*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat dari Perumpamaan-Live AlQuran (81) :
Asiyah Istri Fir'aun
By: Med Hatta
"Allah Azza Wajalla di dalam AlQuran membuat perumpamaan-Live dari tiga tokoh perempuan sebagai ibarat kehidupan rumah tangga yang tidak kafa'ah; satu di antaranya seorang perempuan beriman yang hidup bersama pasangannya laki-laki kafir, yaitu Asiyah binti Muzahim istri Fira'un."
Dua orang perempuan lainnya yang kafir menjadi istri dari dua laki-laki shaleh pilihan Allah, masing Wahilah istri nabi Nuh as dan Wa'ilah istri nabi Luth as. Kedua yang terakhir ini akan dibahas secara beruntun pada waktunya nanti dalam buku ini. Adapun sekarang penulis fokuskan pada kisah tokoh perempuan sejati yang peretama, Asiyah binti Muzahim. Allah berfirman :
وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا امْرَاَتَ فِرْعَوْنَۘ اِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَنَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَۙ
Terjemah Arti: "Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir'aun, ketika dia berkata, "Ya Tuhanku, bangunkan lah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim" (QS. At-Tahrim: 11).
Asiyah Istri Fir'aun, nama lengkapnya ditulis oleh pakar sejarah dunia Ibnu Atsir sebagai: Asiyah binti Muzahim bin Ubaid Ad-Dayyan bin Al-Walid. Bapaknya adalah seorang raja di dalam kolonia pemerintahan Mesir kuno, pada masa dinasti Fir'aun modern. Asiyah dinikahi oleh Fir'aun penguasa Mesir sebagai tradisi raja-raja yang berbesanan di antara mereka. Ada (juga) sebagian sejarawan yang menyebut Asiyah sebagai keturunan bangsa Bani Israil dari keluarga nabi Musa as. Sedangkan As-Suhaili mengungkapkan bahwa ia adalah Tante dari nabi Musa as....
Sebelum menikah yang kedua kalinya Asiyah pernah menikah dengan Qabus bin Mus'ab bin Mu'awiyah Fir'aun Mesir yang mangkat, setelah suami pertamanya meninggal maka dinobatkan Al-Walid bin Mus'ab bin Mu'awiyah menjadi Fir'aun Mesir yang baru menggantikan tahta saudaranya. Dan Fir'aun Mesir yang baru ini lebih buruk dan angkuh dari sebelumnya, ia menikahi istri saudaranya Asiyah binti Muzahim sebagaimana disebutkan oleh berbagai riwayat...
Dari kedua pernikahannya baik dari Fir'aun yang mangkat maupun Fir'aun yang baru, Asiyah hidup dalam keadaan yang sangat mewah, memiliki berbagai fasilitas dan pelayanan istimewa dari dayan-dayan cantik di dalam istana. Namun Fir'aun baru sang suami semakin sombong dan ingin disucikan dan diagungkan oleh rakyatnya, sehingga mengklaim dirinya sebagai tuhan. Bahkan didalam suatu perayaan besar kerajaan ia menobatkan diri menjadi tuhan yang tertinggi bagi manusia, dan semua orang wajib menyembah pada dirinya serta menyiapkan alat-alat penyiksaan yang sesadis mungkin bagi siapa saja yang menentangnya...
Salah satu kisah populer yang menggambarkan kedzalima Fir'aun ini adalah penyiksaannya terhadap Masyitha, tukang sisir putri Fir'aun dengan melemparkan suami dan anak-anaknya satu persatu ke dalam wajan raksasa yang berisi minyak yang mendidih sampai mati, untuk memaksa Masyitha mengakui atas ketuhanan dirinya, tapi Masyitha tetap teguh pada keimanannya bahkan menentang Fir'aun dengan mengatakan "ربي وربك الله" (Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah). Maka Fir'aun tiada pilihan kecuali harus melemparkan juga Masyitha menyusul suami dan anak-anaknya kedalam minyak mendidih hingga mati...
Setelah peristiwa yang mengharukan itu, secara pelan dan pasti keimanan kepada Allah yang Maha Tunggal telah bersemayam di dalam sanubari Asiyah binti Muzahim, dan mengingkari atas klaim ketuhanan Fir'aun suaminya. Dengan keimanan Asiyah kepada Allah itu telah menghambat seruan Fir'aun mengkampanyekan atas ketuhanan dirinya, maka tak ada pilihan kecuali harus memaksa istrinya sendiri untuk mengakui dirinya sebagai tuhan yang tertinggi dengan melakukan berbagai rayuan dan terkadang dengan siksaan fisik, tapi Asiyah teguh dalam keimanannya kepada Tuhan yang Maha Agung...
Jalan terakhir yang dilakukan oleh Fir'aun adalah menyiksa istrinya Asiyah dengan membawanya ke padang pasir ditengah matahari terik, lalu Fir'aun meletakkan batu besar di atas punggungnya sambil dicambuk terus sampai mau mengaku Fir'aun sebagai tuhan. Tapi semakin disiksa semakin kuat imannya menanggung cambukan demi cambukan dari algojo Fir'aun, bahkan Asiyah nampak menikmati hukuman itu hingga Fir'aun putus asa dibuatnya...
Pada puncaknya Fir'aun memerintahkan algojo menaikkan batu besar di atas menara persis di atas kepala Asiyah, lalu Fir'aun berkata: Ini peringatan terakhir bagimu dan jika kamu tidak mengaku bahwa aku Fir'aun adalah tuhan tertinggi maka aku akan memerintahkan agar batu itu dijatuhkan menimpa dirimu dan kamu kamu akan mati seketika. Pada saat itulah Asiyah berdoa kepada Allah - sebagaimana diabadikan di dalam AlQuran - Allah berfirman dengan lafadz do'a Asiyah:
اِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَنَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَۙ
Terjemah Arti: "ketika dia (Asiyah) berkata, "Ya Tuhanku, bangunkan lah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim".
Maka pada detik-detik yang kritis itulah Allah Azza Wajalla memperlihatkan kepada Asiyah sebuah istana yang sangat megah yang telah disiapkan oleh Allah SWT di surga untuk Asiyah binti Muzahim, yang tak pernah dilihat oleh mata manusia, tak pernah didengar oleh telinga dan tak pernah terbetik di dalam hati siapapun sebelumnya. Itu semua berkat keimanan ketabahan oleh hamba yang beriman kepada Allah semata... Pada saat itulah Asiyah tersenyum dan Allah memerintahka malaikat segera mencabut nyawanya, dan seketika itu pula Fira'un menjatuhkan batu di atas tubuhnya...
Dengan demikian, maka Asiyah sudah terlebih dahulu meninggal sebelum batu menimpa tubuhnya yang mulia, jadi merasakan sadisnya penyiksaan Fir'aun dan orang-orang yang dzalim bersamanya... Rahimallahu Asiyah wa amtsalaha wa askanaha fasiha Jannati-Hi. Amin..!
Peranan Asiyah Istri Fir'aun Menyelamatkan Nabi Musa AS :
Adalah Asiyah binti Muzahim istri Fira'un telah mengambil peranan penting dalam menyelamatkan bayi nabi Allah Musa as dari ancaman kekejaman pembunuhan dari Fir'aun dan tentara-tentaranya. Asiyah merayu Fir'aun suaminya agar tidak membunuh bayi nabi Musa karena dia sudah langsung jatuh hati dan sayang kepada bayi Musa setelah menemukannya dari dalam peti yang hanyut di sungai Nil ke arah dekat istananya. Sebagaimana kisah tersebut diabadikan di dalam AlQuran, Allah berfirman dengan ucapan Asiyah pada suaminya :
وَقَالَتِ امْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّي وَلَكَ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَى أَن يَنفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
Terjemah Arti: "Dan Asiyah istri Fir'aun berkata: "(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak," sedang mereka tidak menyadari" (QS. Al-Qashash: 9).
Demi bujukan rayu istrinya Asiyah itu maka Fir'aun tidak membunuh bayi Musa dan membiarkannya tumbuh besar bersama istrinya di dalam istana Fir'aun. Setelah bayi Musa aman di istana, lalu Asiyah memerintahkan dayang-dayangnya untuk mencarikan seorang perempuan yang bisa menyusuinya, dan atas takdir Allah, saudara perempuan Musa mengusulkan agar ibunya-lah yang akan menyusui bayi itu. Dengan demikian maka tepatlah janji Allah kepada ibu nabi Musa bahwa akan mengembalikannya bayinya padanya, Allah berfirman tentang kisah ini :
فَرَدَدْنٰهُ اِلٰٓى اُمِّهٖ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ اَنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ
Terjemah Arti: "Maka Kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah adalah benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya" (QS. Al-Qashash: 13).
Keutamaan Asiyah Binti Muzahim :
Adapun keutamaan Asiyah binti Muzahim istri Fir'aun dan kemuliaannya, Allah SWT memuji serta menjadikannya teladan dan perumpamaan-Live di dalam salah satu ayat AlQuran sebagai seorang perempuan tangguh imannya meskipun hidup bersama seorang raja kafir seperti Fir'aun. Allah berfirman :
وَضَرَبَ اللَّـهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِندَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Terjemah Arti: "Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir'aun, ketika dia berkata, "Ya Tuhanku, bangunkan lah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim" (QS. At-Tahrim: 11).
Sebagaimana Rasulullah SAW memuji Asiyah binti Muzahim istri Fir'aun di dalam salah satu Hadits, bersabda :
(خيرُ نساءِ العالَمينَ: مَريمُ بنتُ عِمرانَ وخديجةُ بنتُ خُوَيلدٍ وفاطمةُ بنتُ مُحمَّدٍ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم وآسيةُ امرأةُ فِرعونَ)، وقال أيضاً:
Artinya: "Perempuan-perempuan terbaik yang pernah ada di dunia adalah: Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad SAW, dan Asiyah istri Fir'aun". Dan bersabda :
(كَمَلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ: إِلَّا آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وَمَرْيَمُ بنْتُ عِمْرَانَ، وإنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ علَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ علَى سَائِرِ الطَّعَامِ).
Artinya: "Banyak laki-laki yang memiliki keutamaan, namun dari kalangan perempuan hanya ada Asiyah istri Fir'aun, Maryam binti Imran, dan keutamaan Aisyah ra dibandingkan semua wanita bagaikan tsarid (*) di antara semua jenis makanan" (HR. Bukhari).
*(Tsarid: makanan dari remahan roti berkuah daging yang lezat, menggugah selera, dan mudah untuk dinikmati. Tiada bandingan untuk kelezatannya saat itu).
KAJIAN SELANJUTNYA:
(49) Raytha Penjahit Gila
(50) Ten
(51) Kiamat Sekejap Mata
KAJIAN SEBELUMNYA:
(44) Ten
(43) Ten
Tidak ada komentar:
Posting Komentar