*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat Dari Perumpamaan-Live AlQuran (48) :
Batasan Tujuh Laut Yang Riil
By: Med Hatta
Allah berfirman :
أَمَّن جَعَلَ ٱلْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَٰلَهَآ أَنْهَٰرًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَٰسِىَ وَجَعَلَ بَيْنَ ٱلْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا ۗ أَءِلَٰهٌ مَّعَ ٱللَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
Terjemah Arti: "Bukankah Dia (Allah) yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan)nya, dan yang menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada Tuhan (yang lain)? Sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. An-Naml: 61).
Ayat ini berbeda dengan ayat-ayat kajian umumnya di buku ini, yang - khusus - dipilih dari tema-tema perumpamaan dalam AlQuran, tetapi meskipun demikian, ayat kajian ini hadir - sangat kuat - menantang orang-orang musyrik dengan frase-frase sensoris untuk menunjukkan kepada mereka kekuasaan Allah SWT; pertama, "Dia telah menjadikan bumi berdiam", yaitu stabil dan kondusif untuk menjalani kehidupan yang nyaman di atasnya.
Kedua, "yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya", yaitu untuk menunjang sarana kehidupan di atas bumi seperti kepentingan irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah dst. Ketiga, "yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan)nya", yaitu untuk menopang dan memperkokoh kekuatan bumi agar terus beredar dengan stabil; tidak miring dan tidak keluar dari garis edarannya, dan tidak bergoyang secara liar sehingga membahayakan segala kehidupan di atas permukaannya.
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَآ أَبْرَحُ حَتَّىٰٓ أَبْلُغَ مَجْمَعَ ٱلْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِىَ حُقُبًا؛ فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ سَرَبًا
Terjemah Arti: "Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada pembantunya, "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut; atau aku akan berjalan (terus sampai) bertahun-tahun. Maka ketika mereka sampai ke pertemuan dua laut itu, mereka lupa ikannya, lalu (ikan) itu melompat mengambil jalannya ke laut itu." (QS. Al-Kahfi: 60-61)
مَرَجَ ٱلْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ؛ بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيَانِ؛ فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ؛ يَخْرُجُ مِنْهُمَا ٱللُّؤْلُؤُ وَٱلْمَرْجَانُ
Terjemah Arti: "Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Dari keduanya keluar mutiara dan marjan." (QS. Ar-Rahman: 19-22).
Ayat dari surah Al-Kahfi memberikan informasi yang meyakinkan bahwa dari masa nabi Musa as orang-orang sudah mengenal adanya pertemuan dua lautan, memiliki lokasi tertentu tempat pertemuan keduanya dan dapat diketahui lokasi pertemuan tersebut dengan ciri dan karakter yang mudah dikenal.
Berbeda dengan ayat dari surah Ar-Rahman, yang lebih detail menjelaskan tentang karakteristik dan suasana di wilayah pertemuan dua laut tersebut; keduanya dipisahkan oleh satu media disebut "barzakh" atau sebuah pembatas natural yang menghalangi percampuran air dan isi kedua laut yang bertemu. Oleh sains modern menyebut pembatas itu sebagai tembok ilusi, ia tidak nampak secara kasak mata tapi nyata memisahkan antara dua blok raksasa perairan yang tidak saling menyebrang satu sama lain bag sebuah benteng yang kokoh memisahkan dua kubu tentara yang sedang berhadap-hadapan.
Al-Barzakh (benteng pemisah antara dua lautan) dalam ayat; yaitu sebuah dinding pemisah yang sangat kokoh untuk mempertahankan karakteritas setiap lautan pada tabiatnya, yang telah ditentukan oleh Allah SWT, dan sesuai dengan habitat ekosistem segala organisme yang hidup di dalam tabiat setiap laut. Maka kedua lautan yang berseberangan saling bercampur satu sama lain dengan perlahan-lahan, membuat komposisi perairan yang mengalir dari laut ke laut mengakuisisi perairan yang mengaliriya melalui “al-barzakh” (dinding pemisah), yang memproses alur balik perairan dari laut ke laut, maka setiap laut tetap konservatif pada sifat-sifatnya.
Oleh karena itu, berdasarkan ayat kajian sebelum ini (langsung), yaitu tentang penyebutan jumlah tujuh buah laut di dalam AlQuran, maka kajian ini meyakini bahwa mesti ketujuh laut itu adalah laut-laut yang independen, memiliki karakteristik masing-masing yang membedakannya, terpisah satu sama lain dan mempunyai pembatas khusus yang mudah dikenali. Sedangkan Organisasi Hidrologi Internasional yang membuat peta samudra yang kita kenal sekarang, adalah mereka memetakan wilayah samudra dunia - hanya - berdasarkan pembagian zona teretorial wilayah benua atau pulau, dan tanpa memiliki titik pembatas yang parmanen, sehingga sangat berpotensi berubah-ubah sesuai situasi Sosio politik antar negara per negara di benua atau pulau batas.
Karenanya, kajian ini memilih memetakan samudra dunia berdasarkan pemisah natural yang membentengi antara setiap laut yang saling bertemu, sehingga mudah mengetahui setiap laut yang ada dengan nama khasnya, keistimewaan dan karakteristiknya masing-masing.
- Selat Gibraltar; berada di antara pantai selatan Spanyol dan pantai utara Maroko. Selat ini menjadi pertemuan air dari Samudera Atlantik dan Laut Mediterania. Uniknya, air dari dua laut yang berbeda itu tak menyatu. Air dari Atlantik mengalir di atas arus Mediterania yang lebih asin dan berat.
- The Glass Window Bridge; Strip batu selebar 30 kaki ini berada di Queen's Highway, Gregory Town, Central Eleuthera, Bahama. Pengunjung akan melihat dua lautan yang berbeda saat berada di sana. Saat melihat ke sisi Atlantik, lautan berwarna biru pekat akan terlihat. Namun saat melihat ke Laut Karibia, traveler akan melihat warna hijau tenang.
- Teluk Alaska; berada di antara Amerika Serikat dan Kanada. Teluk ini berada di ujung Samudera Pasifik yang terbentang dari Semenanjung Alaska ke Alexander Archipelago. Teluk Alaska mempertemukan air dari Samudera Pasifik dan Laut Bering. Namun, air dari dua laut tersebut tak pernah menyatu. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi garam terlarut di air dan kepadatan yang berbeda di dua laut.
- Pantai Grennen; Pantai Grennen berada di utara kota Skagen, ujung paling utara dari Denmark. Tempat ini merupakan pertemuan antara Laut Baltik dan Laut Utara. Pertemuan dua lautan itu menghasilkan arus dan turbulensi yang kuat, sehingga sangat berbahaya bagi perenang dan navigasi.
- Tanjung Reingga di Aupori, Selandia Baru; Tanjung Reingga memisahkan laut Tasman yang ada di sisi barat dan Samudera Pasifik di sisi timur. Pertemuan dua laut ini menciptakan air yang tidak stabil di lepas pantai.
Kesimpulan: Dari kelima lokasi pertemuan samudra dunia di atas, diketahui keberadaan tujuh buah laut yang disebut AlQuran pada kajian sebelumnya, yaitu :
- Samudra Atlantik, bertemu dengan dua laut: (Laut Mediterania dan Laut Karibia);
- Laut Mediterania, bertemu dengan Samudra Atlantik di teluk Gibraltar.
- Laut Karibia, bertemu dengan Samudra Atlantik di The Glass Window Bridge, Bahama.
- Samudra Pasifik, bertemu dengan tiga laut: (Laut Bering, Laut Baltik dan laut Tasman)
- Laut Bering, bertemu dengan Samudra Pasifik di Teluk Alaska;
- Laut Baltik, bertemu dengan Samudra Fasifik di Pantai Gerennen;
- Laut Tasman, bertemu dengan Samudera Pasifik di Tanjung Reingga, Selandia Baru.
<<<===[47]•TERKAIT•[49]===>>>
KAJIAN SELANJUTNYA :
(83) Ten
(84) Ten
(85) Ten
(86) Ten
(87) Ulama Sesat Laksana Anjing Yang Selalu Menjulurkan Lidahnya
KAJIAN SEBELUMNYA :
(81) Laksana Sebutir Biji Menumbuhkan Tujuh Batang Pohon
(80) Laksana Kebun Di Dataran Tinggi
(79) Ten
(78) Ten
(77) Ten
Tidak ada komentar:
Posting Komentar