Pembentukan Benua:
By: Med Hatta
“dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.”
Allah berfirman:
وَفِي الأرْضِ قِطَعٌ مُتَجَاوِرَاتٌ وَجَنَّاتٌ مِنْ أَعْنَابٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ وَغَيْرُ صِنْوَانٍ يُسْقَى بِمَاءٍ وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ فِي الأكُلِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (٤)
Terjemah Arti: “dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir” (QS. Ar-Ra'd: 4);
Yaitu; di dalam Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonics), adalah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan, di bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat, dan di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama, karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi, penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil, lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer, mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping).
Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semua umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a. (Lihat: Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia).
Adapun lempeng-lempeng tektonik utama yang dikenal sekarang, yaitu:
- Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng benua;
- Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng benua;
- Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India antara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu)- Lempeng benua;
- Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng benua;
- Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut - Lempeng benua;
- Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng benua;
- Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng samudera.
- Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup: Lempeng India; Lempeng Arabia; Lempeng Karibia; Lempeng Juan de Fuca; Lempeng Cocos; Lempeng Nazca; Lempeng Filipina; dan Lempeng Scotia.
Pergerakan lempeng telah menyebabkan pembentukan dan pemecahan benua seiring berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan superkontinen yang mencakup hampir semua atau semua benua. Superkontinen Rodinia diperkirakan terbentuk 1 miliar tahun yang lalu dan mencakup hampir semua atau semua benua di bumi dan terpecah menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun yang lalu. Delapan benua ini selanjutnya tersusun kembali menjadi superkontinen lain yang disebut Pangaea yang pada akhirnya juga terpecah menjadi Laurasia (yang menjadi Amerika Utara dan Eurasia), dan Gondwana (yang menjadi benua sisanya). (Lihat: Ensiklopedia Bebas berbahasa Indonesia).
Fakta geoscience ini disimpulkan setelah melalui riset panjag oleh kelompok-kelompok geolog dunia, berbagai hipotesa dan teori-teori telah silih berganti berguguran digantikan oleh hasil riset terbaru, sehingga akhirnya sampai kepada kesimpulan sekarang yang ditetapkan pada pertengahan akhir abad ke-20 lalu. Maka Maha benar Allah yang telah mengisyaratkan hakikat ilmiah ini semenjak lebih 14 abad lalu, allah berfirman: “dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan”.
Pacific Ring of Fire:
Allah berfirman:
وَالأرْضِ ذَاتِ الصَّدْعِ (١٢)
Terjemah Arti: “dan bumi yang mempunyai as-shada’ (retakan)” (QS. At-Thariq: 12);
Ayat sumpah dahsyat ini turun untuk menjelaskan kepada segenap pakar dan pemerhati geoscience dunia tentang sebuah gejala alam semesta yang sangat dahsyat disebut "as-shada’", yaitu retakan yang ada di atas permukaan bumi hunian kita ini. Agar mereka sadar akan keagungan dan kekuasaan Allah SWT Pencipta alam semesta.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa semenjak awal abad ke-20 ahli Geoscience telah mengamati bahwa kerak bumi dan lapisan-lapisan dibawahnya tidak-lah terdiri dari satu lempeng saja, tetapi terdiri dari lempengan-lempengan cukup banyak. Dan lempengan-lempengan tersebut dipisahkan satu sama lain dengan retakan besar yang kadang panjangnya mencapai ribuan kilometer. Maka mulailah meletakkan peta khusus dengan jaringan retakan menggambarkan lempengan-lempengan tersebut.
Namun, yang menakjubkan mereka menemukan retakan raksasa, pengamat Geoscience telah menemukan retakan di bumi yang panjangnya lebih dari 40.000 Km, dan menamakan dengan rantai api (Pacific Ring of Fire).
Ratai ini terdapat di dasar perairan samudera Pasifik terbentang sepanjang pantai barat Amerika melewati Alaska kemudian Jepang, Filipina, Indonesia seterusnya melalui samudera Pasifik bagian selatan-barat daya dan New Sealand.
Bahwa aktifitas gempa pada jalur ini terjadi akibat benturan lempengan-lempengan bumi satu sama lain. Ahli geologi menegaskan bahwa 90 % dari gunung berapi dunia terpusat pada rantai ini, sebagaimana 90 % aktifitas gempa bumi dunia terpusat di rantai tersebut (menurut Pusat Geologi Amerika USGS). Rantai ini merupakan retakan bumi terpanjang di dunia, yaitu merupakan kawasan-kawasan paling berbahaya atau dalam istilah Geoscience "Fenomena Geologi" yang aneh dan langkah di permukaan bumi.
Oleh karena itu, Allah SWT pada di atas menceritakan retakan ini kepada kita semua, bahkan bersumpah demi gejala alam yang tidak diketahui oleh manusia waktu dan sebelum turunnya alQuran. Maha Benar Allah dalam Firman-NYA: “Dan bumi yang mempunyai retakan”.
Setelah mengetahui semua gejala-gejala geologi bumi yang telah diceritakan di atas, maka saatnya kita harus mengetahui kegunaan dan fungsi-fungsi dari gejala-gejala penting tersebut, karena Allah SWT tidak menciptakan segala sesuatu sia-sia: “Tuhan kami! Engkau tidak menciptakan semua ini sia-sia, Maha suci Engkau maka selamatkanlah kami dari api neraka” (Lihat: QS. Ali Imran: 191).
Gejala-gejala geologi bumi yang telah disebutkan di atas, mulai dari kerak bumi, mantel, lempengan tektonik dan retakan bumi – meskipun terkesan seperti monster yang menakut – tetapi kegunaan dan fungsi-fungsi diciptakannya sangat besar untuk kelagsungan peredaran bumi dan kelestarian segala makluk hidup di atas permukaannya.
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa jaringan raksasa dari sistem retakan yang meliputi bola bumi berkisar puluhan ribu kilometer dari seluruh penjuru menyebabkan pemecahan lithosphere kepada lempengan-lempengan (besar - sedang dan kecil) adalah merupakan ciri khas bumi yang paling istimewa, dan manfaat yang sangat besar bagi kelangsungan kehidupan, tanpa proses tersebut tidak mungkin tersedia kehidupan di bumi kita.
Kongkritnya, retakan yang memissahkan lempengan-lempengan bumi semenjak dahulu kala, dan masih berfungsi sampai sekarang, sebagai penyerap atau kedap gas dari lapisan udara dan air bagi ke-steril-an bola bumi, sebagaima juga bekerja pada pembentukan atau pemisahan benua dan pegunungan. Lebuh jauh, retaka ini pula membantu memperkaya lapisan bumi kita dengan kandungan besi baru secara berkala (teratur) dan bekerja sistematis menggerakkan lithosphere, kemudia selanjutnya melepaskan panas di dalam perut bumi secara berkala.
Ini sebuah kenyataan ilmiah yang pasti – yang menggambarkan suatu keserasian sempurna tentang eksestensi kelangsungan bola bumi dan selanjutnya keberadaan kita diatas permukaannya – tentu sangat pantas diabadikan di dalam Alquran sebagai suatu tanda-tanda bagi Pencipta-NYA.
Fenomena langkah ini tidak menjadi perhatian para peneliti geologi kecuali setelah perang dunia II, dan belum banyak diketahui hingga akhir tahun 60-an dan awal 70-an abad ke-20. Tetapi jauh sebelumnya semenjak 14 abad lalu Alquran telah memberitakannya dan menjadikan sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan Pencipta alam semesta, serta kebenaran risalah penghulu kita nabi besar Muhammad SAW. Wallahua'lam....!
Istilah-Istilah Alquran Tentang Penghamparan... (BERSAMBUNG)...!!!
<<<===[09]•BERSAMBUNG•[11]===>>>
√ KAJIAN SELANJUTNYA:
(15) Mekanika Fluida AlQuran.
√ KAJIAN SEBELUMNYA:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar