*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat Dari Perumpamaan-Live AlQuran (90) :
Kehidupan Duniawi Laksana Hujan Dari Langit
By: Med Hatta
"Dan buatkanlah untuk mereka (manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian (tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."
ALLAH di dalam AlQuran membuat Perumpamaan-Live tentang kehidupan di dunia pada beberapa ayat yang tersebar di berbagai surah yang berbeda-beda, meski pada hakikatnya perumpamaan hanya satu. Penulis akan berusaha mengeluarkan beberapa intisari, ibrah dan hikmah dari ayat-ayat yang mulia tersebut semampu yang dapat diusahakan manusia. Berikut adalah ayat-ayat perumpamaan-Live tentang kehidupan di dunia, Allah berfirman :
وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَآءٍ أَنزَلْنَٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخْتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ ٱلرِّيَٰحُ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ مُّقْتَدِرًا
Terjemah Arti: "Dan buatkanlah untuk mereka (manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian (tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Kahfi: 45).
ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَٰدِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ ٱلْكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمًا ۖ وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنٌ ۚ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
Terjemah Arti: "Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu" (QS. Al-Hadid: 20).
Hujan Sebagai Rahmat :
Hujan yang diturunkan oleh Allah SWT dari langit merupakan salah satu dari tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia-lah yang menjalankan, mengarahkan, dan menurunkannya serta memberkatinya. Oleh karena itu orang-orang senantiasa berharap turun hujan, meskipun adakalanya hujan itu (pula) mendatangkan petaka atas beberapa daerah tertentu maka itu menjadi peringatan besar bagi kita, dan mendoakan agar Allah SWT meringankan penderitaan saudara-saudara kita yang ditimpa musibah karena hujan. Demikianlah Allah terkadang merubah nikmat menjadi bencana, merubah rahmat hujan menjadi kemurkaan...
Adalah Rasulullah SAW apabila melihat awan mendung maka pucatlah mukanya takut dari murka Allah Azza Wajalla, Beliau SAW mondar-mandir keluar masuk rumah hingga turun hujan, setelah itu barulah lega perasaan Nabi SAW. Dan jika curah hujan terlalu tinggi dan nampak akan mendatangkan bencana, Beliau SAW berdo'a kepada Allah SWT berharap diharapkan ke daerah lain yang lebih membutuhkannya, bersabda:
اللهم على الضراب والآكام وبطون الأودية ومنابت الشجرء، اللهم حوالينا ولا علينا.
Arti Hadits: "Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan bencara atas kami! Ya Allah, turunkanlah hujan pada dataran tinggi, perbukitan, perut-perut lembah dan tempat-tempat tumbuhnya tanaman" (HR. Bukhari).
Begitu pula apabila turun hujan nabi berdo'a :
اللهم اجعله صيباً نافعا مُطرنا بفضل الله وبرحمته
Arti Do'a: "Ya Allah, (Jadikan hujan ini) hujan yang bermanfaat, kami telah dihujani dengan karunia dan rahmat Allah SWT."
Demikianlah seharusnya diteladani oleh orang islam,,,, janganlah lupa akan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT,,, tidak berpaling dari mengingat-Nya,,, dan tidak selalu merasa aman dari azab dan siksaan,,, tetapi hendaklah selalu merasa takut dan berharap,,,, dengan banyak berdoa serta melazimkan istighfar...
Ketika Rasulullah SAW ditanya: Mengapa engkau mesti takut ditimpa petaka jika melihat awan mendung ? Beliau SAW bersabda: "Bagaimana aku merasa aman sedangkan Allah telah membinasakan sebuah umat dari bangsa-bangsa (terdahulu), sebagian dibinasakan dengan musibah tenggelam karena hujan sebagaimana yang terjadi pada nabi Nuh as...?!"
Hendalah orang Islam tidak melewatkan begitu saja setiap ibrah dan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT sedangkan mereka dalam keadaan lalai dan berpaling... Kemudian sebagian orang - semoga diberi petunjuk oleh Allah - menjadikan turunnya hujan sebagai kesempatan untuk keluar ke alam bebas (berhujan-hujanan), itu tidak dilarang darinya. Karena Rasulullah SAW keluar ke lembah-lembah dan mandi di dalamnya, dan apabila turun hujan maka beliau membuka pakaiannya lalu nampak tubuhnya yang mulia terkena air hujan untuk mendapatkan keberkahannya. Karena air hujan adalah air yang berkah maka tidak ada larangan untuk bersenang-senang dengannya, sembari mensyukuri karunia Allah... Asal jangan membuatnya lalai apalagi meninggalkan shalat. Itu adalah kufur nikmat... Na'udzu Billah !
Korelasi Kehidupan Dunia dan Hujan Yang Menumbuhkan Tanaman :
Mujarad berbicara berbicara tentang kehidupan dunia langsung kita terbayang sebuah keniscayaan yang disebut dengan "dunia" dalam berbagai definisinya; baik ia sebagai persinggahan pertama yang akan diselang oleh akhirat, atau suatu yang bersifat lenyap yang akan disusul oleh yang kekal dan ataupun sebagai tempat yang rendah... Semua spesifikasi itu terwujud pada kehidupan dunia; ia yang pertama dari segi waktu, ia akan digantikan akhirat maka dunia sementara dan ia juga sebagai tempat yang rendah.
Dari perumpamaan-live di atas, khususnya dari surah Yunus dan surah Al-Kahfi Allah SWT menyebutkan bahwa ke-fana-an merupakan hal yang pasti dan tak dapat disangkal; AlQuran meng-ilustrasikannya dengan sangat indah bahwa turunnya hujan dari langit adalah mempunyai awal dan akhir, begitu pula nikmat, karunia dan diturunkan hujan dari langit (juga) mempunyai awal dan akhir, serta tumbuh-tumbuhan dari awalnya hijau kemudian menguning dan kering (juga) mempunyai awal dan akhir. Demikian pula dengan kehidupan dunia Allah memprogramkannya dengan ke-fana-an maka ada permulaan dan ada akhir...!!!
Salah satu hikmah dari ayat Perumpamaan-Live ini bahwa kehidupan dunia itu adalah menipu bagi orang yang mengejarnya, apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, namun begitu datang suatu malam atau siang tiba-tiba berubah keadaannya menjadi lebih buruk dari sebelumnya yang tidak diharapkan. Setelah itu maka mau tidak mau terpaksa harus pasrah menerimanya. Maka akan menjadi pelajaran bagi seorang muslim untuk selalu waspada dan menyadari bahwa kehidupan duniawi ini tak lain adalah sesuatu yang fana, lenyap, perhiasan, dan akan berakhir kering diterbangkan angin. Dan itulah kehidupan dunia sesungguhnya, dengan mengetahui hal tersebut mengajarkan seseorang beradabtasi dengan segala kondisi, ia tidak akan kecewa bila kehilangan sesuatu dan tidak (pula) mengikuti hawa nafsunya untuk mendapatkan sesuatu yang lain...?!
Disamping itu mengetahui bagaimana menjalani kehidupan duniawi dengan bijaksana dan menganggapnya tak lain hanyalah sebuah perhiasan dari perhiasan-perhiasan yang lain. Dengan demikian maka kehidupan duniawi dengan godaan dan pesonanya akan menghindarkan dari hati seseorang untuk mencintai karenanya dan membenci karenanya. Inilah bagian penting dari aqidah Islam, yaitu mencintai tulus karena Allah, untuk Allah dan membenci pun (juga) demi Allah SWT semata. Sikap ini juga mendidik jiwa untuk tidak terperdaya oleh dunia dengan pesonanya, perhiasan-perhiasan, harta, tanah dan segala apa yang ada di dalamnya dari mengingat kepada Allah Azza Wajalla...
Sesungguhnya tak ada banding-bandingnya antara dunia dan kehidupan surgawi di akhirat yang kekal, dari berbagai nash (ayat atau hadits) dapat dilihat perbedaan ini dengan sangat mencolok, seperti :
أ ـ قال - صلى الله عليه وسلم-: "موضع سوط أحدكم في الجنة خير من الدنيا وما فيها" رواه مسلم.
Arti Hadits: Sabda Rasulullah SAW: "Bekas cambuk seorang di antara kamu di surga lebih baik daripada dunia dan segala isinya" (HR. Muslim).
ب ـ قال - صلى الله عليه وسلم - عن الحور العين: "ولنصيفها على رأسها خير من الدنيا وما فيها" رواه مسلم.
Arti Hadits: Sabda Rasulullah SAW tentang Bidadari: "Tusuk rambut yang ada di kepalanya (bidadari) lebih indah daripada dunia dan segala isinya" (HR. Muslim).
ج ـ قال - صلى الله عليه وسلم-: "يؤتى بأشد الناس بؤساً في الدنيا فيصبغ في الجنة صبغة، فيقال: هل مر بك بؤس قط؟ فيقول: لا، والله ما مر بي بؤس قط" رواه مسلم.
Arti Hadits: Rasulullah SAW bersabda: "akan didatangkan seorang penduduk surga yang ketika di dunia merupakan orang yang paling merasakan kesusahan di sana kemudian dia dicelupkan ke dalam surga satu kali celupan. Lalu ditanyakan kepadanya, ‘Apakah kamu pernah merasakan kesusahan sebelum ini?’. Maka dia menjawab, ‘Demi Allah, aku belum pernah merasakan kesusahan barang sedikit pun." (HR. Muslim).
Bukti eksplisit untuk ini cukup banyak, selain hadits-hadits yang mencela kehidupan duniawi.... Inti dari semua ibrah yang dapat dipetik dari tiga ayat perumpamaa-live tentang kehidupan duniawi di atas - dan masih banyak lagi lainnya - adalah sesungguhnya kehidupan dunia seluruhnya tak ada pantas-pantasnya untuk durhaka pada Allah SWT karenanya, apalagi hanya "kelezatan" dari maksiat adalah bagian yang tak ada artinya dari kehidupan dunia. Ini penting digaris bawahi agar terhindar dari kemaksiatan, dan ini adalah tujuan syariat... Kita masih ada kajian lanjutan dari tema ini bisa dibaca pada pembahasan selanjutnya... Bersambung....!!!
KAJIAN SELANJUTNYA :
(35) Ten
KAJIAN SEBELUMNYA :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar