Serial Bulan Ramadhan: Tafsir Ayat-Ayat Petuntuk Al-Qur’an (03/ 14)
Festival Bulan Suci Ramadhan 1433 H. (H: 10)
Jadi sangat tidak pantas mengatakan nabi besar kita Muhammad SAW yang terkenal jenius itu, tidak bisa membaca (buta huruf), sebagaimana dipahami oleh sebagian orang. Tetapi nabi SAW dan bangsa Arab pada umumnya tidak pernah mengenal atau membaca kitab suci samawi manapun sebelumnya, berbeda dengan bangsa bani Israil yang sepanjang masa diutus kepada mereka rasul dan membawa kitab suci yang selalu mereka baca. Kalaupun dikatan dalam al-qur'an nabi "ummi" diutus dari kalangan bangsa "ummi", itu artinya nabi Muhammad dan bangsa Arab tidak pernah mengenal kitab suci samawi sebelumnya, karena ilmu yang paling tinggi dan bacaan yang paling bermutu adalah yang bersumber dari kitab suci.
Maka al-Qur'an-lah kitab suci samawi pertama yang dikenal dan dibaca oleh nabi Muhammad SAW, yang kemudian ditaqdirkan menjadi kitab suci yang bersifat universal. Diturunkan kepada semua bangsa-bangsa dunia, bukan saja untuk bangsa Arab, tetapi Arab dan Ajam sekaligus, dan bahkan kepada bangsa jin juga.
Maka ini semua yang akan menjadi kajian kita selanjutnya, pada Serial Bulan Suci Ramadhan: Tafsir Ayat-Ayat Petunjuk Al-Qur'an. Yaitu menafsirkan ayat-ayat yang menyebutkan sifat-sifat al-Qur'an di dalam al-Qur'an. Dengan demikian kita akan mengenal lebih dekat al-Qur'an, sebagai imam kita dari nama dan sifat-sifat al-Qur'an langsung, sebagai berikut:
Ayat ini adalah pembukaan dari surah al-Baqarah, Allah SWT memulai kalam-Nya dengan cara sangat ajaib, dengan meletakkan tiga huruf terpisah-pisah, yaitu: "Alif - laam - miim". Adalah tidak lumrah bagi penulisan apapun membuka tulisan dengan huruf-huruf seperti itu. Oleh karenanya banyak mengundang perhatian para pakar al-Qur'an dunia - duhulu sampai sekarang - untuk mengkajinya, dan telah melahirkan berbagai aliran yang berbeda-beda, semuanya menunjukkan kepada satu kesimpulan tentang suatu pembukaan yang maha agung, merupakan kemukjizatan al-Qur'an.
Al-Qur'an-lah kitab yang sebenar-benarnya kitab, tidak ada kitab yang disebutkan selainnya; tidak ada pengetahuan dan petunjuk kokoh kecuali bersumber daripadanya, adapun kitab-kitab selainnya semuanya adalah relatif, meragukan, dan tidak ada yang dapat memberikan kebenaran mutlak. Dengan demikian, diketahui bahwa al-Qur'an ini disifatkan juga di dalam berbagai ayat-ayat al-Qur'an sebagai "al-Kitab". Hanya ialah satu-satunya yang ditunjuk oleh ayat di atas, dan berhak mendapat perhatian dan keistimewaan tersebut.
Kemudian setelah berita penting dari kitab yang amat penting itu, disusul pula kalimat penegasan selanjutnya; Allah berfirman:
Oleh karena itu, petunjuk terbagi kepada dua macam: Petunjuk sebagai keterangan (bersifat relatif), dan petunjuk sebagai pengokohan (kuat). Petunjuk yang kokoh mencakup keduanya itu, sedangkan selainnya tidak mendapatkan kekuatan penentu. Dengan demikian petunjuk yang hanya bersifat keterangan saja, itu sangat relatif adanya dan bukan petunjuk berlaku final.
Al-Qur'an sebagai kitab multi-petunjuk, maka segala bentuk kehidupan di dunia dan akhirat dari berbagai dimensinya, sudah di aturnya dan diberikan panduan dan petunjuk-petunjukanya. Untuk mengetahui setiap petuntuk al-Qur'an maka harus mengenal nama dan sifat-sifat al-Qur'an itu sendiri, tentang apa yang ditunjuk dan kepada siapa ia memberikan petunjuk. Dan pada ayat kajian ini al-Qur'an memberikan petunjuknya kepada orang-orang yang bertaqwa: "petunjuk bagi mereka yang bertaqwa".
Dengan demikian, maka kesimpulan kajian ini tentang nama dan sifat al-Qur'an sebagai "al-Kitab", pada pada awal surah al-Baqarah di atas, adalah khusus "Petunjuk Kepada Hukum-Hukum Syariat", karena tujuan daripada syariat Islam, yang - nota bene - berorientasi pada perintah-perintah dan larangan-larangan, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, adalah untuk mencapai manusia yang berpredikat "taqwa", seperti tergambar pada ayat-ayat yang mengandung pokok-pokok syariat dari surah al-Baqarah berikut, Allah berfirman:
Festival Bulan Suci Ramadhan 1433 H. (H: 10)
“ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ
هُدًى لِلْمُتَّقِينَ”
(Al-Qur’an Ini Tidak Ada Keraguan Padanya
Sebagai Petunjuk Bagi Mereka Yang Bertaqwa)
Oleh: Med HATTA
Mukaddimah:
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات، وبعد!
Kalimat "قرآن" (Qur'an) berasal dari kata "قرأ" (membaca/ menguraikan). Kemudian menjadi kalimat populer dalam istilah bahasa Arab pada masa kenabian Muhammad SAW, sebagai kata kerja membaca atau menguraikan bacaan. Oleh karena itu ayat pertama yang diturunkan kepada nabi SAW adalah perintah membaca: "Iqra" (bacalah!), nabi menjawab kepada Jibril AS - yang ditugaskan membawa ayat tersebut -: "Tidak ada yang bisa saya baca (uraikan). (Lihat: Hadits panjang Bukhari dan Muslim)Asli Al-Qur'an:
Jadi sangat tidak pantas mengatakan nabi besar kita Muhammad SAW yang terkenal jenius itu, tidak bisa membaca (buta huruf), sebagaimana dipahami oleh sebagian orang. Tetapi nabi SAW dan bangsa Arab pada umumnya tidak pernah mengenal atau membaca kitab suci samawi manapun sebelumnya, berbeda dengan bangsa bani Israil yang sepanjang masa diutus kepada mereka rasul dan membawa kitab suci yang selalu mereka baca. Kalaupun dikatan dalam al-qur'an nabi "ummi" diutus dari kalangan bangsa "ummi", itu artinya nabi Muhammad dan bangsa Arab tidak pernah mengenal kitab suci samawi sebelumnya, karena ilmu yang paling tinggi dan bacaan yang paling bermutu adalah yang bersumber dari kitab suci.
Maka al-Qur'an-lah kitab suci samawi pertama yang dikenal dan dibaca oleh nabi Muhammad SAW, yang kemudian ditaqdirkan menjadi kitab suci yang bersifat universal. Diturunkan kepada semua bangsa-bangsa dunia, bukan saja untuk bangsa Arab, tetapi Arab dan Ajam sekaligus, dan bahkan kepada bangsa jin juga.
Nama-Nama Al-Qur'an:Al-Qur'an al-Karim mempunyai banyak nama, semuanya telah disebutkan di dalam al-Qur'an sebagai sifat dan misi-misi suci al-Qur'an itu sendiri, seperti: Al-Qur'an sebagai petunjuk; legitimatum kitab-kitab samawi sebelumnya dan pembawa berita gembira; penjelasan kepada manusia; pelopor kejalan terang benderang; Peringatan; karya sastra terbaik; lebih baik dari tumpukan harta benda; penawar dan sumber penyembuhan; rahmat kepada semesta alam; cahaya; dan al-Furqan.
Maka ini semua yang akan menjadi kajian kita selanjutnya, pada Serial Bulan Suci Ramadhan: Tafsir Ayat-Ayat Petunjuk Al-Qur'an. Yaitu menafsirkan ayat-ayat yang menyebutkan sifat-sifat al-Qur'an di dalam al-Qur'an. Dengan demikian kita akan mengenal lebih dekat al-Qur'an, sebagai imam kita dari nama dan sifat-sifat al-Qur'an langsung, sebagai berikut:
Al-Qur'an Petunjuk Bagi Orang-Orang Yang Bertaqwa:
Allah berfirman:
الم (١) ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (٢)
Artinya: “Alif laam miin; Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (QS: 02: 1-2).
Petunjuk Dalil-Dalil Syariat:
Allah berfirman:
ذَلِكَ الْكِتَابُ
Artinya: “al-Kitab ini”;Kalimat petunjuk "ini" pada ayat, mengidentifikasikan kepada suatu isyarat yang amat agung, jelas dan sangat mulia; yang memalingkan perhatian semua yang mendengar untuk mengetahui objek besar yang disebutkannya. Dan yang ditunjuk itu adalah "al-Kitab", maka sasaran petuntuk kepada "al-kitab ini", adalah sebuah kitab yang sangat terkenal dan populer pada semua kalangan, tidak ada satupun yang tidak mengetahuinya kecuali hanya orang bodoh dan sesat saja, yaitu al-Qur'an.
Al-Qur'an-lah kitab yang sebenar-benarnya kitab, tidak ada kitab yang disebutkan selainnya; tidak ada pengetahuan dan petunjuk kokoh kecuali bersumber daripadanya, adapun kitab-kitab selainnya semuanya adalah relatif, meragukan, dan tidak ada yang dapat memberikan kebenaran mutlak. Dengan demikian, diketahui bahwa al-Qur'an ini disifatkan juga di dalam berbagai ayat-ayat al-Qur'an sebagai "al-Kitab". Hanya ialah satu-satunya yang ditunjuk oleh ayat di atas, dan berhak mendapat perhatian dan keistimewaan tersebut.
Kemudian setelah berita penting dari kitab yang amat penting itu, disusul pula kalimat penegasan selanjutnya; Allah berfirman:
لا رَيْبَ فِيهِ
Artinya: “tidak ada keraguan padanya”;Yaitu di dalam al-Qur'an tidak terdapat sesuatu yang meragukan dari arah mana pun, menapikan keraguan daripadanya maka yang ada adalah sebaliknya, yaitu keyakinan mutlak. Oleh karena itu al-Qur'an ini semuanya mencakup ilmu yang meyakinkan, yaitu meniadakan relatifitas dan keragu-raguan. Karena al-Qur'an ini semuanya kebenaran, dan petunjuk tidak akan datang kecuali dari sisi yang benar, maka al-Qur'an-lah satu-satunya sumber petunjuk itu.
Firman Allah:
هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (٢)
Artinya: “petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”;Petunjuk adalah sesuatu yang dihasilkan dari arah yang sesat atau sejenisnya, dan petunjuk itu selalu menuju ke arah yang lebih lurus dan bermanfaat.
Oleh karena itu, petunjuk terbagi kepada dua macam: Petunjuk sebagai keterangan (bersifat relatif), dan petunjuk sebagai pengokohan (kuat). Petunjuk yang kokoh mencakup keduanya itu, sedangkan selainnya tidak mendapatkan kekuatan penentu. Dengan demikian petunjuk yang hanya bersifat keterangan saja, itu sangat relatif adanya dan bukan petunjuk berlaku final.
Al-Qur'an sebagai kitab multi-petunjuk, maka segala bentuk kehidupan di dunia dan akhirat dari berbagai dimensinya, sudah di aturnya dan diberikan panduan dan petunjuk-petunjukanya. Untuk mengetahui setiap petuntuk al-Qur'an maka harus mengenal nama dan sifat-sifat al-Qur'an itu sendiri, tentang apa yang ditunjuk dan kepada siapa ia memberikan petunjuk. Dan pada ayat kajian ini al-Qur'an memberikan petunjuknya kepada orang-orang yang bertaqwa: "petunjuk bagi mereka yang bertaqwa".
Dengan demikian, maka kesimpulan kajian ini tentang nama dan sifat al-Qur'an sebagai "al-Kitab", pada pada awal surah al-Baqarah di atas, adalah khusus "Petunjuk Kepada Hukum-Hukum Syariat", karena tujuan daripada syariat Islam, yang - nota bene - berorientasi pada perintah-perintah dan larangan-larangan, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, adalah untuk mencapai manusia yang berpredikat "taqwa", seperti tergambar pada ayat-ayat yang mengandung pokok-pokok syariat dari surah al-Baqarah berikut, Allah berfirman:
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (١٧٧)
Artinya: “bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (QS: 02: 177).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالأنْثَى بِالأنْثَى فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ (١٧٨) وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الألْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (١٧٩)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih; dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa” (QS: 02: 178-179).
كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالأقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ (١٨٠)
Artinya: “diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa” (QS: 02: 180).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (١٨٣)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS: 02: 183).
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَالآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلا تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (١٨٧)
Artinya: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa” (QS: 02: 187).
الشَّهْرُ الْحَرَامُ بِالشَّهْرِ الْحَرَامِ وَالْحُرُمَاتُ قِصَاصٌ فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ (١٩٤)
Artinya: “bulan haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum qishaash. Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa” (QS: 02: 194).Semua ayat-ayat di atas menceritakan tentang pokok-pokok syariat di dalam Islam. Dan semuanya berakhir dengan janji dan harapan taqwa. Yang perlu dicatat pula semuanya berada di surah al-Baqarah, yang tunjuk oleh ayat kajian dari awal surah al-Baqarah tersebut. Wallahua'lam!
Bersambung ke: Tafsir Ayat-Ayat Petunjuk Al-Qur'an -----
Kajian yang Lalu:
- Bulan Ramadhan Bulan Al-Qur’an
- I’tikaf Dalam Mesjid Di Bulan Ramadhan
- Kasus-Kasus Pelanggaran Dalam Menjalankan Ibadah Puasa
- Imsak Benang Putih dan Benang Hitam Waktu Fajar
- Ibadah Puasa Syariat Rahmatan Lil-'Alamin
- Takbir Idul Fitri Sarana Mempersatukan Umat
- Ru'yatul Hilal & Mencukupkan Bilangan Asli Puasa ramadhan
- Sejarah Hisab Dalam Tradisi Ibadah Puasa Umat Islam
- Bulan Ramadhan Di Tetapkan Dengan Menyaksikan Hilal Secara Langsung
- Puasa Ramadhan Membatalkan Hukum Puasa Sebelumnya
- Awal Ramadhan 1433 H Akan Masuk Pada Malam Sabtu (21/07/'12)
- Menyambut Pestival Amal shaleh
- Menghidupkan Bulan Sya'ban
Artikel yang berhubungan:
- Isra' - Mi'raj Ke Elle SalewoE Bersama H. Jamalu
- Isra'-Mi'raj Melumpuhkan Sistem Digital
- Kelahiran Nabi SAW Menciptakan Peradaban Baru Umat Manusia
- Maulid Nabi SAW dan Sejarah Perjuangan
- Al-Qur'an Kampanye Anti-Miras
- Silsilah Para Nabi, Rasul dan Bangsa-Bangsa Dunia
- Bumi Allah Amat-lah Luas Berhijrah-lah
- 1 Jam Dimurka Gurutta Ambo Dalle
- Seorang Muhajir Fakir
Karya Terbaru Penulis:
Beli Buku! |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar