*Serie: Psikologi Warna AlQuran (12) :
Putih Mata Ya'qub
By: Med Hatta
*Baca: Versi Seluler
Allah berfirman :
وَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَٰٓأَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ وَٱبْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ ٱلْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ
Terjemah Arti: "Dan dia (Ya'qub) berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata, "Aduhai duka citaku terhadap Yusuf," dan kedua matanya menjadi putih karena sedih. Dia diam menahan amarah (terhadap anak-anaknya)." (QS. Yusuf: 84);
Konteks ayat kajian: "kedua matanya menjadi putih karena sedih"; yaitu, kedua lensa bola matanya berubah dari hitam menjadi putih, karena terlalu banyak menangis dan terus-terusan bersedih. Menurut sebagian ahli tafsir, meskipun kedua lensa matanya sudah berubah putih tapi Ya'qub masih bisa melihat bayangan, atau tidak buta sama sekali. Dan ada pula mengatakan kedua bola matanya sudah putih penuh dan buta.
Bersedih adalah perasan sakit yang mendalam kerena kehilangan seseorang yang dicintai atau sesuatu yang berharga. Sesungguhnya kesedihan yang dialami oleh nabi Ya'qub as bermula semenjak mengizinkan anak-anaknya membawa adik mereka, Yusuf untuk pergi rekreasi dan bermain-main bersama mereka, meskipun - sebelumnya - Ya'qub sangat berat melepaskan putra kesayangannya itu pergi bersama saudara-saudarannya yang sudah dewasa. AlQuran merekam peristiwa itu, Allah berfirman :
قَالَ إِنِّى لَيَحْزُنُنِىٓ أَن تَذْهَبُوا۟ بِهِۦ
Terjemah Arti: "Dia (Ya'qub) berkata, "Sesungguhnya kepergian kamu bersama dia (Yusuf) sangat menyedihkanku." (QS. Yusuf: 13).
Dari kisah ayat ini saja kita sudah bisa membayangkan betapa lama Ya'qub menanggung kesedihannya yang berkepanjangan, dan belum lagi kesedihan itu semakin bertambah berat setelah mendengarkan kabar putra bungsunya, Benyamin (adik kandung Yusuf) ditahan karena dituduh mencuri alat ukur raja Mesir. Imam Al-Fakhr Ar-Razi (مفاتيح الغيب), mengilustrasikan puncak kesedihan Ya'qub tersebut, mengatakan :
"Itu adalah kesedihan di atas kesedihan yang tindih-menindih menimpa diri Ya'qub disebabkan oleh duka lama, ia telah kehabisan energi memikirkan nasib hilangnya Yusuf. Kesedihan yang panjang itu berlangsung sekitar 30 tahun lamanya. Maka pantaslah kalau ia kemudian memutih matanya (katarak) karena kesedihan yang luar biasa itu."
Namun, sejatinya kajian (kita) My Buku Kuning, tidak ingin larut dengan kesedihan nabi Ya'qub itu, karena kita semua sudah membaca kisah surah Yusuf sebagai kisah terbaik dalam AlQuran. Kajian ini lebih tertarik ingin melihat apakah korelasi antara sedih dengan lensa mata putih (katarak) ?! Allah berfirman :
وَٱبْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ ٱلْحُزْنِ
Terjemah Arti: "dan kedua matanya menjadi putih karena sedih."
Berdasarkan pernyataan medis modern bahwa kesedihan yang berlarut-larut disertai dengan menangis terus-menerus akan berdampak buruk terhadap mata dan penglihatan serta berefek katarak bahkan bisa menyebabkan kebutaan parmanen. Kata orang bijak, obat itu sejatinya adalah menyembuhkan tapi kalau over dosis juga berbahaya, sebagaimana air mata mestinya membilas duka dan tekanan tapi kalau berlebihan bisa berefek buruk pada mata.
Fakta tersebut telah diungkapkan AlQuran melalui ayat kajian sejak 14 abad yang lalu, maka ayat kajian merupakan satu (lagi) kemukjizatan AlQuran pada bidang medis. Dan tidak sampai di situ saja, lebih jauh AlQuran telah menjelaskan tentang terapi - khusus - penyembuhan gangguan lensa mata putih (katarak) tersebut, Allah berfirman :
ٱذْهَبُوا۟ بِقَمِيصِى هَٰذَا فَأَلْقُوهُ عَلَىٰ وَجْهِ أَبِى يَأْتِ بَصِيرًا
Terjemah Arti: "Pergilah kamu dengan membawa bajuku ini, lalu usapkan ke wajah ayahku, nanti dia akan melihat kembali;" (QS. Yusuf: 93).
Yaitu, nabi Yusuf as telah diajarkan oleh Allah SWT cara menyembuhkan penyakit mata ayahnya, maka ia mengirimkannya obat penawar dengan baju kemeja yang dipakainya sendiri: "bawa bajuku ini, lalu usapkan ke wajah ayahku, nanti dia akan melihat kembali."
Sungguh menakjubkan! Sekelompok pakar medis (spesialis oftalmologi), diketuai oleh Prof. Dr. dr. Abdel Basith Sayyid (Mesir) melakukan eksprimen intensif meneliti isyarat pengobatan AlQuran tentang gangguan lensa mata tersebut, dan hasilnya mereka menemukan bahwa kemeja yang mengandung keringat dan bau pemiliknya itu dapat merileksasi lensa yang diekstraksi dari mata dengan proses terapi tradisional dari keringat. Dan menyebabkan proses penyembuhan secara bertahap dari lensa mata putih itu.
Para pakar itu (juga) menyimpulkan bahwa salah satu komponen dasar keringat adalah materi senyawa urea geladin, yang dapat dibuat secara kimia, dan hasil yang dilakukan pada 250 sukarelawan mencatat hilangnya keputihan itu dan pemulihan penglihatan pada lebih dari 90% kasus. Dan obat tetes temuan mereka itu juga telah dibuktikan secara eksperimental; bahwa meletakkan tetes itu dua kali sehari selama dua minggu menghilangkan keputihan lensa mata dan meningkatkan ketajaman penglihatan.
Mengomentari hasil temuan timnya dan rencana pemasaran obat tetes mata katarak hasil racikan mereka itu ke publik, Prof. Abdel Basith Sayyid mengatakan; bahwa mereka telah menetapkan komitmen kepada perusahaan yang akan memproduksi obat tersebut yaitu harus menunjukkan bahwa obat itu adalah obat AlQuran ketika dipasarkan. Agar seluruh dunia mengetahui kebenaran kitab suci ini dan khasiatnya dalam membahagiakan manusia di dunia dan di akhirat.
Anggota redaksi My Buku Kuning mencoba melakukan "wawancara imaginer" dengan Ketum Tim Medis penemu obat tetes mata Katarsis itu; Tabe, Prof. Abdel Basith, mengapa Anda begitu berani melakukan penelitian besar seperti itu, melibatkan banyak ahli, menguras energi dan berbiaya besar? Prof. Abdel Basith menjawab: Bahwa kami sangat percaya sekali bahwa apa yang disampaikan AlQuran itu pasti suatu kebenaran, dan sebenarnya masih banyak (lagi) teori-teori pengobatan lainnya yang tersebar dalam ayat-ayat AlQuran yang belum tersentuh oleh pakarnya, yang kami lakukan ini belum seberapa, dan itupun karena berhubungan (langsung) dengan bidang spesialis kami sebagai ahli penyakit mata. Dan, bukankah Allah berfirman :
وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ
Terjemah Arti: "Dan Kami turunkan dari AlQuran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman," (QS. Al-Isra: 82).
Yaitu, di dalam AlQuran terdapat penawar berbagai penyakit dan semuanya mujarab serta teruji secara eksperimental, termasuk penawar yang telah menyembuhkan lensa mata putih (katarak) nabi Ya'qub as melalui terapi kemeja Yusuf yang diusapkan pada mukanya, dan langsung sembuh seketika. Sungguh AlQuran adalah mukjizat yang tak tertandingi! Wallahul Musta'an !
Kajian Berhubungan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar