(Demi Kapal-Kapal Yang Berlayar Dengan Tenang)فَالْجَارِيَاتِ يُسْرًا
Autor: Med HATTA
Ayat tema ini disebutkan secara berurutan dengan sumpah-sumpah yang lain pada surah ad-Dzariyat, yaitu Allah bersumpah dengan sumpah-sumpah dahsyat:
Artinya: “Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan sekuat-kuatnya; dan awan yang mengandung hujan; dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah; dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan”. (QS: 051: 3)
Tidak ada penjelasan lebih detail tentang bahtera yang disumpahkan oleh Allah tersebut pada ayat kajian kecuali hanya berlayar dengan mudah.
Pengetahuan kita tentang hakikat bahtera
akan terbuka setelah membaca ayat-ayat yang lain di dalam al-Qur’an,
yang saling menafsirkan satu sama lain. Istilah-istilah lain dari
bahtera di dalam al-Qur’an dikenal: (as-safinatu, al-alwaahu, al-fulku (falouka – bahasa Maroko), al-jaariyatu, dan al-jawaaru):
Ayat-ayat al-Qur’an Tentang Bahtera:
- “dan bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia…” (QS: 02: 164).
- “Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian kami selamatkan dia dan pengikut-pengikunya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami…” (QS: 07: 64).
- “Dia-lah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, dan (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik…” (QS: 10: 22).
- “Lalu mereka mendustakan Nuh, maka Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami jadikan mereka pemegang kekuasaan dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu” (QS: 10: 72).
- “Dan Buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu keluhkan dengan Aku tentang orang-orang yang aniayah itu, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Dan mulailah Nuh membuat bahtera, dan setiap kali rombongan kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: Jika kamu mengejek kami, maka kami (pun) mengejekmu sebagaimana kalian mengejek (kami)” (QS: 11: 37-38).
- “Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksan gunung…” (QS: 11: 42).
- “Dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya berlayar di lautan dengan kehendak-NYA...” (QS: 14: 32).
- “Dan Dia-lah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya” (QS: 16: 14).
- “Tuhanmu adalah yang menjalankan kapal-kapal di lautan untukmu…” (QS: 17: 66).
- “Maka berjalanlah keduanya hingga ketika menumpangi perahu lalu khaider melobanginya. Musa protes mengatakan: Mengapa kamu melobangi perahu ini untuk menenggelamkan penumpangnya, kamu pasti telah melakukan kesalahan yang fatal” (QS: 18: 71).
- “Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-NYA…?” (QS: 22: 65).
- “Lalu Kami wahyukan kepada Nuh: Buatlah bahtera dibawah pengawasan dan petunjuk Kami, maka apabila telah datang perintah Kami dan tannur telah memancarkan air, maka masukanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu divonis (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu keluhkan dengan Aku tentang orang-orang yang aniayah, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan” (QS: 23: 27).
- “Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal” (QS: 26: 119-120).
- “Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia” (QS: 29: 15).
- “Maka apabila mereka naik kapal mereka berdo’a kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, maka Tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)” (QS: 29: 65).
- “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nyaialah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nyadan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya...” (QS: 30: 46)
- “Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan ni’mat Allah…” (QS: 31: 31).
- “Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-NYA dan supaya kamu bersyukur” (Q.S: 35: 12).
- “Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut Keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan…” (Q.S: 36: 41).
- “Sesungguhnya Yunus adalah salah seorang rasul; (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan…” (QS: 37: 139-140).
- “dan kamu dapat diangkut dengan mengendarai binatang-binatang itu dan dengan mengendarai bahtera” (QS: 40: 80).
- “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung; Jika Dia menghendaki Dia akan menghentikan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur” (QS: 42: 32-33).
- “Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untuk-mu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi” (Q.S: 43: 12).
- “Allah-lah yang menundukkan lautan untuk-mu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya...” (QS: 45: 12)
- “Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku. Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh)” (QS: 54: 13-14).
- “Dan kepunyaan-NYA-lah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung; Maka ni’mat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS: 55: 24-25).
- “Sesungguhnya Kami, Tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang) kamu, ke dalam bahtera; agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu agar dicamkan oleh telinga yang mau mendengar” (QS: 69: 11-12).
Dari ayat-ayat di atas dapat dipetik beberapa hikmah, sebagai berikut:
- Salah satu tanda-tanda kekuasaan Allah ialah bahtera berlayar di lautan Allah yang menundukkan lautan untuk berjalan bahtera
- Lautan itu sesuatu yang menakutkan bagi manusia
- Tuhan lah yang menjalankan bahtera
- Allah-lah yang mengirimkan angin untuk berjalan bahtera
- Bahtera di tundukkan bagi manusia sebagai alat transportasi
- Bahtera berlayar dengan kehendak dan perintah Allah
- Bahtera laksana gunung di ayun ombak di lautan
- Allah-lah yang menyelamatkan dan menenggelamkan bahtera, serta Dia pula yang menyelamatkan dan membinasakan penumpang-penumpangnya.
- Bahtera dapat berjalan di dua laut (asin dan tawar), dan dipakai untuk mencari karunia Allah.
- Bahtera yang berlayar di lautan merupakan ni’mat dan karunia dari Allah
- Bahtera pertama dibuat dengan Pengawasan dan petunjuk Allah
- Bahtera pertama terbuat dari papan dan paku
- Bahtera dilobongi dan tidak tenggelam atas izin Allah
- Allah-lah yang menyelamatkan penumpang bahtera dari amukan laut.
Bahtera Pertama dalam Sejarah Manusia:Bahtera pertama dikenal dalam sejarah manusia adalah bahtera Nuh yang terbuat dari papan dan paku. Dan dibuat atas perintah, pengawasan dan bimbingan langsung dari Allah SWT. Ukuran dan design bahtera tersebut di wahyukan oleh Allah kepada nabi Nuh as; sebagaimana pada keterang ayat-ayat tentang bahtera di atas.
Tidak ada sejarah yang dapat memastikan seberapa besar bahtera Nuh itu. Ayat-ayat al-Qur’an hanya menggambarkan sebagai laksan gunung yang terapung di atas gelombang besar, Allah berfirman:
Artinya: “Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksan gunung…” (QS: 11: 42).Dan kapasitas tampungnya pun hanya diceritakan membawa keluarga dan pengikut-pengikut Nuh, serta sepasang dari tiap-tiap jenis hewan, burung dan binatang-binatang lainnya. Jika jenis-jenis dinosaur dan binatang-binatang raksasa lainnya termasuk pula dalam penumpang bahtera Nuh tersebut, maka dapat dipastikan bahwa bahtera itu sangat besar. Allah berfirman:
Artinya: “maka apabila telah datang perintah Kami dan tannur telah memancarkan air, maka masukanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu divonis (akan ditimpa azab) di antara mereka” (QS: 23: 27)
Artinya: “Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal” (QS: 26: 119-120).Sejarah juga tidak mencatat secara pasti dimana Nuh pertama kali merakit bahteranya dan dibelahan bumi mana memulai mengoperasikan bahtera tersebut, serta berapa lama bumi tenggelam dalam banjir. al-Qur’an hanya menceritakan bahwa bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan terjadi dialog kecil antara Nuh dan putra kesayangannya bernama “Qan’aan” yang enggan ikut bersamanya melainkan berusaha lari mencari perlindungan di atas gunung dan akhirnya tenggelam juga bersama orang-orang kafir. Setelah perintah Allah diselesaikan dab bahtera itupun berlabuh di atas bukit “Judi”, yang terletak di Armenia bagian Selatan, berbatasan dengan Mesopotamia. (Lihat: QS: Huud: 42-44).
Sebagaimana diketahui bahwa Nuh a.s. adalah nabi dan rasul ketiga diutus oleh Allah kepada umat manusia, setelah Adam as. (Bapak seluruh manusia), dan Idris as. Dan Nuh juga di kenal sebagai Bapak kedua umat manusia, karena di jamannya terjadi banjir besar menimpa bumi yang memusnahkan segala apa yang ada dipermukaan bumi dari manusia, hewan, burung dan tumbuh-tumbuhan, kecuali yang selamat hanya Nuh dan beberapa pengikutnya serta penumpang-penumpang bahtera yang ikut bersamanya.
Allah mengutus Nuh kepada kaumnya dan melakukan da’wah marathon untuk mengajak mereka kepada jalan Allah selama 950 tahun. Akan tetapi da’wah sepanjang itu dan telah mempergunakan segala metode da’wah yang berkembang saat itu, namun tetap tidak membawa hasil yang menggembirakan. Kaumnya malah berbalik mengejeknya dan tetap ingkar kepada Allah. Maka Allah menimpakan banjir besar, sebagaimana firman Allah:
Artinya:“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim; Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia” (QS: 29: 14-15).
Bahtera Nuh dan TITANIC:Dari data yang dapat diperoleh tentang bahtera Nuh diatas, disimpulkan bahwa bahtera tersebut tergolong sangat besar dan kokoh. Bayangkan jauh sebelum kapal TITANIC dikenal manusia modern sebagai “gunung besi yang terapung”, lebih dari 14 abad lalu Allah telah menggelar bahtera Nuh sebagai (gunung menantang gelombang raksasa).
Bahtera Nuh juga digambarkan al-Qur’an mampu mengangkut pengikut-pengikut Nuh dan sepasang dari tiap-tiap jenis binatang yang ada pada zaman itu termasuk jenis-jenis dinosaur raksasa, menunjukkan betapa besarnya bahtera itu.
Sehubungan dengan bahtera Nuh ini, Kita diingatkan oleh peristiwa tragis dengan musibah tenggelamnya kapal pesiar raksasa “TITANIC” atau kapal perkasa yang tidak sanggup dikalahkan, sebagaimana diistilahkannya.
Tercatat dalam sejarah bahari, pada tanggal: 14 April 1912, kapal pesiar kebanggaan industri perkapalan dunia itu bertolak dari pelabuhan international Southampton – Inggris dalam pelayaran eksklusif perdananya membawa kaum-kaum bangsawan dan tokoh-tokoh elit dunia serta bourjois lainnya, setidaknya demikian menurut pengakuan mereka.
Kesombongan pembuat kapal tersebut mencapai puncak hingga dengan bangga menamakan kapalnya “TITANIC” atau sang perkasa yang tidak dapat digoyahkan. Dan bahkan salah seorang dari awak kapal berseloroh dihadapan sejumlah penumpang, yang terjemahannya kurang-lebih seperti ini: "Tuhan sekalipun tidak sanggup menenggelamkan kapal ini…"
Setelah memasuki hari ketiga dari perjalanannya menuju utara di perairan Atlantik kapal TITANIC menabrak sebuah gunung es yang terapung mengakibatkan robek bagian tubuh kapal sepanjang 90 m. Dan 2 jam seperempat menit kemudian, TITANIC yang katanya tidak dapat dikalahkan, dan si gunung besi-baja yang terapung itu tenggelam ditelan samudera bersama 1504 penumpangnya.
Kapal yang berkapasitas angkut 46.000 Ton dengan panjang 246 m itu sebelumnya telah mendapat peringatan adanya gunung es sedang menghadang dalam jarak dekat. Tetapi karena kesombongan awaknya serta dengan keyakinan bahwa kapalnya sudah di design anti terbakar dan tidak akan tenggelam, maka peringatan tersebuat diabaikannya… Bahkan beberapa saat setelah tabrakan terjadi, sebagian penumpang dengan senang berlarian memunguti batu es dan menaruhnya ke dalam gelas minumnya sambil berpesta-pora.
Adapun gunung es yang telah melumpuhkan kapal yang tidak terkalahkan itu dan telah mengubur kesombongan manusia, panjangnya 250m dengan lebar 25m, mampu mementalkan benda yang berbobot 200.000 Ton dan bahkan menenggelamkannya… Allah Maha Perkasa atas segala makhluk-NYA…
Baru pada tahun 1987, tim ekspedisi gabungan Perancis – Amerika Serikat menemukan bongkahan kapal di bawah perairan Atlantik bagian Utara pada kedalaman 4200 meter dan jarak 500 Km dari sisi pantai Norwegia dalam kondisi telah pecah menjadi dua bagian.
Sebagai catatan, adalah James Cameroon, sutradara film terkenal Hollywood, telah berhasil merekam peristiwa mengerikan itu dengan cemerlang dalam bentuk sebuah film diberinya judul “TITANIC”. Dan berhasil menyabet hadiah OSCAR sebagai sutradara terbaik tahun 1998, dan disamping itu, film tersebut berhasil juga memenangkan 10 nominasi OSCAR lainnya…
Hubungan antara bahtera Nuh dan kapal TITANIC adalah keduanya membawa pesan peringatan atas kesombongan manusia. Bahtera Nuh disimbolkan sebagai manifestasi kesombongan umat manusia dan pengingkarannya terhadap perintah Allah.
Dan betapapun besar banjir dan topan yang menimpa bumi pada waktu itu, tetapi bahtera Nuh mampu bertahan dan berlabuh dengan selamat beserta dengan semua penumpangnya atas izin Allah SWT, dan orang-orang yang sombong dan ingkar (yang tidak mau masuk dalam bahtera itu) tenggelam terbawa banjir, sebagai mana dalam firman Allah:
Artinya: “Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia” (QS: 29: 15).Berbeda dengan kapal TITANIC sang perkasa yang tidak dapat dikalahkan itu, seperti ungkapan salah seorang awaknya bahwa (Tuhan sekalipun tidak sanggup menenggelamkan kapal ini…), tetapi TITANIC yang terbuat dari besi dan baja yang sudah dirancang anti terbakar dan tenggelam itu lumpuh dan tenggelam hanya karena menabrak gunung es saja.
Maha benar Allah dalam firman-NYA:
- “Dia-lah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, dan (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera , dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdo’a kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata): Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur; Maka Tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar” (QS: 10: 22-23).
- “Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut Keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan; dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu; Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan; Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika” (QS: 36: 41-44).
Artikel yang berhubungan:
- Fenomena Waktu dalam Al-Qur'an
- Bukit Thuur Sinai dan Segitiga Bermuda
- Galaksi Bima Sakti versi Al-Qur'an
- Bintang-Bintang di Ruang Angkasa Menurut Al-Qur'an
- Langit dan Sifat-Sufatnya dalan Al-Qur'an
- Kekayaan Alam dalam Al-Qur'an
- Khasiat Medical Buah Tin dan Zaitun Dalam al-Qur'an
- Black Hole dalam Al-Qur'an
- Struktur Langit Dalam al-Qur'an
- Cosmic Web Dalam al-Qur'an
- Rotasi Bintang-Bintang Dalam al-Qur'an
- Cahaya Senja dan Kiamat 2012
- Rasi Bintang Dalam al-Qur'an
Karya Terbaru Penulis:
1 komentar:
Wah, muantap pak Hatta karya-karyanya, bolehnya baca2 sebagai rujukan studi. Banyak inspirasi yang muncul setelah baca artikel-artikel pak hatta.... Mampir juga ya pak ke blog saya http://putrasenjamu.blogspot.com/
Posting Komentar