Ramadhan Covid-19 Yang Selalu di
Hati
By: Med Hatta
Sebagaimana
biasanya bulan Ramadhan yang senantiasa di nanti-nantikan oleh umat Islam kini
telah datang menemui sekitar 1,8 Milyar umat Islam di seluruh dunia, bahkan sudah
lewat separuh dari peredarannya. Masih seperti dulu, kedatangan Ramadhan selalu
sarat dengan surprise yang menyenangkan, membawa berbagai berkah untuk
orang-orang yang beriman. Bulan Ramadhan bagi umat Islam adalah musim yang
bertabur kebahagian, pestival Ibadah, ketaatan dan kedekatan kepada Sang
Pencipta. Di dalamnya terdapat perdagangan yang selalu menguntungkan, pesta
harapan keinginan, dan di dalamnya segala do’a dikabulkan serta berkat kemuliaanya
maka pintu-pintu langit dibuka selebar-lebarnya.
Namun,
kehadiran bulan Ramadhan tahun ini tidak seperti kehadirannya sedia kala,
Ramadhan kali menjumpai umta Islam dalam kondisi yang berbeda dengan adanya
penyebaran pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) yang menyerang secara
merata seluruh belahan bumi. Maka diberlakukan kebijakan Karantina Kesehatan,
PSBB, Physical/Social distancing, dan jenis-jenis lockdown lainnya. Semua
itu telah merubah tatanan kehidupan masyarakat dunia secara keseluruhan, dan
tentu saja telah berandil pula merubah wajah ceriah bulan suci Ramadhan tahun
ini bagi umat Islam. Dan mayoritas negara-negara islam membuat kebijakan tidak
melakukan shalat di masjid-masjid, baik shalat jama’ah 5 waktu, jum’at dan
tarawih sebagai upaya pencegahan penyebaran pandemi Covid-19.
Konsukuensinya,
mayoritas umat Islam menghabiskan bulan suci Ramadhan di rumah saja. Dan
Ramadhan Corona 1441 H. sepi dari sebagian ritus khas Ramdhan, tidak ada
tarawih di masjid, tidak menikmati lantunan do’a dan bacaan Alquran dari
imam-imam pilihan yang selalu membuat shalat khusu’ dan terkadang
meneteskan air mata, tidak ada I’tikaf di masjid, tidak ada acara kondangan
buka puasa bersama dan acara-acara sosial dan duduk-duduk di café-café habis
tawawih, serta spot-spot kemeriahan khas Ramadhan lainnya. Ini adalah Ramadhan
corona yang sangat unik, yang mungkin tidak pernah dirasakan oleh umat Islam
sebelumnya, dan berharap tidak berpulang seperti ini selamanya.
Keistimewan
Ramadhan Corona Yang Luput dari Perhatian Sebagian Umat Islam
Bagi
umat Islam yang optimisme, pasti akan selalu berbaik sangka terhadap Allah,
mereka akan mengatakan, mungkin semua yang disebutkan di atas adalah pengaruh
negatif dari Ramadhan corona yang memprihatinkan, dan membuat umat Islam
bersedih dan syok, tapi ini bukanlah berarti Ramadhan Corona sia-sia, dan memangkas
ritus-ritus utama Ramadhan, bahkan mengurangi nilai pahala ibadah tidak seperti
Ramadhan yang lain. Tentu saja tidak demikian. Maka berdasarkan pengalaman
telah melewati sepertiga Ramadhan Corona ini, penulis merangkum beberapa
keistimewaan yang cukup menonjol dari Ramadhan Corona yang (mungkin) luput dari
perhatian sebagian umat Islam, yang yaitu:
1. Pahala
Ibadah bagi orang-orang yang telah terbiasa mengamalkan ritus-ritus Ramadhan dengan
sungguh-sungguh tetap akan diperolehnya dengan sempurna, bahkan berlipat ganda
jika melakukannya dengan khusu’ meski tantangannya besar. Kata ahli
ushul (الأجر على قدر المشقة) atau
“pahala diukur sesuai dengan bertanya tantangan”. Dan rasulullah SAW bersabda:
“Apabila seorang hamba sakit, atau bepergian jauh (musafir) maka tetap
dituliskan pahala baginya sebagaimana saat dia mukim dan sehat". (HR Abu
Daud dan Ahmad). Hadits lain: “Barangsiapa yang merencanakan suatu kebaikan
lalu tidak dapat melakukannya niscaya Allah tetap menuliskan baginya pahala
yang sempurna”.
2. Ramadhan Corona telah menemukan
jenis-jenis ibadah yang terbaharui di
dalamnya, yaitu tercetusnya suatu jenis ketaatan berbeda di dalamnya, sebagaimana orang-orang
cenderung lebih mendekatkan
diri kepada Allah SWT ala Corona. Dan –
tidak dipungkiri – Ramadhan Corona telah membuka cakrawala baru bagi kita untuk lebih fokus beramal, dan ini adalah peluang baru yang tidak ditemukan selain pada Ramadhan Corona. Seperti bersabar terhadap
taqdir ‘kelam’ akibatkan Covid-19, ridha atas ketentuan Allah di dalamnya, dan
rasa pasrah menunggu pertolongan Allah untuk segera mengangkat pandemi virus
corona serta memohon atas kesembuhan orang-orang yang terpapar Covid-19, itu
semua adalah jenis-jenis Ibadah yang terbaharui oleh pandemi dan orang-orang
akan diberikan pahala atasnya.
3. Taat
di rumah saja dan mematuhui segala ketentuan Karantina Kesehatan sebagai upaya
memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19 dan menjaga diri dan orang lain
dari terpapar virus corona, adalah ibadah ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya.
Sebagaimana firman Allah: “Janganlah mencampakkan dirimu pada kehancuran”
(QS. Al-Baqarah: 195), dan “Janganlah membunuh dirimu sendiri” (QS.
An-Nisa: 29). Dan sabda rasulullah SAW:
“Tidak beriman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya
sebagaimana mencintai dirinya sendiri” dan “Seorang muslim adalah yang
menjaga sesamanya muslim dari lidah dan tindakannya”.
4. Perasaan
menyesali diri tidak dapat menunaikan berbagai Ibadah dan ketaatan yang telah
diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya, dan bersedih atas keterbatasan waktu
dan kondisi untuk melakukannya, adalah juga bagian dari Ibadah yang (mungkin)
tidak dirasakan oleh sebagian orang.
5. Di
antara jenis Ibadah juga adalah menyesali keterbatasan tidak memanfaatkan kesempatan
meraih nikmat yang berharga, tidak mensyukuri keberadaannya, dan tidak berusaha
mengoptimalkan waktu untuknya, seperti nikmat ziarah ke Batullah, shalat
berjama’ah dan I’tikaf di masjid, berdo’a di antara azan dan iqamat,
silaturrahim bersama kerabat dan teman-teman dekat, dan lain-lain, semua bursa nikmat
itu kita merasa telah melalaikannya. Dan sekarang menjelang akhir Ramadhan
corona ini kita merenungi apa yang telah tertinggal dan tidak dapat kita raih
tersebut, lalu memohon kepada Allah agar mengembalikannya kepada kita dan meminta
berkah-berkah tersebut.
6.
Ramadhan Corona adalah kesempatan untuk di rumah saja dengan mengisi ketaatan, ibadah, shalat tarawih, membaca Alquran. Dan Sebagai kepala rumah tangga mengimami keluarganya shalat wajib
berkama’ah, Tarawih, dan mengajak seluruh anggota keluarga di rumah berkumpul
untuk shalat maka rumah dipenuhi dengan kebaikan dan berkah.
7.
Ramadhan masa pandemi Covid-19 meniadakan kebiasaan
begadang bersama teman-teman, tidak lagi bermain catur atau gaplek, tidak ada
partai duduk di café-café sampai Sahur, semua itu – berkat karantina kesehatan
– menjadi kesempatan untuk lebih banyak duduk bersama Istri, anak-anak, dan
anggota keluarga lainnya di dalam rumah, setiap saat saling bersalam-sapa dan
menanyakan keadaan masing-masing, serta mungkin juga mengurangi kontak-kontak
luar yang selama ini telah menyita banyak waktu kita.
8.
Ramadhan Corona juga membuat peluang lebih besar untuk bersedekah,
dan nilai kebaikan di dalamnya mungkin lebih besar dari Ramadhan yang lain;
Pada Ramadhan corona banyak orang yang harus kehilangan pekerjaannya, kehidupan
orang-orang menjadi susah, dan semakin banyak daftar orang-orang yang berhak
menerima zakat dan sedekah. Maka ulurkanlah tangan Anda membantu meringankan beban saudara-saudara sesama
Islam yang saat ini sangat
membutuhkannya. Maka segerakanlah membayar zakat kekayaan Anda. Dan para ulama
menfatwakan keutamaan menyegerakan pembayaran zakat harta, termasuk juga zakat
fitrah tidak perlu menunggu akhir Ramadhan. Karena hari ini ada di antara saudara-saudara kita sedang kelaparan, bahkan mungkin
tidak bisa berpuasa karena tidak bisa membeli kebutuhan.
9.
Ramadhan Corona ini telah menjadi pengalaman yang unik
dan tentu ini adalah taqdir kita menerima Ramadhan ini dalam kondisi istimewa. Dan
kita harus memenangkan Ramadhan Corona tahun ini dan menjadikannya Ramadhan terbaik dalam hidup kita. Mungkin juga
sudah bertahun-tahun lamanya kita merindukan Ramadhan bebas dari berbagai
rutinitas kantor, kampus dan sekolah untuk lebih fokus beribadah di dalamnya,
maka – berkat Karantina Kesehatan dan Di RumahAja – kini kini harapan terpendam
kita tersebut telah menjadi kenyataan. Di RumahAja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar