وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ (١٢٥)
Terjemah Arti: “Dan (ingatlah),
ketika Kami menjadikan “Baitullah” itu rumah tujuan (tempat berkumpul) bagi
manusia dan tempat yang aman. Dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat
shalat, dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah
rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, i'tikaf, ruku' dan yang sujud” (QS. 02:
124)
Baitullah Rumah Tambatan Hati Manusia
Kalimat “Matsabatan” (tujuan atau tempat berkupul)
pada ayat di atas, yaitu Allah SWT telah sengaja
menjadikan Baitullah itu “rumah tambatan hati” manusia, datang dan
pergi setiap saat, setiap waktu kapan ada kesempatan, seakan-akan manausia
tidak pernah bosan mengunjunginya. Ini isyarat keterikatan erat antara hati manusia
dengan Baitullah al-Haram, maka setiap kali ingin berpisah pasti berjanji
akan mengunjunginya lagi.
Rumah inilah satu-satunya yang mampu mempersatukan seluruh
umat Islam dari berbagai penjuru dunia, di sanalah bisa berkumpul berbagai
warna kulit, suku, ras, etnik yang berbeda-beda, golongan dan aliran-aliran
yang bertentangan, dan bahkan mengumpulkan antara kelompok dan bangsa-bangsa
yang bertekai semuanya berkumpul dalam satu waktu, satu tempat dan satu
tujuan.
Maka tidak berlebihan kalau dikatakan, bahwa Baitullah inilah
satu-satunya media yang masih menyisakan pesona untuk kesatuan dan persatuan
umat Islam dunia dalam keadaan bagaimana pun, terlepas dari semua perbedaan
suku, bangsa dan kulitnya.
Konfrensi akbar tahunan, yang melibatkan jutaan manusia dari
berbagai penjuru dunia yang mendapatkan undangan dari Allah SWT untuk menjadi
tamu-Nya dalam menunaikan ibadah haji, dengan berbagai pengorbanan materil dan
moril, cukup memberikan kesaksian betapa erat tambatan jiwa umat Islam dan
kecintaannya kepada rumah suci yang penuh berkah ini.
Meskipun rencana pelaksanaan puncak ibadah haji tahun ini
(1441 H/2020 M) akan berlangsung dengan jumlah tamu yang sangat dibatasi, yaitu
tidak ada undangan untuk umat islam yang berada di luar teritorial Kerajaan
Arab Saudi dari negara-negara manapun di dunia termasuk Indonesia untuk
mengunjungi kota suci Makkah musim ini, karena untuk memutuskan mata rantai
penyebaran pandemi virus corona antar bangsa. Tapi hal itu tidak mengurangi
kecintaan danketertautan hati manusia, khususnya umat islam pada kota suci
Makkah.
Nabi Muhammad SAW Merindukan Kota Suci Makkah
Adalah Rasulullah SAW, meskipun Allah SWT telah membukakan
baginya kota Madinah Al-Munawwarah untuk menyebarkan da’wah Islam dengan luas
keberbagai pelosok Jazirah Arab saat itu, namun tetap saja matanya selalu
tertuju pada kota kelahirannya, Makkah Al-Mukarramah. Ketertautan dan
kecintaan nabi Muhammad SAW pada kota suci Makkah tercermin saat nabi pertama
kali ingin meninggalkan rumahnya pada suatu subuh yang gelap saat hijrah
bersama Abu Bakar.
Nabi Muhammad SAW sebelum melanjutkan perjalanannya ke
Madinah, nabi berhenti sejenak dan kembali menengok ke Kota Makkah dengan
tatapan penuh kerinduan seraya berucap dalam sabdanya: “Demi Allah, kamu
(Makkah) negeri Allah yang paling aku cintai, dan kamu sangat berarti bagiku,
kalau saja pendudukmu tidak mengusirku maka aku tidak akan pernah
meninggalkanmu”.
Perpisahan yang hara biru tersebut sampai menggetarkan
langit, sehingga Allah SWT menghibur nabi-Nya dalam sebuah janji suci yang
tegas, Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى
مَعَادٍ
Terjemah Arti: “Sesungguhnya
yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) al-Quran, benar-benar akan
mengembalikan kamu ke tempat kembali (Makkah)” (QS. 28: 85).
Janji Allah tersebut terbukti kemudian setelah da’wah islam
mengalami kemajuan yang sangat pesat di Madinah, Allah SWT membukakan kembali kepada
nabi Muhammad SAW kota suci Makkah, sehingga nabi masukinya dengan damai
bersama rombongan yang sangat besar dari kaum muslimin. Hari yang
monumentum tersebut dikenal kemudian dalam sejarah Islam sebagai “Yaumul
Fath” (Hari Pembebasan Kota Makkah) dari kemusyrikan dan kezaliman, setelah
sebelumnya mengadakan perundingan maraton yang berjalan sangat alot bersama
kaum musyikin Makkah di lembah “Hudaibiyah”, yang dimenangkan oleh pihak
muslimin.
Nabi Muhammad SAW bersama pengikutnya memasuki tanah haram
dengan suka duka penuh haru, dan rombonga beliau pun langsung melakukan tawaf
di Baitullah dan menghancurkan semua patung serta
berhala-berhala yang berada di sekitarnya. Lalu nabi SAW memerintahkan kepada
Sayyinina Ali bin Abu Thalib ra membacakan “Dekrit Hudaibiyah” yang terkenal
itu: “Mulai hari ini tidak diperkenkan lagi melaksanakan haji bagi orang-orang
musyrik, dan tidak diperbolehkan melakukan tawaf di Baitullah dalam keadaan
telanjang”.
Maka dari sinilah mulai diperkenalkan pakaian ihram (kain
tidak berjahit), yang hingga kini menjadi simbol bagi kaum muslimin (khususnya
laki-laki) untuk melakukan umrah dan haji di Baitullah.
Penyebab Keterkaitan Manusia Dengan Kota Suci
Makkah
Anda tentu bertanya, aApa rahasia dibalik keterikatan dan
kecintaan manusia (khususnya umat Islam) pada kota suci Makka? Secara
psikologis, rahasia keterikatan dan rasa cinta yang sangat untik pada pada suci
ini, sungguh sangat sulit dijelaskan dengan kalimat, kalau tidak mengatakan tidak
mungkin, karena itu adalah taqdir Allah
yang sangat sekret ditambatkan ke dalam hati semua orang yang beriman dari semenjak
azali.
Namun, berdasarkan dengan fakta, data empiris dan naluri
kemanusian, setelah melihat dari berbagai fenomena dan gejala-gejalanya, kami
bisa menyimpulkan beberapa hal dasar, yang menjadi penyebab adanya keterikatan
itu, dan tentu saja tidak semuanya karena banyak sekali, sebagai berikut:
- Memenuhi panggilan nurani dan merespon seruan ke-Tuhan-an melalui lisan nabi Ibrahim as, Allah berfirman: “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh” (QS. 22: 27);
- Respon Allah SWT terhadap do’a nabi Ibrahim as: “Maka Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka (penduduk Makkah)” (QS. 14: 37);
- Allah SWT telah mengistimewakan Makkah dengan beberapa simbol ibadah khusus yang menjadikannya lebih dihormati dari negeri-negeri lainnya, seperti: Haji, umrah, tawaf, mencium hajar aswad atau menyalaminya.
- Jenis ibadah-ibadah ketaatan yang dilakukan di Makkah menjanjikan pahala yang sangat besar dan berkali-kali lipat. (Lihat: Kitab-kitab Sunan).
- Meningkatkan devisa pendapatan negara dan kelapangan hidup bagi masyarakat sekitar Makkah, Allah berfirman mengisahkan do’a Ibrahim: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari berbagai penghasilan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali” (QS. 02: 126);
- Membebaska dari kemiskinan dan kefakiran bagi orang yang mengikutkan haji bersama umrah. (Lihat: Kitab-kitab Sunan).
Itulah beberapa keistimewaan dan masih banyak lagi yang lain,
menjadi penyebab sekaligus sebagai faktor-faktor utama yang menstimulus
orang-orang sehingga terpaut hatinya pada kota suci Makkah, dan merindukan
untuk menziarahinya setiap saat.
Wallahu A’lam!
*** Sudah diupload IslamKaffah.id (04/07/20)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar