*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat Dari Perumpamaan-Live AlQuran (27) :
AlQuran Memecah Gunung
By: Med Hatta
"Sekiranya Kami turunkan AlQuran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir."
Allah berfirman :
لَوْ أَنزَلْنَا هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُۥ خَٰشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ ٱللَّهِ ۚ وَتِلْكَ ٱلْأَمْثَٰلُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Terjemah Arti: "Sekiranya Kami turunkan AlQuran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir" (QS. Al-Hasyr: 21).
Pegunungan Di Dalam AlQuran :
AlQuranul Karim setiap berbicara tentang pegunungan selalu mengulasnya secara tuntas; seperti gunung sebagai pasak bumi, gunung-gunung yang tinggi pencakar langit; gunung-gunung yang berwarna-warni dst. Dimana tema-tema tersebut tidak dijangkau oleh manusia dan sains modern sebelumnya, kecuali baru paruh akhir abad lalu, yaitu sekitar 70-an tahun belakangan ini saja. AlQuran yang diwahyukan kepada rasul akhir zaman nabi Muhammad SAW telah memuat segala informasi tentang hakikat alam semesta termasuk pegunungan ini, yang masih misteri bagi orang-orang pada masa turunnya wahyu, bahkan berlangsung sampai berabad-abad setelahnya.
Pegunungan - misalnya - AlQuran menyebutnya sebagai pasak bumi (Lihat: QS. An-Naba: 7); pasak adalah ibarat sebuah pancang yang sebagian fisiknya nampak di atas permukaan bumi dan sebagian sisanya yang lebih banyak tertanam di bawah tanah, yang berfungsi sebagai penahan yang lainnya. Seperti itulah definisi AlQuran tentang gunung sebagai pasak yang menahan keseimbangan bumi hunian kita sehingga tetap berjalan stabil.
Sedangkan menurut ilmu geografi dan geologi (GeoScience) mendefinisikan gunung sebagai sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah sekitarnya. Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung dari adat lokal. Semua definisi yang beredar tentang gunung - masa kini - terbatas hanya pada tampakan luaran saja dari benjolan raksasa bumi ini, tanpa menjelaskan tentang cakar gunung yang mencengkeram di bawah perut bumi, yang belakangan diketahui bahwa cakar itu jauh lebih dalam masuk ke perut bumi daripada bagian gunung yang nampak di atas bumi. Hal ini baru dapat diungkapkan oleh sains modern belakangan ini sekitar tahun 60-an abad lalu. Dengan demikian AlQuran telah mendahului masanya sekitar 14 abad lebih maju.
Allah SWT menyebutkan gunung di dalam alQuran lebih dari empat puluh tempat, di antaranya ada yang berbicara tentang karakteristik gunung, fungsi dan keistimewaan-kestiweaannya, semuanya mengajak pembaca untuk tadabbur dan kontemplasi tentang bagaimana pegunungan itu diciptakan, dan mengantarkan pada sesuatu keajaiban tentang kedahsyatan kuasa Allah dalam menciptakan deretan pegunungan yang kokoh dan ketepatan konstruksinya. Pada ayat yang lain membicarakan tentang kesudahan dan nasib akhir dari gunung-gunung itu setelah bumi ini digantikan dengan bumi lain dan langit yang berbeda di hari kiamat, dan bagaimana takdir dari gunung-gunung yang nampak kokoh ini akan berubah - dengan kebesaran dan kekuatan Allah SWT - menjadi onggokan debu yang sia-sia dan berhamburan.
Selain sifat dan fungsi-fungsi gunung yang disebutkan di atas, sedikit sekali yang mengetahui bahwa sesungguhnya deretan-deretan pegunungan yang kita lihat kokoh di bumi itu ternyata mereka (juga) adalah wali-wali Allah di bumi dan menyembah kepada Allah seperti orang-orang beriman beribadah. Terdapat beberapa ayat AlQuran yang menceritakan berbagai peristiwa penting yang dilalui oleh gunung, di antara yang dapat disebutkan disini :
* Gunung telah menjadi saksi nyata atas kecongkakan kelompok manusia kafir yang menolak menyembah kepada Allah SWT, Allah berfirman :
وَهِىَ تَجْرِى بِهِمْ فِى مَوْجٍ كَٱلْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ٱبْنَهُۥ وَكَانَ فِى مَعْزِلٍ يَٰبُنَىَّ ٱرْكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ ٱلْكَٰفِرِينَ؛ قَالَ سَـَٔاوِىٓ إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِى مِنَ ٱلْمَآءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ ٱلْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ إِلَّا مَن رَّحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا ٱلْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ ٱلْمُغْرَقِينَ
Terjemah Arti: "Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, "Wahai anakku! Naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir. Dia (anaknya) menjawab, "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!" (Nuh) berkata, "Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah Yang Maha Penyayang." Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan" (QS. Hud: 42-43).
** Gunung menjadi saksi inti tentang keterampilan memahat dan produk-produk seni kaum nabi Shaleh as dan menyaksikan langsung kehancuran kaum itu kerena durhaka kepada Allah dan nabi-Nya. Allah berfirman :
وَكَانُوا۟ يَنْحِتُونَ مِنَ ٱلْجِبَالِ بُيُوتًا ءَامِنِينَ؛ فَأَخَذَتْهُمُ ٱلصَّيْحَةُ مُصْبِحِينَ
Terjemah Arti: "dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung batu, (yang didiami) dengan rasa aman. Kemudian mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur pada pagi hari" (QS. Al-Hijr: 82-83).
Gunung Beribadah Kepada Allah :
Dalil-dalil syariat mengungkapkan bahwa gunung-gunung bersujud kepada Allah SWT, bertasbih dan khusyu' kepada yang Maha Pencipta, pegunungan merupakan satu dari tiga dari fenomena besar alam semesta yang pernah ditawarkan oleh Allah untuk membawa "amanah" sebelum diemban oleh manusia, ini cukup menjadi bukti bahwa pegunungan itu mempunyai potensi beribadah kepada Allah. Penjelasan AlQuran tenteng ibadah gunung, sbb :
أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يَسْجُدُ لَهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ وَٱلنُّجُومُ وَٱلْجِبَالُ وَٱلشَّجَرُ وَٱلدَّوَآبُّ وَكَثِيرٌ مِّنَ ٱلنَّاسِ ۖ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ ٱلْعَذَابُ ۗ وَمَن يُهِنِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِن مُّكْرِمٍ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَآءُ
Terjemah Arti: "Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata, dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barang siapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki." (QS. Al-Hajj: 18).
Ayat di atas bersifat umum dalam menegaskan ritus sujud dari semua fenomena alam, hal ini mengesankan bahwa seluruh isi alam semesta itu menyembah kepada Allah SWT, mengenai tata cara dan prosesi penyembahan mereka hanya Allah-lah yang mengetahuinya. Kata Ibnu Katsir tentang sujudnya gunung: Adapun gunung dan pepohonan maka ritus sujud keduanya adalah memalingkan bayangannya ke kiri dan ke kanan.
AlQuran berbicara tentang gunung dengan sangat ajaib yang tak pernah dibayangkan ilmuan atau disentuh oleh riset para pakar sains, yaitu tema tentang pengabdian makhluk gunung ini pada Tuhan dan penciptanya, dan kepatuhannya - dengan keagungan dan kekohannya - merunduk dihadapan Allah SWT.
Gunung Bertasbih; Allah berfirman :
وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُودَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ وَكُنَّا فَاعِلِينَ
Terjemah Arti: "dan Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya." (QS. Al-Anbiya: 79);
يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ
Terjemah Arti: "(Kami berfirman), "Wahai gunung-gunung dan burung-burung! Bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud," dan Kami telah melunakkan besi untuknya" (QS. Saba: 10);
إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ
Terjemah Arti: "Sungguh, Kamilah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Dawud) pada waktu petang dan pagi" (QS. Shad: 18).
Tasbih bagi gunung sebagaimana diberitakan ayat-ayat di atas adalah fakta, tidak bisa dikatakan hanya sebagai kiasan saja, karena Allah telah memberikan kemampuan kepada gunung-gunung itu untuk bertasbih dengan cara yang hanya Allah yang mengetahui. Mereka di duetkan bertasbih bersama nabi Daud as dan ditundukkannya padanya adalah menunjukkan kemukjizatan nabi Daud itu sendiri, sekaligus sebagai dukungan dan partner untuk bertasbih, sehingga semakin sering-lah bertasbih atau ia bertasbih atas permintaan nabi Daud. Maka Allah menjadikan gunung itu tunduk pada perintah nabi Daud.
Bukti lain bahwa gunung-gunung itu bertasbih secara ril adalah Allah memanggil sebutan gunung-gunung itu langsung seperti pada surah Saba: "Wahai gunung-gunung dan burung-burung! Bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud". Adanya panggilan khusus tersebut menunjukkan bahwa yang dipanggil tentulah memiliki jiwa dan kemampuan.
AlQuran Wahyu Yang Berat Dapat Memecah Gunung :
Kembali kepada ayat kajian: "Sekiranya Kami turunkan AlQuran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir".
Perlu diketahui bahwa pegunungan merupakan satu dari tiga fenomena raksasa cosmos raya yang pernah ditawarkan oleh Allah SWT untuk memikul amanah sebelum diterima oleh manusia, Allah berfirman :
إِنَّا عَرَضْنَا ٱلْأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱلْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا ٱلْإِنسَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Terjemah Arti: "Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia." (QS. Al-Ahzab: 72).
Ayat ini lebih jauh menjelaskan bahwa sesungguhnya gunung-gunung, bumi dan langit ketiganya mempunyai potensi untuk memikul amanah tersebut, tapi mereka kompak menolak karena merasa berat dan khawatir tak mampu mengembannya. Khusus gunung, Allah SWT sudah mengujinya dengan menampakkan keagungan-Nya pada bukit Thur Sinai pada masa nabi Musa as, dan terbukti bukit itu tak kuasa menanggungnya serta hancur terbelah. Allah berfirman :
فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُۥ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُۥ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقًا ۚ
Terjemah Arti: "Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan." (QS. Al-A'raf: 143).
Oleh sebab itu, jika AlQuran-pun diturunkan pada sebuah gunung maka pastilah gunung itu akan terbelah (pula), karena AlQuran adalah wahyu Allah yang super-super berat. Nabi Muhammad SAW (saja) yang merupakan makhluk Allah yang paling mulia dan sudah dibekali perangkap-perangkap khusus oleh Allah di dalam dadanya untuk menerima wahyu AlQuran yang berat itu. Dan Beliau masih (juga) harus di warning terlebih dahulu oleh Allah SWT sebelum diturunkan padanya wahyu-wahyu AlQuran. Allah berfirman :
إِنَّا سَنُلْقِى عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا
Terjemah Arti: "Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu." (QS. Al-Muzzammil: 5).
Pengalaman pribadi Rasulullah SAW yang banyak diceritakan di dalam riwayat shahih cukup menjadi bukti betapa susah-payah Rasulullah SAW setiap kali menanggung beratnya wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepadanya secara bertahap selama sekitar 23 tahun. Berikut beberapa contoh riwat hadits yang menceritakan hal tersebut, sbb :
1. حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ الْحَارِثَ بْنَ هِشَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يَأْتِيكَ الْوَحْيُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَنْزِلُ عَلَيْهِ الْوَحْيُ فِي الْيَوْمِ الشَّدِيدِ الْبَرْدِ فَيَفْصِمُ عَنْهُ وَإِنَّ جَبِينَهُ لَيَتَفَصَّدُ عَرَقًا
Makna Hadits: (ditanya) "Wahai Rasulullah, bagaimana caranya wahyu turun kepada engkau? Maka Rasulullah SAW menjawab: Terkadang datang kepadaku seperti suara gemerincing lonceng dan cara ini yang paling berat buatku, lalu terhenti sehingga aku dapat mengerti apa yang disampaikan. Dan terkadang datang Malaikat menyerupai seseorang lalu berbicara kepadaku maka aku ikuti apa yang diucapkannya.
Ummul mukminin, Aisyah ra berkata: Sungguh aku pernah melihat turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW pada suatu hari yang sangat dingin lalu terhenti, dan aku lihat dahi Beliau mengucurkan keringat." (HR. Bukhari);
2. وقوله صلى الله عليه وسلم "ما من مرة يوحَى إلى، إلا ظننت أن نفسى تفيض" - أى : تخرج.
Makna Hadits: Tak pernah sekalipun di datangkan kepadaku wahyu, kecuali aku selalu menyangka bahwa roh ku telah keluar.
3. وقول زيد بن ثابت: أنزل على رسول الله صلى الله عليه وسلم شئ من القرآن - وفخذه على فخذى فكادت تُرَض فخذى - أى : تتكسر
Makna Hadits: Zaid bin Tsabit berkata: (suatu hari) Rasulullah SAW di datangkan padanya wahyu AlQuran, pada saat itu kakiku menopang kaki Rasulullah SAW dan nyaris saja kaki patah (menahan berat Wahyu).
4. ومنها ما رواه هشام بن عروة عن أبيه، أن النبى صلى الله عليه وسلم كان إذا أوحى عليه وهو على ناقته، وضعت جرانها - أى باطن عنقها - فما تستطيع أن تتحرك، حتى يُسَرَّى عنه.
Makna Hadits: Adalah Rasulullah SAW apabila turun kepadanya sebuah wahyu saat berkendara, maka untanya meletakkan batang lehernya (seperti mau dipotong), dan tidak kuasa bergerak hingga dijalankan oleh Nabi. Wallahu A'lam !
<<<===[26]•TERKAIT•[28]===>>>
KAJIAN SELANJUTNYA :
KAJIAN SEBELUMNYA :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar