*Serie: Psikologis Warna AlQuran (16)
Rasisme Di Akhirat
By: Med Hatta
*Baca: Versi Seluler
Allah berfirman :
يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ ۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ٱسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَٰنِكُمْ فَذُوقُوا۟ ٱلْعَذَابَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ
Terjemah Arti: "Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Ada pun orang-orang yang berwajah hitam muram (kepada mereka dikatakan), "Mengapa kamu kafir setelah beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu." (QS. Ali Imran: 106);
وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ تَرَى ٱلَّذِينَ كَذَبُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ وُجُوهُهُم مُّسْوَدَّةٌ ۚ أَلَيْسَ فِى جَهَنَّمَ مَثْوًى لِّلْمُتَكَبِّرِينَ
Terjemah Arti: "Dan pada hari Kiamat engkau akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, wajahnya menghitam. Bukankah Neraka Jahanam itu tempat tinggal bagi orang yang menyombongkan diri?" (QS. Az-Zumar: 60);
Sehubungan dengan ayat kajian, ada beberapa orang - anti Islam - yang dengan sengaja menyetir ayat ini kepada yang bukan maknanya. Allah berfirman :
يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ ۚ
Terjemah Arti: "Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram."
Mereka menuding - secara serampangan - bahwa konteks ayat ini memprovokasi rasisme terhadap orang kulit hitam...? Wal'iyadzu Billah, dan Maha Suci Allah, Dia tidaklah berkehendak menzalimi (siapa pun) di seluruh alam! Tuduhan keji tersebut sama sekali tidak beralasan dan bertentangan dengan ajaran Islam yang rahmatan lil-'alamin!
Yang kita ketahui tentang rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.
Rasisme disebut-sebut sebagai faktor pendorong diskriminasi sosial, segregasi dan kekerasan rasial, termasuk genosida atau apartheid. Politisi sering menggunakan isu rasial untuk memenangkan suara. Istilah rasis telah digunakan dengan konotasi buruk paling tidak sejak 1940-an, dan identifikasi suatu kelompok atau orang sebagai rasis sering bersifat kontroversial.
Adapun Islam sangat tegas menolak rasisme tersebut, dan menetapkan standar antisipasi - khusus - untuk mencegahnya, seperti firman Allah:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Terjemah Arti: "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti." (QS. Al-Hujerat: 13).
Yaitu, tidak ada diskriminasi gender dan tidak ada rasisme dalam Islam, semua orang dihadapan Allah SWT adalah sama. Dan yang paling mulia di antara manusia adalah kualitas taqwanya. Kemudian, maksud ayat kajian - sesungguhnya - sama sekali tidak ada hubungannya dengan rasisme terhadap kulit hitam, seperti yang mereka tuduhkan, karena itu berhungan dengan genetik atau biologis.
Kata tokoh tafsir besar dunia, Imam Al-Fakhr Ar-Razi (مفاتيح الغيب); mengomentari ayat kajian: Bahwa konteks ayat merupakan kiasan yang sudah populer, misalnya, Allah berfirman :
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِٱلْأُنثَىٰ ظَلَّ وَجْهُهُۥ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ
Terjemah Arti: "Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam), dan dia sangat marah." (QS. An-Nahl: 58);
Yaitu, wajahnya hitam pertanda marah, dan sama juga jika dikatakan kepada seseorang bahwa tanganmu putih, atau mengatakan kepada orang yang telah berhasil lulus dalam ujiannya sebagai wajahnya putih, yaitu wajahnya berseri-seri karena senang dan bahagia.
Menurut Imam Al-Alusi, mengomentari ayat kajian: Ada sebagian yang mengatakan bahwa orang-orang yang shaleh (di akhirat) akan ditandai dengan wajah yang putih dan dijadikan kulitnya putih bersih berseri-seri, sebagai penghormatan pada mereka serta untuk menunjukkan efek dari perbuatannya pada hari akhirat. Dan bagi orang-orang yang kafir akan ditandai pula dengan wajah hitam muram sebagai efek dari kesedihan dan penyesalan mereka di akhirat.
Sebagian ulama berpendapat bahwa wajah hitam di sini, dimaksudkan adalah dengan kemuraman dan kesedihan, sebagaimana juga wajah putih yang dimaksudkan adalah dengan kepuasan dan kebahagian, karenanya, konteks ayat adalah menunjukkan pada metafora dan bukan sesungguhnya.
Maka makna ayat kajian adalah; Pada hari kiamat, orang-orang beriman akan dibalas kepada mereka setimpal perbuatannya, dan ketika mereka melihat hasil amalannya baik, maka spontan bahagia, wajahnya menjadi putih, artinya wajah mereka berseri-seri atas nikmat dan karunia Allah. Dan, demikian juga sebaliknya terjadi pada orang-orang kafir, wajah-wajah mereka akan menghitam, artinya putus asa dan bersedih akibat menyesali perbuatannya selama hidup di dunia.
Jadi, sejatinya di dunia tidak ada rasisme, karena rasisme yang sesungguhnya akan diberlakukan oleh Allah SWT kepada orang-orang pendusta, munafik, kafir dan zalim di neraka Jahannam, di mana wajah-wajah mereka akan berubah menjadi hitam muram kerena bersedih, sekaligus menjadi pertanda diskriminasi terhadap mereka. Allah berfirman :
وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ تَرَى ٱلَّذِينَ كَذَبُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ وُجُوهُهُم مُّسْوَدَّةٌ ۚ أَلَيْسَ فِى جَهَنَّمَ مَثْوًى لِّلْمُتَكَبِّرِينَ
Terjemah Arti: "Dan pada hari Kiamat engkau akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, wajahnya menghitam. Bukankah Neraka Jahanam itu tempat tinggal bagi orang yang menyombongkan diri?" (QS. Az-Zumar: 60);
Yaitu, pada hari kiamat (kelak), orang-orang beriman akan menyaksikan diskriminasi dan penindasan yang sangat keji terhadap orang-orang pendusta dan kafir, yang ditandai dengan wajah-wajah hitam muram kerena kesengsaraan, mereka akan digiring masuk ke dalam camp neraka jahannam... Dan celakanya, bahwa pada hari itu tidak ada hak pembelaan atau perlindungan terhadap mereka layaknya HAM di dunia. Lalu, apakah mereka tidak memberontak,,, dan melakukan upaya-upaya pembebasan,,, atau meminta kemerdekaan atas penindasan terhadap diri mereka...?!
Menurut catatan AlQuran bahwa para penghuni neraka, yang semuanya berwajah hitam muram itu, akan melakukan 4 kali usaha permohonan pengampunan, keringanan hukuman, dan sampai kepada permohonan bantuan kemanusiaan dari penghuni Surga. Tetapi semua usaha dan lobi-lobi mereka tersebut tertolak. AlQuran mengisahkan :
Lobi Pertama: Mereka melakukan lobi tingkat tinggi kepada Penguasa tertinggi hari Akhirat, Allah SWT, mereka berkata :
رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَٰلِمُونَ؛
Terjemah Arti: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (kembalikanlah kami ke dunia), jika kami masih juga kembali (kepada kekafiran), sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim." (Al-Mukminun; 107);
Allah sangat tegas menolak permohonan mereka, berfirman :
قَالَ ٱخْسَـُٔوا۟ فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ
Terjemah Arti: "Dia (Allah) berfirman, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku." (Al-Mukminun; 107-108);
Lobi Kedua: Mereka menghadap kepada Boss penanggung jawab neraka jahannam, Malaikat Malik:
وَنَادَوْا۟ يَٰمَٰلِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ ۖ
Terjemah Arti: "Dan mereka berseru, "Wahai (Malaikat) Malik! Biarlah Tuhanmu memusnahkan kami saja." (QS. Az-Zukhruf: 77).
قَالَ إِنَّكُم مَّٰكِثُونَ
Terjemah Arti: "dia (Malik) menjawab, "Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)." (QS. Az-Zukhruf: 77).
Lobi Ketiga: Mereka membujuk penjaga-penjaga neraka, mengatakan :
وَقَالَ ٱلَّذِينَ فِى ٱلنَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ٱدْعُوا۟ رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِّنَ ٱلْعَذَابِ؛
Terjemah Arti: "Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga Neraka Jahanam, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia meringankan azab atas kami sehari saja." (QS. Ghafir: 49).
Permohonan mereka sangat sederhana, hanya meminta keringanan dari azab untuk satu hari saja dari azab yang kekal, tetapi para malaikat itu menolak mereka :
قَالُوٓا۟ أَوَلَمْ تَكُ تَأْتِيكُمْ رُسُلُكُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۚ قَالُوا۟ فَٱدْعُوا۟ ۗ وَمَا دُعَٰٓؤُا۟ ٱلْكَٰفِرِينَ إِلَّا فِى ضَلَٰلٍ
Terjemah Arti: "Maka (penjaga-penjaga Jahanam) berkata, "Apakah rasul-rasul belum datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata?" Mereka menjawab, "Benar, sudah datang." (Penjaga-penjaga Jahanam) berkata, "Berdoalah kamu (sendiri!)" Namun, doa orang-orang kafir itu sia-sia belaka." (QS. Ghafir: 50).
Lobi Keempat: Mereka meminta bantuan kemanusiaan kepada saudara-saudara mereka para penghuni Surga :
وَنَادَىٰٓ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ أَصْحَٰبَ ٱلْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا۟ عَلَيْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ ۚ
Terjemah Arti: "Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, "Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu." (QS. Al-A'raf: 50).
Sungguh suatu rasisme yang sangat kejam, meminta air minum dan sebiji kurma pun tidak dikasi oleh saudara-saudara mereka sendiri, yang berwajah putih :
قَالُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ
Terjemah Arti: "Mereka menjawab, "Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir," (QS. Al-A'raf: 50).
Meskipun para ahli neraka jahannam, yang wajah hitam muram itu, mengetahui bahwa bagi mereka sudah tidak ada lagi pertolongan, karena mereka akan kekal dan hina selamanya dalam neraka. Tetapi karena amat pedihnya siksaan neraka tersebut, sehingga mereka tidak pernah berhenti berteriak meminta pertolongan yang sia-sia. Allah berfirman :
وَإِن يَسْتَغِيثُوا۟ يُغَاثُوا۟ بِمَآءٍ كَٱلْمُهْلِ يَشْوِى ٱلْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ ٱلشَّرَابُ وَسَآءَتْ مُرْتَفَقًا
Terjemah Arti: "Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti tembaga yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah) minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." (QS. Al-Kahfi: 29).
Wallahul Musta'an !
Kajian Berhubungan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar