My Buku Kuning Center : PERBANDINGAN PUASA DALAM ISLAM DAN PUASA UMAT TERDAHULU :

DROP MENU

Selasa, Maret 23, 2021

PERBANDINGAN PUASA DALAM ISLAM DAN PUASA UMAT TERDAHULU :

*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat Dari Perumpamaan-Live AlQuran (77) : 

Sejarah Puasa Nabi-Nabi Terdahulu Sejak Bapak Pertama Manusia Adam AS: 

By: Med Hatta 

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Allah berfirman : 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Terjemah Arti: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (QS. Al-Baqarah: 183). 

Puasa (bahasa Arab: "صوم" atau Shaum‎) adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Yaitu pada hari-hari yang tertenru selama bulan suci Ramadhan. Berpuasa (saum) merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Saum secara bahasa artinya menahan atau mencegah. 

Umat Terdahulu Juga Berpuasa : 


Ibadah Puasa dalam artian menahan dan mencegah merupakan ritual yang (juga) dilakukan oleh sebagian besar nabi dan rasul-rasul Allah terdahulu dengan tata cara dan pelaksanaan yang berbeda-beda antara rasul dan rasul yang lain. Maka puasa yang paling pertama dilakukan oleh manusia dipermukaan bumi, berdasarkan literatur kesejarahan dan keagamaan, adalah puasa yang dilakukan oleh bapak pertama manusia nabi Adam as.

Adalah nabi Adam as diketahui rutin menjalankan ritual puasa sebanyak tiga hari setiap bulan, yang kemudian ditafsirkan oleh sebagian ulama sebagai puasa "taubat" setelah keluar dari surga. Maka jumlah hari-hari puasa nabi Adam as adalah 36 hari dalam setahun. 

Sumber literatur menyebutkan bahwa jadwal ibadah puasa rutin nabi Adam as adalah tiga hari setiap pertengahan bulan (13,14 dan 15) kalender lunar, yaitu dikenal umat Islam sekarang sebagai "ayyamul baidh" atau hari-hari putih, merujuk pada cahaya bulan yang terang dan putih pada waktu purnama. 

Ritus ibadah yang sama dilakukan juga oleh nabi Nuh as, dia juga berpuasa seperti kakeknya nabi Adam as sebanyak tiga hari sebulan pada hari-hari purnama. Puasa nabi Nuh as itu disebut oleh ulama sebagai puasa "syukur" setelah selamat dari azab banjir besar yang memusnahkan hampir seluruh makhluk yang ada di bumi kecuali yang ikut di dalam perahu nabi Nuh as. 

Puasa seperti Adam dan Nuh di atas masih dilanjutkan oleh bapak para nabi yaitu nabi Ibrahim as. Di dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa nabi Ibrahim as berpuasa satu bulan penuh, namun para ulama mengomentari bahwa nabi Ibrahim as berpuasa tiga hari sebulan dengan perhitungan satu kebaikan bernilai 10 kali pahala, maka puasa tiga hari yang dilakukan nabi Ibrahim sama dengan 30 hari (sebulan penuh). 

Jumlah hari puasa bertambah ketika pada masa nabi Daud as, yang oleh nabi Muhammad SAW menyebutnya sebagai puasa yang terbaik, dimana nabi Daud as berpuasa selang-seling sepanjang tahun (sehari puasa, besoknya tidak puasa dan setelah itu puasa lagi dst), yaitu dikenal sebagai puasa sepanjang masa. Dan puasa nabi Daud inilah merupakan puasa yang terbanyak mencapai 182 hari dalam setahun. 

Selanjutnya sumber sejarah mencatat bahwa puasa nabi Sulaiman putra nabi Daud as bergeser dari cara puasa bapaknya, nabi Sulaiman hanya berpuasa 9 hari saja dalam sebulan, yaitu 3 hari di awal bulan + 3 hari pertengahan dan 3 hari di akhir bulan. 

Sedangkan puasa nabi Musa as, sebagaimana diisyaratkan AlQuran, Allah berfirman : 

وَوَٰعَدْنَا مُوسَىٰ ثَلَٰثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَٰهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَٰتُ رَبِّهِۦٓ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ۚ 

Terjemah Arti: "Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa (memberikan Taurat) tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam" (QS. Al-A'raf: 142). 

Para pakar menafsirkan ayat ini bahwa, Allah memerintahkan kepada nabi Musa untuk berpuasa selama 30 hari berturut-turut sebelum bertemu dengan Allah, dan setelah nabi Musa as memenuhi 30 hari berpuasa, dia merasa sungkan bertemu Tuhannya dengan aroma mulutnya yang bau habis berpuasa marathon maka dia mengambil ranting kayu (siwak) untuk menggosok giginya dan menghilngkan bau mulut, lalu akibat dari perbuatan nabi Musa tersebut Allah memerintahkan untuk menambah puasanya 10 hari lagi sebagai ganjaran mengosok gigi, maka genaplah 40 hari puasa nabi Musa as. 

Oleh karena itu, nabi Muhammad SAW menstimulus umatnya yang berpuasa, bersabda : 

وَالّذِى ‏نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطيَبُ عِندَ اللَّهِ مِن رِيحِ المِسكِ

Makna: "Demi (Allah) Yang menggenggam jiwa Muhammad, sungguh aroma bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari parfum kasturi" (Hadits). 

Ritual Puasa Menahan Berbicara : 

Tradisi puasa berubah drastis dari segi definisi puasa sebelumnya, yaitu setelah masa kelahiran nabi Isa as, yaitu ketika bunda Maryam, ibunda tercinta nabi Isa as, ingin berpuasa sebagaimana puasa nabi-nabi terdahulu tapi tiba-tiba Allah SWT menurunkan ilham padanya untuk tetap makan dan minum, dan sebagai gantinya adalah berpuasa tidak berbicara, sebagaimana di abadikan di dalam AlQuran, Allah berfirman : 

فَكُلِى وَٱشْرَبِى وَقَرِّى عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ ٱلْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِىٓ إِنِّى نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ ٱلْيَوْمَ إِنسِيًّا

Terjemah Arti: "Maka makan, minum, dan bersenang hatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini" (QS. Maryam: 26). 

Sebagian pakar tafsir berspekulasi bahwa "kemungkinan" karena hikmah Allah SWT jua memandang sangat berat bagi seorang ibu yang menyusui seperti dialami Maryam pada saat itu untuk berpuasa tidak makan dan tidak minum karena bayinya membutuhkan asupan ASI yang banyak darinya maka Maryam diperintahkan untuk berpuasa TIDAK BERBICARA kepada siapa pun selama satu hari penuh. 

Kemudian puasa serupa (tidak berbicara) juga diperintahkan kepada nabi Zakariyah as ketika menunggu kelahiran putranya nabi Yahya as, pada kurung waktu yang sama dengan masa Maryam dan putranya nabi Isa as, bedanya jumlah hari puasa tidak berbicara untuk nabi Zakariyah bertambah menjadi 3 hari berturut-turut. Allah berfirman : 

قَالَ رَبِّ ٱجْعَل لِّىٓ ءَايَةً ۚ قَالَ ءَايَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ ٱلنَّاسَ ثَلَٰثَ لَيَالٍ سَوِيًّا

Terjemah Arti: "Dia (Zakaria) berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda." (Allah) berfirman, "Tandamu ialah engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau sehat" (QS. Maryam: 10). 

Puasa Nabi Muhammad SAW Pada Fase Makkah sebelum Hijrah Ke Mafinah : 

Di dalam kitab surah disebutkan bahwa ritual puasa rutin yang dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW sebelum menerima wahyu di Makkah adalah puasa 1 bulan dalam setahun, kemudian setelah diutus menjadi nabi dan rasul terakhir nabi SAW memulai berpuasa rutin 2 hari dalam sepekan, yaitu hari Senin dan Kamis. Dan Rasulullah SAW menganjurkan kepada sahabat-sahabat Assabuquna al-Awwalun pada fase dakwah pertama di Makkah untuk mengikuti kedua puasa itu, disamping nabi juga masih mengikuti tradisi puasa nabi Adam selama tiga hari sebulan yang disebut puasa "ayyamul baidh". Banyak sekali hadits-hadits nabi yang menjelaskan kedua tipe puasa itu.

Perintah puasa satu bulan penuh di bulan ramadhan baru di mulai setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, yaitu pada bulan Sya'ban tahun ke-2 hijrah ayat perintah puasa dari surah Al-Baqarah ayat 183 diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Maka selang beberapa hari setelah ayat perintah puasa tersebut turun, pada awal bulan ramadhan tahun ke-2 hijriah Rasulullah SAW bersama umat Islam memulai pelaksanaan puasa wajib perdana dalam sejarah Islam, yang dikenal sebagai puasa Ramadhan. 

Nabi Muhammad SAW menjalankan ibadah puasa ramadhan sepanjang hidupnya sebanyak 9 kali Ramadhan. Wallahu A'lam !


KAJIAN SELANJUTNYA : 
(42) Ten 
(43) Ten 
(44) Ten 

KAJIAN SEBELUMNYA : 
(36) Ten 

Tidak ada komentar:

歓迎 | Bienvenue | 환영 | Welcome | أهلا وسهلا | добро пожаловать | Bonvenon | 歡迎

{} Thanks For Visiting {}
{} شكرا للزيارة {}
{} Trims Tamu Budiman {}


MyBukuKuning Global Group


KLIK GAMBAR!
Super-Bee
Pop up my Cbox
Optimize for higher ranking FREE – DIY Meta Tags! Brought to you by ineedhits!
Website Traffic