My Buku Kuning Center : D D I

DROP MENU

Tampilkan postingan dengan label D D I. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label D D I. Tampilkan semua postingan

Rabu, Maret 11, 2020

AGKH. ABD RAHMAN AMBO DALLE PEJUANG MELAWAN KEBODOHAN:


*Seminar Nasional Pengusulan Penganugerahan Gelar

Pahlawan Nasional kepada CPN AG.KH. Abd Rahman Ambo Dalle

*Catatan Pandangan/Pendapat Orang dan Tokoh Masyarakat

Tentang Kepahlawanan Anregurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle (04)

GURUTTA AMBO DALLE PANTAS DINOBATKAN SEBAGAI PAHLAWAN NASIONAL
Oleh: Dr. Hj. Nurlaelah Abbas, Lc., MA

Anregurutta KH. Abd Rahman Ambo Dalle pantas Dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional, karena beliau berjasa merintis pendidikan agama bermula dari MAI Sengkang lalu menyebar ke Mangkoso, Parepare dan Pinrang dengan nama DDI yang sampai sekarang masih eksis di tengah masyarakat. Meskipun beliau sudah tiada, namun animo masyarakat terutama alumninya tetap membara untuk tetap melanjutkan misi perjuangan beliau dg mengenang kepribadian beliau

Selasa, Maret 10, 2020

SOSOK KEPAHLAWANAN GURUTTA SEPERTI JEND. SUDIRMAN:


*Seminar Nasional Pengusulan Penganugerahan Gelar
Pahlawan Nasional kepada CPN AG.KH. Abd Rahman Ambo Dalle
*Catatan Pandangan/Pendapat Orang dan Tokoh Masyarakat
Tentang Kepahlawanan Anregurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle (03)

Anregurutta K.H. Abd. Rahman Ambo Dalle Pantas Dinobatkan Sebagai Pahlawan Nasional

Oleh: H. Bunyamin Amin, Lc., M.Ag.

Gurutta sangat pantas dinobatkan sebagai pahlawan nasional karena perjuangannya di bidang dakwah dan pendidikan tidak pernah berhenti walaupun sampai di hutan pada zaman D.I.T.I  beliau sampai digotong masuk hutan di Sul Sel tepatnya di Lappa Riaja Bone dan waktu saya berkunjung kesana th 1983 masyarakat bertanya masih hidupkah Gurutta ? Waktu saya disodorkan pertanyaan itu Gurutta lagi semangatnya membangun lokasi baru pesantren DDI di Kaballangeng layaknya Jend. Sudirman berjuang  diatas tandu prajuritnya

Senin, Maret 09, 2020

GURUTTA AMBO DALLE PAHLAWAN MULTI TALENTA :


*Seminar Nasional Pengusulan Penganugerahan Gelar
Pahlawan Nasional kepada CPN AG.KH. Abd Rahman Ambo Dalle
*Catatan Pandangan/Pendapat Orang dan Tokoh Masyarakat
Tentang Kepahlawanan Anregurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle (02)

GURUTTA AMBO DALLE PANTAS DIANUGERAHI GELAR PAHLAWAN NASIONAL
Oleh: H. Syamsuddin Sennang, S.Ag.

Gurutta Sangat layak dan Pantas mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional.
Beliau adalah sosok multi talenta dalam bidang pendidikan, dimana bukan saja disaat beliau  masih muda mengembangkan pendidikan, tapi sampai usia beliau senja ( usia 90 thn) masih saja mengajar santri-santrinya bila ada waktu senggang beliau.

Minggu, Maret 08, 2020

GURUTTA AMBO DALLE: PEJUANG MENDIDIK PEJUANG!


Seminar Nasional Pengusulan Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada CPN AG.KH. Abd Rahman Ambo Dalle
Catatan Pandangan/Pendapat Orang dan Tokoh m
Masyarakat Tentang Kepahlawanan Anregurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle (01)

GURUTTA AMBO DALLE PANTAS DIANUGERAHI GELAR PAHLAWAN NASIONAL
Oleh: Dr. H. M. Abzar Duraesa, M.Ag.

Anregurutta KH. Abd Rahman Ambo Dalle merupakan tokoh yang sangat penting dan berpengatuh dalam sejarah perjalanan bangsa, khususnya di Indonesia bagian Timur. Bahkan pengaruh nya mencakup hampir di seluruh Wilayah Nusantara, hal tersebut terbukti dengan berdirinya sejumlah Perguruan Tinggi, Pesantren, Madrasah/Sekolah Darud Da'wah wal Irsyad (DDI) di 17 Provinsi di Indonesia.

Sabtu, Maret 07, 2020

ALASAN USUL GELAR PAHLAWAN NASIONAL AGKH. ABD RAHMAN AMBO DALLE:


*Seminar Nasional Pengusulan Penganugerahan Gelar
Pahlawan Nasional kepada CPN AG.KH. Abd Rahman Ambo Dalle
*Catatan Pandangan/Pendapat Orang dan Tokoh Masyarakat
Tentang Kepahlawanan Anregurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle

GURUTTA AMBO DALLE PANTAS DINOBATKAN SEBAGAI PAHLAWAN NASIONAL
Oleh: Prof. Dr. H. Hamka Haq Al-Madry, MA

Banyak tokoh nasional mendapat gelar Pahlwan Nasional karena jasanya di bidang pendidikan, misalnya Rahmah El Yunusiah di  Padang Panjang yang mendirikan Madrasah Diniyah Putri.   Ada juga yang karena berjasa mendirikan organisasi besar seperti Lafran Pane, yang merupakan pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).   Jika hal-hal tersebut menjadi dasar, maka AGKH. Abd Rahman Ambo Dalle (Baca: Gurutta Ambo Dalle) tentua jauh lebih memenuhi syarat, karena beliau menggabungkan dua jasa besar itu, yakni berhasil mempelopori pendidikan sistem sekolah dan juga merupakan pendiri ormas besar Daru Da’wah wal Irsyad (DDI).  Kedudukan beliau sama dengan K.H. Ahmad Dahlan pendiri ormas Muhammadiyah berpusat di Yogyakarta, yang juga memiliki sekolah dan Perguruan Tinggi sekian banyak, juga sama dengan K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri NU berpusat di Jawa Timur yang juga memmbina Madrasah sekian ratus jumlahnya. 

Selasa, Maret 03, 2020

SUKSESKAN SEMINAR NASIONAL CPN AGKH. ABDURRAHMAN AMBO DALLE (TIM PENGUSUL):


PROPOSAL SEMINAR NASIONAL
PENGUSULAN PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN NASIONAL
ANREGURUTTA KH. ABDURRAHMAN AMBO DALLE
Ballroom Hotel Grand Asia Makassar, 28 MARET 2020

I.      LATAR BELAKANG
Anregurutta Kiai Haji (AGKH) Abdurrahman Ambo Dalle adalah pahlawan dari segala definisi. AGKH. Abdurrahman Ambo Dalle membangun gerakan pendidikan untuk merespon kelangkaan pendidikan akibat penjajahan. Gurutta sebagaimana panggilan akrabnya memulai gerakannya dengan mendirikan Madrasah Arabiyah Islamiyah (MAI) di Mangkoso tahun 1938, dan dari MAI Mangkoso mengilhami berdirinya cabang-cabang MAI lainnya di beberapa daerah potensial di Sulawesi Selatan, yang kelak diintegrasikan ke dalam sebuah organisasi besar yang didirikannya dikemudian hari.

Sabtu, Februari 29, 2020

GURUTTA AMBO DALLE CALON PAHLAWAN NASIONAL 2020:


KARYA MONUMENTAL AGKH. ABDURRAHMAN AMBO DALLE
Tim Pengusul CPN

Anregurutta[1] Kiai Haji[2] (AGKH) Abdurrahman Ambo Dalle dilahirkan di desa Ujunge (sebelah timur danau Tempe) kecamatan Tanasitolo, yang berjarak 7 km sebelah utara kota Sengkang kabupaten Wajo[3]. Tanggal kelahirannya tidak diketahui secara pasti, hanya diperkirakan 5 tahun sebelum Kolonial Belanda masuk di Sulawesi Selatan menanamkan kekuasaannya sebagai penjajah di belahan timur bumi Nusantara pada tahun 1900, sehingga diperkirakan kelahirannya pada tahun 1896. Ia meninggal pada hari Jumat tanggal 29 Nopember 1996 di Ujung Pandang (Makassar). Ini berarti umurnya mencapai sekitar 100 tahun[4].

Rabu, Februari 26, 2020

DUKUNG GURUTTA AMBO DALLE SEBAGAI PAHLAWAN NASIONAL 2020:


AGKH. ABDURRAHMAN AMBO DALLE SEBAGAI PAHLAWAN NASIONAL
Oleh: Tim Pengusul CPN

Anregurutta Kiai Haji (AGKH) Abdurrahman Ambo Dalle adalah pahlawan dari segala definisinya. Ia membangun gerakan pendidikan untuk merespon kelangkaan pendidikan akibat penjajahan. Gurutta Ambo Dalle, sebagaimana panggilan akrabnya, memulai gerakannya dengan mendirikan Madrasah Arabiyah Islamiyah (MAI) di Mangkoso tahun 1938, dan dari MAI Mangkoso mengilhami berdirinya cabang-cabang MAI lainnya di beberapa daerah potensial di Sulawesi Selatan, yang kelak diintegrasikan ke dalam sebuah organisasi besar yang didirikannya pada kemudian hari.

Kamis, Februari 20, 2020

GURUTTA AMBO DALLE DAN NAMA-NAMA ASHABUL KAHFI:


Kisah-Kisah Sejarah Alquran (1) :: Ashabul Kahfi
My: Buku Kuning
Salah satu kemukjizatan Alquran adalah merekap rentetan peristiwa-peristiwa sejarah peradaban bangsa/umat masa lalu, untuk memperkaya kazanah, wawasan dan hujjah-hujjah kebenaran ajaran agama Islam, sehingga tiada suatu peristiwa sejarah penting yang terjadi pada masa-masa gelap dan jauh sebelum Islam kecuali terekap tuntas dan rapih di dalam Alquran. Keberadaan ayat-ayat Alquran yang fenomenal tentang sejarah peradaban umat masa lalu dapat dirangkum ke dalam 3 kategori pokok:

Rabu, Februari 19, 2020

AGKH. ABDURRAHMAN AMBO DALLE PAHLAWAN NASIONAL


Sisi Lain dari Kepahlawanan Gurutta
By: My Buku Kuning

Anregurutta Kiai Haji (AGKH) Abdurrahman Ambo Dalle adalah pahlawan dari segala defisi. Ia yang dilahirkan di Desa UjungE Sengkang, Kabupaten Wajo 1990 dan wafat di Makassar 29 Nopember 1996, membangun gerakan pendidikan untuk merespon kelangkaan pendidikan akibat penjajahan. Gurutta sebagaimana panggilan akrabnya memulai gerakannya dengan mendirikan Madrasah Arabiyah Islamiyah (MAI) di Mangkoso tahun 1938, dan dari MAI Mangkoso mengilhami berdirinya cabang-cabang MAI lainnya di beberapa daerah potensial di Sulawesi Selatan, yang kelak diintegrasikan ke dalam sebuah organisasi besar yang didirikannya dikemudian hari.

Minggu, Januari 21, 2018

BAHAGIALAH DALAM PERISTIRAHATANMU BAPAK KEDUA DDI

Haul Ke-2 Gurunda Dr. AGH. MA. Rusdy Ambo Dalle

MENGENALMU memang sudah cukup lama dari semenjak kuku bercaruk di ujung jari-jari ini (1983) di Kaballangan dahulu ,,, Tetapi bersamamu - secara dekat sekali - tidak terlalu lama, namun intensitas, kuantitas dan kualitas pertemuan selama sekitar 3 tahun bersamamu dalam satu perjuangan (2012-2015), tidaklah dapat dihitung dengan angka digital. 


Minggu, Desember 31, 2017

CATATAN AKHIR TAHUN SEKJEN PB DDI (2017):

Catatan Akhir Tahun 2017 :


Penulis : AGH. Helmi Ali
Tidak terasa kita kini sudah berada diujung tahun 2017, dan sebentar lagi memasuki tahun 2018. Waktu berjalan begitu cepat, berbagai peristiwa kita lalui. Ada yang menyenangkan, menggembirakan, memberi energy; di lain sisi, ada juga yang (tampaknya lebih banyak) merisaukan, menyesakkan, menguras energy ketika melintas benak kita.

Saya mencatat bahwa ditingkat tertentu sekarang ini muncul kegairahan ber-DDI, atau mungkin menjadi DDI kembali (sebagai gerakan pendidikan dan dakwah). Terihat ada semangat baru, penuh harapan tentang DDI ke depan. Hubungan-hubungan yang dulu kaku, seperti mencair. Orang-orang dulu memandang saudaranya dan tetangganya dengan nyinyir, karena persoalan-persoalan masa lalu, lebih banyak bercerita tentang sisi gelapnya dan keburukannya, mulai membuka diri; menerima kehadirannya dan tidak lagi banyak mengungkapkan sisi-sisi gelap saudaranya itu. Orang-orang yang dulu memandang sadaranya, penuh rasa curiga, tidak percaya, mulai menyapa dengan akrab. Itu tentu saja menggemberikan dan memberi semangat.

(Lihat: Sambungan)

Sabtu, April 22, 2017

JEJAK PERJUANGAN ULAMA PEREMPUAN INDONESIA



PROLOG

Nasib (Ulama) Perempuan

Oleh: Helmy Ali Yafie

Di Sulawesi Selatan, ada seorang perempuan yang bernama Hj. Hafsah Laodji, asal Rappang, Sulawesi Selatan, yang aktif mengajar di madrasah-madrasah dan pesantren-pesantren Darud Da’wah wal Irsyad[1], mulai dari sejak akhir tahun 1940-an, sampai pada akhir hayatnya, pertengahan tahun 1990-an. Hj. Hafsah, mulai mengajar di MAI Mangkoso, Sulawesi Selatan; ketika madrasah itu membuka kelas perempuan. Lalu pindah ke Pare-Pare, dan mengajar di Madrasah DDI Ujung Baru. Pada pertengahan tahun 1950-an, bersama suaminya, H. Mahmud Pase, dia pergi ke Kepulauan Riau, Sumatera, untuk membuka sekolah DDI disana. Dia baru kembali lagi ke Sulawesi pada pertengahan tahun 1960-an. Seterusnya dia tinggal di Pare-Pare mengajar di Pesantren DDI Ujung Lare, sampai akhirnya hayatnya. Hj. Hafsah adalah seorang perempuan yang memiliki kedalaman keilmuan yang tidak terukur. Dia sungguh-sungguh alim (berilmu), menguasai ilmu-ilmu dan wacana keagamaan klasik. Tidak kalah dengan orang-orang, laki-laki, yang memperoleh gelar guru besar dalam dunia keilmuan tradisional Islam yang pernah ada di Sulawesi Selatan[2]. Dia adalah seorang Ulama. Atau dia memenuhi seluruh kwalifikasi yang dibutuhkan untuk disebut sebagai ulama dalam dunia Islam; dari sisi ilmu dan karakter. Dia memang bukan tipe yang tampil di podium berbicara dengan semangat yang berapi-api. Dia lebih memusatkan perhatian untuk mengajar atau mendidik. Dia mengabdikan diri untuk mendidikan anak-anak perempuan, dengan sepenuh hati, total dan ikhlas. Dia cenderung pendiam dan rendah hati. Berbicara ketika ditanya; kecuali ketika mengajar. Dia mengajar di beberapa tempat, mendidik banyak murid, tidak hanya di Sulawesi Selatan, bahkan di Riau. Dia memiliki banyak murid, perempuan dan laki-laki. Tetapi anehnya, namanya tidak banyak disebut, bahkan di Pare-Pare dan Mangkoso, tempat dia pernah mengabdi dalam waktu yang relatif lama. Sepanjang yang saya ketahui, tidak ada buku tentang dia, atau buku yang menyebut namanya. Jangankan dalam encyclopedia, atau buku, sampai kini belum ada skripsi, apalagi disertasi yang di tulis yang menyebutkan namanya. Padahal banyak orang yang pernah menjadi muridnya, yang kini menyandang gelar Sarajana atau Doktor.
 (Lihat: Sambungan)

Sabtu, Desember 31, 2016

SRIKANDI-SRIKANDI PEJUANG DDI (01):

KHj. Sitti Zainab Binti Mas’ud Sosok Ulama Perempuan Sejati DDI
By: My Buku Kuning Center
Darud Dakwah wal-Irsyad (DDI) sepanjang sejarahnya telah melahirkan banyak ulama kharismatik dengan syahadah nasional dan internasional, sebut saja seperti founding father DDI Anregurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle, AGH. Muhammad Amberi Sa'id, AGH. Prof. Muhammad Ali Yafie, AGH. Muhammad Amin Nashir, AGH. Muhammad Abduh Pabbaja, AGH. Shabir Bugis, Lc., AGH. Prof. Dr. (HC) Sanusi Baco, Lc., AGH. Prof. Dr. Muhammad Faried Wajedy, MA., AGH. Dr. MA Ali Rusdy Ambo Dalle, AGH. Prof. Dr. Abdul Rahim, MA., Prof. Dr. KH. Andi Syamsul Bahri Galigo, MA., AGH. Dr. Muhammad Yunus Shamad, Lc. dan sederet nama-nama besar lainnya. Namun tidak banyak mencetak ulama perempuan, dan salah satu ulama perempuan yang langkah dari rahim DDI itu adalah Gurutta KHj. Siti Zainab binti Mas'ud.

Jumat, Desember 30, 2016

TOKOH DDI DRS. KH. M. AMIN HARUN, M.AG. WAFAT:



MyBukuKuning.com – Sekjen PB DDI Helmi Ali mengenang (alm) Drs. KH. M. Amin Harun, M.Ag., setelah mendapat kabar duka via sms dari bapak Karim (menantu almarhum). Kiai Amin Harun meninggal dunia pada hari Kamis, 29 Desember 2016 di Makassar - Sulawesi Selatan:
Kakanda Kiai Amin Harun, mungkin tidak begitu populer karena pembawaannya. Dia bukan type orang yang menggebu-gebu; dia relatif kalem, dan rendah hati, dia halus dan tidak menonjolkan diri. Namanya mungkin jarang disebutkan dalam pergulatan, tetapi dia adalah salah satu tokoh yang memiliki ikatan emoasional yang sangat kuat dengan Darud Dakwah wal-Irsyad (DDI).

Rabu, Desember 28, 2016

MENGENANG SRIKANDI DDI KHj. SITI ZAINAB BINTI MAS'UD (1930-2003):



Bangga Menjadi Cucu Nenenda Petta Hj. St. Zainab
Membaca tulisan yang diposting Pamanda H. Maqbul di salah satu grup Facebook beberapa waktu lalu, membuka kembali lembaran kenangan kebersamaan bersama Nenenda Petta Hj. St. Zainab binti Mas'ud semasa hidupnya. Sebagai cucu dari Beliau, saya betul-betul merasakan dan menyaksikan langsung bagaimana pengabdian Beliau untuk DDI. Nenenda tak sungkan-sungkan mengorbankan waktu dan materi demi kemajuan DDI.

Selasa, November 22, 2016

ANREGURUTTA PROF. KH. ALI YAFIE BERULANG TAHUN YANG KE-93:


Happy Birthday Gurutta Puang Ali,,, barakallah fi omrihi: Semoga Allah SWT memberikan keafiatan & keberkahan atas umurnya...
By: Med Hatta
Keluarga Besar Anregurutta Prof. Dr. KH. Muhammad Ali Yafie menggelar tasyakkuran dan peluncuran buku "Bertasawuf di Zaman Edan". Perhelatan yang diinisiasi oleh sejumlah murid Anregurutta tersebut turut dihadiri tokoh-tokoh Nasional.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tahun 1990-2000, Anregurutta Prof. Dr. KH. M. Ali Yafie, tampak sangat segar menghadiri perayaan ulang tahunnya yang ke-93. Walau tidak banyak berbicara, Anregurutta yang datang menggunakan kursi roda masih mampu melangkahkan kaki saat memasuki ruangan. Senyuman khasnya tampak tidak hilang, yang terus ditunjukkan sepanjang acara syukuran dan peluncuran buku.

Sabtu, September 24, 2016

STAI DDI, PELUANG dan TANTANGAN DAKWAH ISLAMIAH:

Coretan Kuliah Umum Pada STAI DDI Parepare (24/9/'16)
Oleh: Med Hatta[1]
Prolog
Darud Dakwah wal-Irsyad (DDI), merupakan ormas Islam terbesar di Indonesia timur dan terbesar ketiga nasional setelah Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Salah satu harapan besar para tokoh founding father saat mendeklarasikan berdirinya ormas ini adalah perlunya membangun sistem pendidikan berbasis kemasyarakatan; menggiatkan bidang dakwah dan sosial kemaslahatan umat yang luas. Untuk membina pribadi-pribadi muslim yang cakap dan bertanggung jawab atas terselenggaranya ajaran Islam secara murni dikalangan umat Islam; dan menjamin kelestarian jiwa patriotik rakyat Sulawesi Selatan yang pada waktu itu sedang  mempertaruhkan jiwa raganya demi mengusir kolonialisme dan mempertahankan kemerdekaan proklamasi 17 Agustus 1945.




1.       Ketua Dewan Kiai PPMI Shohwatul Is’ad Pangkep.


Jumat, Januari 29, 2016

AGH. PROF. DR. ANDI SYAMSUL BAHRI GALIGO RESMI PIMPIN DDI:



PENGUKUHAN PELAKSANA TUGAS (PLT) KETUM PB DDI 2016-2020
Oleh: My Buku Kuning
Semenjak Anregurutta Dr. KH. MA Rusdy Ambo Dalle, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Darud Dakwah wal Irsyad (DDI), yang telah dianugerah gelar kehormatan oleh Anregutta Prof. KH. Ali Yafie sebagai "Syahidud Dar Ibnu Muassisid Dar" (Syahid Besar DDI Putra Pendiri DDI), wafat hari Kamis, 21 Januari 2016 lalu, Majelis Syuyukh (MS) DDI seakan tidak pernah berhenti bergerak dan mengadakan pertemuan-pertemuan marathon, baik secara tertutup maupun terbuka, memikirkan stabilitas kepengurusan DDI selanjutnya pasca meninggal pemimpin pemersatu dan tokoh monumental ormas terbesar ketiga nasional ini.
Sehari setelah pemakaman jenazah Almagfurulahu Gurutta Rusdy Ambo Dalle, tepatnya hari Jumat tanggal 22 Januari 2016, MS memanggil secara Khusus Anregurutta Prof. Dr. KH. Andi Syamsul Bahri Galigo (Wakil Ketua Umum PB DDI) dari negeri Kesultanan Brunei Darussalam dan mereka mengadakan pertemuan tertup di kediaman Anregurutta KH. Sanusi Baco, Lc di Makassar, dalam pertemuan itu tiga dari empat anggota Majelis Syuyukh (Anregurutta KH. Sanusi Baco, Lc (Tuan Rumah); Anregurutta KH. M. Faried Wajedy, MA; dan Anregurutta KH. Lukmanul Hakim, Lc), memohon – setengah memaksa – Anregurutta Prof. Dr. KH. Andi Syamsul Bahri Galigo untuk memimpin DDI selanjutnya, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketum PB DDI. Karena secara organisasi apabila Ketua Umum berhalangan tetap, maka digantikan oleh Wakil Ketua Umum.



Kamis, Januari 28, 2016

HELMI ALI YAFIE SEKJEN PB DDI 2016-2020:



Profil Singkat Sekjen PB DDI
By: My Buku Kuning
KH. Helmi Ali Yafie, yang di kalangan anggota IAPDIKA dan IADAD akrab dipanggilan Puang Helmi ini, lahir di JampuE-Pinrang, 10 April 1953, adalah anak kedua dari empat bersaudara  pasangan Gurutta Prof. KH. Ali Yafie dan Hj. Aisyah Umar. Semenjak kecil dididik untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah dan senantiasa menghargai ulama yang memiliki peran penting dalam mengambil keputusan dalam organisasi. Helmi kecil memulai debut pendidikan formalnya di Sekolah Arab/Sekolah Dasar DDI Jampue-Pinrang, kemudian sekolah menengah pertama dan atas di lalui Makassar, dan selesai di Fakultas Ushuludin, jurusan filsafat IAIN Jakara. Pernah ikut program master di UI, tetapi tidak enjoy dan memutuskan tidak menyelesaikan karena ilmunya tidak sesuai yang diharapkan, padahal ada problem real yg dihadapi masyarakat; itu mungkin efek dari aktivitas di dunia NGOs/LSM)





歓迎 | Bienvenue | 환영 | Welcome | أهلا وسهلا | добро пожаловать | Bonvenon | 歡迎

{} Thanks For Visiting {}
{} شكرا للزيارة {}
{} Trims Tamu Budiman {}


MyBukuKuning Global Group


KLIK GAMBAR!
Super-Bee
Pop up my Cbox
Optimize for higher ranking FREE – DIY Meta Tags! Brought to you by ineedhits!
Website Traffic